DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika pada materi gelombang bunyi di SMK masih menyisakan

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PBL DI MAN

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST. Fita Fatimah 1)

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMA ARTIKEL OLEH CLAUDIA ALFENSIANITA NIM F

MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA

2014 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI GERAK BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST

Miskonsepsi Siswa pada Materi Evolusi Kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya

PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Gerak Melingkar Pendahuluan

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014


PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

BAB III METODE PENELITIAN. sekarang (Arikunto, 2010:245). Hal yang digambarkan pada penelitian ini

DESKRIPSI MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA IKIP PGRI PADA MATERI VEKTOR

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA GESEK DENGAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX TERMODIFIKASI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

IDENTIFIKASI MISKONSESPI SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG KELAS VIII DI MTsN RUKOH

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL GENERATIF DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN DI SMA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN:TS TENTANG IMPULS DAN MOMENTUM DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN THREE TIER DIAGNOSTIC TEST MISKONSEPSI SUHU DAN KALOR

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG USAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN REFUTATION TEXT DI SMA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA MENGGUNAKAN THREE-TIER DIAGNOSTIC TEST PADA POKOK BAHASAN KINEMATIKA GERAK

REMEDIASI KESALAHAN BELAJAR SISWA TENTANG VEKTOR DENGAN PEMBERIAN BOOKLET DISERTAI UMPAN BALIKKELAS X ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

BAHAN AJAR ANDI RESKI_15B08049_KELAS C PPS UNM

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK. Adhitya Rahardhian

REMEDIASI MISKONSEPSI PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN MENGGUNAKAN PICTURE AND PICTURE BERBANTUAN (GNT) DI SMA ARTIKEL OLEH

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GMB MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN GUIDED NOTE TAKING DI SMA

Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura

(SAVI) PADA MATERI SISTEM SARAF

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP

QUANTUM TEACHING DENGAN KERANGKA TANDUR UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 1 KUBU RAYA

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI

SECONDARY ANALYSIS PELAKSANAAN REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNTAN

PENGARUH REMEDIASI TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA KELAS X

Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TGT BERBANTUAN KARTU SOAL PADA MATERI GETARAN DI SMP

Transkripsi:

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST Desfhie Yolenta, Leo Sutrisno, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: desfhie_yolenta@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggali miskonsepsi siswa kelas X SMA tentang gerak melingkar beraturan. Penelitian deskriptif sederhana, dengan 10 soal Three-tier Test berbentuk pilihan ganda diberikan kepada 186 siswa yang dipilih secara acak. Ditemukan ada sekitar 39% siswa yang mengalami miskonsepsi konsep-konsep gerak melingkar beraturan ini. Kata Kunci: Miskonsepsi, Gerak Melingkar Beraturan Abstrak: This research was purposed to find the misconceptions among first grade students in senior high schools about uniform circular motion. This simple descriptive research used Three-tier Test, consisted of 10 multiple choice questions, has given to 186 students that was chosen randomly. There are about 39% of the students have misconceptions about uniform circular motion concepts. Keywords: Misconception, Uniform Circular Motion P embelajaran fisika di SMA Sekecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau dewasa ini belum mencapai kategori yang baik. Nilai rata-rata Ujian Nasional Tahun 2013 sebesar 6,26 (cukup) (Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sanggau Tahun 2013). Banyak siswa yang kesulitan mempelajari fisika. Diskusi dengan guru fisika di SMA Don Bosco Sanggau (7 April 2014) terungkap bahwa pada umumnya siswa mengalami kesulitan mempelajari konsep-konsep gerak melingkar beraturan. Banyak siswa yang bingung membedakan antara kecepatan linear dan laju linear benda. Siswa kesulitan mengonversikan satuan untuk besaran gerak melingkar, misalnya mengubah putaran ke dalam radian. Pembelajaran yang tidak memperhatikan miskonsepsi menyebabkan siswa kesulitan belajar dan akhirnya akan bermuara pada prestasi belajar mereka yang rendah (Wilantara, 2003: 3). Menurut Suparno (2005: 120), jika miskonsepsi itu fatal, maka perkembangan pengatahuan siswa selanjutnya dapat terganggu. Oleh karena itu, miskonsepsi yang dialami siswa harus segera diatasi. Hal pertama yang harus dilakukan guru untuk mengatasi miskonsepsi siswa adalah menemukan letak dan penyebab miskonsepsi dengan melakukan kegiatan diagnostik. Tes tertulis yang pernah digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan berupa tes essay dan tes pilihan ganda (Burhanuddin, 2010). Treagust (dalam Suparno, 2005: 124) memberikan contoh menemukan miskonsepsi pada gerak planet menggunakan tes pilihan ganda dengan alasan yang sudah ditentukan (dikenal dengan Two-tier Test). Akan tetapi, Griffard dan 1

