PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN GENERALIZED CROSS VALIDATION (GCV) SEBAGAI KRITERIA DALAM PEMILIHAN MODEL REGRESI B-SPLINE TERBAIK

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R.

ANALISIS INFLASI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE REGRESI NON PARAMETRIK B-SPLINE

Analisis Regresi Spline Kuadratik

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE. Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3.

PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK. Agustini Tripena 1

PREDIKSI INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI KERNEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE ABSTRACT

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

Seminar Tugas Akhir. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, MS

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb.

REGRESI SPLINE BIRESPON UNTUK MEMODELKAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR

PEMILIHAN MODEL REGRESI NONPARAMETRIK TERBAIK UNTUK ANALISIS DATA INFLASI DI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh: ELYAS DARMAWAN NIM.

ESTIMATOR SPLINE KUBIK

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di:

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis hubungan fungsional antara variabel prediktor ( ) dan variabel

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA. Skripsi. Jurusan Statistika Fakultas Sains dan Matematika Undip

REGRESI SPLINE SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN REGRESI SPLINE TRUNCATED UNTUK DATA LONGITUDINAL

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menaksir pola hubungan antara variabel prediktor atau

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode analisis data yang telah diterapkan

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN

APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR

GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN REGRESI PENALIZED SPLINE

APLIKASI MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED (Studi Kasus: Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Puri Raharja)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI KEJADIAN KONSTIPASI TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN AIR SUSU FORMULA

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE

ESTIMASI KURVA REGRESI PADA DATA LONGITUDINAL DENGAN WEIGHTED LEAST SQUARE

ANALISIS REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE MULTIVARIAT UNTUK PEMODELAN INDIKATOR KEMISKINAN DI INDONESIA

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon

2-RP RENCANA PEMBELAJARAN. Semester : VI Hal: 1 dari 5. No.Revisi : 00. tim. Regresi Nonparametrik. Deskripsi. Kemampuan. lokal).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapatkan model dan faktor-faktornya, terlebih dahulu akan dibahas. bagaimana mendapatkan sampel dalam penelitian ini.

PEMODELAN REGRESI SPLINE (Studi Kasus: Herpindo Jaya Cabang Ngaliyan)

PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI SPLINE

PREDIKSI KURS RUPIAH TERHADAP EURO MENGGUNAKAN MODEL REGRESI SPLINE TERSEGMEN

oleh FAIFAR NUR CHAYANINGTYAS M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel prediktor terhadap variabel respons. Hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, ekonomi, ilmu-ilmu pengetahuan sosial, kesehatan, dan biologi.

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ABSTRAK. Kata Kunci: regresi nonparametrik spline, knot, GCV, angka kematian bayi.

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN REGRESI PENALIZED SPLINE BERBASIS RADIAL

Oleh : Edwin Erifiandi (NRP ) Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, MSi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR

ESTIMASI KURVA REGRESI SEMIPARAMETRIK PADA DATA LONGITUDINAL BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, Halaman Online di:

Kata Kunci : regresi semiparametrik, spline, knot, GCV

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline di Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA POLA DATA CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG

PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA FAKTOR-FAKTOR RESIKO ANGKA KESAKITAN DIARE

SEMINAR HASIL TESIS. Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si.

MODEL REGRESI SPLINE KNOT OPTIMAL UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN)

BAB 1 PENDAHULUAN. variabel respon dengan variabel prediktor. Menurut Eubank (1988), f(x i ) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMP Menggunakan Metode Regresi Nonparametrik Spline di Papua

oleh MONIKA AGESTI VIRGA ADHISURYA M

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK MULTIVARIABEL DENGAN ESTIMATOR SPLINE PARSIAL

5 MODEL ADITIF VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Contraceptive Prevalence Rate (Cpr) di Indonesia dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hardle (1994) analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK

Kata Kunci kematian maternal, regresi, spline, nonparametrik, GCV

MODEL REGRESI SEMI PARAMETRIK DENGAN ESTIMATOR SPLINE PARSIAL

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3

PERAMALAN NILAI INFLASI KESEHATAN DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE KUADRATIK

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

oleh KURNIAWATI M

Pemodelan PDRB Di Indonesia Menggunakan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Analisis Regresi Spline Multivariabel untuk Pemodelan Kematian Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

PEMODELAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS)

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN REGRESI SEMIPARAMETRIK KERNEL

ESTIMATOR KERNEL DALAM MODEL REGRESI NONPARAMETRIK

EFISIENSI RELATIF ESTIMATOR FUNGSI KERNEL GAUSSIAN TERHADAP ESTIMATOR POLINOMIAL DALAM PERAMALAN USD TERHADAP JPY

Transkripsi:

