ANALISIS KADAR TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) DALAM AIR MINUM ISI ULANG KEMASAN GALON DI KECAMATAN LIMA KAUM KABUPATEN TANAH DATAR.

dokumen-dokumen yang mirip
SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR LOGAM BESI (Fe) PADA AIR SUMUR GALIAN WARGA SEKITAR INDUSTRI X KECAMATAN PANJANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

II. METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Determination of Zn Levels in Freshener Solution Tea Cans By Atomic Absorption Spectrophotometry

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

AIR MINUM DESA SUKATENDEL, DESA SURBAKTI, DAN DESA NDOKUM SIROGA KABUPATEN KARO DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

ANALISIS LOGAM TIMBAL (Pb) DAN TIMAH (Sn) PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM TUGAS AKHIR

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari Keywords: Water Well, Lead, Atomic Absorption Spectrophotometry

Nurmaya Effendi, Mamat Pratama, Husna Kamaruddin. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

ANALISIS KADAR KADMIUN, TEMBAGA, DAN SENG DALAM AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM KARYA ILMIAH

SKRIPSI WIDIA SUSANTI

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Analisis Cemaran Mikroba dan Logam (Pb, Cd dan Hg) pada Es Balok dan Sumber Air Bahan Pembuatnya di Pabrik Es Balok Wilayah Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

ANALISA LOGAM BERAT PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG DIPRODUKSI DI KOTA BATAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn

Transkripsi:

Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 116-123, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 ANALISIS KADAR TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) DALAM AIR MINUM ISI ULANG KEMASAN GALON DI KECAMATAN LIMA KAUM KABUPATEN TANAH DATAR Kuntum Khaira Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar Jl. Sudirman No. 137 Kuburajo Lima Kaum Batusangkar, 27213. Email : kuntum60@gmail.com ABSTRACT This research investigated the quantity of copper (Cu) and Zinc (Zn) in five minifactories for processing water at Lima Kaum District, Tanah Datar Regency. The method used was atomic absorption spectrophotometry (AAS). The research findings revealed that the quantity of copper (Cu) fulfilled the criteria regulated by the Regulation of Ministry of Health Affairs No. 492/MENKES/PER/IV/2010. It is not exceed 2 mg/l. Meanwhile, the quantity of Zinc (Zn) did not fulfill, except one, the Regulation of Ministry of Health Affairs No. 492/MENKES/PER/IV/2010. It is because not exceed than 3 mg/l. Key words : secondry water, copper (Cu) and Zinc (Zn) atomic absorption spectrophotometry PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kepentingan hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lainnya karena hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan ge-nerasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan kepada segenap pengguna air. Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi dan untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Air minum memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum langsung berhubungan dengan proses biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia. Lebih dari 70 % tubuh manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 % proses biokimiawi tubuh memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia berkualitas tidak baik maka akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Maulana, 2012). Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MEN- KES/PER/IV/2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan parameter tambahan yang meliputi persyaratan kimia, mikrobiologi, fisik dan radioaktivitas. Persyaratan kimia yaitu air minum tidak mengandung senyawa kimia yang beracun dan setiap zat yang terlarut dalam air mempunyai batas tertentu yang diperkenankan. Air minum dapat membuat orang jadi sehat tetapi juga berpotensi sebagai media penularan penyakit, penyebab keracunan, dsb. 116

