18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study). Wilayah penelitian ini terdiri atas enam lokasi yaitu Bandung Barat (Jawa Barat), Jakarta Utara (DKI Jakarta), Malang dan Surabaya (Jawa Timur), serta Malino dan Makasar (Sulawesi Selatan). Pengumpulan data penelitian THIRST dilakukan pada bulan Oktober-November tahun 2008 dan bulan Oktober-Novermber tahun 2009. Tahun pertama dilakukan di Jakarta Utara dan Bandung Barat, dan tahun kedua di empat lokasi lainnya (Hardinsyah dkk 2010). Pengolahan, analisis, dan interpretasi data dilakukan pada bulan April-Juli 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah dan Cara Penarikan Subjek Responden subjek pada penelitian ini adalah kelompok remaja (laki-laki dan perempuan) berusia 15-18 tahun dan dewasa (laki-laki dan perempuan) berusia 25-55 tahun yang bermukim di lokasi penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah 1) remaja (umur 15-18 tahun) dan dewasa (25-55 tahun), 2) bermukim atau menghabiskan sebagian besar waktunya di lokasi penelitian, 3) secara fisik sehat, dan 4) bersedia diambil urin dan mengikuti kegiatan penelitian sampai selesai. Kriteria ekslusi yang digunakan adalah tidak mengalami keluhan kesehatan, tidak mempunyai riwayat ginjal, hati dan diabetes. Kriteria ekslusi ditentukan berdasarkan pemeriksaan dokter. Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus perhitungan jumlah sampel minimal penelitian cross sectional study dengan mempertimbangkan proporsi dehidrasi diasumsikan sebesar 30%, seperti berikut: n z 2 a x p (1 p)/d 2 n = jumlah sampel minimum z 2 a = 1.96 p = 0.3 atau 30% (Manz & Wentz 2005) d = perkiraan akurasi prediksi (0.1) Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, jumlah responden minimum untuk tiap jenis kelamin di masing-masing lokasi penelitian adalah 41. Jumlah
19 tersebut dibulatkan menjadi 50 untuk meningkatkan ketepatan penelitian, sehingga jumlah sampel menjadi 50 orang untuk tiap kelompok umur dan jenis kelamin. Setelah mempertimbangkan dua kelompok jenis kelamin, dua kelompok umur dan dua lokasi penelitian, maka jumlah total sampel yang menjadi subjek penelitian adalah 50 x 2 (jenis kelamin) x 2 (kelompok umur) x 6 (lokasi penelitian) yaitu 1200 subjek. Melalui pertimbangan bahwa kelompok usia remaja (15-18 tahun) merupakan pelajar SMU, maka cara yang paling mudah dan tepat (secara teknis dan ekonomi) adalah dengan memilih SMU dan institusi/lembaga pendidikan dengan jumlah siswa yang banyak di masing-masing lokasi penelitian. Penelitian ini juga mencakup responden dari golongan usia dewasa. Pemilihan responden dewasa dilakukan dengan cara memilih guru dan karyawan sekolah yang berusia 25-55 tahun yang berada di semua lokasi penelitian. Subyek akhir yang diperoleh dan diolah dalam penelitian ini berjumlah 606 orang untuk remaja dan 594 orang untuk dewasa. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dari penelitian ini sebagian merupakan data penelitian THIRST (Hardinsyah dkk 2010) yang diperoleh dalam bentuk electronic file. Tabel 3 berikut merupakan daftar jenis dan cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 3 Aspek, cakupan data, dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data Aspek Cakupan Metode Sosial-ekonomidemografi Karakteristik individu dan keluarga Kuisioner diisi sendiri (umur, jenis kelamin, ukuran, diawali penjelasan pengeluaran minum dan pengeluaran keluarga) Aktivitas fisik Jenis, durasi dan frekuensi aktivitas Kuesioner diisi sendiri fisik dan olahraga selama enam hari diawali penjelasan Status gizi Berat badan dan tinggi badan Pengukuran langsung menggunakan timbangan analog dan microtoise untuk tinggi badan Asupan makanan dan minuman Jenis, jumlah, dan frekuensi minuman dan makanan Wawancara selama 7 hari (semi FFQ) Kebiasaan minum Kesukaan minuman dan jenis Kuisioner diisi sendiri air dan minuman minuman berkalori yang sering diawali penjelasan diminum. Pada tabel disebutkan bahwa data terdiri atas variabel karakteristik individu dan keluarga, aktivitas fisik, status gizi, konsumsi makanan dan minuman serta kebiasaan minum. Penelitian sekunder ini menggunakan beberapa data yang memungkinkan dalam analisis mengenai konsumsi
