PENGEMBANGAN INSTRUMEN THREE TIER DIAGNOSTIC TEST MISKONSEPSI SUHU DAN KALOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN INSTRUMEN THREE TIER DIAGNOSTIC TEST MISKONSEPSI SUHU DAN KALOR"

Transkripsi

1 Pengembangan Instrumen Three Tier PENGEMBANGAN INSTRUMEN THREE TIER DIAGNOSTIC TEST MISKONSEPSI SUHU DAN KALOR Muhammad Luqman Hakim Abbas Institut Agama Islam Negeri Tulungagung ABSTRAK: Miskonsepsi yang dimiliki siswa akan berdampak pada pemahaman selanjutnya, dimana miskonsepsi pada suatu materi akan berdampak kesulitan belajar pada materi selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan instrument three tier diagnostic test miskonsepsi konsep suhu dan kalor. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang dimodifikasi, meliputi studi pendahuluan, perancangan draf produk, pengembangan draf produk dan uji coba produk. Penelitian dilakukan di SMAN Ngoro. Instrumen yang digunakan berupa angket validator, uji coba terbatas, dan uji efektivitas. Data penelitian meliputi data kuantitatif berupa penilaian validator, tanggapan siswa, dan pretestposttest, serta data kualitatif berupa komentar dan saran yang diberikan validator dan siswa. Data kuantitatif dianalisi menggunakan teknik rata-rata sedangkan data pretest-posttest dianalisis dengan uji t-test dan Mann-whitney. Hasil dari pengembangan instrumen three tier diagnostik test yang terdiri atas tiga rangkaian soal bertingkat, yaitu soal pilihan ganda biasa, pilihan alasan yang disertai dengan keyakinan jawaban. Hasil analisis data kuantitatif validasi dan uji coba terbatas menunjukkan bahwa instrumen yang dihasilkan termasuk dalam kategori layak. Hasil uji statistik didapatkan kesimpulan bahwa produk yang dikembangan efektif untuk menentukan ciri-ciri miskonsepsi yang sering terjadi pada konsep suhu dan kalor. Kata kunci : Three tier diagnostic test, suhu dan kalor ABSTRACT: Misconception of the students will affect their subsequent understanding, where the misconceptions to a material will make the students get difficulties in studying the next material. The purpose of this research is to develop the instrument three-tier diagnostic to the misconception of temperature and heat concept. This study used Borg and Gall model of research and development design that has been modified, including the preliminary study, the draft design of products, the development of product draft and product trial. The study was conducted in SMAN Ngoro. The instruments used were validator questionnaire, limited trial, and effectiveness test. The research data included quantitative data in the form of validator assessment, students responses, and pretest-posttest, as well as qualitative data in the form of comments and suggestions given from the validator and the students. Quantitative data were analyzed using averaging technique while the pretest-posttest data were analyzed by t-test and Mann-whitney. The results of developing the instrument three tier diagnostic consisted of three series of multilevel exercise, those were general multiple choice questions, selection of reasons enclosed the answer conviction. The result of quantitative data analysis in the form of validation and limited testing showed that the product is good and decent. The result of statistical test concluded that the product is effective to determine the characteristics of misconceptions that often occurs on the concept of temperature and heat. Keywords: three tier diagnostic test, temperature and heat. PENDAHULUAN Fisika merupakan suatu ilmu yang berhubungan erat dengan fenomena alam. Sebagai suatu ilmu, Fisika memiliki berbagai macam konsep. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep Fisika (Aritonang, 2008; Wijayanti, 2010). Salah satu penyebab utamanya adalah dalam ilmu Fisika banyak konsep-konsep yang abstrak (Viajayani, 2013). Penguasaan konsep-konsep abstrak memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan konsep-konsep konkrit. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajarnya, siswa membuat penafsiran sendiri terhadap suatu konsep yang dipelajarinya. Namun 83

