DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP"

Transkripsi

1 DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP Atika Sari, Leo Sutrisno, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN Pontianak Abstrak: The simple descriptive research method was conducted to investigate utilizing physical quantities and units symbols improprelly that are frequently (more than 10%) done by second grade students of middle school. Using intact group method, 167 students from two classes in three different middle schools were chosen to be the participants in this study. The participant schools were MTs Al-Mustaqim, SMPN 22 Pontianak and SMPN 2 Sungai Raya. Data was collected by using 50 multiple choice questions which consisted of 35 physical quantities questions and 15 units of measurement questions. It was found that 29,03% students were mistaken in writing symbols forphysical quantities and 16,16% students for units of measurement. It was also found that students were rarely (less than 10%) mistaken in writing physical quantities symbols for time, length, area, density, period and wave length; and units of measurements symbols for kilogram, metre per second squared, kilogram per metre cubed, hertz, metre per second and metre cubic. Keywords: Symbols, Physical quantities and units Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang sering ditulis keliru (>10% siswa) pada materi fisika kelas VIII SMP/Sederajat. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif sederhana. Penelitian dilaksanakan di tiga sekolah yaitu MTs Al-Mustaqim (kelas B, kelas C), SMPN 22 Pontianak (kelas C, kelas D), dan SMPN 2 Sungai Raya (kelas B, kelas C) dengan sampel 167 siswa. Pengumpulan data berdasarkan soal tes pilihan ganda yang terdiri dari 50 soal (35 soal tentang besaran, 15 soal tentang satuan). Persentase rata-rata kekeliruan siswa menuliskan simbol besaran fisika sebesar 29,03%, sedangkan persentase rata-rata kekeliruan siswa menuliskan simbol satuan fisika sebesar 16,16%. Terdapat 6 simbol besaran fisika (waktu, ketinggian, luas, massa jenis zat, periode, panjang gelombang) dan 6 simbol satuan fisika (kilogram, meter per sekon persegi, kilogram per meter kubik, hertz, meter per sekon, meter kubik) yang tidak termasuk kategori simbol yang sering ditulis keliru (<10% siswa). Kata Kunci: Simbol, Besaran dan Satuan Fisika 1

2 B esaran dan satuan fisika dapat dikatakan sebagai materi dasar yang harus dipelajari dalam fisika termasuk simbol-simbolnya. Namun, ternyata banyak siswa yang masih keliru dalam menggunakan simbol-simbol fisika. Penelitian Dian Puspitasari (2013) menemukan siswa yang mengalami miskonsepsi dalam menuliskan lambang besaran dengan persentase sebesar 68,35% dan menuliskan lambang satuan dengan persentase sebesar 16,28% dari sampel sebanyak 38 siswa pada materi IPA massa jenis, pemuaian, kalor, dan gerak. Pada penelitian Khusnawati (2007: 51) ditemukan siswa yang miskonsepsi dalam menuliskan lambang volum sebesar 41,67% dan lambang massa sebesar 20,83% dengan jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak 24 siswa. Selain itu, pada penelitian Dewi Kurniawaty (2009) dengan sampel sebanyak 185 siswa, juga terdapat kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol jarak sebesar 22,86% dan 80% siswa yang mengalami kekeliruan dalam menuliskan simbol kecepatan. Kekeliruan penulisan juga terjadi pada simbol satuan jarak dan perpindahan (77,14%) serta satuan kelajuan dan kecepatan (37,14%). Dalam penelitian Khusnawati (2007: 51) ditemukan miskonsepsi dalam menuliskan lambang volum (V) dengan huruf kecil (v) dan menuliskan lambang massa (m) dengan huruf besar (M). Pada penelitian Jaka Afriana (2008) juga ditemukan kekeliruan penulisan simbol arus (I) yang ditulis dengan huruf kecil (i) dan simbol hambatan dalam baterai (r) yang ditulis dengan huruf besar (R). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Dian Puspitasari (2013) yaitu bentuk-bentuk miskonsepsi siswa dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika di kelas VIII SMP. Buku rujukan dalam menetapkan penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang benar adalah buku dengan pengarang Marthen Kaginan dengan judul Fisika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII (2007). Buku ini dijadikan rujukan dalam menetapkan simbol besaran dan satuan yang benar karena buku ini merupakan buku dengan tingkat miskonsepsi terendah berdasarkan penelitian yang dilakukan Jaka Afriana (2008). Selain itu buku ini merupakan buku yang banyak dijadikan pegangan guru dalam mengajar dan tentunya merujuk pada simbol besaran dan satuan fisika yang sudah dibakukan menurut satuan Standar Internasional (SI). Alasan membuat deskripsi karena masih banyak ditemukan kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika yang hampir di semua materi fisika, sedangkan besaran dan satuan fisika merupakan hal yang paling substansi dalam fisika. Semua materi fisika selalu mengandung besaran dan satuan fisika, besaran dan satuan saling terkait, serta besaran dan satuan selalu ditulis dengan simbol untuk mempermudah pengaplikasiannya dalam persamaan matematis. Sehingga sangat penting mengetahui bentuk-bentuk kesalahan dan kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika agar proses pembelajaran untuk materi lanjutan tidak terganggu. Jika tidak diketahui bentuk-bentuk kekeliruannya tersebut, dikhawatirkan simbol besaran dan satuan fisika tersebut akan terus mengalami kekeliruan dalam penulisannya. Penelitian ini membahas tentang penulisan simbol besaran dan satuan yang sering ditulis keliru oleh siswa. Kata sering dalam penelitian ini memiliki dua makna, yaitu a) soal diteskan berulang kali pada siswa/kelas yang sama, yang artinya soal diteskan berulang kali pada siswa/kelas yang sama sampai pada 2

