EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL"

Transkripsi

1 EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL Robert Kurniawan Jurusan Statistika Komputasi, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Jakarta Jl. Otto Iskandardinata No. 64 C Jakarta robertk@stis.ac.id Abstrak Putus sekolah merupakan masalah pemerintah yang sampai saat ini masih menjadi perhatian serius untuk segera selesaikan. Walaupun sudah banyak sekali program pemerintah yang dilakukan, tetapi masih tetap ada anak yang putus sekolah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini (early warning system) kepada pemerintah supaya lebih cepat dalam menangani masalah putus sekolah. Dalam penelitian ini diusulkan sebuah pemodelan dengan menggunakan metode Zero Truncated Negative Binomial untuk memodelkan variabel yang berkaitan dengan jumlah anak putus sekolah. Data yang digunakan adalah studi kasus data pendidikan provinsi Jawa Timur tahun Berdasarkan hasil yang diperoleh menyebutkan bahwa variabel tingkat pendidikan (rata-rata lama sekolah) pada guru SD dan SLTP Negeri, dan angka melek huruf berpengaruh terhadap jumlah anak putus sekolah pada tingkat SD dan SLTP Negeri di Jawa Timur. Implikasi kebijakan yang disarankan dalam penelitian ini adalah dengan meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik, khususnya guru SD dan SLTP Negeri dengan menyekolahkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta meningkatkan angka melek huruf khususnya bagi daerah-daerah yang memiliki angka buta huruf paling tinggi. Kata kunci: Early Warning System, Putus Sekolah, Kualitas Guru, Angka Melek Huruf, Zero Truncated Negative Binomial 1. Pendahuluan Putus sekolah menurut Dinas Pendidikan Jawa Timur (2014) adalah seseorang yang tidak dapat menyelesaikan pendidikannya atau berhenti bersekolah dalam suatu jenjang pendidikan sehingga belum memiliki ijazah pada jenjang pendidikan tersebut. Di Jawa Timur pada tahun ajaran 2012/2013 diketahui jumlah anak putus sekolah pada tingkat pendidikan dasar ada anak atau sekitar 0,11 persen, pada tingkat menengah pertama sejumlah anak atau sekitar 0,38 persen, dan pada tingkat pendidikan menengah atas ada sejumlah anak atau 0,67 persen (Dinas Pendidikan Jawa Timur, 2014). Jika dilihat dari upaya pemerintah untuk menuntaskan wajib belajar 9 (sembilan) tahun, putus sekolah merupakan persoalan yang membutuhkan penanganan dan perhatian serius. Data jumlah anak putus sekolah merupakan data count yang membutuhkan pemodelan untuk melihat pengaruh hubungan antara variabel dependen dengan variabel independent, yaitu dengan model regresi poisson. Tetapi untuk mendapatkan model poisson disyaratkan untuk kejadian-kejadian yang jarang terjadi (rare case), dan mempunyai rata-rata sama dengan variansinya, atau yang sering disebut dengan equidispersion. Akan tetapi syarat tersebut sangat jarang sekali untuk terpenuhi. Menurut (McCullagh dan Nelder, 1989) menjelaskan tentang masalah tersebut, pada umumnya sering ditemui count data dengan varians yang lebih besar jika dibandingkan dengan rata-ratanya, atau sering disebut dengan overdispersion. Jika model mengalami overdispersion, maka akan menghasilkan estimasi parameter yang bias. Prasetyo (2014) menyebutkan bahwa masalah over dispersi tersebut bisa diatasi dengan menggunakan model regresi Negative Binomial (NB). Karena model regresi NB tidak mengharuskan nilai mean sama dengan variansinya seperti pada regresi poisson. Liu, X., et all (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa distribusi poisson dan distribusi NB masih terdapat data count yang nol, sehingga untuk mengatasi data count yang tidak terdapat nilai nol disarankan untuk menggunakan metode turunan dari NB yaitu Zero Truncated Negative Binomial (ZTNB). Sehingga dalam penelitian ini tidak digunakan model regresi NB atau regresi Poisson, karena data