Kuntum Khaira, Analisis Kadar Tembaga dan Seng Air Minum Isi Ulang Lima Kaum Tanah Datar Tingginya kebutuhan terhadap air minum memotifasi munculnya berbagai usaha air minum baik air minum dalam kemasan (AMDK) maupun air minum isi ulang (AMIU). Air minum dalam kemasan (AMDK) dari perusahaan air minum dalam kemasan umumnya telah mendapat rekomendasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang tentunya sudah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3553- 2006) dalam pengelolaan air minum agar tidak terkontaminasi zat ataupun bahan yang membahayakan kesehatan tubuh. Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) ini masih relatif mahal, apalagi jika membelinya secara terus menerus. Hal ini membuat masyarakat mencari alternatif baru. Mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU) dari depot air minum isi ulang kini menjadi pilihan. Selain praktis karena tidak perlu di masak terlebih dahulu, harganya juga lebih terjangkau dan mudah untuk mendapatkannya. Konsumen dapat datang ke depot air minum isi ulang dengan membawa galon bekas dari merek apa saja untuk isi ulang atau dapat memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh depot air minum isi ulang dengan layanan antar jemput. Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Di Kabupaten Tanah Datar, telah berdiri sekitar 100 depot air minum isi ulang dan dari 100 depot air minum isi ulang tersebut tercatat 32 depot belum memiliki izin resmi dari Pemerintah Kabupaten Tanah Datar (Harian Haluan, 2012). Meski harga air minum isi ulang (AMIU) di depot air minum isi ulang lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya. Air minum depot isi ulang bisa tercemar oleh mikroba dan kandungan kadar logam yang melampaui ambang batas normal (Lubis, 2005). Logam dalam kadar tertentu dalam air minum dibutuhkan oleh manusia, namun dalam kadar berlebih dapat merugikan kesehatan. Sebagai contoh kandungan tembaga (Cu) dalam jumlah kecil diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme. Tembaga (Cu) merupakan komponen dari enzim yang diperlukan untuk menghasilkan energi, anti oksidasi dan sintesa hormon adrenalin, serta untuk pembentukan jaringan ikat. Namum kelebihan tembaga (Cu) dalam tubuh akan mengakibatkan keracunan, mual, muntah, dan menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal (Yustisia, 2012). Demikian juga dengan seng (Zn). Seng (Zn) dalam jumlah kecil merupakan unsur penting dalam metabolisme, sehingga kalau anak kekurangan seng (Zn), pertumbuhannya bisa terhambat. Seng (Zn) juga berperan dalam membantu penyembuhan luka, menyusun struktur protein dan membran sel. Namun terlalu banyak seng akan menyebabkan rasa pahit dan sepet pada air minum, dapat menyebabkan muntah, diare serta menyebabkan gangguan reproduksi (Nasution, 2011). Tembaga (Cu) dan seng (Zn) merupakan logam yang secara alami terdapat dalam air. Namum kadar kedua logam ini dapat saja bertambah jika ada kontaminasi selama perjalanan pada air baku (air pegunungan) yang dibawa dalam tangki pengangkut untuk di distribusikan kepada depot air minum isi ulang serta tidak tertutup kemungkinan pula dengan semua bahan logam yang ada pada alat pengolahan air di depot air minum isi ulang. Berdasarkan hal itu perlu dilakukan penelitian mengenai kadar tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isi ulang. Informasi yang jelas terutama tentang memenuhi syaratnya air minum isi ulang (AMIU) tersebut akan menambah kenyamanan masyarakat untuk mengkonsumsinya. METODE PENELITIAN Sampel yang akan di teliti berjumlah 5 sampel yang diambil dari 5 depot air minum isi ulang (AMIU) di Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar. Kode sampel, nama depot air minum isi ulang (AMIU) dan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 1. 117

Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 116-123, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 Tabel 1 Sampel yang Diteliti No Kode Sampel Depot Alamat 1 A Az Dobok 2 B Tl Kubu Rajo 3 C Wu Balai Labuah Bawah 4 D Fr Malana Ponco 5 E Am Cubadak Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aquades, asam nitrat (HNO 3 ) pekat, larutan standar tembaga (Cu), larutan standar seng (Zn), gas setilen C 2 H 2. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer serapan atom (SSA), lampu hollow katoda Cu, lampu hollow katoda Zn, erlenmeyer 250 ml, pipet ukur 5 ml ; 10 ml; 20 ml ; 30 ml ; 40 ml dan 60 ml, labu ukur 100 ml, penangas air, corong gelas, labu semprot, kertas saring whatman 42, tabung reaksi dan pipet tetes Prosedur Kerja Persiapan dan Pengawetan Sampel dengan Asam Nitrat (HNO 3 ) Pekat Sampel tidak dapat segera Dianalisa,maka sampel diawetkan dengan penambahan asam nitrat (HNO 3 ) pekat sampai ph kurang dari 2 dengan waktu simpan maksimal 6 bulan. Pertama, Sebanyak 100 ml sampel dikocok sampai homogen dan dimasukkan dalam Erlenmeyer. Kedua, Kemudian tambahkan 5 ml HNO 3 pekat. Ketiga, selanjutnya di panaskan sampai sampel hampir kering. Keempat, setelah didinginkan beberapa saat lalu ditambahkan 50 ml aquades, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml melalui kertas saring dan ditambahkan aquades sampai tanda batas. Pembuatan Larutan Standar Cu Pembuatan Larutan Standar Cu 100 Mg/L dilakukan dengan mengambil 5 ml larutan induk Cu 1000 mg/l dengan pipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas. Kemudian pembuatan larutan standar Cu 10 mg/l dilakukan dengan cara mengambil 5 ml larutan induk Cu 100 mg/l dengan pipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas. Pembuatan larutan standar Cu 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 mg/l dilakukan dengan cara mengambil masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml larutan standar Cu 10 mg/l dengan pipet dan di masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 50 ml, di tambahkan aquades sampai tanda batas. Nilai absorbansinya di ukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Pembuatan Larutan Standar Zn Pembuatan larutan standar Zn 100 mg/l dilakukan dengan cara mengambil 5 ml larutan induk Zn 1000 mg/l dengan pipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas. Pembuatan larutan standar Zn 10 mg/l dilakukan dengan cara mengambil 5 ml larutan induk Zn 100 mg/l dengan pipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, di-tambahkan dengan aquades sampai tanda batas. Pembuatan larutan standar Zn 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 mg/l dilakukan dengan cara mengambil masing-masing 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml larutan standar Zn 10 mg/l dan di masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 50 ml, di tambahkan aquades sampai tanda batas. Nilai absorbansinya di ukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Pengukuran konsentrasi logam tembaga (Cu) dengan SSA Mengoptimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu (a) beberapa parameter pengukur untuk logam tembaga (Cu) ditetapkan sebagai berikut yaitu panjang gelombang 249,2 nm, tipe nyala asetilen/udara; (b) Kemudian masing-masing larutan standar yang telah di buat di ukur pada panjang gelombang. Nilai absorbansinya akan terlihat; (d) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi dan (d) 118