3 akhirnya didapatkan simbol besaran dan satuan fisika yang ditulis keliru oleh siswa dari soal riset pertama sampai terakhir; b) soal diteskan satu kali pada siswa/kelas yang berbeda yang artinya soal diteskan pada siswa/kelas yang berbeda sampai pada akhirnya didapatkan jumlah siswa yang keliru dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika. Makna yang pertama lebih ditekankan pada banyaknya soal yang diteskan, sedangkan pada makna yang kedua lebih ditekankan pada banyaknya siswa yang keliru dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika pada soal yang diteskan. Dari kedua makna kata sering tersebut, khususnya dalam penelitian ini menggunakan makna yang kedua karena peneliti ingin menemukan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan terhadap simbol besaran dan satuan yang didapat dari siswa yang berbeda dalam jumlah yang banyak. Sehingga, dalam penelitian ini diperlukan banyak siswa dengan lebih dari satu sekolah dalam tes untuk menemukan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika dari masing-masing simbol besaran dan satuan yang akan diteskan. Sangat penting mempelajari sebuah simbol karena simbol merupakan langkah awal dalam mempermudah kita mengingat lambang dari suatu besaran fisika dan penjelasan konsep fisika karena disajikan dalam bahasa komunikasi yang sederhana. Jika kekeliruan terhadap penulisan simbol tidak segera diperbaiki, bisa saja terjadi kesalahpahaman karena simbol dari beberapa besaran tertentu memiliki simbol besaran yang sama untuk materi yang berbeda. Penulisan simbol besaran dan satuan fisika dinyatakan keliru jika persentase siswa yang keliru dalam menuliskan simbol lebih dari 10%. Lebih dari 10% siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika dianggap sering keliru karena simbol dalam fisika merupakan unsur yang penting untuk menyampaikan informasi dengan baik dan benar. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Al-Mustaqim Kubu Raya, SMP Negeri 22 Pontianak dan SMP Negeri 2 Sungai Raya yang telah mempelajari materi fisika kelas VIII tahun ajaran Masing-masing sekolah akan dipilih 2 kelas perwakilan dengan total sampel dalam adalah 167 siswa. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan metode intact group. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran yang didasarkan pada alat pegumpul data berupa soal pilihan ganda. Soal riset berjumlah 50 soal, terdiri dari 35 soal tentang besaran fisika dan 15 soal tentang satuan fisika. Instrument penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Fisika FKIP Untan dan tiga orang guru dari masing-masing sekolah yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah instrument penelitian dinyatakan valid, soal diujicobakan di kelas yang tidak termasuk dalam sampel yaitu di sekolah MTs.Al-Mustaqim Kubu Raya. Reliabilitas uji coba soal pilihan ganda yang diujicobakan di sekolah Mts Al-Mustaqim (kelas C), 35 soal tentang besaran fisika dengan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,52 (sedang). Masing-masing validator yang menguji validitas tes yang digunakan dalam uji coba soal memberikan saran berupa perbaikan pada pilihan jawaban yang lebih tepat dengan menggunakan singkatan huruf besar atau huruf kecil serta lebih konsisten dalam 3

4 menentukan pilihan jawaban (keliru, benar dan salah) agar lebih konsisten untuk setiap butir soal. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu: 1) menetapkan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika, 2) menghitung persentase jumlah siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika. Menetapkan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika Jenis tes yang digunakan yaitu, tes objektif berupa pilihan ganda yang terdiri dari 50 soal, 35 soal tentang besaran dan 15 soal tentang satuan. Dalam penelitian ini, tes objektif untuk masing-masing pilihan jawaban memiliki kriteria tersendiri untuk setiap butir soal. Hal ini untuk mempermudah menemukan simbol besaran dan satuan yang sering ditulis keliru. Kriteria konsepsi siswa untuk masingmasing pilihan jawaban adalah benar, keliru, dan salah. Karena penelitian ini difokuskan pada penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang keliru, maka yang dilihat adalah konsepsi siswa yang keliru. Untuk konsepsi siswa benar dan salah hanya digunakan sebagai pengecoh siswa sehingga diharapkan jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa hasil jawabannya benar-benar keliru. Menghitung persentase jumlah siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika Hasil analisis data direkapitulasi dan dihitung persentase kekeliruan penulisannya, sehingga kekeliruan yang dibuat siswa untuk masing-masing jenis kekeliruannya dapat terbaca dengan mudah dan terperinci dengan jelas. Terdapat dua kriteria yang diteliti dalam penelitian ini yaitu siswa keliru dalam menuliskan simbol besaran dari besaran fisika tertentu dan siswa keliru dalam menuliskan simbol satuan dari satuan fisika tertentu dengan benar. Kriteria yang pertama dan kedua merupakan kriteria yang digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian ini. Dikatakan keliru jika siswa keliru dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika lebih dari 10%. Persentase yang ditetapkan sebesar 10% siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika dianggap sering keliru karena simbol dalam fisika merupakan unsur yang penting untuk menyampaikan informasi dengan baik dan benar. Semua simbol besaran dan satuan fisika yang tidak ditulis sama dengan simbol yang terdapat di dalam buku yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, dikatakan keliru atau salah dalam penulisannya, baik keliru dalam menuliskan simbol menggunakan huruf besar atau kecil maupun keliru dalam menggunakan bahasa singkatan yang tepat. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah yaitu MTs. Al-Mustaqim Kubu Raya, SMP Negeri 22 Pontianak dan SMP Negeri 2 Sungai Raya. Masing-masing sekolah dipilih dua kelas sebagai kelas perwakilan dengan jumlah siswa setiap kelas berbeda. Pemilihan kelas dilakukan oleh guru bidang studi yang bersangkutan agar bisa disesuaikan dengan jadwal mengajar sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung dan guru lainnya. 4

