JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( X Print) D-108

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR)

Regresi Bivariat Poisson Dalam Pemodelan Jumlah Kematian Bayi dan Jumlah Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

Pemodelan Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Hiv dan Aids Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Poisson Bivariat

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression

III. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci Overdispersi, regresi Zero-Inflated Generalized Poisson (ZIGP), Tetanus Neonatorum.

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB IV GAMBARAN UMUM

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

FUZZY SUBTRACTIVE CLUSTERING BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA ALAM PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

PEMODELAN INFANT MORTALITY RATE (IMR) DENGAN PENDEKATAN ZERO INFLATED POISSON REGRESSION BERBASIS ALGORITMA EM

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN:

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR)

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

GUBERNUR JAWA TENGAH

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA DI PAPUA TAHUN 2015 DENGAN METODE REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP)

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA)

APLIKASI MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI PADA KASUS ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH TAHUN 2007

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

PEMODELAN KEMISKINAN DAERAH MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) (STUDI KASUS : PROPINSI JAWA TENGAH)

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK USIA WAJIB BELAJAR DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED POISSON REGRESSION

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-61

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

APLIKASI PENGGUNAAN METODE KOHONEN PADA ANALISIS CLUSTER (Studi Kasus: Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah Dalam Menghadapi Asean Community 2015)

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-285

Kajian Generalisasi Distribusi Binomial yang Bertipe COM-Poisson dan Sifat-Sifatnya

PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPASIAL AUTOREGRESSIVE MODEL PANEL DATA

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

PENEMPATAN TENAGA KERJA

PEMODELAN STATUS KESEJAHTERAAN DAERAH KABUPATEN ATAU KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

BERITA RESMI STATISTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D-8 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh erhadap Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa engah dengan Bivariate Generalized Poisson Regression Maudi Pramedia Putri dan Purhadi Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut eknologi Sepuluh Nopember (IS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6 Indonesia e-mail: purhadi@statistika.its.ac.id dan pramediaputry@gmail.com Abstrak Jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Provinsi Jawa engah hingga akhir tahun masih memiliki tugas yang berat dalam memenuhi target MDGs. Jumlah kematian bayi di Jawa engah termasuk dalam 6 peringkat tertinggi di Indonesia dan untuk jumlah kematian ibu di Jawa engah dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan dan telah mengalami penurunan pada tahun akan tetapi belum memenuhi target MDGs, untuk itu perlu adanya upaya dari pemerintah Provinsi Jawa engah untuk menekan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi dengan menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression. Pada