BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2016 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro tahun 2016 sebagaimana yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kaltim, sebelumnya telah dituangkan dalam KUPA tahun 2016 dimana indikator ekonomi Kaltara pada bulan Juni 2016 mengalami Inflasi sebesar 1,59 persen atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 133,74 pada bulan Mei 2016 menjadi 135,87 pada bulan Juni 2016. Sampai dengan bulan Juni 2016 Inflasi tahun kalender sebesar 3,75 persen, sementara Inflasi year on year (yoy) sebesar 6,16 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi yang mengalami Inflasi sebesar 7,99 persen, disusul kelompok sandang dengan Inflasi 4,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami Inflasi 2,43 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami Inflasi 0,16 persen, kelompok perumahan mengalami Inflasi 0,01 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan mengalami Deflasi yaitu masing-masing sebesar -0,30 persen dan -0,05 persen Pada bulan Juni 2016 andil kelompok pengeluaran terhadap Inflasi Kota Tarakan yang terbesar adalah kelompok transportasi dan komunikasi yang memiliki andil 1,02 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil 0,43 persen, kelompok sandang memiliki andil 0,21 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga memiliki andil 0,01 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memiliki 0,002 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan memiliki andil negatif yaitu masing-masing sebesar -0,08 persen dan -0,002 persen Pada bulan Juni 2016 Kota Tarakan mengalami Inflasi sebesar 1,59 persen sedangkan pada periode yang sama dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 dan tahun 2014 masing-masing mengalami Inflasi sebesar 0,57 persen dan 0,54 persen. II-1
Inflasi year on year Kota Tarakan bulan Juni 2016 tercatat sebesar 6,16 persen, sedangkan pada Juni 2015 sebesar 9,79 persen dan pada Juni 2014 sebesar 8,29 persen. Untuk membuat kebijakan pelaksanaan pembangunan tahun 2017 perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja pembangunan daerah pada tahun sebelumnya, khususnya evaluasi terhadap indikator makro pembangunan. Hasil evaluasi dan identifikasi permasalahan serta tantangan yang dihadapi, baik internal maupun eksternal, menjadi dasar dalam menentukan isu-isu yang akan dihadapi pada tahun 2017 yang selanjutnya dirumuskan menjadi kebijakan prioritas pembangunan. Nilai ekspor Provinsi Kalimantan Utara Juli 2016 berupa barang non migas mencapai US$ 54,91 juta atau mengalami penurunan sebesar 34,22 persen dibanding ekspor Juni 2016. Sementara bila dibandingkan periode Juli 2015 ekspor non migas mengalami penurunan sebesar 44,32 persen. Secara kumulatif nilai ekspor non migas Provinsi Kalimantan Utara Januari-Juli 2016 mencapai US$ 428,22 juta atau turun 96,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Seluruh ekspor Provinsi Kalimantan Utara berupa barang non migas. Tabel. 2.1 Ringkasan Perkembangan Ekspor Kalimantan Utara Mei 2016 Uraian Total Ekspor Migas Nilai FOB (Juta US$) Perubahan (%) April Mei* Jan-Mei Jan-Mei Mei 2016* Jan-Mei 2016* 2016 2016 2015 2016 terhadap terhadap April 2016 Jan-Mei 2015 Peran terhadap total Jan-Mei 2016 (%) 53.28 51.29 8,991.93 289.28-3.73-96.78 100.00 - - - - - - - 53.28 51.29 8,991.93 289.28-3.73-96.78 100.00 Non Migas Hasil Tambang 37.54 36.52 8,934.18 215.22-2.71-97.59 74.40 Hasil Industri 10.50 10.23 52.21 48.11-2.60-7.85 16.63 Hasil Pertanian 5.23 4.54 5.54 25.94-13.26 368.24 8.97 *)angka sementara Sumber: BPS Kaltim 2016 II-2