2 yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengandung nilai nol pada data count-nya. Pada tabel 1 menjelaskan jenis dari data yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan saran dari Liu, X., et all (2013), dimana data yang digunakan dalam penelitian ini tidak ada nilai yang nol atau kosong, maka digunakan Zero Truncated Negative Binomial (ZTNB) sebagai metode untuk membentuk model jumlah anak putus sekolah di Jawa Timut. Karena Poisson dan NB mempunyai fungsi probabilita dan fungsi log-likelihood dari masingmasingnya dapat dimodifikasi untuk data count dengan mengeluarkan nilai nol. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk membentuk model regresi dengan menggunakan ZTNB dari data jumlah anak putus sekolah yang bisa digunakan sebagai early warning system untuk pemerintah membuat kebijakan terkait dengan masalah yang sedang dihadapi di bidang pendidikan. 2. Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan berasal dari Dinas Pendidikan Jawa Timur tahun 2012 dan data dari BPS tahun Pada penelitian ini menggunakan 4 (empat) variabel dari data yang digunakan oleh Prasetyo (2014) dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) yang digunakan adalah jumlah anak putus sekolah pada tingkat SD dan SLTP Negeri (wajib belajar 9 tahun) di Provinsi Jawa Timur tahun 2012, dan variabel independen (X i ) yang digunakan adalah rasio jumlah murid per kelas pada SD dan SLTP Negeri, tingkat pendidikan (rata-rata lama sekolah) pada guru SD dan SLTP Negeri, dan Angka Melek Huruf (persentase penduduk yang bisa baca tulis). Lihat pada tabel 1. Tabel 1. Nama Variabel, Keterangan dan Jenis Data Variabel Keterangan Jenis Data Y Jumlah anak putus sekolah pada tingkat SD dan SLTP Count Negeri X 1 Tingkat pendidikan (rata-rata lama sekolah) guru SD dan Rasio SLTP Negeri) X 2 Angka Melek Huruf Rasio X 3 Rasio jumlah murid per kelas pada SD dan SLTP Negeri Rasio 3. Metodologi Distribusi yang sangat mudah untuk data count adalah Poisson (Agresti, 2002). Model ini menjadi patokan untuk data count, yang sama halnya untuk model regresi linear yang sering digunakan untuk data yang kontinyu. Asumsi untuk variabel dependen (Y i ) mengikuti distribusi Poisson dengan parameter intensitas μ i dengan sampel sebanyak n, atau dapat dituliskan sebagai berikut: Y i ~ Poisson (μ i ), i = 1,, n. (1) Jika model regresi poisson tidak fit dengan data count yang mempunyai nilai varian dari variabel dependen melebihi rata-ratanya, atau yang sering disebut overdispersi, maka model NB lebih cocok untuk digunakan untuk mengatasi masalah tersebut (Cameron & Trivedi, 1999). Model regresi NB dibentuk dari nilai parameter distribusi Poisson-Gamma yang dinyatakan μ = αβ dan θ = 1 sehingga diperoleh mean dan varian dalam bentuk E[Y] = μ dan V[Y] = μ + θμ2 α Kemudian fungsi peluang distribusi Y menjadi f(y, μ, θ) = Γ(y+1 θ ) θμ ( Γ( 1 )y! 1+θμ )y ( 1 θ 1+θμ ) 1 θ dengan y = 0,1,2,... Jika θ 0 maka distribusi ini mendekati Poisson (μ) karena V[Y] μ. NB mampu mengatasi overdispersi (θ > 0) tetapi tidak under-dispersi (θ < 1) pada model Poisson. Seperti dijelaskan diatas, bahwa untuk distribusi Poisson dan NB data yang digunakan masih mengandung nilai nol. Sedangkan pada data yang digunakan dalam penelitian ini datanya (2) 255

