I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

LAPORAN KINERJA 2016 BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 IKHTISAR EKSEKUTIF

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

I. EVALUASI UPSUS 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

6. Tanggung jawab terhadap kebenaran alokasi yang tertuang dalam DIPA Induk sepenuhnya berada pada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 1

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SINERGITAS KOORDINASI PEMBINANAAN DAN PENGAWASAN BPKP DALAM PENGEMBANGAN SIMDA TERINTEGRASI e-budgeting

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TA. 2018

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

PELAPORAN DATA STOCK GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Jakarta, 7 April 2016

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI KEGIATAN TAHUN 2017 & RANCANGAN KEGIATAN TAHUN 2018 DITJEN TANAMAN PANGAN

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan. Dr. Benny Rachman

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

Click to edit Master subtitle style

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan subsektor tanaman pangan merupakan salah satu strategi dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Oleh sebab itu, komoditas tanaman pangan memegang peranan utama dalam memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan seiring pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Visi dan Misi Presiden RI -2019 tertuang dalam bentuk trisakti antara lain : 1) kedaulatan politik, 2) Berdikari dalam ekonomi, 3) Kepribadian dalam kebudayaan dan dirumuskan dalam Nawacita. Salah satu sasaran dalam Nawacita yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing nasional (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional - 2019), arah tersebut dituangkan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, serta meningkatkan pendapatan petani. Sedangkan sasarannya adalah kesejahteraan masyarakat pertanian meningkat, dan kedaulat pangan serta berkelanjutan dapat terwujud serta tercapainya pengembangan subsektor tanaman pangan yang menjadi salah satu strategi dalam upaya memacu pertumbuhan wilayah/kawasan. Dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, Pemerintahan Kabinet Kerja telah menetapkan target pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta pencapaian swasembada kedelai pada tahun 2017. namun komoditas lain secara sinergi terus untuk dikembangkan dalam substitusi pengganti beras menuju kedaulatan pangan terutama komoditas aneka umbi. Penanganan pascapanen tanaman pangan sebagian besar masih ditangani secara tradisional dan relatif tertinggal yang ditandai oleh penggunaan peralatan sarana pascapanen yang sederhana dan kurang optimal. Permasalahan yang mendasar dalam hal penanganan pascapanen tanaman Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1

pangan antara lain susut kuantitas dan kualitas, keamanan pangan, terbatasnya sumberdaya manusia pertanian dan keterbatasan dalam penerapan inovasi teknologi pascapanen, serta modal yang terbatas. Pada tahun 2015 telah ditetapkan sasaran produksi padi sebesar 73,40 juta ton gabah kering giling (GKG); jagung sebesar 20,31 juta ton pipilan kering; kedelai 1,50 juta ton biji kering; kacang tanah sebesar 742,75 ribu ton biji kering; kacang hijau sebesar 291,55 ribu ton biji kering; ubikayu sebesar 26,53 juta ton umbi basah dan ubi jalar sebesar 2,65 juta ton umbi basah. Peningkatan sasaran produksi tanaman pangan setiap tahun, perlu didukung dengan upaya pengamanan produksi secara mutlak. Salah satu upaya dalam pengamanan hasil adalah melalui penanganan pascapanen yang baik dan benar sehingga dapat menurunkan susut hasil. Kondisi saat ini tingkat susut hasil yang terjadi di lapangan masih tinggi, angka susut hasil padi sebesar 10,43% (berdasarkan survei susut hasil padi tahun 2012), susut hasil jagung 5,2%, susut hasil kedelai 15,5%, susut hasil kacang tanah 15,2%, susut hasil ubikayu 12,5%, dan susut hasil ubijalar 18%. Target penurunan susut sesuai dengan Rencana Strategis Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan maka pada tahun 2015 untuk padi sebesar 0,50%; jagung sebesar 0,20%, kedelai sebesar 0,20%, kacang tanah 0,10%, ubikayu sebesar 0,50%, dan ubijalar sebesar 0,50%. Pengamanan hasil dan penurunan susut hasil tanaman pangan akan dapat terlaksana dengan baik, apabila dilakukan peningkatan terhadap pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, seperti aparat/petugas dan penyuluh pertanian serta para petani dalam kelompok tani (poktan)/gabungan kelompok tani (gapoktan). Di samping peningkatan kedua faktor tersebut, juga dialokasikan kegiatan pendukung lainnya berupa fasilitasi sarana pascapanen tanaman pangan, sehingga terbina sinkronisasi antara kemampuan teknis dan operasionalisasi sarana pascapanen yang tersedia. Untuk mendukung upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan memberikan dukungan sarana fasilitasi bantuan sarana pascapanen Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2