2 adakalanya hasil penafsiran terhadap suatu konsep yang dibuat oleh siswa menyimpang dari konsep yang telah disepakati para ahli (Wenning, 2005). Sehingga siswa masih banyak mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi siswa dapat diidentifikasikan melalui melalui tes yang disebut tes diagnostik. Tes ini digunakan untuk menilai pemahaman konsep siswa terhadap konsepkonsep kunci (key concepts) pada topik tertentu. Tes diagnostik dapat dilakukan dengan cara wawancara, tes pilihan ganda, two-tier test dan three tier test (Pesman dan Eryilmaz, 2010). Wawancara dengan siswa memungkinkan peneliti untuk mengetahui pemahaman siswa secara utuh dan mendalam, namun teknik ini membutuhkan waktu yang lama. Tes pilihan ganda mudah digunakan dan dinilai, tetapi hasilnya tidak benar-benar menggambarkan miskonsepsi siswa. Two-tier multiple-choice merupakan alat tes yang cukup sukses mendiagnosis miskonsepsi siswa dan mudah untuk dinilai, tetapi Twotier Test tidak dapat membedakan miskonsepsi dengan lack of knowledge (Hasan dkk, 1999). Three tier test menggunakan cara yang sederhana dan mudah untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan membedakannya dengan kurangnya pengetahuan (lack of knowledge), yaitu dengan menambahkan tingkat keyakinan jawaban yang dipilih siswa (Hakim dkk, 2012). Siswa yang menjawab dengan benar dan yakin atas jawabannya pada two-tier test menunjukkan bahwa ia memang paham terhadap konsep tertentu, siswa yang yakin dengan jawabannya walaupun jawaban tersebut salah menunjukkan bahwa ia mengalami miskonsepsi, sedangkan siswa yang menjawab salah dan tidak yakin atas jawabannya bukan berarti ia mengalami miskonsepsi, tetapi ia mengalami lack of knowledge (Arslan dkk, 2012). Tes diagnostik digunakan untuk menentukan elemen-elemen dalam suatu mata pelajaran yang mempunyai kelemahankelemahan khusus dan memberikan petunjuk untuk menemukan penyebab kekurangan tersebut (Brueckner & Melby, 1991). Tes yang benar-benar untuk keperluan diagnostik adalah tes yang harus berdasarkan pada analisa secara rinci yang menempatkan secara tepat kelemahan di mana ada kesukaran, atau tahap secara umum di mana ada kekurangan. Menurut Djamarah (2002) tes diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa berdasarkan hasil tes formatif sebelumnya. Diagnosis kesulitan belajar siswa lebih luas dari pada pelaksanaan tes diagnostik, sehingga dalam pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar, selain pelaksanaan tes, perlu dilakukan kegiatan lain, yaitu penelusuran jenis, sumber serta penyebab kesalahan. Tes diagnostik yang baik dapat memberikan gambaran yang akurat tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa berdasarkan informasi kesalahan yang dibuatnya. Tes diagnostik digunakan untuk menilai pemahaman konsep siswa terhadap konsep-konsep kunci (key concepts) pada topik tertentu, secara khusus untuk konsepkonsep yang cenderung dipahami secara salah. Berdasarkan pendapat ini, dapat didefinisikan ciri-ciri tes diagnostik tes diagnostik ini, memiliki kemampuan antara lain: (1) mendiagnosis kelemahan penguasaan konsep siswa berdasarkan analisis jawaban siswa (Nafiatus, 2012); (2) memberikan umpan balik secara cepat dan individual sesuai penguasaan konsep tiap butir soal (Demirchi, 2006); (3) membantu membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep tertentu (wardhani 2012). Hasil wawancara yang dilakukan kepada guru SMA AWH dan siswa SMA Negeri Ngoro pada bulan Desember 2015, didapatkan hasil bahwa guru telah melakukan tes diagnostik dalam bentuk latihan soal pilihan ganda dan esay. Namun guru belum mampu mampu menentukan ciri-ciri miskonsepsi yang dialami siswa sehingga guru tidak mengetahui konsep-konsep miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Hal ini yang menyebabkan guru jarang melakukan tes diagnostik miskonsepsi pada siswa. Mengingat begitu pentingnya tes diagnostik 84

3 Pengembangan Instrumen Three Tier yang dapat membantu guru dalam melakukan tes diagnostik dan menentukan ciri-ciri miskonsepsi siswa yang berujung pada peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan kalor, maka dilakukan penelitian dan pengembangan dengan judul Pengembangan Instrumen Three Tier Diagnostic Test untuk Mengidentifikasikan Miskonsepsi Konsep Suhu dan Kalor. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan pengembangan ini adalah mengembangkan instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi Suhu dan Kalor, menguji kelayakan instrumen three tier diagnostic test untuk mengidentifikasikan miskonsepsi pada konsep Suhu dan Kalor, dan menguji efektivitas instrumen three tier diagnostic test untuk mengidentifikasikan miskonsepsi pada konsep Suhu dan Kalor. Metode Penelitian ini merupakan penelitian & pengembangan yang dirancang untuk menghasilkan produk, yaitu instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor. Langkah-langkah penelitian & pengembangan meliputi empat tahap yang dimodifikasi dari langkah-langkah Borg & Gall (1989: ), terdiri dari studi pendahuluan, perancangan draft produk, pengembangan produk, dan uji coba produk sehingga diperoleh produk akhir hasil revisi. Subjek coba terdiri dari pihak dosen sebagai tim ahli serta dari pihak siswa. Pihak dosen dipilih berdasarkan pengalaman dan kemampuan pada bidangnya. Pihak guru dipilih berdasarkan pengalaman mengajar dan disesuaikan dengan materi serta kelas yang akan diteliti. Instrumen pengumpul data meliputi: (1) angket validasi produk pengembangan, (2) angket validasi soal three tier, (3) angket uji coba terbatas dan (4) pretest dan posttest pada uji coba kelas untuk mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam validasi isi produk pengembangan, validasi isi soal pilihan ganda, serta uji coba terbatas produk pengembangan adalah perhitungan nilai rata-rata berdasarkan pendapat dari Sudjana (2011:109). _ X = n x Keterangan: _ X = nilai rata-rata Σx = total skor jawaban validator n = jumlah validator Berdasarkan nilai rata-rata jawaban yang diperoleh disimpulkan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan dengan menggunakan kriteria hasil analisis kelayakan produk. Tabel 1. Kriteria Hasil Analisis Kelayakan Produk Nilai rata-rata Keterangan Baik (Tidak Perlu Revisi) Cukup Baik (Perlu Direvisi Sebagian) Kurang Baik (Revisi Sebagian dan pengkajian ulang isi/materi) Tidak Baik (Revisi Total/ diganti) Analisis efektivitas produk pengembangan diperoleh dari data uji coba kelas yang dilakukan kepada 72 siswa kelas X SMA Negeri Ngoro dengan kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. Desain uji coba untuk siswa adalah eksperimen semu dengan desain pretestposttest control group (Sugiyono, 2012). PEMBAHASAN Proses pengembangan instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor diawali dengan melakukan studi pendahuluan yang meliputi studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan peneliti melalui pengkajian terhadap beberapa literatur yang berkaitan dengan miskonsepsi yang sering terjadi pada materi suhu dan kalor dan three tier test. Kegiatan selanjutnya adalah pengumpulan dan pengkajian terhadap 85