3 tanpa nol. Sehingga seperti yang disarankan oleh Liu, X., et all (2013) jika data yang digunakan data count dengan mengeluarkan nilai nol dari model, maka model yang cocok adalah model ZTNB. Perbandingan antara model NB dan ZTNB menunjukkan bahwa model ZTNB adalah model data count dengan mengeluarkan nilai nol, yang mempunyai nilai probabilita dan rata-rata dari variabel dependen yang paling besar. Lebih lengkap berikut ini adalah model ZTNB yang ditemukan oleh Gurmu (1991) dan Grogger dan Carson (1991) dalam Liu, X., et all (2013): Pr(y i y i > 0) = ( Γ(y i +α 1 ) E(y i y i > 0) = y i! Γ(α 1 ) )( α 1 α 1 α 1 ) ( +μ i μ i Pr(y i >0) = μ i α 1 +μ i ) y i 1 (1+αμ i ) α 1 (3) μ i 1 (1+αμ i ) α 1 (4) Var(y i y i > 0) = E(y i y i >0) Pr(y i >0) α [1 Pr(y i = 0) 1+α E(y i y i > 0)] (5) kemudian, N L = Pr(y i y i > 0) i=1 L = N ( Γ(y i +α 1 ) y i! Γ(α 1 ) )( α 1 α 1 μ y α 1 ) ( i i +μ i α 1 ) +μ i i=1 (6) 1 (1+αμ i ) α 1 Log(μ i ) = β 0 + β 1 X 1i + + β k X ki (7) dimana P r (y i y i > 0) adalah fungsi probabilita dari ZTNB, E(y i y i > 0) adalah nilai harapan dari ZTNB, Var(y i y i > 0) adalah varian dari ZTNB, α adalah parameter over dispersi, L adalah fungsi likelihood, μ i adalah estimasi dari anak putus sekolah dari observasi ke i, y i adalah observasi dari anak putus sekolah, β k adalah koefisien parameter dari variabel independen ke k (k=0 untuk intercep), X ki adalah nilai dari variabel independen ke k untuk observasi ke i. 4. Hasil dan Diskusi Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka diperlukan tahapan analisis sebagai berikut: 1. Memeriksa bagaimana dengan distribusi variabel dependen. 2. Melakukan pengecekan multikolinearitas antara variabel independen. 3. Membandingkan model Poisson dengan model NB. 4. Memodelkan dengan ZTNB sebagai alternatif solusi Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Dependen dan Variabel Independen Variabel Minimum Maksimum Range Mean Standar Deviasi Y , ,559 X 1 14,76 15,93 1,17 15,52 0,264 X 2 75,99 98,50 22,51 90,61 5,970 X 3 13,72 45,99 32,27 29,63 8,464 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak putus sekolah SD dan SLTP Negeri di Provinsi Jawa Timur tahun 2012 sebesar 187 anak. Sedangkan range dan variansinya cukup besar terhadap jumlah anak putus sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah anak putus sekolah yang bervariasi pada tiap observasi, dalam hal ini observasinya adalah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. 256

4 Secara visual bisa dilihat sebaran data per wilayah dari gambar 1 dibawah ini: Gambar 1. Visualisasi pemetaan dari sebaran data dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari gambar 1 terlihat bahwa jumlah anak putus sekolah SD, dan SMP di Jawa Timur paling banyak ada di Kabupaten Jember dan kemudian diikuti oleh Kabupaten Sampang. Kemudian untuk variabel tingkat pendidikan guru di Jawa Timur paling tinggi ada di Kabupaten Situbondo, dan terendah ada di Kabupaten Sumenep. Variabel rasio murid kelas yang paling tinggi ada di Kota Mojokerto dan Kabupaten Bangkalan. Sedangkan untuk variabel angka melek huruf paling tinggi ada di Kota Malang dan Kota Surabaya dan yang terendah ada di Kabupaten Sampang. Sebelum melakukan analisis selanjutnya seperti pada algoritma diatas, maka dilakukan terlebih dahulu pendeteksian distribusi dari variabel dependen, dengan menggunakan plot kuantilkuantil normal (QQ-Plot) dan histogram. QQ-Plot digunakan untuk mengetahui apakah pola distribusi dari data mengikuti distribusi normal atau tidak. Dari gambar 2(a) menunjukkan bahwa histogram dari data jumlah anak putus sekolah tidak simetris dan pada gambar 2(b) menunjukkan sebaran datanya tidak mengikuti garis lurus. Sehingga bisa disimpulkan bahwa data dari variabel dependen tidak mengikuti distribusi normal. (a) (b) Gambar 2. Grafik Histogram dan QQ-Plot dari Jumlah Anak Putus Sekolah 257