Tanaman Pangan baik dari APBN maupun APBN-P berupa Combine Harvester Kecil, Vertical Dryer Padi, Corn Sheller, Vertical Dryer jagung dan Power Thrseher Multiguna. Diharapkan dengan bantuan sarana pascapanen tersebut akan membantu petani pada proses penanganan panen, mengamankan produksi, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Kegiatan pengelolaan pascapanen tanaman pangan dalam bentuk anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Sistem pengganggaran tahun 2015 untuk kegiatan pengelolaan pascapanen tanaman pangan sudah dialokasikan di Satuan Kerja (Satker) Provinsi, sehingga terdapat DIPA Dekonsentrasi (Dekon) dan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi. Secara keseluruhan kegiatan dan anggaran penanganan pascapanen tanaman pangan meliputi kegiatan Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, Pemutakhiran Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan, Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan. Untuk melaksanakan kegiatan pascapanen tanaman pangan tahun 2015, berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor : SP.DIPA- 018.03.1.238251/2015 tanggal 14 November 2014, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan mendapatkan alokasi anggaran APBN sebesar Rp.71.498.554.000,- dengan rincian a) anggaran Pusat Rp.6.548.500.000,- b) Dekonsentrasi Rp. 6.990.500.000,- c) Tugas Pembantuan (provinsi) Rp. 57.959.554.000,- meliputi kegiatan dukungan sarana pascapanen jagung Rp. 52.231.554.000,- dan pembinaan/monev Rp. 5.728.000.000,- Berdasarkan revisi ke-2 DIPA tanggal 6 Maret 2015 terdapat penambahan anggaran untuk kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (alokasi dana APBN-P) sebesar Rp. 5.400.000.000, pembinaan dan pengawalan UPSUS (Sumsel) Rp.1.600.000.000,-sehingga total anggaran menjadi Rp.78.498.554.000,- (semula Rp.71.498.554.000, naik 9,79%) yang terdiri dari anggaran Pusat sebesar Rp.11.948.500.000,-(semula Rp. 6.548.500.000, naik 82,46 %) Dekonsentrasi sebesar Rp.8.590.500.000,- (semula Rp.6.990.500.000,- Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 3

naik 22,89%) dan Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp.57.959.554.000,- (tidak mengalami perubahan) meliputi kegiatan dukungan sarana pascapanen jagung sebesar Rp.52.231.554.000,- dan pembinaan/monev sebesar Rp.5.728.000.000. Dalam rangka mendukung Program Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Pencapaian Swasembada padi, jagung dan kedelai tahun 2017 melalui perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya, berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (SPDIPA) Induk Tahun Anggaran 2015 Nomor SP.DIPA-018.08.0/2015 tanggal 14 November 2014, Persetujuan Revisi Kedua Nomor SP DIPA-018.08.1/2015 tanggal 6 Maret 2015, Direktorat Pascapanen Tanaman pangan mendapatkan alokasi Anggaran APBN-P Pada DIPA Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sebesar Rp. 844.675.625.000,- meliputi ; a) kegiatan Dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen sebesar Rp.832.350.000.000,- dan pembinaan/monev sebesar Rp.12.325.625.000,- Berdasarkan revisi sisa hasil penghematan tanggal 13 November 2015 terdapat penambahan anggaran untuk kegiatan dukungan sarana Pascapanen Tanaman Pangan sumber dana APBN-P sebesar Rp.83.160.802.000,- sehingga total anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan sumber APBN-P menjadi Rp.927.836.427.000,- (semula Rp.844.675.625.000 naik 9,85%) yang terdiri dari anggaran kegiatan Dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen sebesar Rp.915.168.402.000,- (semula Rp.832.350.000.000,-, naik 8,28%) dan pembinaan/monev sebesar Rp 12.668.025.000, (semula Rp.12.325.625.000,- naik 2,78%) Sebagai laporan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu 1 (satu) tahun, maka perlu disusun laporan kegiatan dan dirangkum sebagai laporan tahunan. B. Tujuan Tujuan penyusunan laporan tahunan adalah memaparkan hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan kegiatan di tahun 2015, dan sebagai evaluasi serta acuan dalam melakukan kegiatan di tahun berikutnya. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 4