20 minuman berkalori. Data dan peubah pada penelitian THIRST yang digunakan terdapat pada Lampiran 1. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 16 for Windows. Proses pengolahan meliputi coding, entry, dan analisis. Besar Keluarga. Data besar keluarga diperoleh dengan menanyakan kepada subjek jumlah anggota keluarganya. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar ( 7 orang) (Hurlock 2004). Pengeluaran Rumah Tangga. Data pengeluaran rumah tangga merupakan data keluarga yang terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan. Jenis variabel pengeluaran adalah kelompok dengan interval < Rp 1 000 000, Rp 1 000 000 - Rp 1 999 999, Rp 2 000 000 Rp 3 999 999, dan Rp 4 000 000. Pengeluaran Minum. Data pengeluaran minum merupakan data individu subjek mengenai pengeluaran yang dilakukan khususnya untuk minuman yang dikonsumsi. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua, yaitu < Rp 100 000 dan Rp 100 000. Status Gizi. Status gizi remaja dihitung berdasarkan standar penilaian status gizi berdasarkan IMT menurut umur. Berikut merupakan rumus perhitungan IMT dan standar penilaian status gizi remaja dan dewasa (WHO 2007) IMT = ( ) ( ) ( ) Tabel 4 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT menurut umur Umur Laki-laki Perempuan (Tahun) Kurus Normal Gemuk Kurus Normal Gemuk 14 < 16.0 16.0 21.9 > 21.9 < 16.0 16.0 22.9 > 22.9 15 < 16.5 16.5 22.8 > 22.8 < 16.5 16.5 23.7 > 23.7 16 < 17.1 17.1 23.7 > 23.7 < 16.8 16.8 24.2 > 24.2 17 < 17.5 17.5 24.4 > 24.4 < 17.0 17.0 24.7 > 24.7 18 < 17.9 17.9 25.0 > 25.0 < 17.1 17.1 24.9 > 24.9 Nilai indeks massa tubuh (IMT) yang normal untuk dewasa berkisar antara 18.5-24.9. Responden dikatakan kurus (Kekurangan Energi Kronis/KEK) bila nilai IMT nya < 18.5 dan mengalami kegemukan bila 25 (WHO 2007). Aktivitas fisik diketahui melalui kombinasi metode tiga hari recall dan metode tiga hari record yang dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu pada hari
21 sekolah dan hari libur. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan subyek dan lama waktu melakukan aktivitas dalam sehari. WHO/FAO (2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Berdasarkan WHO/FAO (2003), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai PAR (Physical Activity Rate) untuk berbagai jenis aktivitas dan tingkat aktivitas fisik menurut WHO/FAO (2004) tercantum dalam Lampiran 2. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut : PAL = (PAR i W i ) 24 jam Keterangan: PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik) PAR i W i : Physical activity rate (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam) : Alokasi waktu tiap aktivitas Perhitungan di atas dijelaskan dengan contoh kasus sebagai berikut : Seorang perempuan yang memiliki 8 jam waktu tidur (8 x 1.0 = 8), 4 jam waktu melakukan pekerjaan rumah tangga (4 x 1.7 = 6.8), 4 jam waktu menonton televisi (4 x 1.4 = 5.6), dan 8 jam waktu bekerja (8 x 1.5 = 12). Total PAL selama 24 jam diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian waktu (jam) dan PAR sehingga diperoleh nilai PAL selama 24 jam adalah 32.4 kkal. Rata-rata nilai PAL selama 24 jam adalah 1.40 kkal/jam. Hal ini berarti perempuan tersebut memiliki tingkat aktivitas fisik ringan. Tabel 5 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Nilai PAL Ringan 1.40-1.69 Sedang 1.70-1.99 Berat 2.00-2.40 Kebiasaan Minum. Kebiasaan minum subjek meliputi kesukaan minuman serta alasannya dan jenis minuman yang sering diminum. Kesukaan minum subjek dibedakan menjadi dua, yaitu menyukai air putih dan menyukai minuman lainnya. Alasan menyukai minuman lainnya terdiri dari rasa, keamanan, harga, kemudahan, gengsi, dan lainnya. Sedangkan untuk pemilihan tiga jenis minuman yang sering diminum subjek dibedakan menjadi 17 kategori yaitu teh kemasan, kopi kemasan, teh tanpa kemasan, kopi tanpa kemasan, minuman berkarbonasi, minuman elektrolit, jus/sari buah kemasan, jus/sari tanpa