Kuntum Khaira, Analisis Kadar Tembaga dan Seng Air Minum Isi Ulang Lima Kaum Tanah Datar Dilanjutkan dengan pengukuran sampel yang sudah dipersiapkan. Pengukuran konsentrasi logam seng (Zn) dengan SSA Mengoptimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu (a) beberapa parameter pengukur untuk logam Seng (Zn) ditetapkan sebagai berikut panjang gelombang 213,9 nm, tipe nyala asetilen/udara; (b) kemudian masing-masing larutan standar yang telah di buat di ukur pada panjang gelombang. Nilai absorbansinya akan terlihat; (c) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi; (d) Dilanjutkan dengan pengukuran sampel yang sudah dipersiapkan. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari spektro-fotometer serapan atom adalah nilai ab-sorbansi dari masing-masing larutan yang akan di plot dalam suatu grafik. Dari grafik dapat diturunkan persamaan garis regresi dengan metoda least square sehingga dapat dianalis kandungan logam pada sampel dengan persamaan, y = ax + b, dimana y = absorban; x = konsenrasi; a = koefisien regresi (slope = kemiringan) dan b = tetapan regresi (intersep) HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Tembaga (Cu) Pengukuran kadar tembaga (Cu) pada air minum isi ulang dimulai dengan pengukuran absorbansi larutan standar tembaga (Cu) dengan spektrofotometri serapan atom (SSA). Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar tembaga (Cu) diplotkan terhadap konsentrasi larutan larutan tembaga (Cu) tertera pada Tabel 2. Penentuan Persamaan Garis Regresi Larutan Standar Tembaga (Cu) Dari absorbansi larutan standar yang diperoleh maka persamaan garis regresi dapat ditentukan dengan menggunakan metoda Least Square dituliskan di Tabel 3. Tabel 2 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Tembaga (Cu) No Konsentrasi (mg/l) Absorbansi Rata-Rata (A) 1 0,250 0,0300 2 0,500 0,0633 3 1,000 0,1284 4 1,500 0,1910 Tabel 3 Data Perhitungan Persamaan Garis Regresi Larutan Standar Tembaga (Cu) No x y Y x 2 1 0.25 0.03 0.0075 0.0625 2 0.5 0.0633 0.03165 0.25 3 1 0.1284 0.1284 1 4 1.5 0.191 0.2865 2.25 Σ 3.25 0.4127 0.45405 3.5625 Dimana : = (Σx) = 3,25 = 0,8125 n 4 y = (Σy) = 0,4127 = 0.10318 n 4 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : y = ax + b dimana : a = slope 119