II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Rancangan Kebijakan Pascapanen Tanaman Pangan. Penanganan pascapanen tanaman pangan merupakan upaya yang sangat strategis dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional karena mempunyai peranan yang cukup besar baik secara langsung maupun tidak langsung. Penanganan pascapanen secara langsung memiliki peranan dalam menekan susut hasil (losses), mempertahankan mutu hasil dan meningkatkan nilai tambah, daya saing serta pendapatan petani. Pemerintah Indonesia pada program pembangunan pertanian telah menetapkan komoditas prioritas utama untuk subsektor tanaman pangan yaitu padi, jagung dan kedelai, namun komoditas lain secara sinergi terus untuk dikembangkan dalam substitusi pengganti beras menuju kedaulatan pangan terutama komoditas aneka umbi. Penanganan pascapanen tanaman pangan sebagian besar masih ditangani secara tradisional dan relatif tertinggal yang ditandai oleh penggunaan peralatan sarana pascapanen yang sederhana dan kurang optimal. Permasalahan yang mendasar dalam hal penanganan pascapanen tanaman pangan antara lain susut kuantitas dan kualitas, keamanan pangan, terbatasnya sumberdaya manusia pertanian dan keterbatasan dalam penerapan inovasi teknologi pascapanen, serta modal yang terbatas. Keadaan ini semakin sulit dengan munculnya tantangan yang harus dihadapi Indonesia, khususnya dalam menghadapi diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun 2015 yaitu persaingan daya saing produk pertanian meliputi : (1) Tuntutan standarisasi produk & proses, (2) Tuntutan kandungan pangan yang tidak berbahaya, rendah residu bahan kimia, (3) Tuntutan integrasi pengelolaan rantai pasok (supply chain management), dan (5) Peningkatan kualitas mutu & keamanan pangan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan di atas, maka perlu dianalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam hal penanganan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5

pascapanen tanaman pangan sehingga perlu dilaksanakan program dan kegiatan yang berkesinambungan dan terintegrasi antar Kementerian/ Lembaga/Instansi di tingkat Pusat, serta antara Pusat dan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam hal penanganan pascapanen tanaman pangan. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, perlu diterapkan suatu strategi dalam hal penanganan pascapanen tanaman pangan yang diterapkan atau diimplementasikan melalui program dan kegiatan. Implementasi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk Rancangan Program RKA-K/L Tahun 2015 dan mempersiapkan perencanaan anggaran untuk Rencana Kerja (Renja) Lima Tahun yaitu 2015-2019. Output Rancangan Kebijakan terkait dengan RKA-K/L Direktorat Pascapanen disusun dalam dokumen RKA-K/L TA 2015 meliputi 4 (empat) rancangan, yaitu : 1) Rencana Kerja Tahun 2016, 2) Rancangan Kegiatan dan Anggaran (RKA-K/L) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016, 3) Rencana Strategis Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan - 2019, dan 4) Penyusunan Satuan Harga Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016. 1. Anggaran dan Kegiatan Tahun 2015. Pagu alokasi anggaran tahun 2015 berdasarkan hasil penelaahan RKAK/L Ditjen Tanaman Pangan dengan Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: a) Pagu anggaran definitif tahun 2015 sebesar Rp.71.498.554.000,- dengan rincian kegiatan Satker Pusat Rp. 6.548.500.000,-, Dekon Rp.6.990.500.000,- dan Tugas Pembantuan Provinsi Rp.57.959.554.000,- meliputi kegiatan dukungan sarana pascapanen jagung Rp.52.231.554.000,- dan pembinaan/monev Rp.5.728.000.000,- b) Kegiatan fasilitasi dukungan sarana pascapanen refocusing jagung tahun 2015 senilai Rp. 52.231.554.000,- terdiri dari: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 6