22 kemasan, minuman serbuk aneka rasa, aneka es buah/campur/kelapa, minuman jelly, susu tanpa kemasan, susu kemasan, susu kedelai, yogurt/probiotik, sirup, dan minuman lainnya. Kebutuhan Energi. Kebutuhan energi dihitung berdasarkan Angka Kecukupan Energi dalam WNPG VIII tahun 2004 yang didasarkan pada Oxford Equation. Angka kecukupan energi merupakan jumlah rata-rata energi yang dibutuhkan dalam suatu populasi. Kebutuhan energi individu pada penelitian ini diperoleh dengan menghitung kebutuhan energi sesuai berat badan aktual berdasarkan energi basal metabolisme (EBM) yang dikoreksi dengan PAL dan Thermal Energy Food (10% dari EBM). EMB yang digunakan adalah berdasarkan oxford equation dalam WNPG (2004): EMB laki-laki berumur 19-29 tahun = 16.8 BB + 498 Kal EMB laki-laki berumur 30-49 tahun = 16.0 BB + 462 Kal EMB laki-laki berumur 50-64 tahun = 16.0 BB + 462 Kal EMB perempuan berumur 19-29 tahun = 13.4 BB + 517 Kal EMB perempuan berumur 30-49 tahun = 9.59 BB + 687 Kal EMB perempuan berumur 50-64 tahun = 9.59 BB + 687 Kal Pada angka kebutuhan energi (AKE) remaja dihitung dari umur, aktivitas fisik (PAL), berat badan (BB), dan tinggi badan (TB) serta Thermal Energy Food (10% dari EBM) menggunakaan rumus dari WNPG (2004), yaitu: [(88.5-61.9U) + 26.7 BB (PAL) + 903 TB + 25] x 10% EBM Kal Konsumsi Energi. Data meliputi jenis dan jumlah makanan dan minuman. Asupan energi total dan energi dari minuman berkalori dihitung berdasarkan kandungan energi dalam DKBM, kandungan gizi makanan dan minuman komersial berlabel menggunakan kandungan tercantum pada label (Lampiran 4). Rumus yang digunakan untuk mengetahui kandungan energi makanan yang diasupan adalah (Hardinsyah & Briawan 1994): KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan : KGij : Jumlah energi dari bahan makanan/pangan j yang dikonsumsi Bj : Berat makanan j yang dikonsumsi (gram) Gij : Kandungan energi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj : Persen bahan makanan j yang dapat dimakan Tingkat Konsumsi Energi. Konsumsi energi dibandingkan dengan kebutuhan sehingga dapat dilakukan penilaian tingkat konsumsi energi terhadap
23 kebutuhan. Jenis variabel tingkat konsumsi adalah kategori. Rumus yang digunakan adalah: Tingkat konsumsi energi = 100% Penilaian tingkat konsumsi energi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu rendah (<85%), cukup (85-115%), dan tinggi ( 115%). Sedangkan untuk penilaian konsumsi minuman berkalori menggunakan batas penambahan gula 10% pada total konsumsi (WHO 2003). Angka kecukupan energi rata-rata untuk remaja dan dewasa adalah 2000 Kal sehingga konsumsi gula pada penambahan minuman dan makanan masing-masing disarankan tidak lebih dari 100 Kal. Konsumsi gula dari minuman dibagi menjadi tiga, yaitu rendah (<100 Kal), sedang (100-200 Kal), dan tinggi (>200 Kal). Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif (persentase dan rata-rata) dilakukan terhadap data karakteristik sosial ekonomi, aktivitas fisik, status gizi, serta konsumsi makanan dan minuman. Uji statistik menggunakan uji beda (Uji t) dan uji Pearson. Uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan dari setiap variabel pada penelitian ini yaitu karakteristik sosial ekonomi, aktivitas fisik, konsumsi minuman pada remaja dan dewasa. Hubungan antar variabel yang dianalisis dengan uji korelasi Pearson yaitu analisis hubungan antara konsumsi minuman berkalori dengan total konsumsi energi pada remaja dan dewasa.