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE Annita Nur Kusumastuti, Sri Sulistijowati Handajani, dan Respatiwulan Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Inflasi identik dengan kenaikan harga bahan-bahan pokok. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), inflasi di Indonesia mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan. Inflasi di Indonesia apabila diplotkan ke suatu pola hubungan maka hasilnya tidak memiliki pola tertentu dan tidak mengikuti distribusi tertentu. Oleh karena itu, inflasi dapat diterapkan dalam model regresi nonparametrik. Salah satu modelnya adalah model regresi nonparametrik B-spline, karena lebih fleksibel dan tidak membutuhkan asumsi distribusi tertentu. Dalam membentuk model regresi nonparametrik B-spline digunakan bantuan titik knot optimal yang ditentukan dari nilai generalized cross validation (GCV) minimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model regresi nonparametrik B-spline pada data nilai inflasi di Indonesia dan menentukan prediksi nilai inflasi di Indonesia. Hasil dari penelitian ini yaitu model yang diterapkan ke dalam data tersebut adalah regresi nonparametrik B-spline orde 2 dengan dua titik knot optimal. Kata kunci : inflasi, GCV, titik knot, model regresi nonparametrik B-spline. 1. PENDAHULUAN Inflasi merupakan peristiwa moneter yang menunjukkan kecenderungan akan naiknya harga barang-barang secara umum sehingga mengakibatkan penurunan nilai mata uang (Judisseno [5]). Bank Indonesia mencatat inflasi di Indonesia pada bulan Juni tahun 2013 sebesar 5.90% dan pada bulan Juli tahun 2013 mencapai 8.61%. Menurut Suparti [7], kenaikan inflasi pada bulan Juli tahun 2013 disebabkan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik dan harga bahan bakar minyak. Kebijakan pemerintah mengakibatkan harga meningkat sehingga daya beli masyarakat berkurang dan inflasi di Indonesia meningkat. Bunyamin dan Danila [2] pernah memprediksi inflasi di Indonesia dengan menggunakan metode regresi parametrik Autoregressive(2). Hasil dari penelitian tersebut diperoleh prediksi inflasi tahun 2009 sebesar 10.48% sedangkan Bank Indonesia mencatat inflasi di Indonesia tahun 2009 sebesar 2.78%. Karena pada penelitian tersebut perbedaan nilai prediksi dan nilai aktual cukup jauh sehingga Suparti dkk. [6] memprediksi inflasi di Indonesia menggunakan regresi nonparametrik kernel dengan data inflasi bulan Desember 2006 sampai bulan Desember 2011. Pada penelitian tersebut diperoleh nilai prediksi inflasi bulan Maret tahun 2012 sebesar 3.53% dan nilai inflasi yang dicatat Bank Indonesia pada bulan 1

Maret tahun 2012 sebesar 3.97%, yang artinya perbedaan nilai aktual dan prediksi tidak berbeda jauh. Berdasarkan penelitian yang telah dikaji sebelumnya, data inflasi di Indonesia memiliki sifat volatilitas yang menyebabkan data bersifat heteroskedatisitas. Volatilitas merupakan naik turunnya harga. Pada perkembangan pemodelan statistika, berkembang model-model nonparametrik yang tidak memerlukan asumsi distribusi tertentu sebagaimana pada model parametrik (Eubank [3]). Lyche and Morken [6] mengatakan bahwa regresi nonparametrik B-spline merupakan model polinomial tersegmen pada suatu titik knot sehingga memberikan fleksibilitas yang baik. Plot yang dihasilkan dari data inflasi di Indonesia pada bulan Desember tahun 2006 sampai bulan Desember 2014 tidak memiliki pola tertentu, memiliki titik knot yang banyak dan titik knot yang saling berdekatan. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan metode regresi nonparametrik B-spline untuk memodelkan inflasi di Indonesia dan mengetahui nilai prediksi inflasi di Indonesia. 2. MODEL REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE Salah satu model regresi nonparametrik yang memiliki interpretasi statistik dan visual khusus yang baik adalah B-spline. B-spline merupakan model polinomial tersekmen pada suatu titik fokus yang disebut knot sehingga memberikan sifat fleksibilitas yang baik (Lyche and Morken [6]). Menurut Budiantara [1], bentuk umum regresi nonparametrik B-spline berorde dengan knot dinyatakan sebagai dengan adalah parameter model untuk, adalah basis B- spline ke-j berorde dengan dan titik knot adalah variabel independen ke-i, adalah sisaan ke-i. 3. TITIK KNOT OPTIMAL Model regresi nonparametrik B-spline terbaik diperoleh dengan menggunakan titik knot optimal. Wahba [8] menjelaskan bahwa metode yang digunakan untuk 2