Wandersee (dalam Pesman, 2005: 3) mengungkapkan beberapa kelemahan Twotier Test, salah satunya adalah tidak dapat membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dengan siswa yang mengalami lack of knowledge. Menurut Pesman dan Eryilmaz, membedakan miskonsepsi dengan lack of knowledge sangat penting karena remediasi miskonsepsi lebih sulit daripada remediasi lack of knowledge (Kusumah, 2013: 3). Cara membedakan siswa yang lack of knowledge dengan siswa yang miskonsepsi adalah dengan meminta siswa mencantumkan tingkat keyakinan dari jawaban yang dipilih. Certainty of Response Index (CRI) yang dikembangkan oleh Hasan, Bagayako, dan Kelley (1999) dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keyakinan siswa pada jawaban yang dipilihnya. Dalam penelitian ini digunakan tes berbentuk Three-tier Test. Three-tier Test merupakan tes diagnostik yang memiliki tiga tingkat pertanyaan. Tingkat pertama merupakan soal pilihan ganda biasa, tingkat kedua menanyakan alasan jawaban pada tingkat pertama, dan tingkat ketiga menanyakan keyakinan siswa atas jawaban yang telah diberikan pada dua tingkat sebelumnya (Pesman, 2005: 20). Salah satu materi fisika yang dipelajari di SMA adalah gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar adalah gerak suatu benda pada lintasan yang berbentuk lingkaran (Supiyanto, 2004: 54). Contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari yaitu gerak roda, kipas angin, komedi putar, dan sebagainya. Penelitian untuk menggali miskonsepsi siswa kelas X SMA Sekecamatan Kapuas tentang gerak melingkar beraturan belum pernah dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru fisika, khususnya guru fisika di SMA Sekecamatan Kapuas dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat agar miskonsepsi siswa tentang gerak melingkar beraturan dapat diatasi. METODE Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Sekecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau Tahun Ajaran 2013-2014. Di Kecamatan Kapuas ada lima SMA, yaitu SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Swasta Don Bosco, dan SMA Swasta PGRI. Siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 186 orang dari lima SMA yang diambil secara intact group dengan teknik cabut undi untuk menentukan kelas yang menjadi perwakilan dari setiap sekolah. Alat pengumpul data berupa sepuluh item soal berbentuk Three-tier Test. Validasi instrumen dilakukan oleh dua dosen Prodi Pendidikan Fisika FKIP Untan dan satu guru fisika SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Validitas isi instrumen secara keseluruhan sebesar 3,79 (tergolong memiliki validitas yang tinggi) dengan reliabilitas sebesar 0,42. Data dianalisis dengan teknik analisis kombinasi jawaban seperti yang terangkum dalam Tabel 1 (diadopsi dari cara yang digunakan Kaltacky dan Nilufer dalam Khasanah, 2013: 60). 2

Kategori Jawaban Memahami konsep Lack of knowledge Error Tabel 1 Kategori Jawaban untuk Pengolahan Data Three-tier Test Tipe Jawaban Jawaban benar + alasan benar + yakin Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin Jawaban salah + alasan benar + yakin Jawaban benar + alasan salah + yakin (jawaban dan alasan tidak saling berhubungan) Jawaban salah + alasan salah + yakin (jawaban dan alasan tidak saling berhubungan) Kode Kategori Memahami Konsep (MK) Lack of Knowledge (LK) Error (E) Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah + yakin Miskonsepsi Jawaban salah + alasan salah + yakin (M) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ada enam konsep gerak melingkar beraturan yang diteliti yaitu konsep periode, frekuensi, kecepatan sudut, kecepatan linear, percepatan sentripetal, dan hubungan roda-roda. Miskonsepsi pada konsep periode digali menggunakan soal nomor 1, konsep frekuensi pada soal nomor 2, konsep kecepatan sudut pada soal nomor 3, konsep kecepatan linear pada soal nomor 4, 5, dan 6, konsep percepatan sentripetal pada soal nomor 7, konsep hubungan roda-roda pada soal nomor 8, 9, dan 10. Hasil analisis miskonsepsi siswa tentang gerak melingkar beraturan yang didasarkan pada instrumen Three-tier Test yang disusun pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Distribusi Jumlah Siswa (%) menurut Kategori Jawaban No. Konsep Kategori Jawaban Total MK LK E M 1. Periode 32.80% 14.52% 15.05% 37.63% 100% 2. Frekuensi 43.55% 24.73% 12.90% 18.82% 100% 3. Kecepatan sudut 19.89% 34.95% 3.76% 41.40% 100% 4. Kecepatan linear 12.19% 37.27% 6.45% 44.09% 100% 5. Percepatan sentripetal 2.15% 32.80% 11.83% 53.22% 100% 6. Hubungan roda-roda 23.66% 27.42% 8.78% 40.14% 100% Rata-rata Persentase 22.37% 28.62% 9,80% 39.22% 100% 3