5 Berikutnya langkah yang dilakukan adalah pemeriksaan multikolinearitas antara variabel-variabel independen. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah antar variabel independen tidak mempunyai korelasi yang tinggi. Salah satu cara mengujinya dengan menggunakan nilai VIF atau dengan menghitung matriks korelasi Pearson, seperti pada tabel 3. Tabel 3. Matriks Korelasi Antar Variabel Independen Variabel X1 X2 X3 X1 0 X2 0,594 0 X3 0,130 0,334 0 Dari tabel 3 memperlihatkan bahwa masing-masing koefisien korelasi nilainya lebih kecil dari 0,95 yang menjadi tingkat kepercayaan. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa anatar variabel independen tidak saling berkorelasi. Cara lain untuk mengetahui multikolinearitas yaitu dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai dari VIF diperoleh dengan meregresikan variabel dependen dengan variabel independennya, jika nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa adanya masalah multikolinearitas. Nilai VIF untuk variabel X 1 sebesar 1,558 ; variabel X 2 sebesar 1,724 ; dan variabel X 3 sebesar 1,135. Dari nilai VIF tersebut dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tidak terdapat masalah multikolinearitas. Sehingga untuk semua variabel independen bisa dilanjutkan untuk analisis selanjutnya. 4.1 Perbandingan Model Poisson dengan Model Negative Binomial Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa semua variabel independen signifikan berpengaruh terhadap model. Hal ini dilihat dari nilai p-value yang kurang dari α = 0,05. Tabel 4. Nilai Dugaan Parameter Model Regresi Poisson Parameter Estimasi Std. Error Z hitung Pr(> Z ) β 0 25,5648 0, ,571 < 2e-16 β 1-0,8866 0, ,629 < 2e-16 β 2-0,0694 0, ,511 < 2e-16 β 3-0,0166 0,0017-9,887 < 2e-16 Devians: 2916 Degree of Freedom 34 AIC 3169 Keterangan : Tingkat Kepercayaan 95%. Nilai rasio antara devians dengan derajat bebas dari regresi poisson diatas adalah 85,76; nilai ini lebih besar dari 1. Hal ini yang mengindikasikan bahwa model regresi poisson mengalami over dispersi sehingga tidak layak untuk digunakan. Salah satu metode untuk mengatasi over dispersi pada data anak putus sekolah ini adalah dengan menggunakan model regresi negative binomial. (b) (b) Gambar 3. Normal QQ-Plot dan Plot Residual vs Leverage 258

6 Dari gambar 3(b), terlihat bahwa data jumlah anak putus sekolah mempunyai daya ungkit yang sangat tinggi dengan titik residual standardized yang tinggi. Terlihat mengalami pembelokan yang sangat tajam ke arah titik ke 29. Ini bisa disimpulkan bahwa dengan menggunakan model regresi poisson ternyata kurang memberikan hasil yang bagus untuk membangun sebuah model. Pendugaan parameter model regresi negative binomial dengan tiga variabel independen menunjukkan bahwa ada satu variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap model, yaitu variabel angka melek huruf (X 2 ). Sedangkan yang lainnya signifikan terhadap model, yaitu variabel tingkat pendidikan (rata-rata lama sekolah) guru pada SD dan SLTP Negeri (X 1 ), dan variabel rasio jumlah murid per kelas pada SD dan SLTP Negeri (X 3 ). Lihat tabel 5. Tabel 5. Nilai Dugaan Parameter Model Regresi Negative Binomial Parameter Estimasi Std. Error Z hitung Pr(> Z ) β 0 32,541 8,692 3,744 0, β 1-1,501 0,598-2,507 0, β 2-0,026 0,037-0,703 0, *) β 3-1,309 0,507-2,585 0, Devians: 41,33 Degree of Freedom 34 AIC 454,35 Keterangan: Tingkat kepercayaan 95%. Tetapi jika dilihat dari rasio antara devians dengan derajat bebas dari model regresi negative binomial adalah 1,21; nilai ini mendekati 1. Apabila dibandingkan dengan rasio dispersi model regresi poisson, model regresi negative binomial jauh lebih kecil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa regresi negative binomial dapat mengatasi masalah over dispersi yang terjadi pada regresi poisson. Model negative binomial yang bisa terbentuk untuk jumlah anak putus sekolah di Jawa Timur berdasarkan tabel 5 diatas adalah: y = exp (32,541 1,501X1 0,026X2 1,309X3) 4.2. Model Zero Truncated Negative Binomial (ZTNB) Dalam kasus jumlah anak putus sekolah ini model ZTNB dibangun dari data jumlah anak putus sekolah pada SD dan SLTP Negeri di 38 kabupaten/kota provinsi Jawa Timur tahun Model regresi ZTNB ini dibangun untuk memperbaiki model NB yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini adalah tabel dari parameter dari model ZNTB yang terbentuk: Tabel 6. Nilai Dugaan Parameter Model Regresi Zero Truncated Negative Binomial (ZTNB) Parameter Estimasi Std. Error Z hitung Pr(> Z ) β 0 40,975 8,056 5,086 3,66.e-07 β 1-1,808 0,598-3,024 0,0025 β 2-0,074 0,028-2,678 0,0074 β 3-0,044 0,016-2,800 0,0051 Likelihood- 28,66 ratio test Degree of Freedom 3 p-value 2,64.e-06 Keterangan: Tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dibentuk model ZTNB yang cocok untuk kasus jumlah anak putus sekolah di Jawa Timur adalah sebagai berikut: 259