4 beberapa instrumen three tier diagnostic test yang pernah dikembangkan. Studi lapangan dilakukan melalui wawancara terhadap satu guru Fisika SMA AWH Jombang dan tiga siswa SMA Negeri Ngoro. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui tes diagnostik yang dilakukan guru ketika pembelajaran berlangsung. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui kendala yang dialami guru ketika melakukan tes diagnostik serta respon siswa terhadap tes diagnostik yang dilaksanakan oleh guru. Disamping itu, tujuan lain wawancara untuk mengetahui apakah instrumen-instrumen tes diagnostik yang dikembangkan oleh guru dapat mengidentifikasi konsep-konsep yang sering membuat siswa miskonsepsi. Cuplikan wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Wawancara Guru dan Siswa Guru Siswa Tes diagnostik dilakukan dengan pertanyaan esay Guru belum dapat mengidentifikasikan konsepkonsep yang sering terjadi miskonsepsi oleh siswa Tes diagnostik yang dilakukan belum mampu memberikan balikan yang spesifik dalam waktu singkat kepada setiap siswa karena terbatasnya waktu dan besarnya kapasitas siswa. Tes diagnostik dilakukan dalam bentuk latihan soal dan wawancara. Tes diagnostik yang dilakukan belum ada tindak lanjut Balikan berupa pembahasan soal saja tidak bisa menunjukkan kelebihan dan kelemahan siswa terhadap suatu materi Langkah selanjutnya adalah survey pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan kalor. Survey dilakukan peneliti terhadap beberapa siswa SMA Negeri Ngoro yang telah mendapkan materi suhu dan kalor. Survey digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep dan miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa. Hasil survey selanjutnya digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk miskonsepsi yang dialami siswa pada materi tertentu berdasarkan jawaban dari siswa. Cuplikan hasil survey awal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil survey awal No Jawaban siswa Bentuk miskonsepsi siswa 1 Suhu air naik, karena Suhu akan naik saat air kalor yang diterima mengalami perubahan juga bertambah. wujud 2 Partikel-partikelnya Pemuaian merupakan bertambah besar, pertambahan ukuran karena pengaruh kalor yang diserap. partikel. Pemuaian merupakan Jumlah partikelnya pertambahan jumlah bertambah banyak, partikel. karena ditambah dengan partikel-partikel kalor yang mengalir logam. Langkah selanjutnya adalah menyusun butir soal three tier multiple choise test berdasarkan miskonsepsi yang sering terjadi pada materi suhu dan kalor. Butir soal yang dikembangkan sebanyak 20 dengan tiga tingkat pertanyaan. Cuplikan hasil pengembangan instrumen three tier diagnostic test pada Tabel 4. Tabel 4. Instrumen Three tier diagnostic test Bentuk miskonsepsi No Butir Soal Suhu akan 1.1 naik saat air mengalami perubahan wujud (menguap) Hal yang akan terjadi jika air yang sudah mendidih dipanaskan terus menerus adalah... suhu air naik suhu air tetap suhu air turun 1.2 Apa alasan dari jawaban Anda? Kalor yang diterima air menyebabkan suhunya naik terus sampai air habis Kalor yang diterima air akan diserap oleh udara diatas air Kalor yang diterima air tidak untuk menaikkan suhu tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat cair menjadi uap Kalor yang diterima air tidak untuk menaikkan suhu tetapi digunakan untuk menambah volume air 1.3 Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Yakin Tidak yakin 86