24 Definisi Operasional Remaja adalah siswa-siswi (15-18 tahun) dari SMU yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian. Dewasa adalah staf pengajar dan pegawai SMU (25-55 tahun) yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian. Karakteristik individu adalah informasi seputar subjek yang diwawancarai yang meliputi umur dan jenis kelamin. Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah informasi tentang keluarga subjek yang meliputi jumlah anggota keluarga, pengeluaran minum perminggu, dan pengeluaran rumah tangga perbulan. Pengeluaran rumah tangga adalah pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan dalam rumah tangga (Rp/bulan). Pengeluaran minum adalah alokasi uang yang dikeluarkan untuk konsumsi minuman selama satu minggu (Rp/minggu). Aktivitas fisik adalah kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan dari waktu ke waktu setiap hari yang dinyatakan jam/hari dan PAL. Aktivitas fisik pada penelitian ini adalah aktivitas fisik ringan, sedang, atau berat yang diukur secara recall dan record selama enam hari. Kesukaan minum adalah perilaku individu yang berhubungan dengan kesukaan minum dan jenis minuman yang sering diminum subjek. Konsumsi pangan adalah jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh subjek yang diukur dengan metode semi quantitative FFQ (Food Frequency Quisioner) selama tujuh hari serta dinyatakan dalam gram dan mililiter. Konsumsi energi adalah keseluruhan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh subjek dan dihitung berdasarkan kandungan energi yang terdapat pada DKBM (Daftar Kandungan Bahan Makanan) dan atau tercantum pada label makanan dan minuman komersial. Minuman Berkalori (calory beverage) adalah minuman yang memiliki kandungan energi baik berasal dari gula intrinsik atau gula tambahan, misalnya jus/sari buah tanpa kemasan, jus/sari buah kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, minuman serbuk, minuman jelly, susu tanpa kemasan, susu kemasan, yogurt/probiotik, susu kedelai, teh tanpa kemasan, kopi tanpa kemasan, teh kemasan, kopi kemasan, minuman berkarbonasi, dan minuman elektrolit.
25 Konsumsi energi minuman berkalori adalah keseluruhan asupan minuman yang dikonsumsi subjek yang memiliki kandungan energi. Minuman Manis Bergula (Sugary Sweetened Beverages) adalah jenis minuman yang ditambahkan pemanis seperti gula. Jus/sari buah tanpa kemasan adalah minuman yang berasal dari buah segar, baik yang pembuatannya menggunakan blender ataupun alat peras misalnya pada pembuatan es jeruk. Soft drink adalah minuman berkarbonasi seperti Coca Cola, Fanta, Sprite, Pepsi, dan sebagainya. Minuman elektrolit adalah minuman mengandung mineral yang terlarut dalam air, seperti Pocari Sweat, Mizone, Vita Zone, dan lain-lain. Kontribusi energi minuman berkalori adalah persentase energi dari minuman berkalori terhadap total konsumsi energi. Total konsumsi energi adalah keseluruhan asupan energi subjek baik dari energi makanan maupun minuman.