model terbaik yang diseleksi menggunakan nilai AIC yang signifikan mempengaruhi jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi adalah persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe3, persentase komplikasi kebidanan yang ditangani, persentase rumah tangga ber-phbs dan persentase ibu hamil melaksanakan program K4. Kata Kunci AIC, Bivariate Generalized Poisson Regression, Jawa engah, Kematian Bayi, Kematian Ibu. P I. PENDAHULUAN ROVINSI Jawa engah merupakan salah satu dari beberapa provinsi di Pulau Jawa yang masih memiliki tugas yang berat dalam memenuhi target MDGs yang terkait dengan upaya penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi hingga akhir tahun. Jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat dan kesejahteraan suatu bangsa. Provinsi Jawa engah termasuk dalam 6 besar daerah dengan AKI dan AKB tertinggi di Indonesia. Jumlah kematian ibu di Jawa engah dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan, tercatat pada sebanyak 6 kasus, pada meningkat menjadi 668 kasus, pada naik menjadi 67 kasus, pada 3 sebanyak 668 dan pada 4 tercatat sebanyak 7 kasus sedangkan pada tahun menurun menjadi 69 kasus dengan AKI,6 sehingga nilai ini belum memenuhi target dari MDG s. Jumlah kematian bayi tertinggi Provinsi Jawa engah pada tahun terdapat pada Kabupaten Grobogan dengan jumlah kematian bayi sebesar 384 bayi dan jumlah kematian ibu tertinggi di Provinsi Jawa engah terdapat pada Kabupaten Brebes yaitu sebanyak kematian ibu. Penelitian mengenai kematian bayi telah beberapa kali dilakukan []-[], menerapkan Generalized Poisson Regression (GPR untuk data yang mengalami overdispersi. Selain itu, penelitian tentang kematian ibu dan kematian bayi juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan regresi poisson bivariat. GPR yang terjadi pelanggaran asumsi rata-rata dan ragam yang sama. Pelanggaran asumsi tersebut yaitu ragam lebih besar daripada rata-rata disebut overdispersi. Kebaikan model menunjukkan bahwa GPR lebih baik daripada regresi Poisson [4]. BGPR bisa digunakan tidak hanya pada data count bivariat dengan korelasi positif, nol atau negatif tetapi juga data count bivariat yang under/over dispersi dengan hubungan antara ragam dan rata-rata yang fleksibel []. Data yang memiliki kasus over atau under dispersi tidak sesuai apabila dimodelkan menggunakan regresi Poisson. Untuk itu pada kasus over maupun under dispersi dapat dilakukan analisis menggunakan model GPR, Negative Binomial Regression, Zero-Inflated Poisson Regression dan Zero-Inflated Negative Binomial Regression. Pada model Zero- Inflated Poisson Regression dan Zero-Inflated Negative Binomial Regression digunakan pada data yang terjadi over maupun under dispersi dengan banyak nilai nol pada variabel respon [6]. Kematian ibu dan kematian bayi merupakan dua hal yang saling terkait erat karena status gizi dan kesehatan ibu erat kaitannya dengan kesehatan bayi di dalam kandungan. Variabel respon yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Provinsi Jawa engah pada ahun. Pada penelitian ini model yang digunakan adalah Bivariate Generalized Poisson Regression karena data tersebut tidak banyak mengandung nilai nol dan diduga terjadi over/under dispersi, variabel respon yang digunakan merupakan peristiwa yang mengikuti distribusi poisson karena jarang terjadi serta merupakan sepasang count data yang memiliki korelasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah mengenai kematian ibu dan bayi untuk mempermudah melakukan perencanaan program preventif di Provinsi Jawa engah sebagai upaya penurunan jumlah kematian ibu dan bayi berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh di Provinsi Jawa engah.

JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D-9 II. INJAUAN PUSAKA A. Generalized Poisson Regression Regresi Poisson mengasumsikan variabel respon menyebar Poisson, tidak ada multikolinieritas antar variabel prediktor dan memiliki ragam yang sama dengan rata-rata. Asumsi multikolinieritas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel prediktor. Pada data overdispersi atau underdispersi regresi poisson tidak dapat digunakan karena pendugaan dalam regresi poisson menjadi tidak efisien. Oleh karena itu digunakan pendekatan model model yang lebih sesuai untuk mengatasi kondisi overdispersi atau underdispersi. Salah satu model yang sesuai untuk mengatasi overdispersi atau underdispersi adalah Generalized Poisson Regression. Sehingga selain dalam Genaralized Poisson terdapat juga sebagai parameter dispersi. Pengujian overdispersi atau underdispersi dilakukan dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier dengan mengguna-kan hipotesis sebagai berikut [7]. H : H : Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut. / n n g g y LM i i i i yi i i i i ( dimana gi i olak H apabila nilai LM lebih besar dari Z α. Apabila nilai LM lebih besar dari Z α maka terjadi kasus overdispersi sedangkan jika nilai LM lebih kecil dari Z α maka terjadi kasus underdispersi. B. Bivariate Generalized Poisson Regression Bivariate Poisson Regression merupakan suatu metode yang digunakan untuk memodelkan sepasang data count yang memiliki korelasi dengan beberapa variabel prediktor [8]. Model Bivariate Poisson Regression dapat dituliskan : dimana, Jika ( Y i, Y i ~ GPB( i, i,, maka model dari Bivariate Generalized Poisson Regression adalah x β x x... x dimana ji i j j j i j i jk ki exp( x β exp( x x... x ji i j j j i j i jk ki x x x... x β i i i ki ( Y, Y ~ PB(,, j j j j jk i i i i e ; j, dan i,,, n x ji x i J i = x i x i... xki β = β β β... β j j j j jk... j, dan i,,..., n i. Pendugaan Parameter Bivariate Generalized Poisson Regression Metode pendugaan parameter Bivariate Generalized Poisson Regression (BGPR adalah Maximum Likelihood Estimation ( ( (MLE dengan fungsi likelihood dari Bivariate Generalized Poisson yaitu, L(, i, i,,, k k! yi k n min( yi, yi i y i ii exp i i y i yi i k y i yi k k i yi k k expk yi k! k! Pada hasil turunan fungsi likelihood dari Bivariate Generalized Poisson diperoleh persamaan yang masih mengandung parameter maka diselesaikan menggunakan iterasi Newton Rahpson dengan menggunakan persamaan: θ θ H θ g θ (3 m m m m Dimana, θ, β, β,,, (4 ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ g θm k β β θ θ m ln L θ ln L θ ln L θ ln L θ ln L θ ln L θ β β ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ β β β β β β β ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ β β β β β Hθm k k ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ ln Lθ simetris Matriks Hessian merupakan matriks yang berisi turunan terhadap parameter kedua dari fungsi ln LQ, β, β,,,. Adapun langkah-langkah pen-dugaan parameter dengan iterasi Newton-Raphson adalah,. Menentukan nilai penduga awal parameter L dengan θ, β, β,,,, iterasi pada saat m=. Nilai penduga awal diperoleh dengan metode OLS yaitu β X X X yj ; j, j g θ. β j. Membentuk vektor gradien 3. Membentuk matriks Hessian dengan mensubstitusikan persamaan yang dihasilkan dari turunan kedua ke dalam persamaan (. 4. Memasukkan nilai ke dalam θ elemen elemen vektor g dan matriks H sehingga diperoleh vektor gθ dan matriks Hθ.. Mulai dari m= dilakukan iterasi pada persamaan θ θ H θ g θ. j m j m m m Nilai θ merupakan kumpulan penduga parameter yang konvergen saat iterasi ke-m. 6. Apabila belum mendapatkan penduga parameter yang konvergen, maka dilanjutkan ke langkah hingga iterasi ke m = m+. Iterasi akan berhenti jika nilai dari θ θ. m m (

JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D- ii. Pengujian Hipotesis Parameter Bivariate Generalized Poisson Regression Pengujian serentak parameter pada model Bivariate Generalized Poisson Regression dilakukan untuk mengetahui signifikansi parameter α dan β secara bersama-sama dengan hipotesis sebagai berikut : H : α = α = β j = β j = = β jk = H : Ada salah satu α j, β jk ; j =, dan l =,,,k Statistik uji dengan persamaan sebagai berikut. L D β ~ ln ln L ln L ~ v L merupakan pendekatan dari distribusi D β dengan derajat bebas v, dimana v adalah jumlah parameter dibawah populasi dikurangi jumlah parameter dibawah H. Kriteria olak H apabila maka terdapat variabel prediktor D β ( av, yang berpengaruh terhadap variabel respon dengan α adalah taraf signifikansi. Apabila hasil dari pengujian serentak adalah tolak H, untuk itu perlu dilakukan pengujian terhadap parameter model Bivariate Generalized Poisson Regression secara parsial dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut.. Parameter α H : α j = H : α j ; j =, Statistik uji yang digunakan yaitu: j Zhit (6 SE. Parameter β H : β jl = H : β jl ; j =, dengan l =,,,k Statistik uji yang digunakan yaitu: jl Zhit SE (7 Keputusan yang akan diambil untuk pengujian hipotesis parameter α dan β adalah tolak H apabila nilai Z, dimana α adalah tingkat signifikansi yang digunakan. C. Multikolinieritas Pendeteksian multikolinieritas dapat dilakukan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel definisi VIF adalah, VIF ; j,,..., k (8 R j dengan, R j merupakan nilai koefisien determinasi antara variabel x j dengan variabel x lainnya. Nilai R j berkisar antara sampai dengan sehinga nilai VIF akan seiring dengan kenaikan koefisien determinasi. Nilai VIF yang lebih dari merupakan bukti cukup untuk mendeteksi adanya multikolinieritas [9]. D. Pemilihan Model erbaik Metode AIC adalah metode yang data digunakan untuk memilih model regresi terbaik yang ditemukan oleh Akaike. j jl hit Z Metode ini didasarkan pada metode Maximum Likelihood Estimation (MLE. Perhitungan nilai AIC menggunakan persamaan berikut, AIC lnmaximum likelihood number of parameters Model regresi terbaik adalah model regresi yang menghasilkan nilai AIC terkecil []. E. Kematian Ibu dan Kematian Bayi Kematian ibu adalah kematian seorang perempuan yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 4 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat tahun. Penyebab kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen []. III. MEODOLOGI PENELIIAN A. Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.dinkes-jatengprov.go.id, dimana data yang digunakan yaitu Data Profil Kesehatan Provinsi Jawa engah tahun. Unit pengamatan sebanyak 3 unit pengamatan terdiri atas 9 Kabupaten dan 6 Kota. B. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang akan dianalisis dibagi menjadi dua yaitu variabel respon (Y dan variabel prediktor (X. Variabelvariabel yang digunakan disajikan pada abel. abel. Variabel Penelitian Variabel Keterangan Determinan Konseptual Y Jumlah kematian bayi Proksi Y Jumlah kematian ibu Proksi X Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan Antara X Persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe3 Antara X3 Persentase komplikasi kebidanan yang Antara ditangani X4 Persentase rumah tangga ber-phbs Antara X Persentase ibu hamil melaksanakan program K4 Antara abel. Struktur Data dalam Penelitian Wilayah Y Y X X X 3 X 4 X Y. Y. X. X. X 3. X 4. X. Y. Y. X. X. X 3. X 4. X. 3 Y.3 Y.3 X.3 X.3 X 3.3 X 4.3 X.3 4 Y.4 Y.4 X.4 X.4 X 3.4 X 4.4 X.4........................ 3 Y.3 Y.3 X.3 X.3 X 3.3 X 4.3 X.3 Untuk memudahkan mengetahui pola data maka dibentuklah struktur data. Struktur data tersebut disusun berdasarkan variabel-variabel yang digunakan, baik variabel prediktor maupun variabel respon. Struktur data untuk penelitian ini ditunjukkan pada abel.

JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D- C. Langkah Analisis Pada penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan, antara lain.. Jawa engah serta variabel-variabel yang diduga berpengaruh yaitu menggunakan peta tematik Provinsi Jawa engah yang dibagi menjadi 3 dengan menggunakan Natural Breaks.. Langkah-langkah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi dengan Bivariate Generalized Poisson Regression adalah, Melakukan uji korelasi antar variabel respon yaitu jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi. Melakukan pemeriksaan kasus multikolinieritas dengan menggunakan kriteria VIF, untuk mengetahui apakah antar variabel prediktor yang diduga berpengaruh terdapat hubungan yang erat. 3 Melakukan pemodelan dengan menggunakan metode Bivariate Generalized Poisson Regression yang meliputi : a. Mendapatkan penduga parameter model Bivariate Generalized Poisson Regression dengan menggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE. i Himpunan parameter dibawah populasi :, β, β,,, ii Himpunan parameter dibawah H :, β, β,,,.. b. Melakukan pengujian hipotesis untuk Bivariate Generalized Poisson Regression dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : i Parameter α H : α = α = H : Ada salah satu α j ; j =, ii Parameter β H : β j = β j = = β jk = ; j =, H : Paling sedikit ada satu β jl ; j =, dengan l =,,,k 4 Melakukan pengujian overdispersion atau underdispersion. Menentukan model terbaik dari hasil all possible regression berdasarkan nilai AIC Gambar. Persebaran Jumlah Kematian Ibu di Jawa engah Berdasarkan Gambar dapat dilihat bahwa pada Kabupaten Banjarnegara, emanggung, Wonosobo, Purworejo, Magelang, Jepara, Rembang, Kota Magelang, egal, Pekalongan, Surakarta serta Semarang memiliki jumlah kematian ibu pada interval 3-, dimana jumlah ini masuk dalam kategori rendah. Jumlah kematian ibu paling rendah berada di Kota Magelang dan Kabupaten emanggung dengan jumlah kematian sebanyak 3 jiwa. Pada kategori jumlah kematian sedang yaitu interval -6 terjadi di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purbalingga, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Blora, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Klaten, Sukoharjo dan Wonogiri. Kategori tinggi untuk jumlah kematian ibu yaitu pada interval 7- terdapat pada 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa engah yaitu di Kabupaten Banyumas, Brebes, Pemalang, egal, Grobogan dan Kota Semarang, dimana jumlah kematian tertinggi terdapat di Kabupaten Brebes dengan jumlah kematian jiwa. AKI di Provinsi Jawa engah pada tahun tergolong sangat tinggi yaitu,6 per. kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari target tahun sebesar per. kelahiran hidup. Oleh karena itu perlu peningkatan upaya penurunan kematian ibu. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi Kabupaten/Kota di Jawa engah Pada tahun terdapat total 69 kematian ibu dan 7 kematian bayi di Provinsi Jawa engah. Jumlah kematian ibu tertinggi yaitu sebanyak jiwa tedapat di Kabupaten Brebes sedangkan terendah yaitu sebanyak 3 jiwa terdapat di Kota Magelang dan Kabupaten emanggung. Jumlah kematian bayi tertinggi sebanyak 384 jiwa terjadi di Kabupaten Grobogan sedangkan terendah sebanyak jiwa terjadi di Kota Magelang. Persebaran jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Provinsi Jawa engah dapat dilihat sebagai berikut. Gambar. Persebaran Jumlah Kematian Bayi di Jawa engah Gambar menunjukkan bahwa kategori jumlah kematian bayi yang termasuk rendah yaitu interval -8 terdapat di 6 Kabupaten/Kota di Jawa engah yaitu di Kota egal, Pekalongan, Salatiga, Magelang, Surakarta dan Kabupaten Banjarnegara, dimana jumlah kematian bayi terendah terdapat di Kota Magelang dengan jumlah kematian sebanyak jiwa. Pada kategori sedang untuk jumlah kematian bayi yaitu pada interval 8-7 terdapat pada Kabupaten Pemalang, Purbalingga, Kebumen, Banjarnegara, Pekalongan, Wonosobo, Purworejo, Magelang, Batang, Kendal, emanggung,

JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D- Semarang, Boyolali, Cilacap, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Demak, Kudus, Jepara, Pati, Rembang dan Blora. Pada 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa engah termasuk dalam kategori tinggi untuk jumlah kematian bayi yaitu pada interval 8-384 terdapat di Kabupaten Klaten, Banyumas, Brebes, egal, Grobogan dan Kota Semarang, dimana jumlah kematian bayi tertinggi terjadi sebanyak 384 jiwa yaitu di Kabupaten Grobogan. B. Pengujian Overdispersion atau Underdispersion Dikatakan overdispersion atau overdispersion apabila nilai variansnya lebih besar dari nilai rata-rata nya untuk setiap variabel respon. Berikut nilai mean dan varians dari jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi. abel 3. Mean dan Varians Variabel Respon Variabel Mean Varians Jumlah Kematian Ibu 7,69 4,63 Jumlah Kematian Bayi 9, 9,3 abel 3 menunjukkan bahwa varians dari masing-masing variabel respon memiliki nilai lebih besar dari nilai rata-rata atau mean nya. Sehingga dapat diindikasikan bahwa terjadi kasus overdispersion atau overdispersion pada data jumlah kematian ibu serta jumlah kematian bayi. Pada penelitian ini, untuk memastikan terjadinya kasus overdispersion atau overdispersion dilakukan pengujian menggunakan uji Lagrange Multiplier. Hipotesis yang digunakan untuk uji Lagrange Multiplier pada penelitian ini adalah sebagai berikut. H : (idak terjadi overdispersion/underdispersion H : (erjadi overdispersion/underdispersion Pada variabel respon jumlah kematian ibu diperoleh hasil nilai LM sebesar 464,7. Nilai ini lebih besar dari Z (,/ =,96, sehingga dapat diketahui bahwa terdapat kasus overdispersion atau overdispersion dengan variabel respon jumlah kematian ibu. Selanjutnya pada variabel respon jumlah jumlah kematian bayi didapatkan nilai LM sebesar 48,844. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kasus overdispersion atau overdispersion dengan variabel respon jumlah kematian bayi. Diketahui bahwa kedua nilai LM memiliki nilai lebih dari Z (, =,64, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kasus overdispersion pada data jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi. C. Pengujian Korelasi dan Multikolinieritas Kriteria yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression adalah antar variabel respon harus memiliki keterkaitan yang erat namun antar variabel prediktor tidak boleh memiliki keterkaitan yang erat. Hubungan antar variabel respon dapat dilihat melalui nilai koefisien korelasi variabel jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai koefisien korelasi untuk jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi sebesar,78, berarti terdapat hubungan yang erat antara jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Provinsi Jawa engah pada tahun. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai VIF untuk setiap variabel prediktor kurang dari, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdeteksi adanya multikolinieritas antar variabel prediktor. Karena antar variabel respon terdapat hubungan yang erat dan antar variabel prediktor tidak terdapat hubungan yang erat, maka selanjutnya dapat dilanjutkan analisis menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression. D. Model Bivariate Generalized Poisson Regression Model Bivariate Generalized Poisson Regression merupakan suatu model yang sesuai diterapkan pada sepasang data count yang saling berkorelasi serta terjadi pelanggaran asumsi rata-rata sampel sama dengan ragam sampel pada distribusi Poisson dengan kata lain jika terjadi over/under dispersi. Sehingga selain dalam Genaralized Poisson terdapat juga sebagai parameter dispersi. Pengujian parameter secara serentak dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat minimal satu variabel yang berpengaruh terhadap model yang dihasilkan. Hipotesis yang digunakan untuk pengujian parameter secara serentak pada penelitian ini adalah sebagai berikut dengan hasil pengolahan data pada lampiran 6. H : α = α = β j = β j = = β j = H : Paling sedikit ada satu α j,β jl ; j =, dan l =,,, Berdasarkan hasil pemodelan data pada lampiran diperoleh nilai devians sebesar 6669 dengan menggunakan tingkat signifikansi % didapatkan. Karena nilai devians lebih besar dari (;. 8,37 (;. maka diperoleh keputusan tolak H. Sehingga dapat disimpulkan bahwa paling sedikit ada satu variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon. abel 4. Estimasi Parameter Bivariate Generalized Poisson Regression. Parameter Jumlah Kematian Ibu (μ Jumlah Kematian Bayi (μ Estimasi SE Estimasi SE β,7833,467,497,7634 β -,83,3986 -,77,66 β,63,36,39,4 β 3,44,39,3, β 4 -,86,86 -,4, β,89,3866,8,9 abel 4 menunjukkan nilai estimasi parameter dari jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi. Estimasi parameter α, α dan α untuk jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi berturut-turut yaitu 47,78,,7 dan,378. Model yang didapatkan dari hasil penaksiran parameter Bivariate Generalized Poisson Regression untuk jumlah kematian ibu dan jumlah kematian ibu adalah sebagai berikut. =,7833-,83X +,63X +,44X 3-,86X 4+,89X exp(,7833-,83x +,63X +,44X 3-,86X 4+,89X =,497-,77X +,39X +,3X 3-,4X 4+,8X exp(,497-,77x +,39X +,3X -,4X +,8X 3 4 Setelah model Bivariate Generalized Poisson Regression diperoleh, selanjutnya dilakukan pengujian parameter secara parsial untuk mengetahui variabel prediktor mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi. Hipotesis yang digunakan untuk melakukan uji parsial pada penelitian ini adalah sebagai berikut. H : α j = H : α j ; j =,

JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D-3 Pengujian ini menggunakan statistik uji Z yang merupakan nilai estimasi dibagi dengan standar errornya. Kemudian dengan menggunakan taraf signifikansi % nilai Z dibandingkan dengan nilai Z (./ =,96 dan tolak H apabila nilai dari Z > Z (α/. Berikut merupakan hasil pengujian parsial dari Bivariate Generalized Poisson Regression. abel. Nilai Z hitung Parameter Dispersi Parameter Nilai Z hitung α 4,9 α 3,3 Berdasarkan pada abel menunjukkan bahwa untuk parameter alfa, masing-masing memiliki nilai Z lebih dari Z (./ =,96. Maka dapat disimpulkan bahwa ketiga parameter alfa berpengaruh signifikan terhadap jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi. Hipotesis yang digunakan untuk melakukan uji parsial untuk parameter kedua yaitu beta pada penelitian ini adalah sebagai berikut. H : β jl = ; H : Paling sedikit ada satu β jl ; j =, dan l =,,, Pengujian ini menggunakan statistik uji yang sama yaitu Z yang merupakan nilai estimasi dibagi dengan standar errornya. Kemudian dengan menggunakan taraf signifikansi % nilai Z dibandingkan dengan nilai Z (,/ =,96 dan tolak H apabila nilai dari Z > Z (α/. Berikut merupakan hasil pengujian parsial dari Bivariate Generalized Poisson Regression. abel 6. Nilai Z hitung Model Bivariate Generalized Poisson Regression Parameter Jumlah Kematian Ibu (μ Jumlah Kematian Bayi (μ β 68,98,984 β -94,8-3,39 β,9 9,8 β 3,3 3,8 β 4-36,7-9,9 β 8,447 4,89 abel 6 menunjukkan bahwa untuk model jumlah kematian ibu semua variabel prediktornya memiliki nilai Z yang lebih besar dari,96 sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe3, persentase komplikasi kebidanan yang ditangani, persentase rumah tangga ber-phbs dan persentase ibu hamil melaksanakan program K4 berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kematian ibu. Untuk model jumlah kematian bayi memiliki hasil yang sama yaitu untuk semua variabel prediktor yaitu persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe3, persentase komplikasi kebidanan yang ditangani, persentase rumah tangga ber-phbs dan persentase ibu hamil melaksanakan program K4 memiliki nilai Z yang lebih besar dari,96 sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel prediktor tersebut juga berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kematian bayi. E. Pemilihan Model Bivariate Generalized Poisson Regression erbaik Untuk mendapatkan model terbaik yang dapat diterakan pada kasus jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Provinsi Jawa engah dilakukan dengan melakukan pembandingan nilai AIC dari seluruh model yang mungkin terjadi pada model Bivariate Generalized Poisson Regression dimana model dengan nilai AIC terkecil merupakan model yang terbaik. Berikut merupakan nilai AIC dari masing-masing kemungkinan model Bivariate Generalized Poisson Regression. abel 7. Kriteria Kebaikan Model Variabel Prediktor Model Nilai AIC X 3 837 X, X 3, 3474 X, X 3,X 4 39 X, X 3,X 4,X 3977 X, X,X 3,X 4,X 339 abel 7 menunjukkan nilai AIC dari masing-masing model yang mungkin untuk Bivariate Generalized Poisson Regression berdasarkan pemilihan variabel prediktor yang digunakan. Berdasarkan pada hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai AIC terkecil diperoleh dari model Bivariate Generalized Poisson Regression dengan tiga variabel prediktor yaitu sebesar 39 dimana ketiga variabel prediktor tersebut diantaranya persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase komplikasi kebidanan yang ditangani serta persentase rumah tangga ber-phbs. A. Kesimpulan V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan pada BAB IV, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.. erdapat 69 kasus kematian ibu dan 7 kasus kematian bayi yang terjadi di Provinsi Jawa engah. Jumlah kematian ibu tertinggi yaitu sebanyak jiwa tedapat di Kabupaten Brebes. Jumlah kematian bayi tertinggi sebanyak 384 jiwa terjadi di Kabupaten Grobogan. Nilai ini masih cukup tinggi dan perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah.. Model yang diperoleh dengan menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression menghasilkan nilai AIC sebesar 339. Model yang dihasilkan adalah sebagai berikut. =,7833-,83X +,63X +,44X 3-,86X 4+,89X =,497-,77X +,39X +,3X 3-,4X 4+,8X Berdasarkan hasil pengujian parameter model Bivariate Generalized Poisson Regression menunjukkan bahwa untuk model jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi variabel persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe3, persentase komplikasi kebidanan yang ditangani, persentase rumah tangga ber-phbs dan persentase ibu hamil melaksanakan program K4 berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kematian ibu di Provinsi Jawa engah. Model terbaik yang diperoleh merupakan model Bivariate Generalized Poisson

JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D-4 Regression dengan menggunakan tiga variabel prediktor yaitu persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase komplikasi kebidanan yang ditangani serta persentase rumah tangga ber-phbs. Nilai AIC yang dihasilkan dengan menggunakan tiga variabel tersebut adalah sebesar 39, jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan model Bivariate Generalized Poisson Regression dengan menggunakan seluruh variabel. Model yang dihasilkan adalah sebagai berikut. =,-,763X -,364X 3-,9X 4 =,99-,43X +,34X -,4X 3 4 Variabel yang berpengaruh secara signifikan untuk model jumlah kematian ibu yaitu variabel persentase persalinan oleh tenaga kesehatan dan persentase rumah tangga ber- PHBS. Untuk model jumlah kematian bayi semua variabel prediktor yaitu persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase komplikasi kebidanan yang ditangani dan persentase rumah tangga ber-phbs berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kematian bayi. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan kepada pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa engah yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa engah dapat bekerja sama dengan puskesmas, bidan maupun rumah sakit di wilayah tersebut untuk menghimbau masyarakat agar melaksanakan program K4 dimana dalam program tersebut telah dilengkapi dengan berbagai medical check up yang sangat penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin didalam kandungannya. [] Dinas Kesehatan. (. Profil Kesehatan Provinsi Jawa engah ahun. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa engah. www.dinkesjatengprov.go.id. anggal Akses : 4 Agustus 6. DAFAR PUSAKA [] Sofro A., (9. Generalized Poisson Regression pada Pemodelan Data Klaim Resiko Sendiri : P. Asuransi ripakarta Surabaya. esis. IS (Institut eknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [] Listiani, Y. (. Pemodelan Regresi Generalized Poisson pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Kematian Bayi di Jawa imur ahun 7. Penelitian. Institut eknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [3] Arkandi, I. (. Analisis Faktor Risiko Kematian Ibu dan Kematian Bayi dengan Pendekatan Regresi Poisson Bivariat di Provinsi Jawa imur ahun 3. Penelitian. Institut eknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [4] Ismail, N. & Jemain, A. A. (. Generalized Poisson Regression : An Alternative for Risk Classification. Jurnal eknologi University eknologi Malaysia, Vol 43 Page 39-4. http://www.penerbit.utm.my/onlinejournal/. anggal Akses :4 Agustus 6. [] Zamani, H., Faroughi P., & Ismail N. (3. Bivariate Generalized Poisson Regression Model : Applications on Health Care Data. Spinger- Verlag Berlin Heidelberg. [6] Famoye, F., Wulu, J.. & Singh, K.P. (4. On he Generalized Poisson Regression Model With an Application to Accident Data. Journal of Data Science, Hal. 87-9. http://www.sinica.edu/. anggal Akses: 4 Agustus 6. [7] Cameron, A.C & rivedi, P.K. (998. Regression Analysis of Count Data. Cambrige University Press. USA. [8] Karlis, D & Ntzoufras, I. (. Bivariate Poisson Regression Models in R. Journal of Statistical Software, Vol 4-36. [9] Li, F. (. Multicoliniearity. Departemen of Statistics, Stockholm University, Hal. -. http://people.su.se/. anggal Akses : 4 Agustus 6. [] Akaike, H. (978. A Bayesian Analysis of he Minimum AIC Procedure. Annals of the Institute of Atatistical Mathematics, Part A Hal. 94. Diakses pada : http://www.ism.ac.jp/editsec/aism-/pdf/ anggal Akses : 4 Agustus 6.