1) Bantuan sarana pascapanen model jagung (corn sheller, crusher, vertical dryer dan bangunan, dan corn combine harvester) untuk mendukung kawasan GPPTT jagung sebanyak 108 unit dengan anggaran Rp.33.168.000.000,- yang dialokasikan di 7 provinsi pada 7 kabupaten (Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur); 2) Bantuan sarana pascapanen regular jagung (corn sheller, flat bed dryer+bangunan, corn combine harvester) 133 unit dengan anggaran Rp.19.063.554.000,- yang dialokasikan di 28 provinsi pada 85 kabupaten. c) Pagu anggaran definitif (APBN) tahun 2015 Pusat dan Daerah, sebagaimana tabel berikut: Tabel 1 : Kegiatan dan Anggaran Pascapanen per 31 Desember 2015 No. Kegiatan Output Anggaran Satuan Volume (Rp.000) 1765 Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 71,498,554,000 A. PUSAT 6,548,500,000 1 Rancangan Kebijakan Rancangan 4 329,840,000 2 Pedoman Bidang Pascapanen Pedoman 4 597,357,000 3 Bahan Informasi Bidang Pascapanen Buku 14 748,048,000 4 Laporan Kegiatan Penanganan Pascapanen Laporan 43 3,500,439,000 5 Rapat Koordinasi Pascapanen Rapat 3 542,339,000 6 Layanan Perkantoran Bulan 12 357,820,000 - Alat Pengolah Data Unit 31 182,353,000 - Peralatan Perkantoran Unit 23 91,892,000 7 Rehab kantor Paket 1 198,412,000 B. PROVINSI 64,843,054,000 1 Dekonsentrasi 6,990,500,000 - Bimtek, Monev, Database Provinsi 28 4,750,500,000 - Gerakan Pascapanen Provinsi 9 2,070,000,000 - SIPP Ubikayu Provinsi 1 170,000,000 2 Tugas Pembantuan 57,852,554,000 - Bantuan Sarana Pascapanen Unit 241 52,231,554,000 - Pengawalan, Monev, Database Kabupaten 92 5,621,000,000 C. KABUPATEN 107,000,000 - SIPP Ubikayu Kabupaten 1 107,000,000 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 7

d) Kegiatan fasilitasi dukungan sarana pascapanen tanaman pangan tahun 2015 (APBN-P) di DIPA Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian senilai Rp. 832.350.000.000,- terdiri dari: 1) Combine Harvester Kecil, 2790 unit, dengan anggaran Rp. 362.700.000.000,- 2) Vertical Dryer Padi, Kapasitas 3,5-6 ton/proses, 170 unit, dengan anggaran Rp. 158.950.000.000,- 3) Vertical Dryer Jagung, Kapasitas 3,5-6 ton/proses, 220 unit, dengan anggaran Rp. 205.700.000.000,- 4) Corn Sheller, 2000 unit, dengan anggaran Rp. 60.000.000.000,- 5) Power Thresher Multiguna, 1500 unit, dengan anggaran Rp. 45.000.000.000,- 2. Rancangan Anggaran Dan Kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2016. a) Pagu alokasi anggaran Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan tahun 2016 setelah penghematan 45 Milyar sebesar Rp. 843.172.816.000,- meliputi kegiatan Pusat Rp. 25.222.816.000,- Dekon Rp. 34.204.000.000,- dan Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp.783.746.000.000,- (terdiri dari anggaran dukungan sarana pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan7600 unit dengan anggaran sebesar Rp. 764.086.000.000,- dan anggaran pembinaan, bimtek, monev sebesar Rp. 19.660.000.000 di 32 provinsi dan 398 kabupaten). b) Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan di satker PUSAT dengan anggaran Rp. 25.222.816.000,- dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1) Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan TA. 2016 terdiri dari kegiatan Perencanaan dan pelaporan, selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 8

Tabel 2 : Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan di Satker Pusat Tahun 2016 (per 31 Desember 2015) NO KEGIATAN ANGGARAN (RP.000) 1 KEGIATAN DIREKTORAT 1,467,264,000 1765.994.056 PERENCANAAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP 1,467,264,000 051 Menyusun Kebijakan Program dan Anggaran Direktorat Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 1,467,264,000 A Pedoman/Petunjuk Teknis Kegiatan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 122,239,000 B Renstra Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA.2016-2019 194,313,000 C Renja Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA. 2017 157,772,000 D RKAKL Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA.2017 131,750,000 E Rapat Koordinasi Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP 591,450,000 F Buku Saku Kegiatan Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil TP TA. 2016 18,975,000 G Focus Group Discussion 250,765,000 1765.994.057 PELAPORAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP 100,300,000 051 LAPORAN BULANAN, TAHUNAN DAN LAKIP 100,300,000 F Laporan Bulanan 51,300,000 G Laporan Tahunan 34,400,000 H LAKIP 14,600,000 052 SPI DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TP 1,093,000,000 A Pedoman SPI Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 50,900,000 B Pengawalan SPI Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 642,100,000 C Rapat Evaluasi Kegiatan Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 400,000,000 2) Kegiatan Subdit Pascapanen Kegiatan Subdit Pascapanen selegkapnya disajikan pada tabel berikut Tebel 3 : Kegiatan Subdit Pascapanen Tahun 2016 NO 1 KEGIATAN SUBDIT PASCAPANEN 12,331,501,000 1765.994.051 PENGAMANAN SUSUT HASIL PRODUKSI TANAMAN PANGAN 12,331,501,000 052 KEGIATAN Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ANGGARAN (RP.000) 1,873,361,000 A Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen TP 213,500,000 C Penguatan Pengelolaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 2016 1,238,950,000 E Pengawalan Kegiatan Dit PPHTP dan Ditjen Tanaman Pangan 420,911,000 053 Melaksanakan Penyaluran Alsintan Pascapanen 10,000,000,000 A Pengadaan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 10,000,000,000 054 Melaksanakan Gerakan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 252,276,000 B Pendampingan Gerakan Pascapanen Tanaman Pangan 252,276,000 055 Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penanganan pascapanen TP 205,864,000 D Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen TP 205,864,000 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9