5 Pada sekolah MTs. Al-Mustaqim Kubu Raya, kelas yang dipakai dalam penelitian adalah kelas B dan kelas C yang terdiri dari 49 siswa. Di SMP Negeri 22 Pontianak digunakan kelas C dan kelas D yang terdiri dari 64 siswa. Di SMP Negeri 2 Sungai Raya yaitu kelas B dan kelas C yang terdiri dari 54 siswa. Total jumlah siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 167 siswa. Hasil analisis kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol besaran fisika didasarkan pada soal nomor 1-35 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi Kekeliruan Penulisan Simbol Besaran Fisika pada Soal Pilihan Ganda No Besaran Simbol Besaran yang Keliru Jumlah % Kekeliruan 1. Gaya F 42 25,15% 2. Gaya berat 78 46,7 % 3. Gaya gesek statis 47 28,14% 4. Gaya gesek kinetis 52 31,14% 5. Percepatan gravitasi 42 25,15% 6. Gaya normal 68 40,72% 7. Resultan gaya 44 26,35% 8. Energi kinetik % 9. Energi potensial 17 10,18% 10. Waktu 11 6,58 % 11. Percepatan 91 54,5 % 12. Kelajuan 43 25,75% 13. Ketinggian 9 5,38 % 14. Usaha 47 28,14% 15. Perpindahan 42 25,15% 16. Daya 29 17,36% 17. Tekanan 18 10,77% 18. Luas 3 1,79 % 19. Massa jenis zat 14 8,38 % 20. Volum 43 25,75% 21. Periode 6 3,59 % 22. Frekuensi 49 29,34% 23. Cepat rambat gelombang ,07% 24. Cepat rambat bunyi ,64% 25. Panjang gelombang 7 4,19 % 26. Sudut datang 94 56,28% 27. Sudut pantul ,67% 28. Indeks bias 32 19,16% 29. Kekuatan lensa 28 16,76% 30. Perbesaran cermin 71 42,51% 31. Jarak bayangan 83 49,7 % 32. Jarak benda 80 47,9 % 33. Tinggi bayangan 24 14,37% 34. Jari-jari kelengkungan 82 49,1 % 35. Jarak fokus X 43 25,75% Jumlah 1.016% Persentase rata-rata 29,0317% 5

6 Ada 29 simbol besaran fisika yang sering ditulis keliru (>10%) oleh siswa. (persentase rata-rata kekeliruan sebesar 29,03%). Simbol besaran fisika yang paling sering ditulis keliru (>50% siswa) adalah percepatan (54,5%), cepat rambat bunyi (76,64%), cepat rambat gelombang 64,07%), sudut datang (56,28%), dan besaran sudut pantul 61,67%). Simbol besaran yang jarang ditulis keliru (<10% siswa), yaitu simbol waktu (6,58%), ketinggian (5,38%), luas (1,79%), massa jenis zat (8,38%), periode ( ) (3,59%), dan panjang gelombang (4,19%). Simbol besaran fisika yang paling sering ditulis keliru ( 50% siswa) adalah percepatan (54,5%), cepat rambat bunyi (76,64%), cepat rambat gelombang 64,07%), sudut datang (56,28%), dan besaran sudut pantul 61,67%). Hasil analisis kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol satuan didasarkan pada soal nomor disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Rekapitulasi Kekeliruan Penulisan Simbol Satuan Fisika pada Soal Pilihan Ganda No Satuan Simbol Satuan yang Keliru Jumlah % Kekeliruan 1. Newton 24 14,37% 2. Kilogram 9 5,38 % 3. Joule 65 38,92% 4. Meter per sekon persegi 1 0,6 % 5. Pascal 37 22,15% 6. Watt 27 16,16% 7. Sekon 49 29,34% 8. Kilogram per meter kubik 0 0 % 9. Hertz 11 6,58 % 10. Angstrom 42 25,15% 11. Meter 26 15,56% 12. Meter persegi 21 12,57% 13. Meter per sekon 3 1,79 % 14. Meter kubik 7 4,19 % 15. Dioptri 56 33,53% Jumlah 226,29% Persentase rata-rata 16,16% 6