7 Z = exp[40,975 1,808X1 0,074X2 0,044X3] dimana Z adalah estimasi jumlah anak yang putus sekolah pada SD dan SLTP di Jawa Timur. Dari model diatas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut: - Jika diharapkan dengan meningkatnya satu unit dalam tingkat pendidikan guru (rata-rata lama sekolah), akan mengurangi jumlah anak putus sekolah pada SD dan SLTP di Jawa timur, dengan faktor dari exp(-1,808) = 0, , dimana ketika variabel independent yang lain konstan. - Jika nilai dari angka melek huruf meningkat, maka akan menurunkan jumlah anak putus sekolah, dengan faktor exp(-0,074) = 0, , dimana semua variabel independen lainnya dianggap konstan. - Rasio murid per kelas meningkat satu satuan, maka akan berdampak menurunnya jumlah anak putus sekolah di Jawa Timur, dengan faktor exp(-0,044) = 0,956954, dimana semua variabel independent di anggap konstan. Secara model variabel ini signifikan terhadap variabel dependennya, tetapi secara teori dan fakta variabel ini ternyata tidak cocok untuk diimplementasikan. Karena secara teori belum ada yang mendukung bahwa angka putus sekolah dipengaruhi dari faktor rasio murid kelas, sehingga hasil yang didapatkan sulit untuk diinterpretasikan. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa untuk memprediksi jumlah anak putus sekolah dapat menggunakan model ZTNB dengan syarat data untuk variabel tidak bebasnya adalah data count dan tidak adanya nilai nol pada setiap observasi. Mutu kualitas guru, dalam penelitian ini didekati dengan rata-rata lama belajar guru, dan berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa setiap meningkatkan rata-rata lamanya belajar seorang guru, memberikan dampak untuk menurunkan jumlah anak putus sekolah. Hal ini sesuai dengan fakta yang ada dilapangan pada tahun 2010 tercatat bahwa di Indonesia sebanyak 54 persen dengan guru yang memiliki standar kualitas pengajaran yang perlu ditingkatkan (Hadipassa, E., 2013). Diharapkan peran guru dengan kualitas yang yang memadai dapat menekan angka putus sekolah. Selain hal tersebut, angka melek huruf merupakan faktor yang juga menentukan angka putus sekolah. Penelitian dari Wijayanti dan Setiawan (2011) yang memodelkan angka putus sekolah bagi anak usia wajib belajar di Jawa Timur menyebutkan bahwa persentase buta huruf merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap angka putus sekolah. Selain itu angka melek huruf juga diketahui sebagai komponen utama dalam pembentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Kurniawan, dan Wahyudin, 2014), jika angka melek huruf ini tinggi maka IPM suatu wilayah tersebut juga akan lebih baik. Sehingga, hal ini menguatkan hasil dari penelitian ini, dengan menggunakan model ZTNB variabel angka melek huruf berpengaruh signifikan terhadap angka putus sekolah anak usia wajib belajar. Saran yang diberikan kepada pemerintah daerah Jawa Timur khususnya terkait kebijakan pendidikan yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan guru, terutama bagi guru dengan pendidikan dibawah sarjana, dengan memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga jumlah anak putus sekolah di Provinsi Jawa Timur dapat ditekan. Selain itu dengan meningkatkan angka melek huruf di wilayah-wilayah dengan angka buta huruf paling tinggi yaitu di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Situbondo. Untuk pemerintah pusat, diharapkan dengan pemodelan jumlah angka putus sekolah menggunakan metode ZTNB dapat diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia sebagai metode early warning system untuk menentukan arah kebijakan terkait dengan putus sekolah di usia wajib belajar 9 tahun. 6. Daftar Pustaka Agresti, A Categorical Data Analysis Second Edition. John Wiley & Sons, New York. BPS Provinsi Jawa Timur dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Surabaya. 260