Gambar 2.1 Grafik Perkembangan Ekspor Provinsi Kaltara Januari 2015 - Juli 2016 Negara tujuan utama ekspor non migas Provinsi Kalimantan Utara pada Juli 2016 adalah ke negara Jepang, Cina, dan India masing-masing mencapai US$ 13,53 juta, US$ 12,15 juta dan US$ 10,67 juta. Peranan ketiga negara tersebut dalam ekspor Provinsi Kalimantan Utara mencapai 66,73 persen terhadap total ekspor pada bulan Juli 2016. Penurunan ekspor nonmigas Juli 2016 jika dibandingkan dengan Juni 2016 yang terbesar terjadi ke Negara Malaysia yaitu dari US$ 10,08 juta menjadi sebesar US$ 4,72 juta, atau mencapai 53,18 persen. Negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan juga terjadi di Negara Jepang, India, Cina, Taiwan dan Amerika Serikat masing-masing mengalami penurunan sebesar 19,15 persen, 43,03 persen, 41,39 persen, 11,71 persen dan 52,92 persen. Pada Tabel 2.2 dapat dilihat ekspor menurut golongan barang HS 2 digit. Penurunan terbesar ekspor Provinsi Kalimantan Utara pada Juli 2016 adalah golongan pakaian dan aksesoris pakaian bukan rajutan atau kaitan (62) yaitu dari US$ 0,003 juta menjadi US$ 0,001 juta atau perubahannya mencapai 60,82 persen. Berikutnya adalah golongan barang Kayu dan barang dari kayu,arang kayu (44) yang mengalami penurunan sebesar 44,08 persen yaitu dari US$ 8,028 juta pada Juni 2016 menjadi US$ 4,489 juta pada bulan Juli 2016. II-3
Tabel 2.2 Ekspor Kalimantan Utara Menurut Beberapa Golongan Barang HS 2 Dijit Juli 2016 Impor Provinsi Kalimantan Utara pada Juli 2016 mengalami penurunan sebesar 36,56 persen dibanding Juni 2016, yaitu dari US$ 1,48 juta pada Juni 2016 menjadi US$ 0,94 juta pada Juli 2016. Penurunan impor Juli 2016 disebabkan oleh penurunan impor hasil barang nonmigas berupa barang hasil tambang mengalami penurunan impor sebesar 60,64 persen dan barang industri mengalami kenaikan sebesar 31,42 persen. Bila dibandingkan dengan Juli 2015, impor Provinsi Kalimantan Utara mengalami penurunan sebesar 82,65 persen. Pada bulan Mei 2016, impor menurut beberapa golongan barang HS 2 dijit rata-rata mengalami penurunan impor pada semua golongan berupa barang Pupuk (31) sebesar 44,67 persen, Gula dan Kembang Gula kapur dan semen (17) sebesar 24,45 persen. Dan rata-rata keseluruhan golongan barang mengalami penurunan sebesar 24 persen. II-4
Uraian Total Impor Migas Tabel 2.3 Ringkasan Perkembangan Impor Kalimantan Utara Juli 2016 Nilai FOB (Juta US$) Perubahan (%) Juni Juli* Jan-Juli Jan-Juli Juli 2016* Jan-Juli 2016 2016 2016 2015 2016 terhadap terhadap Juni 2016 Jan-Juli 2015 Peran terhadap total Jan-Juli 2016 (%) 1.48 0.94 28.43 8.93-36.56-68.57 100.00 0.00 0.00 0.00 0.000092 0.00 0.00 0.00 1.48 0.94 28.43 8.93-36.56-68.57 100.00 Non Migas Hasil Tambang 0.24 0.09 25.92 2.46-60.64-90.50 27.56 Hasil Industri 1.24 0.84 2.51 6.46-31.62 157.65 72.29 Hasil Pertanian 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 900.00 0.15 *)angka sementara Nilai impor Provinsi Kalimantan Utara Juli 2016 berupa barang non migas mencapai US$ 0,94 juta atau mengalami penurunan sebesar 36,56 persen dibanding impor Juni 2016. Sementara bila dibanding Juli 2015 impor Provinsi Kalimantan Utara mengalami penurunan sebesar 82,65 persen. Secara kumulatif nilai impor Provinsi Kalimantan Utara Januari-Juli 2016 mencapai US$ 8,93 juta atau turun 68,57 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Seluruh impor Provinsi Kalimantan Utara secara kumulatif berupa barang non migas dan migas. Gambar 2.2 Perkembangan Impor Provinsi Kalimantan Utara Januari 2015-Juli 2016 Pada bulan Juli 2016, impor menurut beberapa golongan barang HS 2 dijit ratarata mengalami penurunan impor pada semua golongan barang. Penurunan terbesar berupa barang Garam, belerang, tanah dan batu (25) sebesar 60,64 persen. Kemudian golongan barang Pupuk menurun sebesar 30,87 persen. II-5
Tabel 2.4 Impor Kalimantan Utara Menurut Beberapa Golongan Barang HS 2 Dijit Juli 2016 Neraca Perdagangan Provinsi Kalimantan Utara tetap menunjukan nilai yang positif. Pada bulan Juli 2016 neraca perdagangan ekspor impor surplus sebesar US$ 53,97 juta lebih kecil dibanding neraca perdagangan pada bulan Juni 2016 yang surplus sebesar US$ 82 juta. Sedangkan neraca perdagangan periode Januari Juli 2016 surplus sebesar US$ 419,29 juta lebih kecil dibanding dengan neraca perdagangan Januari Juli 2015 surplus sebesar US$ 12.558,94 juta. Tabel 2.5 Neraca Perdagangan Kalimantan Utara Juli 2016 Nilai (Juta US$) Uraian Juni Juli* Jan-Juli Jan-Juli* 2016 2016 2015 2016 Ekspor 83.48 54.91 12,587.36 428.22 Impor 1.48 0.94 28.43 8.93 Neraca Perdagangan 82.00 53.97 12,558.93 419.29 *)angka sementara II-6