7 Ada sembilan simbol satuan fisika yang sering ditulis keliru (>10% siswa). (persentase kekeliruan rata-rata sebesar 16,16%) yaitu simbol kilogram (5,38%), meter per sekon persegi (0,6%), kilogram per meter kubik (0%), hertz (6,58%), meter per sekon (1,79%), dan meter kubik (4,19%). Simbol besaran yang sering ditulis keliru (>10%) siswa adalah simbol satuan newton (14,37%), joule (38,92%), pascal (22,15%), watt (16,16%), sekon (29,34%), angstrom (25,15%), meter (15,56%), meter persegi (12,57%), dan dioptri (33,53%). Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Dian Puspitasari (2013). Perbedaan jumlah simbol pada penelitian Dian Pusitasari dengan penelitian ini karena materi yang diajarkan di kelas VIII tingkatannya lebih sulit dibandingkan materi kelas VII sehingga materi yang dipelajari dikelas VIII lebih sedikit dibandingkan materi kelas VII. Simbol fisika pada penelitian Dian Puspitasari lebih banyak dibandingkan dengan simbol fisika yang terdapat pada penelitian ini. Ada beberapa simbol besaran dan satuan fisika pada penelitian sebelumnya di kelas VII juga dicantumkan dalam penelitian ini dengan alasan besaran dan satuan fisika tersebut masih dipelajari atau masih terdapat pada materi IPA fisika kelas VIII SMP. Terdapat 40 simbol besaran dan 15 simbol satuan fisika yang terdapat dalam penelitian Dian Puspitasri. Sedangkan dalam penelitian ini terdapat 35 simbol besaran dan 15 simbol satuan fisika. Perbedaan jumlah simbol pada penelitian Dian Puspitasari dengan penelitian ini karena materi yang diajarkan di kelas VIII tingkatannya lebih sulit dibandingkan materi kelas VII sehingga materi yang dipelajari dikelas VIII lebih sedikit dibandingkan materi kelas VII. Sehingga simbol fisika yang terdapat pada penelitian Dian Puspitasari lebih banyak dibandingkan dengan simbol fisika yang terdapat pada penelitian ini. Ada beberapa simbol besaran dan satuan fisika pada penelitian sebelumnya di kelas VII juga dicantumkan dalam penelitian ini dengan alasan besaran dan satuan fisika tersebut masih dipelajari atau masih terdapat pada materi IPA fisika kelas VIII SMP. Besaran fisika yang sama tersebut berjumlah 9 macam besaran (massa, massa jenis, volum, panjang, luas, daya, waktu, jarak, percepatan) dan satuan fisika yang sama berjumlah 9 macam satuan (kilogram, kilogram per meter kubik, meter kubik, meter, meter persegi, joule, watt, sekon, meter per sekon persegi). 7

8 Tabel 3 Tabel Hasil Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Lanjutan tentang Besaran Fisika Penelitian Dian Puspita Sari (2013) Penelitian Ini (2014) Besaran Jumlah % Miskonsepsi Jumlah %Kekeliruan Massa jenis 32 42,11% 14 8,38% Volum 14 18,42% 42 25,75% Luas 31 40,79% 3 1,79% Daya 31 81,58% 29 17,36% Waktu 34 44,74% 11 6,58% Percepatan 32 46,05% 91 54,5% Kelas VII VIII Penurunan kekeliruan terjadi pada besaran massa jenis (32 siswa menjadi 14 siswa), luas (31 siswa menjadi 3 siswa), daya (31 siswa menjadi 29 siswa), dan waktu (344 siswa menjadi 11 siswa). Sedangkan simbol besaran fisika yang mengalami peningkatan jumlah siswa yang miskonsepsi menjadi keliru adalah simbol besaran volum (14 siswa menjadi 42 siswa) dan percepatan (32 siswa menjadi 91). Tabel 4 menyajikan perubahan persentase kekeliruan pada simbol satuan. Tabel 4 Tabel Hasil Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Lanjutan tentang Satuan Fisika Penelitian Dian Puspitasari (2013) Penelitian Ini (2014) Satuan Jumlah Persentase Miskonsepsi Jumlah Persentase Kekeliruan Kilogram 0 0% 9 5,38% Kilogram per meter kubik 1 2,63% 0 0% Meter kubik 2 5,26% 7 4,19% Meter 0 0% 26 15,56% Meter persegi 20 52,63% 21 12,57% Joule 11 28,95% 65 38,92% Watt 10 26,32% 27 29,34% Sekon 0 0% 49 29,34% Meter per sekon persegi 14 36,84% 1 0,6% Kelas VII VIII 8