Absobansi Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 116-123, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 b = intersep Harga a diperoleh dengan mensubstitusikan nilai-nilai yang terdapat dalam tabel 3 kedalam persamaan berikut : a = n (Σxy) (Σx) (Σy) n(σx²) (Σx)² 4 (0.45405) (3.25) (0.4127) a = 4(3.5625) (3,25)² a = 0,12879 Sedangkan harga b adalah : b = y - a x b = 0,10318 (0,12879)(0,8125) b = - 0,00147 Sehingga persamaan garis regresinya adalah y = 0,12879 x - 0,00147. Dari persamaan garis regresi tersebut dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi. Berikut ini kurva kalibrasi laruran standar tembaga (Cu). 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 y= 0,12879 x - 0.00147 r 2 = 99,98 0 0,5 1 1,5 2 Konsentrasi (mg/l) Gambar 1 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Tembaga (Cu) Diperolehnya gambar 1 dari persamaan garis regresi linier hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan standar sebagai berikut : y = 0,12879 x - 0,00147 dimana y = nilai absorbansi dan x = kandungan kadar tembaga (Cu) didalam air. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9999. Hasil ini menunjukkan bahwa antara kandungan tembaga (Cu) dalam konsentrasi absorbansi berkorelasi positif dan korelasinya erat (r 2 = 0,9998). Nilai r 2 sebesar 0,9998 berarti kurva pada gambar 4 tersebut mempunyai keakuratan dalam menentukan konsentrasi sebesar 99,98 %. Selanjutnya untuk menentukan kadar tembaga (Cu)) dalam sampel air dilakukan pengukuran absorbansi. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Seng (Zn) Pengukuran kandungan seng (Zn) pada air minum isi ulang dimulai dengan pengukuran absorbansi larutan standar seng (Zn) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar seng (Zn) diplotkan terhadap konsentrasi larutan seng (Zn) tertera pada Tabel 4. 120

Kuntum Khaira, Analisis Kadar Tembaga dan Seng Air Minum Isi Ulang Lima Kaum Tanah Datar Penentuan Persamaan Garis Regresi Laruta Standar Seng (Zn) Dari absorbansi larutan standar yang diperoleh maka persamaan garis regresi dapat ditentukan dengan menggunakan metoda Least Square di Tabel 5. Tabel 4 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Seng (Zn) No Konsentrasi (mg/l) Absorbansi Rata-Rata (A) 1 0,3000 0,1874 2 0,6000 0,3822 3 0,9000 0,5260 4 1,2000 0,6371 5 1,5000 0,7474 Tabel 5 Data Perhitungan Persamaan Garis Regresi Larutan Standar Seng (Zn) No x y xy x 2 1 0.3 0.1874 0.05622 0.09 2 0.6 0.3822 0.22932 0.36 3 0.9 0.526 0.4734 0.81 4 1.2 0.6371 0.76452 1.44 5 1.5 0.7474 1.1211 2.25 Σ 4.5 2.4801 2.64456 4.95 Dimana : = (Σx) = 4,5 = 0,9 n 5 y = (Σy) = 2,4801 = 0.49602 n 5 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis: y = ax + b, dimana : a = slope; b = intersep. Harga a diperoleh dengan mensubstitusikan nilai-nilai yang terdapat dalam Tabel 4 kedalam persamaan berikut : a = n (Σxy) (Σx) (Σy) n(σx²) (Σx)² 5 (2,64456) (4,5) (2,4801) a = 5(4,95) (4,5)² a = 0,4583 Sedangkan harga b adalah : b = y - a x b = 0,49602 (0,4583)(0,9) b = 0,08355 Sehingga persamaan garis regresinya adalah y = 0,4583 x + 0,08355. Dari persamaan garis regresi tersebut dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi. Berikut ini kurva kalibrasi laruran standar seng (Zn). Diperolehnya Gambar 2 dari persamaan garis regresi linier hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan standar sebagai berikut : y = 0,4583 x + 0,08355 dimana y = nilai absorbansi dan x = kandungan kadar seng (Zn) didalam air. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9917. Hasil ini menunjukkan bahwa antara kandungan seng (Zn) dalam konsentrasi absorbansi berkorelasi positif dan korelasinya erat (r 2 = 0,98356). Nilai r 2 sebesar 0,98356 berarti kurva pada gambar 5 tersebut mempunyai keakuratan dalam menentukan konsentrasi sebesar 98,356 %. Selanjutnya untuk menentukan kadar seng (Zn) dalam sampel air dilakukan pengukuran absorbansi. Penetapan Kadar Tembaga (Cu) pada Sampel Kadar tembaga (Cu) sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi y = 0,12879 x - 0,00147 dimana y adalah absorbansi dari sampel. Dengan men- 121