Periode Sebanyak 37,63% siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep periode. Ada 32,26% siswa menganggap bahwa periode berbanding lurus dengan jumlah putaran yang ditempuh benda, 3,22% siswa menganggap periode merupakan waktu yang diperlukan selama gerak melingkar beraturan berlangsung, dan 2,15% siswa menganggap waktu tempuh dua benda yang sama menyebabkan perbedaan periode antara dua benda yang bergerak melingkar beraturan dengan waktu yang sama namun jumlah putaran yang ditempuh berbeda. Frekuensi Sebanyak 18,82% siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep frekuensi. Ada 10,22% siswa menganggap benda yang bergerak melingkar beraturan memiliki frekuensi yang berbanding lurus dengan waktu tempuhnya, 4,30% siswa menganggap frekuensi merupakan banyaknya putaran yang dilakukan selama gerak melingkar beraturan berlangsung, 4,30% siswa menganggap jumlah putaran dua benda yang sama menyebabkan perbedaan frekuensi antara dua benda yang bergerak melingkar beraturan dengan jumlah putaran yang sama namun waktu tempuhnya berbeda. Kecepatan Sudut Sebanyak 41,40% siswa mengalami miskonsepsi tentang konsep kecepatan sudut. Ada 10,22% siswa menganggap arah kecepatan sudut benda yang bergerak melingkar beraturan tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran, ada 9,67% siswa menganggap arah kecepatan sudut yang tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran menyebabkan kecepatan sudut menuju ke pusat lingkaran, sebesar 9,14% siswa menganggap arah kecepatan sudut menuju ke pusat lingkaran, ada 5,91% siswa menganggap arah kecepatan sudut yang menuju ke pusat lingkaran menyebabkan kecepatan sudut searah dengan arah putaran benda, sebanyak 3,23% siswa menganggap arah kecepatan sudut yang menuju ke pusat lingkaran menyebabkan kecepatan sudut menyinggung jari-jari lintasan gerak melingkar benda, dan ada 3,23% siswa menganggap arah kecepatan sudut yang tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran menyebabkan kecepatan sudut searah dengan arah putaran benda. Kecepatan Linear Ada tiga bagian pada konsep kecepatan linear yang diteliti. Sebesar 54,84% siswa mengalami miskonsepsi tentang kecepatan linear benda sebagai besaran vektor yang memiliki nilai dan arah. Ada 41,94% siswa yang mengalami miskonsepsi saat menentukan arah kecepatan linear partikel pada benda yang bergerak menggelinding di bidang datar. Sebanyak 35,48% siswa mengalami miskonsepsi saat menentukan arah bola yang diikat dengan tali dan ujung tali yang lain diputar jika tiba-tiba tali yang mengikatnya putus. Rata-rata persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kecepatan linear sebesar 44,09%. 4

Percepatan Sentripetal Sebanyak 53,22% siswa mengalami miskonsepsi tentang percepatan sentripetal. Ada 46,77% siswa menganggap laju benda yang konstan menyebabkan tidak ada percepatan yang dialami benda yang bergerak melingkar beraturan, Sebesar 5,37% siswa menganggap arah percepatan sentripetal searah dengan arah kecepatan linear benda yang bergerak melingkar beraturan, dan 1,08% siswa menganggap laju benda yang konstan menyebabkan benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami percepatan yang mengarah ke pusat lingkaran. Hubungan Roda-roda Ada tiga bagian pada konsep hubungan roda-roda yang diteliti. Sebanyak 49,46% siswa yang keliru menentukan hubungan antara jari-jari dua roda yang dihubungkan sepusat terhadap laju linear masing-masing roda, Siswa yang mengalami kekeliruan dalam menentukan hubungan antara jari-jari dua roda yang dihubungkan menggunakan tali terhadap kecepatan sudut masing-masing roda sebanyak 33,87%. Ada 37,10% siswa yang mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan antara jari-jari dua roda yang dihubungkan bersinggungan terhadap laju linear masing-masing roda. Rata-rata persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep hubungan roda-roda sebesar 40,14%. Pembahasan Penelitian terdahulu tentang miskonsepsi siswa pada konsep gerak melingkar bearturan dilakukan oleh Nuraisah (2009). Penelitian yang dilakukan Nuraisah menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa tentang periode sebesar 80%, tentang kecepatan linear sebesar 75,24%, tentang percepaan sentripetal sebesar 87,14%, dan tentang hubungan roda-roda sebesar 95%. Sedangkan hasil penelitian ini (2014) menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa tentang periode sebesar 37,63%, tentang kecepatan linear sebesar 44,09%, tentang percepaan sentripetal sebesar 53,22%, dan tentang hubungan roda-roda sebesar 40,14%. Dalam penelitian ini, persentase siswa yang mengalami miskonsepsi lebih kecil jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraisah. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh bentuk tes yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk menggali miskonsepsi yang dialami siswa, Nuraisah menggunakan tes diagnostik berbentuk pilihan ganda dengan alasan terbuka. Ada dua kategori jawaban siswa, yaitu memahami konsep dan miskonsepsi. Kombinasi jawaban yang tergolong miskonsepsi yaitu: (1) siswa memilih jawaban benar tetapi alasannya salah; (2) siswa memilih jawaban salah tetapi alasannya benar; (3) siswa memilih jawaban salah dan alasannya salah (Nuraisah, 2009: 22). Dalam penelitian ini, miskonsepsi yang dialami siswa digali menggunakan tes diagnostik berbentuk Three-tier Test. Analisis jawaban siswa menggunakan tiga tingkat soal, yaitu tingkat jawaban, tingkat alasan, dan tingkat keyakinan (Pesman, 2005: 20). Terdapat empat kategori jawaban siswa yaitu memahami konsep, miskonsepsi, lack of knowledge, dan error (Khasanah, 2013: 60). 5