5 Pengembangan Instrumen Three Tier Analisis Data Data kuantitatif yang didapatkan dari hasil validasi isi produk pengembangan, validasi isi soal three tier multiple choise test, uji coba terbatas, dan uji coba kelas produk pengembangan. Data validasi dan ujicoba terbatas dianalisis menggunakan teknik perhitungan rata-rata. Berdasarkan hasil validasi isi soal three tier multiple choise menunjukkan bahwa butir soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator dan benar secara konsep sehingga dapat dikatakan baik dan tidak memerlukan revisi yang signifikan. Menurut validator satu, nilai rata-rata hasil validasi mencapai 3,9 dan menurut validator dua nilai rata-rata mencapai 4,0 sehingga dikatakan baik dan layak untuk dijadikan soal tes diagnostik. Tahapan selanjutnya adalah revisi awal meliputi memperbaiki instrumen three tier diagnostic test yang didapatkan dari hasil validasi isi. Hasil angket dan masukanmasukan dari validator menjadi pertimbangan perbaikan untuk penyempurnaan instrumen three tier diagnostic test. Perbaikan dilakukan untuk menghasilkan instrume yang dapat membedakan siswa yang mengusai konsep, miskonsepsi, ataupun menebak, dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saran dan komentar yang didapat dari validator digunakan untuk melakukan revisi awal. Adapun hasil revisi awal produk produk pengembangan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Saran dan Hasil Revisi Produk Pengembangan Saran Hasil Revisi Pilihan jawaban Revisi menurut saran ini tidak dapat antara tier 1 dan tier dilakukan karena soal three tier 2 sebaiknya sama multiple choise yang telah dikembangkan dari penelitian terdahulu memiliki pilihan jawaban yang bervariasi tergantung pada alasan dari pilihan tier pertama Gambar pada soal sebaiknya diacu soal dengan kalimat perhatikan gambar dibawah ini! Gambar sudah diacu oleh soal dengan menggunakan kalimat perhatikan gambar dibawah ini! Produk yang telah direvisi awal maka produk pengembangan siap untuk dilakukan uji coba terbatas. Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui kualitas dan kemampuan produk menurut pengguna. Data yang diperoleh dari uji coba terbatas produk pengembangan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil kualitas produk menurut siswa menggunakan skala Likert. Data kualitatif diperoleh dari komentar dan saran yang diberikan siswa. Adapun hasil ujicoba terbatas dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Hasil Ujicoba Terbatas Produk Pengembangan Berdasarkan hasil uji coba terbatas, instrumen three tier diagnostic test yang dikembangkan dapat dinyatakan sudah baik atau valid. Hal ini diketahui dari nilai ratarata keseluruhan butir penilaian kualitas dan kemampuan produk pada uji coba terbatas instrumen three tier diagnostic test yang dikembangkan dapat dinyatakan sudah telah mencapai angka 3,26. Berdasarkan nilai ratarata uji coba terbatas, produk instrumen three tier diagnostic test yang dikembangkan dapat dinyatakan sudah yang dihasilkan memiliki kriteria baik dan tidak memerlukan revisi. Hal ini didasarkan pada kriteria kelayakan produk pengembangan yang telah dijelaskan pada metode. Data kualitatif uji coba terbatas diperoleh dari komentar dan saran siswa. Cuplikan hasil komentar dan saran siswa pada ujicoba terbatas dapat dilihat pada Tabel 6. 87

6 Tabel 6. Komentar dan Saran Siswa Siswa Komentar dan Saran 1 Produk yang dikembangkan sangat sangat baik jika digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. 2 Produk yang dikembangkan lumayan baik dan menyenangkan serta membantu saya dalam menguasai materi yang diujikan dengan lebih baik. Berdasarkan komentar siswa, didapatkan hasil bahwa secara umum keseluruhan produk yang dihasilkan sudah baik dan dapat membantu siswa menguatkan penguasaan dan pemahaman terhadap materi suhu dan kalor melalui balikan yang diberikan. Tahapan selanjutnya merupakan revisi akhir dilakukan untuk menyempurnakan produk yang telah dikembangkan sehingga menjadi lebih baik dan layak untuk digunakan. Tahapan ini meliputi memperbaiki hasil yang didapatkan dalam uji coba terbatas. Saran dan tanggapan diberikan siswa menjadi pertimbangan perbaikan untuk lebih menyempurnakan produk. Perbaikan produk dilakukan untuk menghasilkan produk yang siap secara keseluruhan baik dalam segi tampilan, soal, maupun penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Instrumen three tier diagnostic test yang dikembangkan dapat dinyatakan sudah sebagai hasil dari proses pengembangan diujicobakan pada siswa. Uji coba kelas dilakukan kepada siswa kelas X SMA Negeri Ngoro. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Desain uji coba untuk siswa adalah eksperimen semu dengan desain pretest posttest control group. Dari populasi siswa kelas X SMA Negeri Ngoro kemudian dipilih 72 siswa yang terdiri dari 36 siswa kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan 36 siswa kelas X-2 sebagai kelas kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan April Pretest bertujuan untuk mengetahui penelitian terhadap kedua sampel dimulai pada kondisi yang sama, dari hasil rata-rata pretest diketahui kedua sampel homogen. Berdasarkan hasil tersebut dapat dijadikan landasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pertemuan kedua dilakukan perlakuan pada kedua kelas. Kelas kontrol mendapat perlakuan test dengan soal pilihan ganda biasa. Untuk kelas eksperimen mendapat tes diagnostik menggunakan instrumen three tier diagnostic test yang dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pemahaman konsep pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sehingga dapat diketahui apakah instrumen three tier diagnostic test dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa setelah dilakukan perlakuan. Soal posttest merupakan soal three tier multiple choise yang berbeda dengan soal yang ada pada produk. Dari hasil posttest diperoleh peningkatan penguasaan konsep yang cukup signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi juga berkurang lebih besar dari pada kelas kontrol. Adapun perbandingan pretest dan posttest dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Hasil rata-tata data pretest dan posttest. (a) kelas eksperimen, (b) kelas kontrol 88

