menggunakan model antrian tunggal pelayanan ganda. Jumlah unit pembongkaran

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Penetapan Target

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun tidak sedikit perusahaan yang mengalami kerugian dalam kurangnya berat

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2013, No.217 8

Click to edit Master subtitle style

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris dengan penduduk sekitar 210 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 013 TAHUN 2012 TENTANG

PROPOSAL INVESTASI TRADING TANDAN BUAH SEGAR SAWIT ( TBS ) : KOPERASI AL-ASNHOR SATU NEGERI PEKANBARU : PEKANBARU, RIAU INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha agroindustri. PTPN IV (Persero) Medan mengusahakan perkebunan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

I. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN.

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

RINGKASAN EKSEKUTIF DAMARIS BARUS Marimin Sri Hartoyo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dapat berbuah setelah berusia 3-4 tahun dengan

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

I. PENDAHULUAN. yang terkait dengan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

I.1 Latar Belakang. (Sumber: Badan Pusat Statistik) Sumber : Annual Report PTPN VIII Tahun Tabel I. 1 Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan seimbang, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk yang dihasilkan

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. efesien dan tangguh serta dapat menunjang sektor industri. Kemudian sektor

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Capacity Building SPKS (Serikat Petani Kelapa Sawit)

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik pada masyarakat di masa mendatang. Pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

KAJIAN TENTANG HUBUNGAN STRATEGIS PRODUSEN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU. Henny Indrawati

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

PELUANG PENGEMBANGAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL DI DAERAH RIAU 1 (The opportunity in Developing a Small Scale Oil Palm Industry in Riau Region)

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

Transkripsi:

LENI OKTAVIA. F01495015. Penentuan ICebutuhan Armada Transportasi Tandan Buah Segar (TBS) ICelapa Sawit di Unit Usaha Behi PT. Perkebunan Nusantara VII (persero), Bandar Lampung. Dibawal~ bimbingan Balnbang Pramudya. Kelapa sawit merupakan salah satu kolnoditi andalan ekspor non migas bagi Indonesia. Tanaman kelapa sawit terus meningkat baik luas maupun produksinya. Pada tahun 1995 total luas tanaman kelapa sawit mencapai 1,78 juta ha dan pada tahun 2000 luas tanaman lcelapa sawit diperkirakan akan mencapai 2 juta ha. Sejalan dengan itu, produksi minyak sawit pun mengalami peningkatan. Pada tahun 1995 produlcsi minyak sawit mencapai 4.350.085 ton, sedangkan pada tahun 1996 produksinya mencapai 4.746.823 ton minyak sawit. Mutu minyak sawit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sifat dari pohon indukt~ya, penanganan pasca panen atau kesalahan selama pemrosesan dm transportasinya. Terlambatnya TBS dibawa ke pabrik, getarangetaran yang terjadi pada TBS selama perjalanan, lama waktu penganglcutan dan tertumpuknya TBS di pabrik sangat besar peranannya dalam memberikan kenaikan ALB dan penman rendemen minyak yang dihasilkan. Perlunya peningkatan mutu dan rendemen minyak sawit yang dihasilkan dari pengolahan TBS serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik, maka diperlukan sistem transportasi kelapa sawit yang baik. Kegiatan transportasi kelapa sawit hams dilalcukan dengan cepat dan aman. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan kegiatan yang dilakukan dan pengoptimalan sistem transportasi dengan memperhatikm fakctorfaktor yang berpengaruh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari sistem transportasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Unit Usaha Bekri PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), Bandar Lampung, lnengidel~tifikasi faktor-faktor pembatas sistem transportasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, menentukan jumlah kebutuhan alnlada transportasi TBS, dan menentukan jumlah fasilitas pembongkaran.

Pelmasalahan yang dikaji untuk menentukan kebutuhan armada transportasi di Unit Usaha Bekri adalah sistem transportasi yang ada, jumlah armada transportasi yang dibutuhkan untuk masing-masing kebun dan analisa antrian di unit penimbangan sesta analisa antrian di tempat pembongkaran buah (loading ramp). Jenis asmada transportasi yang digunakan di Unit Usaha Beksi adalah truk. J~~mlah truk yang disewa saat ini sebanyak 16 truk. Harga sewa ditetapkan yaitu sebesar Rp 9S58lton. Waktu operasi truk perhari rata-rata adalah 8 jam, yang dimulai dari pukul 07.00 dan berakhir pukul 16.00 dengan waktu istirahat 1 jam yaitu pukul 12.00-13.00. Faktor-faktor pembatas pada sistem transportasi TBS kelapa sawit di Unit Usaha Belai adalah produksi harian masing-masing kebun, jarak dari ltebun ke pabrik, waltu antrian di unit penimbangan, waktu pembongkaran dan kapasitas pabrik. Icebutuhan armada transportasi tergantung dari waktu siklus angkutan (waktu angkut, waktu muat, dan waktu bongkar) dan jumlah produksi harian yang dihasilkan oleh masing-masing kebun. Perkiraan kebutuhan armada transportasi setelah memperhitungkan adanya antrian pada kondisi panen puncak pada bulan Oktober sebanyak 17 ti&, dan pada kondisi panen rendah pada bulan April dibutuhkan sebanyak 5 truk. Analisa antrian di unit penimbangan menggunakan model antrian tunggal pelayanan tunggal dengan batas antrian maksimurn.sebanyak 20 tsnk. Lama pelayanan 2 menititruk atau dengan laju pelayanan 30 trukljain. Pada kondisi panen rendah dengan laju kedatangan 16.50 trukljam tidak terjadi antrian di unit penimbangan. Sedangkan pada kondisi panen puncak dengan laju kedatangan 23.88 kukljam, panjang antrian 3 truk dan waktu antrian 7.38 menit. Antrian yang terjadi di unit penimbangan tidak inelebihi batas antrian yang diijinkan yaitu sebanyak 20 truk, sehingga penggunaan satu unit penimbangan sudah cukup untuk melayani laju kedatangan truk. Analisa antrian di teinpat pembongkaran buah dilakukan untuk melihat jumlah fasilitas pembongkaran yang digunakan dalanl melayani ti& yang datang. Analisa

menggunakan model antrian tunggal pelayanan ganda. Jumlah unit pembongkaran yang ada di Unit Usaha Bekri sebanyak 16 unit. Lama pelayanan tiap unit pembongkaran adalah 20 menitltruk atau laju pelayanan 3 truk/jam. Laju kedatangan truk maksimum adalah 11.94 truk/jam dan laju kedatangan truk minimum adalah 8.25 trukljam. Dari perhitungal yang dilakukan, diperoleh jumlah fasilitas pembougkaran yang digunakan pada saat laju kedatangan truk maksimum sebanyak 10 unit, dan pada saat laju kedatangan truk minimum dib~tuhkan sebanyak G unit.

PENENTUAN ICEBUTUHAN ARMADA TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT DI UNIT USAFL4 BEIUU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA W (F'ERSERO), BANDAR LAMPUNG SI(RZPS1 Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Telinik Pertanian Oleh : LEN1 OKTAVIA PO1495015 FAKULTAS TEIaVOLOGI PERTAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000