9 Penurunan persentase kekeliruan terjadi pada simbol satuan kilogram per meter kubik (1 siswa menjadi tidak ada siswa) dan meter per sekon persegi (14 siswa menjadi 1 siswa). Sedangkan simbol satuan fisika yang mengalami peningkatan jumlah siswa yang miskonsepsi menjadi keliru adalah simbol satuan kilogram (0 menjadi 9 siswa), meter kubik (2 siswa menjadi 7 siswa), meter (0 menjadi 26 siswa), meter persegi (20 siswa menjadi 21 siswa), joule (11 siswa menjadi 65 siswa), watt (10 siswa menjadi 27 siswa), dan sekon (0 menjadi 49 siswa). Simbol besaran dan satuan fisika di kelas VII yang juga dipelajari di kelas VIII, masih bisa terjadi kekeliruan dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika tersebut. Hal ini bisa saja disebabkan karena adanya kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang tidak diketahui dan belum diperbaiki, sehingga kesalahan dalam penulisan menjadi berkelanjutan. Terdapat perbedaan hasil persentase rata-rata jumlah miskonsepsi siswa dan jumlah kekeliruan baik dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika. Perbedaan tersebut terjadi karena pada penelitian ini hanya difokuskan pada simbol besaran dan satuan fisika yang sering ditulis keliru (jawaban yang berada di antara jawaban yang benar dan salah), sedangkan pada penelitian sebelumnya lebih kepada miskonsepsi siswa (jawaban salah dan keliru). Selain itu, perbedaan hasil juga dipengaruhi oleh perbedaan sekolah, jumlah sekolah dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam penelitian. Kemungkinan siswa keliru dalam menuliskan simbol besaran fisika dikarenakan cara siswa membuat singkatan simbol tersebut berdasarkan singkatan dalam bahasa Indonesia. Beberapa siswa juga menuturkan bahwa simbol merupakan singkatan dari nama besaran tersebut. Akan tetapi siswa keliru bahwa sebenarnya singkatan simbol didasarkan pada singkatan kata nama besaran fisika dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan penemu atau ilmuwan yang menemukan besaran fisika tersebut. Sedangkan untuk simbol satuan fisika, siswa cenderung keliru dalam menuliskan simbol satuan tersebut dengan huruf kapital atau huruf kecil. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari 35 simbol besaran dan 15 simbol satuan fisika yang dipelajari di kelas VIII, ternyata terdapat besaran 29% dan 16% satuan yang sering ditulis keliru. Simbol besaran yang ditulis keliru oleh siswa di atas 50% adalah besaran cepat rambat bunyi (76,64%); cepat rambat gelombang 64,07%); sudut pantul 61,67%); sudut datang (56,28%); dan percepatan (54,5%). Simbol satuan yang ditulis keliru oleh siswa di atas 10% adalah: satuan joule (38,92%); dioptri (33,53%); sekon (29,34%); angstrom (25,15%); pascal (22,15%); watt (16,16%); meter (15,56%); newton (14,37%); meter persegi (12,57%). Simbol-simbol besaran fisika yang jarang ditulis keliru (<10%) oleh siswa adalah besaran massa jenis zat (8,38%); waktu (6,58%); tinggi posisi benda (5,38%); panjang gelombang (4,19%); periode ( ) (3,59%); dan luas (1,79%). Simbol-simbol satuan fisika yang jarang ditulis keliru (<10%) oleh siswa adalah 9

10 satuan hertz (6,58%); kilogram (5,38%); meter kubik (4,19%); meter per sekon (1,79%); meter per sekon persegi (0,6%); dan kilogram per meter kubik (0%). Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang menggali penyebab dari kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan remediasi dalam penelitian lanjutan. DAFTAR RUJUKAN Afriana, Jaka Miskonsepsi Buku Ajar Fisika Sekolah Menengah Pertama Kelas XI tentang Rangkaian Listrik Arus Searah yang Banyak Dipakai Di Pontianak. Pontianak: FKIP UNTAN (Skripsi). Kanginan, Marthen IPA Fisika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII. Cimahi: Erlangga. Khusnawati Miskonsepsi Kelas VII SMP Negeri 3 Pontianak tentang Massa Jenis Suatu Zat. Pontianak: FKIP UNTAN (Skripsi). Kurniaty, Dewi Konsepsi Kelas VII SMP Negeri 10 Pontianak Tentang Gerak Lurus Beraturan (GLB) Sebelum dan Setelah Pembelajaran. Pontianak: FKIP UNTAN (Skripsi). Pupitasari, Dian Deskripsi Miskonsepsi tentang Rumus-Rumus Fisika Kelas VII SMP Khatulistiwa Jungkat. Skripsi. Pontianak: FKIP UNTAN. (Online) Artikel Penelitian ( www. scribd.com/doc / / PB, di akses 13 April 2014). 10

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA TENTANG RUMUS-RUMUS FISIKA KELAS VII SMP KHATULISTIWA JUNGKAT

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA TENTANG RUMUS-RUMUS FISIKA KELAS VII SMP KHATULISTIWA JUNGKAT DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA TENTANG RUMUS-RUMUS FISIKA KELAS VII SMP KHATULISTIWA JUNGKAT Dian Puspita Sari Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak Email: di4npuspi@yahoo.com Abstract: Simple

Lebih terperinci

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP A PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP Nopa Ratna Putri, Edy Tandililing, Syukran Mursyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: nopa_ratnaputri@yahoo.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap lingkungan alam dan sekitarnya 2. Mmengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP Materi Pokok 1. Besaran Satuan dan Pengukuran Sub Materi Indikator Pokok 1.1. Besaran Mengidentifikasi dan mengklasifikasi besaran-besaran

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP Materi Pokok 1. Besaran Satuan dan Pengukuran Sub Materi Indikator Pokok 1.1. Besaran dan mengklasifikasi besaranbesaran fisika Membedakan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENCELUPAN Halaman 1 dari 16

TEKNOLOGI PENCELUPAN Halaman 1 dari 16 MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan peserta didik terhadap lingkungan alam sekitar. 2. Memberikan pemahaman dan kemampuan untuk menunjang kompetensi produktif

Lebih terperinci

GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI

GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI CBT Ujian Nasional Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Ujian

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS Anita 1, Lia Anggraeni 2, Matsun 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Pontianak, Jalan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : TARI PURNAMA SARI NIM F15111012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PG IPA: ENERGI, USAHA, & DAYA 1. Energi yang dipunyai benda karena letaknya disebut... 2. Usaha yang dilakukan gaya 10 newton terhadap benda 20 kg supaya benda berpindah sejauh 5 meter adalah...