memilih titik knot optimal dengan metode Generalized Cross Validation (GCV). Rumus GCV dinyatakan sebagai [ ] dengan, adalah matriks proyeksi pada titik knot ke-k, adalah variabel dependen ke-i, dan adalah matriks identitas. 4. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penerapan model B-spline menggunakan data inflasi tahunan Indonesia mulai bulan Desember 2006 sampai bulan Desember 2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia [4]. Objek penelitian yang dijadikan variabel dependen adalah data infasi tahunan Indonesia mulai bulan Januari 2007 sampai bulan Desember 2014. Variabel independen adalah data inflasi tahunan Indonesia dari mulai Desember 2006 sampai bulan November 2014. Untuk validasi model mulai bulan Januari 2015 sampai bulan Desember 2016. Tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah membuat plot hubungan variabel dependen dengan variabel independen. Dari plot hubungan tersebut ditentukan letak titik knot. Setelah itu menentukan orde dan memilih titik knot optimal berdasarkan nilai GCV minimum. Selanjutnya melakukan estimasi parameter model dan menentukan model inflasi di Indonesia menggunakan regresi nonparametrik B-spline berdasarkan knot optimal. Tahapan terakhir penelitian ini adalah menentukan prediksi nilai inflasi menggunakan model B-spline yang sudah didapat dan melakukan validasi model regresi nonparametrik B-spline mengunakan nilai Root Mean Square Error (RMSE). 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pola Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen. Data inflasi tahunan Indonesia merupakan data time series, sehingga perlu dibentuk dua variabel. Variabel independen adalah data inflasi tahunan waktu dan data inflasi tahunan waktu merupakan variabel dependen. Hubungan kedua variabel dapat dilihat pada plot berikut 3

Gambar 1. Hubungan antara inflasi tahunan waktu ke- dan data inflasi tahunan waktu ke- Gambar 1 menunjukkan grafik inflasi tahunan Indonesia bulan Desember tahun 2006 sampai bulan Desember tahun 2014. Pada plot tersebut terdapat perubahan pola pada beberapa titik atau dapat disebut titik knot. Pemilihan titik knot optimal digunakan untuk menentukan model regresi nonparametik B-spline. 5.2. Model Regresi Nonparametrik B-spline. Estimasi model regresi B-spline dipengaruhi oleh GCV minimum. Pemilihan GCV minimum dipengaruhi oleh pemilihan orde dan titik knot optimal. Penentuan titik knot optimal pada estimasi model regresi B-spline inflasi periode ke-t dimulai dari 1 titik knot hingga 5 titik knot dengan orde 2 sampai orde 4. Pada output software, diperoleh nilai GCV minimum untuk 1 knot hingga 5 knot pada masing-masing orde. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan nilai GCV minimum pada model regresi B-spline linier, kuadratik, dan kubik Tabel 1. Perbandingan nilai GCV minimum pada model regresi B-spline linier, kuadratik, dan kubik Orde Knot GCV Linier 5.92, 6.02, 6.12 0.5097264 Kuadratik 9.02, 10.22, 10.52, 10.82, 11.12 0.5242068 Kubik 10.22, 10.52, 10.82, 11.12, 11.42 0.5339852 4

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai GCV minimum sebesar 0.5097264 diperoleh dari titik knot berorde linier dengan titik knot sebanyak tiga knot yaitu 5.92, 6.02, dan 6.12. Berdasarkan orde dan titik knot yang diperoleh, model regresi nonparametrik B-Spline berdasarkan kriteria GCV didefinisikan sebagai Model tersebut merupakan model umum untuk regresi nonparametrik B- Spline linear dengan 3 titik knot. Selanjutnya hasil estimasi parameter model regresi nonparametrik B-Spline ditampilkan pada Tabel 2 Tabel 2. Estimasi Parameter Model Regresi Nonparametrik B-spline Parameter Estimasi Berdasarkan nilai estimasi parameter model, diperoleh model regresi nonparametrik B-spline sebagai berikut dengan (5.1) 5