3) Kegiatan Subdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Kegiatan Subdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan selegkapnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 4 : Kegiatan Subdit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 NO KEGIATAN ANGGARAN (RP.000) 2 KEGIATAN SUBDIT PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN 3,228,205,000 1765.994.052 PENINGKATAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN 3,228,205,000 052 Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 1,246,630,000 A Bimbingan Teknis 303,170,000 B Database Sarana Pascapanen dan Pengolahan Tanaman Pangan 422,600,000 C Bahan Informasi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 127,860,000 D Gelar Teknologi Pengolahan Tanaman Pangan 393,000,000 054 Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penanganan pengolahan hasil 1,981,575,000 D Pengawalan UPSUS Peningkatan Produksi PJK 1,793,500,000 E Monitoring dan Evaluasi 188,075,000 4) Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 5 : Kegiatan Subdit Standardisasi dan Mutu Tahun 2016 NO KEGIATAN ANGGARAN (RP.000) 4 KEGIATAN SUBDIT STANDARDISASI DAN MUTU 1,465,776,000 1765.994.053 PENGEMBANGAN STANDARDISASI DAN MUTU 1,465,776,000 052 Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan Standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan 802,526,000 A Rapat Koordinasi Pengembangan Mutu Komiditi Strategis TP 447,731,000 B Perumusan SNI Tanaman Pangan 226,095,000 C Bahan Informasi Mutu dan Standardisasi 128,700,000 053 Melaksanakan Fasilitasi Sertifikasi 343,700,000 D Pengawalan Penerapan Mutu dan Organik 343,700,000 054 Melaksanakan Monitoring, Evaluasi dan pelaporan standarisasi dan mutu 319,550,000 E Monitoring dan Evaluasi 319,550,000 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 10

5) Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi selengkapanya disajkikan pada tabel berikut : Tabel 6 : Kegiatan Subdit Pemasaran dan Investasi Tahun 2016 NO KEGIATAN ANGGARAN (RP.000) 5 KEGIATAN SUBDIT PEMASARAN HASIL DAN INVESTASI 4,557,250,000 1765.994.054 PENGEMBANGAN PEMASARAN HASIL DAN INVESTASI 4,557,250,000 052 Melaksanakan Sosialisasi dan Bimbingan pengembangan pemasaran hasil dan investasi 919,300,000 E Akselerasi Ekspor Komoditi Tanaman Pangan 371,400,000 H Gelar Potensi dan Peluang Investasi Tanaman Pangan 547,900,000 053 Melaksanakan Pengembangan informasi harga 1,237,000,000 B Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar 975,000,000 C Pengembangan Informasi Pasar 262,000,000 055 Melaksanakan promosi dan investasi tanaman pangan 2,001,660,000 A Promosi dan Investasi Tanaman Pangan 988,260,000 F Promosi Produk Tanaman Pangan (Dalam dan Luar Negeri) 1,013,400,000 056 Melaksanakan pemantauan stok hasil tanaman pangan 274,590,000 D Pemantauan stok Hasil Tanaman Pangan 274,590,000 057 Melaksanakan Monitoring, evaluasi dan pelaporan pengembangan pemasaran hasil dan investasi 124,700,000 I Monitoring dan Evaluasi 124,700,000 6) Kegiatan Ketatausahaan dan Kepegawaian Kegiatan Ketatausahaan dan Kepegawaian selengkapanya disajikan pada tabel berikut : Tabel 7 : Kegiatan Ketatausahaan dan Kepegawaian Tahun 2016 NO KEGIATAN ANGGARAN (RP.000) 5 KEGIATAN KETATAUSAHAAN DAN KEPEGAWAIAN 979,520,000 1765.994.055 KETATAUSAHAAN DAN KEPEGAWAIAN 979,520,000 051 KETATAUSAHAAN DAN KEPEGAWAIAN 979,520,000 A Ketatausahaan dan Kepegawaian 244,370,000 B Keuangan dan Perlengkapan 57,200,000 C Pengadaan alat pengolah data 510,500,000 D Pengadaan Peralatan Perkantoran 167,450,000 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 11

c) Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan di satker Dekonsentrasi dengan anggaran Rp. 34.204.000.000,- selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 8 : Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 di Satker Dekonsentrasi (per 31 Desember 2015) No Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Satuan (Rp) Alokasi Anggaran (Rp) 34,204,000 II DEKONSENTRASI 34,204,000 1 Rapat Koordinasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Volume 32 Prov 80,000 2,560,000 2 Bimtek Pascapanen 32 Prov 3,605,000 Gerakan Pascapanen Tanaman Pangan 3 Prov 750,000 a. Gerakan Pascapanen Padi (Sultra) Prov 250,000 b. Gerakan Pascapanen Jagung (Sulteng) Prov 250,000 3 c. Gerakan Pascapanen Kedelai (Sulsel) Prov 250,000 4 5 Sosialisasi Penerapan Penanganan Pascapanen Ubi Kayu/GHP (Jawa Timur) 1 Prov 130,000 130,000 Monev Pascapanen 32 Prov 30,000 960,000 Fasilitasi Pengadaan Sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan 32 Prov 625,000 6 Database Sarana Pascapanen 32 Prov 2,620,000 7 Bimtek Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 32 Prov 60,000 1,920,000 8 Monev Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 32 Prov 30,000 960,000 9 Database Sarana Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 32 Prov 20,000 640,000 10 Penerapan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 26 Prov 80,000 2,080,000 11 Fasilitasi sertifikasi pangan organik berbasis kelompok 26 Prov 4,614,000 12 Monev dan Evaluasi Standardisasi dan Mutu 26 Prov 30,000 780,000 13 Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) 34 Prov 40,000 1,360,000 14 Pengembangan Informasi Pasar (PIP) Provinsi 34 Prov 48,000 1,632,000 15 Pengembangan Informasi Pasar (PIP) Kabupaten 276 Prov 18,000 4,968,000 17 Pemantauan Stok dan Harga 34 Prov 40,000 1,360,000 18 Promosi dan Investasi Tanaman Pangan 33 Prov 50,000 1,650,000 19 Monitoring dan Evaluasi Pemasaran dan Investasi TP 33 Prov 30,000 990,000 d) Kegiatan dukungan sarana pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan di satker Tugas Pembantuan Provinsi, dengan anggaran sebesar Rp. 746.086.000.000,- selengkapanya disajikan pada tabel berikut : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 12

Tabel 9 : Kegiatan Dukungan Sarana Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan di satker Tugas Pembantuan Provinsi Tahun 2016 NO SARANA VOLUME (UNIT) SATUAN (RP.000) ANGGARAN (RP.000) ALOKASI 1 Combine Harvester Kecil 1954 130,000 254,020,000 25 Prov, 247 Kab 2 Combine Harvester Sedang 1500 170,000 255,000,000 23 Prov, 233 Kab 3 Combine Harvester Besar 200 485,000 97,000,000 14 Prov, 74 Kab 4 Vertical Dryer Padi 30 Ton/proses 2 2,749,000 5,498,000 1 Prov, 1 Kab 5 Vertical Dryer Padi 3,5-6 Ton/proses 3 794,000 2,382,000 1 Prov, 1 Kab 6 Power Thresher 950 20,000 19,000,000 25 Prov, 197 Kab 7 Fasilitasi RMU 100 374,000 37,400,000 26 Prov, 95 Kab 8 Corn Sheller 2000 28,000 56,000,000 27 Prov, 193 Kab 9 Vertical Dryer Jagung 3,5-6 Ton/proses 1 814,000 814,000 1 Prov, 1 Kab 10 UPH JAGUNG 60 150,000 9,000,000 20 Prov, 37 Kab 11 Power Thresher Multiguna (Wilayah Barat) 264 28,000 7,392,000 18 Prov, 85 Kab 12 Power Thresher Multiguna (Wilayah Timur) 36 30,000 1,080,000 5 Prov, 15 Kab 13 UPH KEDELAI 30 150,000 4,500,000 15 Prov, 21 Kab 14 SARANA PENGANGKUT 500 30,000 15,000,000 31 Prov, 283 Kab TOTAL 7600 764,086,000 e) Alokasi dukungan sarana pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan di 32 provinsi pada 398 kabupaten, selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 10 : Alokasi Dukungan Sarana Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016 DUKUNGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. SATKER COMBINE HARVESTER KECIL (UNIT) COMBINE HARVESTER SEDANG (UNIT) COMBINE HARVESTER BESAR (UNIT) VERTIKAL DRYER PADI + BANGUNAN KAP 30 TON/PROSES (UNIT) VERTIKAL DRYER PADI + BANGUNAN KAP 3,5-6 TON/PROSES (UNIT) POWER THRESHER (UNIT) FASILITASI RMU + BANGUNA N (UNIT) UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT TOTAL ALOKASI 1,954 1,500 200 2 3 950 100 1 ACEH 88 79 - - - 20 4 2 SUMUT - 145 29 - - 24 4 3 SUMBAR - - - - - 30-4 RIAU 64 16 - - - 18-5 JAMBI 54 4 - - - 10 2 6 SUMSEL 25 39 16 - - 43 8 7 BENGKULU 8 - - - - 85 2 8 LAMPUNG 136 141 15 - - 10 6 9 DKI - - - - - - - 10 JABAR 151 21 - - 3 142 8 11 JATENG 338 103 - - - 126 7 12 DI YOGYAKARTA 32 - - - - 16 1 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 13