8 Cameron AC, Trivedi PK Regression Analysis of Count Data. United Kingdom, Cambridge University Press. Dinas Pendidikan. (2014). Statistik Pendidikan Formal Tahun Pelajaran 2012/2013. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Surabaya. Hadipassa, E., (2013). Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kota Sukabumi. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung. Kurniawan, R., and Wahyudin, M., (2014), Education Mapping in Indonesia Using Geographically Weighted Regression (GWR) and Geographic Information System., In. Dr. M. Ahmad, and Dr. S. Khan (Eds.), 13th Islamic Countries Conference on Statistical Sciences. (pp ). Lahore, Pakistan: ISOSS. Liu, X., Saat, M. R., Qin, X., Barkan, C.P.L, (2013). Analysis of U.S. freight-train derailment severity using zero-truncated negative binomial regression and quantile regression, Accident Analysis and Prevention 59, (pp ). McCullagh, P. & Nelder, J. A. (1989). Generalized Linear Models 2nd Edition. London, Chapman & Hall. Prasetyo. R. B, (2014). Pemodelan Jumlah Anak Putus Sekolah dengan Pendekatan Geographically Weighted Negative Binomial Regression. Working Paper. ITS: Surabaya. Wijayanti, T.C., Setiawan., (2011)., Pemodelan Angka Putus Sekolah Bagi Anak Usia Wajib Belajar di Jawa Timur dengan Pendekatan Generalized Poisson Regression., Skripsi, ITS: Surabaya. 7. Biodata Penulis Robert Kurniawan menyelesaikan D-IV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta pada tahun Pada tahun yang sama, penulis bekerja di Badan Pusat Statistik (BPS) di Kab. Alor Provinsi NTT, kemudian tahun 2005 pindah ke BPS RI Jakarta Direktorat Pertanian, Subdit. Tanaman Pangan Padi Palawija. Tahun 2006 dipromosikan ke BPS Provinsi Papua Barat dibidang Statistik Sosial. Tahun 2009 melanjutkan sekolah S2 di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan menyelesaikannya tahun Sekembali S2 penulis kembali bekerja di BPS Provinsi Papua Barat. Disela-sela kesibukan, penulis meluangkan waktu untuk mengajar dibeberapa universitas swasta di Papua Barat. Pada tahun 2013 penulis pindah ke Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) untuk menjadi pengajar tetap sampai sekarang. Selain bekerja, penulis juga aktif dalam menulis buku, artikel ilmiah, serta mengisi beberapa workshop tentang Statistik. Beberapa tulisannya telah di terbitkan oleh surat kabar lokal di Papua Barat, jurnal dan seminar nasional maupun international. Salah satunya penulis menjadi presenter pada 13th Countries Conference on Statistical Sciences di Bogor Tahun

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR)

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) PEMODELAN JUMLAH KASUS KANKER SERVIKS DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN ANALISIS GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR) 12/06/2012 Oleh: RIZA INAYAH / 1309.030.042 Dosen Pembimbing: DR. Purhadi, M.Sc Jurusan Statistika

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF 1 Alan Prahutama, 2 Sudarno, 3 Suparti, 4 Moch. Abdul Mukid 1,2,3,4

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 58 65 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 11-16 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA NI MADE SEKARMINI 1, I KOMANG GDE SUKARSA

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN: E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 37-41 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI QUASI-LIKELIHOOD PADA DATA CACAH (COUNT DATA) YANG MENGALAMI OVERDISPERSI DALAM REGRESI POISSON (Studi Kasus: Jumlah Kasus