7 Pengembangan Instrumen Three Tier Berdasarkan persentase hasil pretest mahasiswa yang berada dalam kategori menguasai konsep masih rendah di kedua kelas, yaitu 30,1% di kelas kontrol dan 29,4% di kelas eksperimen. Persentase hasil pretest yang berada dalam kategori miskonsepsi cukup tinggi di kedua kelas, yaitu 61,1% di kelas kontrol dan 60,0% di kelas eksperimen. Persentase hasil pretest yang berada dalam kategori menebak juga sama di kedua kelas, yaitu 0,8% di kelas kontrol dan 1,8% di kelas eksperimen sedangkan persentase hasil pretest yang berada dalam kategori tidak mengetahui konsep juga hampir sama pada kedua kelas, yaitu 7,9% di kelas kontrol dan 8,8% di kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga penelitian dapat dilanjutkan dengan memberi perlakuan pada kedua kelas. Berdasarkan data persentase posttest terlihat bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep yang cukup berbeda di kedua kelas, dengan peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 29,1% dari hasil pretest lebih besar daripada kelas kontrol yang hanya meningkat sebesar 6,8%. Untuk katagori miskonsepsi juga mengalami penurunan yang cukup berbeda pada kedua kelas, dengan penurunan kelas eksperimen sebesar 18,9% dari hasil pretest sedangkan pada kelas kontrol hanya mengalami penurunan sebesar 9,0%. Sedangkan untuk kategori menebak dan tidak tahu konsep tidak terlalu jauh berbeda di kedua kelas. Dapat dikatakan instrumen three tier diagnostic test dapat meningkatkan pemahaman konsep suhu dan kalor siswa. Uji statistik deskriptif data posttest menggunakan uji skewness. Uji ini melihat nilai skewness statistic, jika nilai antar -1 sampai 1 maka data posttest dianggap terdistribusi normal. Hasil uji skewness dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Skewness Data Posttest Katagori pemahaman konsep Skewness kelas eksperimen Skewness kelas kontrol Menguasai konsep (MK) -0,084-0,242 Miskonsepsi (MS) -0,228-0,581 Menebak (MB) 6,000 1,734 Tidah tahu konsep (TT) 4,715 1,476 Berdasarkan hasil uji skewness diperoleh harga multak skewnes statistik pada katagori menguasai konsep dan miskonsepsi kelas eksperimen dan kontrol jauh dibawah 1 sehingga data posttest kedua kelas terdistribusi normal. Hasil uji ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan uji beda data posttest katagori menguasai konsep dan miskonsepsi dengan uji t-test. Hasil uji katagori menebak dan tidak tahu konseppada kelas eksperimen dan kontrol memiliki nilai mutlak skewness statistic lebih besar dari 1 sehingga data kedua kelas tidak terdistribusi normal. Karena data posttest untuk katagori menebak dan tidak mengetahui konsep tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji non parametrik dengan mann-whitney. Uji efektifitas produk pengembangan dilakukan dengan t-test untuk katagori menguasai konsep dan miskonsepsi karena data posttest untuk menguasai konsep terdistribusi normal. Sedangkan untuk katagori menebak dan tidak tahu konsep digunakan uji non parametrik dengan uji Mann-Whitney. Hal ini ditentukan karena data posttest tidak tidak terdistribusi normal. Sehingga diperoleh hipotesis penelitian sebagai berikut: H 0 : tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep suhu dan kalor siswa yang menggunakan instrumen three tier diagnostic test dengan siswa yang menggunakan paper dan pencil test. H a : terdapat perbedaan pemahaman konsep suhu dan kalor siswa yang menggunakan instrumen three tier diagnostic test dengan siswa yang menggunakan paper dan pencil test. 89