NO. SATKER COMBINE HARVESTER KECIL (UNIT) DUKUNGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 COMBINE HARVESTER SEDANG (UNIT) COMBINE HARVESTER BESAR (UNIT) VERTIKAL DRYER PADI + BANGUNAN KAP 30 TON/PROSES (UNIT) VERTIKAL DRYER PADI + BANGUNAN KAP 3,5-6 TON/PROSES (UNIT) POWER THRESHER (UNIT) FASILITASI RMU + BANGUNA N (UNIT) UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT 13 JATIM 108 283 - - - 154 7 14 KALBAR 60 36 - - - - 2 15 KALTENG 90 - - - - 10 2 16 KALSEL 144 53 9 - - 14 3 17 KALTIM 65 48 - - - 6 2 18 SULUT 65 10 - - - 10 2 19 SULTENG 59 15 - - 12 3 20 SULSEL - 170 65 2 - - 6 21 SULTRA - 75 16 - - 10 2 22 BALI 47-1 - - 41 4 23 NTB 127 50 9 - - - 3 24 NTT 48 30 6 - - 21 3 25 MALUKU 52 12 - - - 27-26 PAPUA - 35 8 - - - 3 27 MALUT 84 15 - - - - - 28 BANTEN 66 - - - - 42 4 29 BABEL 20 - - - - 12-30 GORONTALO - 46 5 - - 30 5 31 KEPRI - - - - - 32 PAPUA BARAT 35 - - - - - - 33 SULBAR 30 30 6 - - - 5 34 KALTARA 17 - - - - 37 2 DUKUNGAN SARANA PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. SATKER VERTIKAL DRYER JAGUNG + CORN SHELLER POWER THRESHER SARANA PENGANGKUT HASIL BANGUNAN KAP 3,5-6 (UNIT) MULTIGUNA (UNIT) PERTANIAN (UNIT) TON/PROSES (UNIT) UNIT UNIT UNIT UNIT TOTAL ALOKASI 2,000 1 300 500 1 ACEH 65-21 15 2 SUMUT 100-18 23 3 SUMBAR - - - 9 4 RIAU 25-6 13 5 JAMBI 45-10 16 6 SUMSEL 85-12 27 7 BENGKULU 25-10 15 8 LAMPUNG 95-15 17 9 DKI - - - - 10 JABAR 105 1 23 23 11 JATENG 115-23 22 12 DI YOGYAKARTA 9 - - 6 13 JATIM 180-24 32 14 KALBAR 40 - - 13 15 KALTENG 10 - - 13 16 KALSEL 65-8 18 17 KALTIM 10 - - 12 18 SULUT 156-8 11 19 SULTENG 60-11 13 20 SULSEL 247-14 50 21 SULTRA 90-17 14 22 BALI 15-9 5 23 NTB 135-25 20 24 NTT 107-8 18 25 MALUKU 20 - - 16 26 PAPUA - - 11 16 27 MALUT 20 - - 10 28 BANTEN 6-10 10 29 BABEL - - - 2 30 GORONTALO 130-5 12 31 KEPRI - - 32 PAPUA BARAT - - 6 14 33 SULBAR 40 - - 15 34 KALTARA - - 6 - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 14