Lebih terperinci

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 215 S-5 Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor Resa Septiani Pontoh, Defi

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 0 PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON Nurul

Lebih terperinci

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor S - 5 Resa Septiani Pontoh, Defi Yusti Faidah. Departemen Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif 1 Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif Nike Dwi Wilujeng Mahardika dan Sri Pingit Wulandari Statistika, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON Ade Susanti, Dewi Retno Sari Saputro, dan Nughthoh Arfawi Kurdhi Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 29-34 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION GUSTI

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN: E-Jurnal Matematika Vol 5 (4), November 2016, pp 133-138 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP) DAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA DATA OVERDISPERSION (Studi

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Citra Fatimah Nur / 1306 100 065 Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Outline 1 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 3 METODOLOGI PENELITIAN 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 KESIMPULAN Latar Belakang 1960-1970 1970-1980

Lebih terperinci

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan VIF Distribusi Poisson Regresi Poisson Kematian Bayi Kematian Ibu Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan 1 Pendaharan terberat pada masa nifas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Analisis regresi merupakan salah satu metode statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel Y(variabel dependen, respon, tak bebas, outcome) dengan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Oleh: DELTA ARLINTHA PURBASARI 1311030086 Dosen Pembimbing: Dr. Vita

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR)

Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) D-18 Pemodelan Jumlah Kematian Ibu di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) Eriska

Lebih terperinci

PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK USIA WAJIB BELAJAR DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED POISSON REGRESSION

PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK USIA WAJIB BELAJAR DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED POISSON REGRESSION PEMODELAN ANGKA PUTUS SEKOLAH BAGI ANAK USIA WAJIB BELAJAR DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GENERALIZED POISSON REGRESSION 1 Tanty Citrasari Wijayanti (1307100024) 2 Setiawan (19601030 198701 1 001) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH 1 Prisca Shery Camelia, 2 Indah Manfaati Nur, 3 Moh. Yamin Darsyah 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN: E-Jurnal Matematika Vol. 3 3), Agustus 2014, pp. 107-115 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN REGRESI GENERALISASI POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSI Studi Kasus: Jumlah Tenaga Kerja

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson

HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson Hubungan antara jumlah penderita DBD dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2016. Penelitian ini mengambil data Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN: E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 23-28 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA REGRESI POISSON (Studi Kasus: Ketidaklulusan Siswa SMA/MA

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 74 82 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M. 16 JANUARI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK MISKIN DAN PENGELUARAN PERKAPITA MAKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN METODE REGRESI NONPARAMETRIK BIRESPON SPLINE Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis dan pembahasan ini akan jelaskan tentang pola persebaran jumlah penderita kusta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan

Lebih terperinci

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Statistika, Vol. 14 No. 2, 69 76 November 2014 Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel respon dengan variabel penjelas. Pada umumnya, variabel respon

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Seminar Hasil Tugas Akhir Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Mega Pradipta 1309100038 Pembimbing I : Dra. Madu Ratna, M.Si Pembimbing II

Lebih terperinci

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC (Studi Kasus: Jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin di Kabupaten Kulonprogo)

Lebih terperinci

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru IIN SUNDARI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON Rena Muntafiah 1, Rochdi Wasono 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel prediktor. Umumnya analisis regresi yang digunakan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-285

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-285 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) D-285 Analisis Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Malaria di Jawa Timur Tahun 2013 dengan Geographically Weighted

Lebih terperinci

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M. JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Seminar hasil TUGAS AKHIR Ayunanda Melliana 1309100104 Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN :

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN : Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember 2012. ISSN : 1693-1394 Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression (GPR) dan Regresi Binomial Negatif Untuk Mengatasi Overdispersi Studi Kasus: Pemodelan

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Distribusi Binomial Negatif-Lindley pada Data Frekuensi Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di Indonesia Binomial Negative-Lindley Distribution in the Frequency Data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan di Indonesia yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi merupakan salah satu metode statistika yang luas penggunaanya dalam berbagai bidang dan telah diterapkan untuk berbagai jenis pengujian serta penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 49-53 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON I PUTU YUDANTA EKA PUTRA 1, I PUTU EKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal.

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan matematika dan penerapannya dalam berbagai bidang keilmuan selalu mencari metode baru untuk memudahkan dalam memprediksi dan menaksir

Lebih terperinci

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R.