8 Analisis statistik hasil uji statistik dengan menggunakan t-test dan Mann-Whitney dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Coba t-test dan Mann- Whitney No Uji beda Katagori Signifikansi Menguasai 1 0,000 konsep (MK) t-test Miskonsepsi 2 0,001 (MS) 3 4 Mannwhitney Menebak (MB) 0,003 Tidak tahu konsep (TT) 0,000 Untuk katagori menguasai konsep (MK) diperoleh nilai signifikansinya pada uji t-test sebesar lebih kecil dari 0.05 sehingga H 0 ditolak. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa instrumen three tier diagnostic test efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep suhu dan kalor siswa. Hal ini diperkuat dengan data hasil pretest dan posttest yang menunjukkan persentase peningkatan kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol yaitu sebesar 29,1% untuk kelas eksperimen dan 6,8% untuk kelas kontrol. Hasil analisis statistik untuk katagori miskonsepsi (MS) diperoleh nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 sehingga H 0 ditolak. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa instrumen three tier diagnostic test efektif untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada materi konsep suhu dan kalor. Hal ini diperkuat dengan data hasil pretest dan posttest yang menunjukkan persentase penurunan siswa yang mengalami miskonsepsi kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol yaitu sebesar 18,9% untuk kelas eksperimen dan 9,0% untuk kelas kontrol. Hasil analisis statistik untuk katagori menebak (MB) diperoleh nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 sehingga H 0 ditolak. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa instrumen three tier diagnostic test efektif untuk mengatasi siswa yang menebak (tidak ada keyakinan diri) pada materi konsep suhu dan kalor. Hasil analisis statistik untuk katagori tidah tahu konsep (TT) diperoleh nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 sehingga H 0 ditolak. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa instrumen three tier diagnostic test efektif untuk mengatasi siswa yang tidak mengetahui konsep pada materi konsep suhu dan kalor. Dari hasil analisis statistik menggunakan uji t-test dan Mann-whitney didapatkan hasil dari keempat katagori diperoleh nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga H 0 ditolak. Hal ini diperkuat dengan hasil peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen yang lebih tinggi dari dari kelas dilihat dari hasil pretest-posttest dan juga hasil penurunan siswa yang mengalami miskonsepsi kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Sehingga hasil analisis data pretest-posttest secara umum menunjukkan bahwa instrumen three tier diagnostic test efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan dapat mengatasi miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor. SIMPULAN Produk akhir hasil pengembangan dalam penelitian ini berupa instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor. Instrumen yang dihasilkan digunakan untuk siswa yang telah atau sedang mempelajari materi suhu dan kalor yang digunakan sebagai bentuk pemantapan konsep siswa terhadap konsep suhu dan kalor. Produk tes diagnostik digunakan untuk menilai pemahaman konsep siswa terhadap konsepkonsep kunci (key concepts) pada topik suhu dan kalor, secara khusus untuk konsepkonsep yang cenderung dipahami secara salah. Produk ini dapat digunakan guru untuk memberikan pembelajaran remedial kepada siswa, khususnya pada materi suhu dan kalor. Selain lebih efisien waktu bagi guru, produk ini juga lebih fleksibel karena dapat digunakan secara mandiri oleh siswa di luar jam tatap muka. Instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor berupa tingkat 90

9 Pengembangan Instrumen Three Tier pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan kalor. Hasil tes ini memiliki empat katagori, yaitu menguasai konsep, miskonsepsi, menebak (tidak ada keyakinan diri), serta tidak tahu konsep. Siswa yang menjawab dengan benar dan yakin atas jawabannya pada two tier test menunjukkan bahwa ia memang paham terhadap konsep tertentu, siswa yang yakin dengan jawabannya walaupun jawaban tersebut salah menunjukkan bahwa ia mengalami miskonsepsi, sedangkan siswa yang menjawab salah dan tidak yakin atas jawabannya bukan berarti ia mengalami miskonsepsi, tetapi ia mengalami lack of knowledge. Berdasarkan kajian secara teoritis, Instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor yang dihasilkan sebagian besar telah memenuhi kesesuaian antara kemampuan produk dengan landasan teoritis yang telah dipaparkan. Sebagai tes diagnostik ini, memiliki kemampuan antara lain: (1) mendiagnosis kelemahan penguasaan konsep siswa berdasarkan analisis jawaban siswa; (2) memberikan umpan balik secara cepat dan individual sesuai penguasaan konsep tiap butir soal; (3) membantu membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep tertentu. Instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor yang telah dikembangkan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan instrumen three tier diagnostic test ini adalah (1) mampu mengidentifikasikan miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor (2) mampu menunjukkan letak kesalahan siswa, (3) membantu guru dalam melaksanakan tes diagnostik pada materi suhu dan kalor, serta (4) membantu siswa dalam memantapkan konsep suhu dan kalor yang dimiliki siswa. Instrumen three tier diagnostic test yang dikembangkan memiliki beberapa keterbatasan yang dapat menjadi saran bagi pengembangan dan penyempurnaan program lebih lanjut. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut (1) Instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor hanya terbatas pada materi suhu dan kalor, (2) Instrumen three tier diagnostic test miskonsepsi suhu dan kalor belum bisa menghitung persentase soal yang dijawab dengan benar oleh siswa (menguasai konsep), miskonsepsi, menebak, maupun tidak tahu konsep. Sehingga hal ini harus dilakukan secara manual. DAFTAR PUSTAKA Aritonang, K. T Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/juni 2008 Arslan, H. O., Cigdemoglu, C., & Moseley, C A Three-Tier Diagnostic Test to Assess Pre-Service Teachers Misconceptions about Global Warming, Greenhouse Effect, Ozone Layer Depletion, and Acid Rain. International Journal of Science Education. (Online), 34 (11): Borg, W. R. dan Gall, M. D Educational Research An introduction. New York: Longman Brueckner, L.J., & Melby, E.O Diagnostic and remedial teaching. Boston: Houghton Mifflin Company. Demirci, N Developing Web-oriented Homework System to Assess Students Introductory Physics Course Performance and Compare to Paper-based Peer Homework. Turkish Online Journal of Distance Education. Volume: 7 Number: 3 Djamarah, S.B., Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Hasan, S, Bagayoko D dan Kelley,E L Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI) Physics education research American journal of physics 34 (34) Hakim, A., Liliasari, & adarohman, A Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of Modified 91