2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Tahun 2017 Sebagaimana termuat dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021, indikator ekonomi Kaltara tahun 2017 direncanakan sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi berkisar 6,0 persen 2. Laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan berkisar Rp. 54.747.825.000.000 3. Angka Kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0,5 persen yakni dari 6,2 persen di tahun 2016 menjadi 5,7 persen di tahun 2017 4. Angka pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar 0,4 persen yakni dari 6,2 persen di tahun 2016 menjadi 5,7 persen di tahun 2017 Dengan optimisnya target pertumbuhan PDRB, diharapkan akan meningkatkan indikator makro pembangunan yang lain, seperti meningkatnya pendapatan per kapita, penurunan jumlah pengangguran terbuka, penurunan jumlah penduduk miskin dan peningkatan kesempatan kerja. Dalam menentukan besarnya rencana pendapatan daerah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan evaluasi dan simulasi pada komponen pendapatan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dalam jangka panjang, pembangunan Kalimantan Utara berupaya untuk mengoptimalkan pendapatan melalui kebijakan pengembangan lapangan usaha dan kesempatan kerja yang seluas-luasnya pada sektor-sektor potensial. Seiring dengan peningkatan pendapatan penduduk, pemerintah juga melakukan penataan pelayanan, dan perluasan obyek pajak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mempertimbangakan suasana kondusif untuk mendukung berkembangnya investasi di Kalimantan Utara. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan keuangan daerah dari sisi pendapatan daerah serta penentuan target penerimaan daerah adalah : 1. Hasil evaluasi potensi objek pajak dan objek restribusi serta perkembangannya. 2. Hasil evaluasi realisasi penerimaan tahun sebelumnya. 3. Intensifikasi dan koordinasi dengan instansi dan mitra kerja terkait yang memiliki sumber-sumber pungutan/pendapatan. II-7
4. Kondisi ekonomi makro daerah. 5. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah terutama kebijakan daerah yang pro rakyat perlu diterapkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada sektorsektor ekonomi yang prospektif seperti pertanian, yang selama ini tingkat pertumbuhannya maupun kontribusinya dalam PDRB Kalimantan Utara masih sangat kecil. Dengan demikian diharapkan struktur ekonomi kedepan akan terjadi keseimbangan antara sektor ekonomi padat modal dan sektor ekonomi padat tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa hal yang menjadi prioritas arah kebijakan daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017 untuk optimalisasi pencapaian indikator makro ekonomi adalah : 1. Menciptakan iklim investasi yang kondusif, melakukan regulasi yang menjamin kemudahan berusaha dan berinvestasi dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 2. Pembangunan infrastruktur penunjang pertanian 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang konektivitas antar daerah. 4. Melakukan revitalisasi dan hilirisasi produk pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan, untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat petani, nelayan dan peternak dan daya saing produk pertanian dan perikanan. 5. Meningkatkan kualitas pelaku usaha perikanan pasca panen (off-farm) 6. Menciptakan industri kecil dan menengah berbasis sumberdaya local 7. Perbaikan Insentif untuk mendorong kewirausahaan dan akses bagi usaha menengah, kecil dan mikro serta sektor riil lainnya. II-8