Lebih terperinci

genta group atau gunakan qr-code di bawah. Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Psikotes android yang dapat di download di play store dengan kata kunci

genta group atau gunakan qr-code di bawah. Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Psikotes android yang dapat di download di play store dengan kata kunci CBT Ujian Nasional Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Ujian Nasional android yang dapat di download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi Aplikasi: P CBT

Lebih terperinci

BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI. berarti keliru, kekhilafan, sesuatu yang salah, perbuatan salah.

BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI. berarti keliru, kekhilafan, sesuatu yang salah, perbuatan salah. BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI A. Kesalahan Siswa Menurut Poerwadarminta (2003 : 1012) salah berarti tidak sebagaimana mestinya, tidak betul, tidak benar, keliru, sedangkan

Lebih terperinci

Penulis : Ricky Aditiya Fandi. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Februari Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

Penulis : Ricky Aditiya Fandi. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Februari Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Penulis : Ricky Aditiya Fandi Copyright 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Februari 2014 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa Barat 16511

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 1.1 PENDAHULUAN Fisika : Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda dialam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda dialam. Fisika

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 MATERI 1. PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN 2. PENGENALAN VEKTOR 3. KINEMATIKA BENDA : KECEPATAN DAN PERCEPATAN BENDA 4. GERAK 1 DIMENSI, GERAK LINEAR DAN GERAK ROTASI 5. GERAK 2 DIMENSI, GERAK PELURU DAN

Lebih terperinci

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: USAHA DAN ENERGI 1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: Kata usaha dalam pengertian sehari-hari ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu angka atau ukuran dan tidak dapat pula dinyatakan

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP Erlina Rusvita, Stepanus Sahala Sitompul, Syukran Mursyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap lingkungan alam dan sekitarnya 2. Mmengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

Lebih terperinci

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R BESARAN DAN SATUAN 1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R 1. BESARAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT Rini Dwi Prastiani, Leo Sutrisno, Haratua Tiur Maria S. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi bangunan gedung KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buku ajar ini mewajibkan guru untuk berfikir kritis dan selektif dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. buku ajar ini mewajibkan guru untuk berfikir kritis dan selektif dalam memilih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buku ajar atau buku teks memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar siswa maupun pegangan guru. Setiap awal tahun ajaran baru,

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN. REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: FADRIANI NIM F03109027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 1. Perhatikan tabel berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 Besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur yang sesuai ditunjukkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP Ismarwan, Bambang, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Email : marwanis@rocketmail.com

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X 1 1.1 1.1.1. 1. Pengertian dan definisi besaran pokok dan 1.1.2. besaran turunan 1.1.3. 2. Jenis-jenis besaran pokok dan besaran turunan

Lebih terperinci

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA Amin Mustajab, Stepanus Sahala S, Hamdani P. FISIKA, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: Aminbond8@gmail.com

Lebih terperinci

SOAL PERSIAPAN IPA-FISIKA TAHUN PELAJARAN

SOAL PERSIAPAN IPA-FISIKA TAHUN PELAJARAN SOAL PERSIAPAN IPA-FISIKA TAHUN PELAJARAN 2009 2010 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran Sekolah KurikulumAcuan Waktu Kelas : IPA : Sekolah Menengah Pertama : KTSP : (120 menit) : IX PETUNJUK UMUM : 1. Tulis nama

Lebih terperinci

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: SBMPTN 2015 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: 2015-09 halaman 1 16. Posisi benda yang bergerak sebagai fungsi parabolik ditunjukkan pada gambar. Pada saat t 1 benda. (A) bergerak dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA ARTIKEL PENELITIAN Oleh: RUTH YESICA SIMANUNGKALIT NIM F03111014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP 1 REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP Upik, Tomo, Erwina Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: upikmuthia@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iv v vi viii x xi xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Masalah...

Lebih terperinci

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil

Lebih terperinci

PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN

PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN 1 PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN Hikmah Fadhilah, Stepanus Sahala, Syaiful B. Arsyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka :

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka : 1. Pada suatu hari ketika laju rambat bunyi sebesar 345 m/s, frekuensi dasar suatu pipa organa yang tertutup salah satu ujungnya adalah 220 Hz. Jika nada atas kedua pipa organa tertutup ini panjang gelombangnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton Analisis Pemahaman Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H.Kamaluddin noersevi@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno

Lebih terperinci

Struktur Materi Usaha, Energi, dan Daya

Struktur Materi Usaha, Energi, dan Daya Struktur Materi Usaha, Energi, dan Daya KOMPUTERISASI PEMBELAJARAN FISIKA NURUL MUSFIRAH 15B80057 Usaha, Energi, dan Daya (Kelas XI SMA) 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG Anita Puspita Handayani 1, Muhardjito 2, Sumarjono 3,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH MERY FRANSISKA NIM F32111035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI CERMIN DI SMP NEGERI 7 SUNGAI RAYA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI CERMIN DI SMP NEGERI 7 SUNGAI RAYA 1 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI CERMIN DI SMP NEGERI 7 SUNGAI RAYA Fenny Kartika, Edy Tandililing, Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH: APRILIANI SRI SELINA NIM F03111038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP Riskyworo Dian Anggraini, Stepanus Sahala S., Syaiful B. Arsyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL IPA Fisika Tahun Pelajaran 2008/2009 By Arif Kristanta

UJIAN NASIONAL IPA Fisika Tahun Pelajaran 2008/2009 By Arif Kristanta SIAP UJIAN NASIONAL IPA Fisika Tahun Pelajaran 2008/2009 By Arif Kristanta 1. Kemampuan yang diuji : Menentukan besaran fisika dan satuan yang sesuai Perhatikan tabel dibawah ini! No. Besaran Satuan 1.

Lebih terperinci

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Mata Pelajaran : IPA - Fisika 1. Perhatikan tabel berikut! No. Nama Besaran Satuan Alat Ukur 1. Panjang kilometer Mistar 2. Massa kilogram Neraca 3. Waktu jam

Lebih terperinci

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2013 HandOut Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika Prodi. PGSD Semester

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X 1 1.1 1.2 2 2.1 2.2 Materi / Sub Materi 1. Pengertian dan definisi besaran pokok dan besaran turunan 2. Jenis-jenis besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI Andika Rahmat, Edy Tandililing, Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 7. ENERGI DAN USAHALATIHAN SOAL BAB 7. 7,2 m. 12 m. 24 m. 36 m

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 7. ENERGI DAN USAHALATIHAN SOAL BAB 7. 7,2 m. 12 m. 24 m. 36 m 1. Beberapa gaya bekerja pada benda seperti gambar berikut : http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis9-7.1.png SMP kelas 9 - FISIKA BAB 7. ENERGI DAN USAHALATIHAN SOAL BAB 7 Usaha bersama

Lebih terperinci

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA Agusthia Yunandha Pranita, Stepanus Sahala, Haratua Tiur Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 ) No FISIKA 2015 TIPE C SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya yang setitik tangkap seperti pada gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. Besar resultan gayanya adalah. A. 60 N

Lebih terperinci

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c.

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. menangkap satu atau lebih proton bebas d. menangkap satu

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BOOKLET UNTUKMEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA MATERI PEMUAIAN ZAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TANGARAN KABUPATEN SAMBAS

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BOOKLET UNTUKMEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA MATERI PEMUAIAN ZAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TANGARAN KABUPATEN SAMBAS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BOOKLET UNTUKMEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA MATERI PEMUAIAN ZAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TANGARAN KABUPATEN SAMBAS Nurussaniah 1, Wahyudi 2, Novi Sri Hidayati 3 Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMAN 2 MATARAM PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN PILIHAN GANDA BERALASAN JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA Fitria, Tomo, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: arifiyantifitria@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri 1. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari lengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di muka cermin sejauh : A. 60 cm B. 30 cm C. 20 cm Kunci

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007 SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007 Tes Pilihan Ganda Petunjuk: Pilihlah salah satu opsi jawaban yang paling benar, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI. W = = F. s

USAHA DAN ENERGI. W = = F. s I. USAHA USAHA DAN ENERGI Usaha alias Kerja yang dilambangkan dengan huruf W (Work-bahasa inggris), digambarkan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Gaya (F) ketika Gaya bekerja pada benda hingga benda

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KETERAMPILAN MATEMATIKA DAN KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS SMA

ANALISIS HUBUNGAN KETERAMPILAN MATEMATIKA DAN KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS SMA 1 ANALISIS HUBUNGAN KETERAMPILAN MATEMATIKA DAN KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS SMA Devi Lestari, Haratua Tiur M S, Syukran Mursyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA Siti Fatimah, Haratua Tiur Maria S., Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NUR ARIFIADI NIM F03109007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas : VIII Mata Pelajaran : IPA Semester : 2 (DUA) Standar : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Lebih terperinci

PEMBERIAN KOREKSIAN JAWABAN DISERTAI PENJELASAN UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA PEMANTULAN CAHAYA DI SMP

PEMBERIAN KOREKSIAN JAWABAN DISERTAI PENJELASAN UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA PEMANTULAN CAHAYA DI SMP PEMBERIAN KOREKSIAN JAWABAN DISERTAI PENJELASAN UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA PEMANTULAN CAHAYA DI SMP M.Hamidi, Tomo Djudin, Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis Sekolah : SMP... Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : IPA Fisika Silabus Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis gaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif-eksploratif dengan pendekatan non-eksperimen. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP Yuliarti Hasmu, Stepanus Sahala S, Syaiful B. Arsyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email:

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi elektronika KOMPETENSI :

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT Wiwi Siswaningsih, Hernani, Triannisa Rahmawati (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas

Lebih terperinci

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN CONTOH SOAL & PEMBAHASAN 1. Sebuah balok ditarik gaya F = 120 N yang membentuk sudut 37 o terhadap arah horizontal. Jika balok bergeser sejauh 10 m, tentukan usaha yang dilakukan pada balok! Soal No. 2