10 CRI. International Online Journal of Educational Sciences. 4 (3), Nafiatus, K. & Ningsig, R Pengembangan Tes Diagnostik Dengan Menggunakan PHP-MySQL Pada Materi Pokok Laju Reaksi Untuk Smakelas XI. Unesa Journal of Chemical Education. Vol. 1, No. 1, pp Pesman, H. dan Eryilmaz, A Development of a Three-Tier Test to Assess Misconceptions About Simple Electric Circuits. The Journal of Educational Research. 103, Sudjana, N., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Viajayani, E. R Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Macromedia Flash Pro 8 Pada Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.1 No.1 Wardhani, A. & Ningsih, R Pengembangan Tes Diagnostik Berbasis Komputer menggunakan Program PHP- MySQL Pada materi Pokok Kesetimbangankimia Sma Kelas XI. Unesa Journal of Chemical Education. Vol. 1, No. 1, pp 25. Wenning, C. J Minimizing resistance to inquiry-oriented science instruction: The importance of climate setting. J. Phys. Tchr. Educ. Online, 3(2), December Wijayanti P.I. dkk., Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Cahaya Dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6,

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA Mohammad Khairul Yaqin Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER yaqinspc12@gmail.com Sri Handono

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR Muhammad Syaifuddin Arif, Sentot Kusairi, Sugiyanto Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan suatu ilmu yang sangat berhubungan erat dengan fenomena alam. Sebagai suatu ilmu, dalam Fisika pasti terdapat berbagai macam konsep. Konsep merupakan

Lebih terperinci

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa.

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods) dengan desain concurent embedded. Penelitian campuran merupakan

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG Journal of Accounting and Business Education, 1 (1), September 2016 THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG Nur

Lebih terperinci

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Redaksi: Jl. Dr. Setiabudhi 229, Bandung, Indonesia Telp: (022) 2004548 Fax: (022) 2004548 Email: fisika@upi.edu

Lebih terperinci

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar Phenomenon, 217, Vol. 7 (No. 2), pp. 88-98 JURNAL PHENOMENON http://phenomenon@walisongo.ac.id Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Henry Ayu Kartikasari, 2) Sri Wahyuni, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST USED PHP-MySQL IN SUBJECT REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK PENGEMBANGAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE QUESTION DISERTAI TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI MATERI GENETIKA Mufida Nofiana 1), Teguh Julianto 2), Arum Adita

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anggita wahyuni Br.Tanjung (1), Rena Lestari (2), Eti Meirina Brahmana (3)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA 1) Hawin Marlistya, 2) Albertus Djoko Lesmono, 2) Sri Wahyuni, 2) Maryani 1) Maahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 4 MENGEMBANGKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TIGA TINGKAT SEBAGAI ALAT EVALUASI MISKONSEPSI MATERI OPTIK Sri Lestari Handayani, Ani Rusilowati dan Sugianto Program

Lebih terperinci

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding. Menganalisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Kimia Menggunakan Instrumen Penilaian Four-Tier Multiple Choice (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh) Malik Yakubi *, Zulfadli,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif-eksploratif dengan pendekatan non-eksperimen. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010 Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA. 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA. Abdurrahman 1) Gardjito 2) Retni S. Budiarti 2) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA Rahmawati 1, A.Halim 2, Yusrizal 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Program Studi Pendidikan IPA, PPs Unsyiah, Aceh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan deskriptif. Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA DOI: doi.org/10.21009/0305010201 PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Arum Sri Rahayu *), Vina Serevina, Raihanati Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) NON EKSPERIMEN UNTUK MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA N 8 MUARO JAMBI Syamsurizal *, Epinur * dan Devi Marzelina * * Program Studi Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI (DEVELOPMENT OF COMPUTER-BASED DIAGNOSTIC TESTS USING PHP MySQL PROGRAM ON

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ECIRR UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI MIA DI SMA NEGERI 1 PACET

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ECIRR UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI MIA DI SMA NEGERI 1 PACET PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ECIRR UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI MIA DI SMA NEGERI PACET IMPLEMENTATION OF ECIRR INSTRUCTION MODEL TO REDUCE STUDENT S MISCONCEPTION

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR Siti Aisah, Kartono, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI PHET UNTUK MEMINIMALKAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS

DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI PHET UNTUK MEMINIMALKAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI PHET UNTUK MEMINIMALKAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS Muhammad Azzarkasyi 1*, A. Halim 2, dan Suhrawardi Ilyas 2 1 Mahasiswa Prodi Magister