5.3. Prediksi Regresi Nonparametrik B-spline. Model regresi nonparametrik B-spline dengan nilai GCV minumum sebesar 0.5097264 pada titik knot optimal 5.92, 6.02, 6.12 digunakan untuk memprediksi inflasi tahunan Indonesia pada bulan Januari hingga Desember tahun 2016. Data tersebut diolah dengan bantuan software R menggunakan regresi nonparametrik B-spline, diperoleh nilai prediksi ditampilkan pada Tabel 3 Tabel 3. Perbandingan Nilai Prediksi dengan Nilai Aktual Inflasi Tahunan Indonesia Periode Prediksi Aktual Periode Prediksi Aktual Januari 2015 6.20624 6.96 Januari 2016 6.126651 4.14 Februari 2015 6.183202 6.29 Februari 2016 6.106032 4.42 Maret 2015 6.160865 6.38 Maret 2016 5.944861 4.45 April 2015 6.139206 6.79 April 2016 5.955974 3.6 Mei 2015 6.118205 7.15 Mei 2016 5.813388 3.33 Juni 2015 6.079701 7.26 Juni 2016 3.427081 3.45 Juli 2015 5.653197 7.26 Juli 2016 3.512496 3.21 Agustus 2015 5.979301 7.18 Agustus 2016 3.607146 2.79 September 2015 5.514088 6.83 September 2016 3.71203 3.07 Oktober 2015 5.825152 6.25 Oktober 2016 3.828253 3.31 November 2015 6.169848 4.89 November 2016 3.957043 - Desember 2015 6.147916 3.35 Desember 2016 4.099758 - Berdasarkan Tabel 3. pada bulan Februari tahun 2015 inflasi prediksi hampir sama dengan nilai inflasi aktual begitu pula pada bulan Juni tahun 2016, akan tetapi pada bulan Desember 2015 nilainya jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya model dapat digunakan. Ketika terjadi perbedaan hal ini disebabkan oleh faktor eksternal. 6

5.4. Validasi Model. Validasi model dilakukan sebagai pengukuran kebaikan model dan ketepatan prediksi data inflasi tahuan Indonesia dengan melihat nilai Root Mean Square Error (RMSE), yaitu (5.2) dengan adalah banyaknya data inflasi tahunan, adalah data inflasi tahunan, dan adalah data prediksi inflasi tahunan. Perhitungan nilai RMSE dapat dilakukan menggunakan persamaan (5.2) sehingga diperoleh nilai RMSE sebesar 1,3667. Karena nilai RMSE bernilai 1,3667 sedangkan data mencapai puluhan sehingga nilai RMSE dikatakan kecil dalam mempresentasikan data. Nilai RMSE yang kecil menunjukkan model baik untuk digunakan. Gambar 2. Perbandingan prediksi dan aktual inflasi di Indonesia Gambar 2 menunjukkan pada bulan Juni tahun 2016 inflasi prediksi sebesar 3.427081 dan inflasi aktual sebesar 3.45 hal ini terlihat tidak begitu besar perbedaannya hanya 0.022919. Pada bulan Agustus tahun 2016 terlihat memiliki perbedaan yang cukup jauh dan memiliki perbedaan sebesar 0.817146, karena inflasi prediksi pada bulan Agustus sebesar 3.607146 dan inflasi aktual sebesar 2.79. 6. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa model regresi nonparametrik B-spline untuk data inflasi di Indonesia adalah B-spline linier 7

seperti pada persamaan 5.1. Hasil prediksi inflasi Indonesia pada bulan Januari 2015 sampai bulan Desember 2016 menggunakan regresi nonparametrik B-spline seperti pada Tabel 3 dengan nilai RMSE sebesar 1,3667. DAFTAR PUSTAKA [1] Budiantara, I. N., F. Suryadi, B.W. Otok, dan S. Guritno, Pemodelan B-spline dan MARS Pada Nilai Ujian Masuk Terhadap IPK Mahasiswa Jurusan Disain Komunikasi Visual UK. Petra Surabaya, Statistika Vol.8 (2006),1-13. [2] Bunyamin dan Danila, N. Estimasi Inflasi di Indonesia dengan Menggunakan Metodologi Box Jekins. Statistika, Vol.18, 2011. [3] Eubank, R.L. Nonparametric Regression and Spline Smoothing Second Edition. Marcel Dekker, New York, 1999. [4] http://www.bi.go.id/en/moneter/inflasi/data/default.aspx [5] Judisseno, R.K. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. [6] Lyche, T. and K. Morken. Spline Methods. Deparment of Informatics. University of Oslo, 2004. [7] Suparti, D. Safitri, I. P. Sari, dan A. R. Devi. Analisis Data Inflasi Indonesia Menggunakan Model Regresi Kernel. Seminar Nasional FMIPA UNDIP, 2013. [8] Wahba, G. Spline Models for Observational Data. SIAM, Pennsylvania, 1990. 8