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS MENGGUNAKAN DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN ANIMASI FLASH SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS MENGGUNAKAN DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN ANIMASI FLASH SMA REMEDIASI MISKONSEPSI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS MENGGUNAKAN DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN ANIMASI FLASH SMA Elfa Andriana, Tomo Djudin, Syaiful B. Arsyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan

Lebih terperinci

Work and Energy. (average power)

Work and Energy. (average power) Work and Energy In ordinary conversation the word power is often synonymous with energy or force. In physic, we use a much more precise definition : power is the time rate at which work is done. Like work

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL (KODE A )

KISI-KISI PENULISAN SOAL (KODE A ) KISI-KISI PENULISAN SOAL (KODE A ) Jenis Sekolah : SMK Alokasi Waktu menit Mata Pelajaran : FISIKA Jumlah Soal butir Kurikulum : K- Guru Penyusun Iksan, S.Pd NO STANDAR KOMPETENSI KLS / BENTUK UR MATERI

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA FLUIDA STATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MIND MAPPING DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA FLUIDA STATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MIND MAPPING DI SMA REMEDIASI MISKONSEPSI PADA FLUIDA STATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MIND MAPPING DI SMA Rahayu Utami, Tomo Djudin, Syaiful B. Arsyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: rahayuutami1392@gmail.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : FISIKA Tujuan : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi informasi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 7 Fisika

Antiremed Kelas 7 Fisika Antiremed Kelas 7 Fisika Konsep Energi Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR07FIS0401 Version: 2014-08 halaman 1 01. Ada beberapa macam bentuk energi yang dihasilkan berdasarkan sumber penyebabnya.

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016 Perbedaan Hasil Keterampilan Proses Sains Melalui Model Pembelajaran Inquiry dan Model Pembelajaran Inquiry dengan Metode Pictorial Riddle bagi Siswa SMP Negeri 1 Gunungsari Tahun Ajaran 2015/2016 Yunita

Lebih terperinci

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Konsep Usaha

BAHAN AJAR. Konsep Usaha BAHAN AJAR Konsep Usaha Dalam kehidupan sehari-hari dirimu pasti sering mendengar atau menggunakankata usaha dan energi. Kata usaha yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki makna yang

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RUSMINI NIM.F03112070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 4 MENGEMBANGKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TIGA TINGKAT SEBAGAI ALAT EVALUASI MISKONSEPSI MATERI OPTIK Sri Lestari Handayani, Ani Rusilowati dan Sugianto Program

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH RAYON NIM. F 03111026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TGT BERBANTUAN KARTU SOAL PADA MATERI GETARAN DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TGT BERBANTUAN KARTU SOAL PADA MATERI GETARAN DI SMP REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TGT BERBANTUAN KARTU SOAL PADA MATERI GETARAN DI SMP Nisa Amalia Wulandari, Tomo Djudin, Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN Email:

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : FISIKA Tujuan : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi informasi

Lebih terperinci

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis Silabus Sekolah : SMP... Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Dua) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi Kompetensi Dasar Contoh 5.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura

Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI NIISKONSEPSI SISWA KELAS VIII PADA MATERI GETARAN Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura christ.barage@gmail.com This research

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2017 Fisika

UN SMA IPA 2017 Fisika UN SMA IPA 2017 Fisika Soal UN SMA 2017 - Fisika Halaman 1 01. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut: Selisih tebal kedua pelat besi tersebut

Lebih terperinci

BAB VI Usaha dan Energi

BAB VI Usaha dan Energi BAB VI Usaha dan Energi 6.. Usaha Pengertian usaha dalam kehidupan sehari-hari adalah mengerahkan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai. Dalam fisika usaha adalah apa yang dihasilkan gaya ketika gaya

Lebih terperinci

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30%

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30% Tim Fisika FISIKA 1. Besaran, Dimensi dan Satuan. Besaran Skalar dan Vektor 3. Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika 4. Fluida 5. Fisika Termal 6. Gelombang, Akustik (Mekanik), Optik (Elektromagnetik)

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI DAN TINGKAT KETERBACAAN BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XII PADA MATERI LISTRIK STATIS

ANALISIS MISKONSEPSI DAN TINGKAT KETERBACAAN BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XII PADA MATERI LISTRIK STATIS Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol.5 No. 2, Desember 2016 ANALISIS MISKONSEPSI DAN TINGKAT KETERBACAAN BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XII PADA MATERI LISTRIK STATIS Matsun 1, Dwi Fajar Saputri 2,

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Informatika Mata Kuliah : Fisika Dasar Kode : TI 219 Bobot : 4 (empat) sks Kelas Semester Prasyarat Deskripsi Singkat Standar Kompetensi : TI 2A : 2 (dua)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 39 A III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN A. RINGKASAN MATERI Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari Komposisi nilai Kelas A UAS UTS ABSEN = 5 % TUGAS = 30% = 35% Open note/close = 30% Open note/close ============================ 100% Diperbolehkan bawa kalkultor,

Lebih terperinci

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si Materi Besaran Fisika Pengukuran dan Satuan Satuan Sistem Internasional Penetapan Nilai Satuan SI untuk Besaran Pokok Awalan Satuan Konversi Satuan Pengukuran Pengukuran

Lebih terperinci