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R. REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R Tiani Wahyu Utami 1), Alan Prahutama 2) 1 Program studi Statistika, FMIPA, Universitas Mumammadiyah Semarang email: tianiutami@unimus.ac.id 2 Departemen

Lebih terperinci

Oleh : Anindya Frisanty Ikaprillia Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

Oleh : Anindya Frisanty Ikaprillia Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Oleh : Anindya Frisanty Ikaprillia 1309 100 014 Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Rumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas tentang pola penyebaran angka buta huruf (ABH) dan faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically Weighted Regression (GWR),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

Model Probit Untuk Ordinal Response

Model Probit Untuk Ordinal Response SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY Model Probit Untuk Ordinal Response S - 4 Defi Yusti Faidah, Resa Septiani Pontoh, Departemen Statistika FMIPA Universitas Padadaran defi.yusti@unpad.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp. 31-36 ISSN: 2303-1751 PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN GENERALIZED POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

APLIKASI REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN GENERALIZED POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON APLIKASI REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN GENERALIZED POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON (Studi Kasus Data Kemiskinan Provinsi di Indonesia Tahun 2009) Fitriana Fadhillah PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. Pada umumnya analisis regresi

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( X Print) D-108

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( X Print) D-108 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No., (7 ISSN: 337-3 (3-98X Print D-8 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh erhadap Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Jawa engah dengan Bivariate

Lebih terperinci

Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion

Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion Wirajaya Kusuma Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Kusuma_Wirajaya@yahoo.co.id Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Mahasiswa Pascasarjana IPB 2005-2010 Berhenti Studi Pada Tabel 1 terlihat bahwa persentase mahasiswa pascasarjana IPB yang berhenti studi tahun 2005-2010 menurun tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu tahun 2010-2012. Pemilihan sampel

Lebih terperinci

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon Konferensi Nasional Sistem & Informatika 7 STMIK STIKOM Bali, Agustus 7 Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon Luh Putu Safitri Pratiwi Program Studi Sistem Informasi STMIK STIKOM

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN

PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN A. Rofiqi Maulana; Suci Astutik Universitas Brawijaya; arofiqimaulana@gmail.com ABSTRAK. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Print) D-45 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Nur Fajriyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui fenomena yang akan terjadi pada periode mendatang akan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui fenomena yang akan terjadi pada periode mendatang akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari, adanya ketidakmampuan manusia untuk mengetahui fenomena yang akan terjadi pada periode mendatang akan mengakibatkan kurang tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013 di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu (Lampiran 1), Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION (GWNBR)

PEMODELAN JUMLAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION (GWNBR) 1 PEMODELAN JUMLAH KEJADIAN LUAR BIASA DIFTERI DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED NEGATIVE BINOMIAL REGRESSION (GWNBR) Bunga Nevrieda Nandasari dan Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel dan Data Penelitian 3.1.1. Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan menetapkan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION 3.1 Mixed Geographically Weighted Regression Model Mixed Geographically Weighted Regression merupakan model kombinasi atau gabungan antara regresi global

Lebih terperinci

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression 1 Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression (GPR) dan Regresi Binomial Negatif (Studi Kasus: Pemodelan Jumlah Penderita Kusta di Jawa Timur Tahun 2012 Sari Putri (1) dan Wiwiek Setya Winahju

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Statistik Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi dari tiga variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang paling populer digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel

Lebih terperinci

Program Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014

Program Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014 TUGAS Metode Kuantitatif Manajemen Analisis Regresi pada Data Penjualan Tahunan Lezat Fried Chicken (LFC) Disusun sebagai Tugas Akhir Triwulan I Mata Kuliah Metode Kuantitatif Manajemen Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wiayah pemerintah daerah Kota Tangerang pada unit Dinas Pengeloaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Tangerang.

Lebih terperinci

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG)

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG) (R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG) 1Agus Muslim, 2 Sutawanir Darwis, 3 Achmad Zanbar Soleh 1Mahasiswa Magister Statistika Terapan, Universitas Padjadjaran,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA Kornelius Ronald Demu, Dewi Retno Sari Saputro, Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam tugas akhir ini, perumusan masalah yang akan dibahas, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian 1. Statistik Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah

Lebih terperinci