Lebih terperinci

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP Fitri Arsih 1), Yuni Ahda 2) Staf Pengajar Jurusan Biologi, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com

Lebih terperinci

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT 0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengembangkan multimedia interaktif untuk mahasiswa fisika. Penelitian pengembangan ini menggunakan

Lebih terperinci

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK 154 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun II, No. 2, Desember 2014 PENGARUH PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG KONSEP ASAM BASA DI KELAS XI IPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1). Kemampuan generik sains yang akan

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011 PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING PADA TOPIK OPTIKA BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Oleh: Dr. Eko Swistoro Warimun Email : eko_swistoro@yahoo.com Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode ini digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

DAMPAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KERJA LABORATORIUM TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR

DAMPAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KERJA LABORATORIUM TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR DAMPAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KERJA LABORATORIUM TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR Qusthalani 1*, A. Halim 2, dan Ibnu Khaldun 2 1 Mahasiswa Prodi Magister Pendidikan

Lebih terperinci

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA Queen Erlia Utomo, Titin Sunarti Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X Wahyu Dwi Wulansari, Supriyono Koes Handayanto, Sumarjono Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMA PENGEMANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMA Sri udiningsih* Muhardjito** Asim*** *urusan Fisika FMIPA UM, e-mail: aningphys@gmail.com

Lebih terperinci

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII DI SMP NEGERI 1 RAMBAH HILIR Eka purnama sari (1), Rena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K2309072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Jeliana Veronika Sirait 1, Nurdin Bukit 2, Makmur Sirait 2 1 Alumni Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2 ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MATARAM TAHUN AJARAN

PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MATARAM TAHUN AJARAN PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MATARAM TAHUN AJARAN 2013/2014 Ni Luh Tresnanti Putri 1, Aliefman Hakim 2,

Lebih terperinci

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014 VERIFIKASI STATUS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STOIKIOMETRI MENGGUNAKAN METODE CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) DAN METODE THREE-TIER DIAGNOSTIC TEST THE VERIVICATION OF STUDENT MISCONCEPTION STATUS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.rnd.06 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERFORMAT FOUR-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Dedah Siti Jubaedah 1, a), Ida Kaniawati

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : T.KHAIRULLIA A420110136 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN PENETAHUAN PENERAPAN KONSEP FISIKA PADA PESAWAT TERBANG KOMERSIAL UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN PENETAHUAN PENERAPAN KONSEP FISIKA PADA PESAWAT TERBANG KOMERSIAL UNTUK SISWA SMA ISSN: 2338-1027 Februari 2018 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.1 : 14-18 PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN PENETAHUAN PENERAPAN KONSEP FISIKA PADA PESAWAT TERBANG KOMERSIAL UNTUK SISWA SMA D.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN READING GUIDE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMPN 30 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2014/2015 Raudhah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 2 Karanganyar. Waktu penelitian dilaksanakan antara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Fitri Savitri *), Agus Setyo Budi, Mangasi Alion Marpaung Magister Pendidikan

Lebih terperinci

E-journal Prodi Edisi 1

E-journal Prodi Edisi 1 E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 67 Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Fauzi Bakri a), Razali Rasyid, Rina Dwi A. Mulyaningsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH DOI: doi.org/10.21009/0305010219 PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH Widya Nurhayati a), Vina Serevina b), Fauzi Bakri c) Program Studi

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol.1, No.1, 2017,151-155 151 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP MEKANISME EVOLUSI MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mar atul Afidah (1)

IDENTIFIKASI POLA MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP MEKANISME EVOLUSI MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mar atul Afidah (1) IDENTIFIKASI POLA MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP MEKANISME EVOLUSI MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mar atul Afidah (1) (1) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lancang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA Anisa Matinu Saifullah, Wartono, Sugiyanto Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu Ma wa Hamran, Muhammad Ali dan Unggul Wahyono e-mail: Mawahamran29@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA OLEH : Winda Amthari RSA1C412001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NURHASANAH NIM. F03112086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar tentu diperlukan evaluasi atau penilaian dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa pada saat proses belajar mengajar. Namun biasanya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Gall and Borg (2003;569) mendefinisikan

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2) Pengembangan LKPD Berbasis Conceptual. (Syella Ayunisa Rani) 231 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CONCEPTUAL ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI

DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454 DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DEPENDENCE STUDENT S LEVEL SCIENCE PROCESS SKILL AND

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 5 (1) (2016) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENGEMBANGAN E-DIAGNOSTIC TEST UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1979: 624), yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA WIDYA DARMA SURABAYA THE DEVELOPMENT OF STUDENT

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:51 62 PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH Suwasono Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengembangkan e-modul online

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Alat Evaluasi Wondershare Quiz Creator Penelitian dilaksanakan berdasarkan metode yang dipilih oleh peneliti yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X MATERI MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X MATERI MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X MATERI MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Geografi Diajukan Oleh : FITRI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL Melinda Putri Mubarika Universitas Pasundan, Jl. Sumatera No. 41 Bandung 40117 E-mail: melput_keukeu@yahoo.co.id

Lebih terperinci