Hasil tes diagnostik yang digunakan dalam penelitian Nuraisah (2009) menganalisis kombinasi jawaban pada dua tingkat soal. Three-tier Test dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis kombinasi jawaban pada tiga tingkat soal. Perbedaan cara analisis jawaban siswa menyebabkan persentase miskonsepsi siswa pada penelitian ini lebih kecil daripada penelitian Nuraisah. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menggali miskonsepsi siswa kelas X SMA Sekecamatan Kapuas tentang gerak melingkar beraturan berdasarkan hasil analisis menggunakan tes diagnostik berbentuk Three-tier Test. Rata-rata persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 39,22%. Rincian miskonsepsi siswa tentang konsep gerak melingkar beraturan yang diteliti dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisis data adalah sebagai berikut: 1) sebanyak 37,63% siswa mengalami miskonsepsi tentang periode; 2) sebanyak 18,82% siswa mengalami miskonsepsi tentang frekuensi; 3) sebanyak 41,40% siswa mengalami miskonsepsi tentang kecepatan sudut; 4) sebanyak 44,09% siswa mengalami miskonsepsi tentang kecepatan linear; 5) sebanyak 53,22% siswa mengalami miskonsepsi tentang percepatan sentripetal; dan 6) sebanyak 40,14% siswa mengalami miskonsepsi tentang hubungan roda-roda. Saran Sebaiknya kegiatan diagnosis miskonsepsi siswa dilengkapi dengan wawancara kepada siswa agar dapat dapat ditetapkan penyebabnya. DAFTAR RUJUKAN Burhanuddin. 2010. Miskonsepsi dalam Pelajaran Fisika: Sebuah Rangkuman Meta-Etnografi Skripsi-skripsi Penelitian Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP UNTAN Tahun 2007-2009. Pontianak: FKIP Untan (Skripsi). Hasan, S., D. Bagayoko, dan Kelley, E. L. 1999. Misconseptions and the Certainty of Response Index (CRI). (Online). Journal of Education, 34 (5): 294-299. (http://iopscience.iop.org/0031-9120/34/5/304, diakses 13 Maret 2014). Khasanah, Uswatun. 2013. Profil Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman Konsep Pemantulan Cahaya pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII. (Online). Universitas Pendidikan Indonesia: Skripsi. (http://aresearch.upi.edu/operator/upload /sfis0809658chapter.pdf, diakses 3 Mei 2014). Kusumah, Fuji Hernawati. 2013. Diagnosis Miskonsepsi Siswa pada Materi Kalor Menggunakan Three-tier Test. (Online). Universitas Pendidikan Indonesia: Skripsi. (http://repository.upi.edu/515/, diakses 2 April 2014). 6

Nuraisah. 2009. Deskripsi Miskonsepsi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Pontianak tentang Gerak Melingkar Beraturan. Pontianak: FKIP Untan (Skripsi). Pesman, Harki. 2005. Development of A Three-tier Test to Assess Ninth Grade Students Misconceptions About Simple Electric Circuits. (Online). Secondary Science and Mathematics Education, Middle East Technical University: Thesis. (http://etd.lib. metu.edu.tr/upload/12606625/index.pdf, diakses 2 April 2014). Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo. Supiyanto. 2004. Fisika SMA untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Wilantara, I Putu Eka. 2003. Implementasi Model Belajar Konstruktivis dalam Pembelajaran Fisika untuk Mengubah Miskonsepsi Siswa Ditinjau dari Penalaran Formal Siswa. (Online). (http: //www. damandiri.or.id /detail. php?id=254, diakses 21 maret 2014 ). 7