Absobansi Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 116-123, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 substitusikan nilai absorbansi (y) dari masingmasing sampel akan diperoleh nilai x yaitu konsentrasi tembaga (Cu) di dalam masingmasing sampel seperti pada Tabel 6. 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 y= 0,4583 x + 0,08355 r 2 = 0,98356 0 0,5 1 1,5 2 Konsentrasi (mg/l) Gambar 2 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Seng (Zn) Tabel 6 Hasil Konsentrasi Tembaga (Cu) Masing-Masing Sampel No Kode Sampel Absorbansi Konsentrasi Cu (mg/l) 1 A 0,0021 0,028 2 B 0,0023 0,029 3 C 0,0009 0,018 4 D 0,0026 0,032 5 E 0,0010 0,019 Penetapan Kadar Seng (Zn) pada Sampel Konsentrasi Seng (Zn) sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi y = 0,4583 x + 0,08355 dimana y adalah absorbansi dari sampel. Dengan mensubstitusikan nilai absorbansi (y) dari masingmasing sampel akan diperoleh nilai x yaitu konsentrasi seng (Zn) di dalam masing-masing sampel seperti pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Konsentrasi Seng (Zn) Masing-Masing Sampel No Kode Sampel Absorbansi Konsentrasi Zn (mg/l) 1 A Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi 2 B Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi 3 C Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi 4 D Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi 5 E 0,1778 0,21 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari lima sampel air minum isi ulang yang dianalisis, kandungan tembaga (Cu) berkisar antara 0,018 mg/l sampai 0,032 mg/l. Hasil 122

Kuntum Khaira, Analisis Kadar Tembaga dan Seng Air Minum Isi Ulang Lima Kaum Tanah Datar yang diperoleh ini lebih rendah dari ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu kandungan maksimal tembaga (Cu) dalam air minum isi ulang yang diperbolehkan adalah 2 mg/l. Hal ini mengindikasikan bahwa air minum isi ulang dari lima depot tersebut memenuhi standar baku mutu untuk tembaga (Cu). Konsentrasi Seng (Zn) dalam sampel air minum isi ulang ditunjukkan oleh tabel 7. Empat dari lima sampel air minum isi ulang tidak terdeteksi kandungan sengnya. Sedangkan sampel ke lima yaitu sampel E mengandung seng (Zn) sebesar 0,21 mg/l. Hasil ini juga lebih rendah dari ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu kandungan maksimal seng (Zn) dalam air minum isi ulang yang diperbolehkan adalah 3 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa air minum isi ulang dari lima depot tersebut memenuhi standar baku mutu untuk seng (Zn).. Tidak terdeteksinya logam seng (Zn) dalam sampel A, B, C dan D kemungkinan disebabkan oleh pertama, sampel yang dianalisis tidak mengandung logam seng (Zn). Kedua, sampel yang dianalisis mengandung logam seng (Zn) dalam jumlah yang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh alat yang mempunyai kepekaan 0,001 mg/l. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 1. Kadar tembaga (Cu) dari lima sampel yang dianalisis semuanya memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MEN- KES/PER/IV/2010. 2. Kadar seng (Zn) untuk empat sampel tidak terdeteksi oleh alat sedangkan kadar seng (Zn) pada satu sampel yang lain memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MEN- KES/PER/IV/2010. 3. Air minum isi ulang (AMIU) dari lima depot yang diteliti memenuhi standar baku mutu untuk parameter tembaga (Cu) dan Seng (Zn). DAFTAR KEPUSTAKAAN Badan Standardisasi Nasional. SNI 01-35532006. Air Minum dalam Kemasan. Harian Haluan. 25 Februari 2012. Banyak Depot Tak kantongi Izin. hal 20. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Lubis H, Effendi De Lux Putra, Admar Jas. Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan Beberapa Logam Berat pada Air Minum Isi Ulang yang Beredar di Kota Medan. Majalah Kedokteran Nusantara. Vol 38. No.4. Desember 2005. Maulana, Putri. 2012. Fungsi dan Manfaat Air tersedia http://.perpustakaan.or.id. (diakses 21 Februari 2013) Nasution, Syamsiah. 2011. Penetapan Kadar Seng (Zn) pada Air Reservoir PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Deli Tua Secara Spektrofotometri. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/26 466.(diakses 21 Februari 2013) Yustisia, Aliya. 2012. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Mikronutrien. http;//www.futuremidwife.com. (diakses 22 Februari 2013). 123