B. Pedoman Bidang Pascapanen 1. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pascapanen Tanaman Pangan. Pedoman pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2015 bagi Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga kegiatan menjadi lebih terarah. Pedoman pelaksanaan bersifat umum, sehingga dalam aplikasinya harus dijabarkan kedalam pedoman teknis dan dijabarkan di tingkat Provinsi dan Kabupaten. Diperlukan koordinasi yang baik antara Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan program dan kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan. Keberhasilan program dan kegiatan, sangat tergantung kepada komitmen semua pihak (stakeholder) yang terkait baik tingkat Pusat dan Daerah. Melalui pedoman pelaksanaan Kegiatan Pascapanen Tanaman Pangan diharapkan program dan kegiatan dari APBN Tahun Anggaran 2015 dapat terlaksana dengan baik sehingga menyelamatkan hasil dan menurunkan susut hasil tanaman pangan. Tujuan Pedoman Pelaksanaan penanganan pascapanen tanaman pangan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat berjalan secara efektif, efisien, akuntabel dan transparan, serta sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Sasaran Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan antara lain : a. Meningkatnya pemahaman atau persamaan persepsi petugas di Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat lebih terarah dan sesuai anggaran yang tersedia. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 15

b. Meningkatnya koordinasi dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan antara pihak pelaksana di tingkat Pusat dan Daerah. c. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran pascapanen tanaman pangan sehingga mempermudah dalam pengendalian, monitoring dan evaluasi sesuai sasaran yang sudah ditetapkan. d. Memberikan penjelasan mengenai mekanisme pelaksanaan kegiatan pascapanen tanaman pangan dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh berbagai pihak yang terlibat termasuk Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan poktan/gapoktan. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, dilengkapi dengan tabel dan lampiran penting sebagai referensi lokasi yang lebih rinci terkait program dan kegiatan. 2. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan. a. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Kegiatan. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) SPI Kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dirancang untuk memberikan pembekalan yang memadai bagi pimpinan dan pegawai lingkup Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan agar dapat melaksanakan pembinaan atas penyelenggaran SPI dan meningkatkan efektifitas pengawasan dan pengendalian di lingkungan masing-masing instansi. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) SPI Kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan bertujuan: 1) Mewujudkan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 16

keuangan dan kegiatan, pengamanan aset negara dan taat terhadap peraturan perundang-undangan 2) Sebagai petunjuk pelaksanaan bagi Tim SPI dalam melakukan penilaian penerapan sistem pengendalian intern di lingkup. 3) Mengantisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya. Sasaran penyusunan Juklak SPI Kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan adalah terlaksananya kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Ruang lingkup pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang dijabarkan ke dalam masing-masing Kegiatan Utama di lingkungan, meliputi unsur-unsur berikut : 1) Lingkungan pengendalian Pimpinan dan seluruh pegawai Direktorat Pascapanen harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat. 2) Penilaian risiko Pengendalian intern harus mampu memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi, baik dari luar maupun dari dalam. 3) Kegiatan pengendalian Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 17

4) Informasi dan komunikasi Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain sesuai ketentuan. Informasi disajikan dalam bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan secara berjenjang melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya. 5) Pemantauan pengendalian intern Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja baik secara kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu serta memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti. Kegiatan Utama yang menjadi fokus dari kegiatan pemantauan, pengendalian dan evaluasi sebagai berikut : 1) Kegiatan Ketatausahaan meliputi : a) Monitoring Kehadiran Pegawai; b) Mengurus Kartu Taspen, BPJS, Karpeg dan Karsu/Karis/ KORPRI; c) Penyusunan Rencana Kebutuhan dan Pengembangan Pegawai ; d) Menyiapkan Bahan dan Memproses Daftar Penilaian Kinerja Pegawai ; e) Menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK) ; f) Menyajikan Data SIMPEG; g) Menyiapkan Bahan Penyusunan SKP, ANJAB dan ABK; h) Usulan Pencairan Anggaran Perjalanan 2) Kegiatan Teknis meliputi : a) Perencanaan Kegiatan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan ; b) Penyusunan Rencana Strategi ; c) Penyusunan Pedoman Pelaksanaan/Pedoman Teknis ; d) Pembinaan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ; e) Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ; f) Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ; g) Penyusunan Bahan Informasi Bidang Pascapanen (Buku, Leaflet, Booklet) ; h) Pengukuran Susut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 18

Hasil Pascapanen Tanaman Pangan ; i) Gerakan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ; j) Sosialisasi Penerapan Pascapanen Ubikayu (GHP) ; k) Pertemuan/Rapat Koordinasi/ Focus Group Discussion (FGD) Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ; l) Visualisasi Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan ; m) Updating Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan ; n) Laporan Bulanan, Laporan Tahunan dan Bahan Rapim ; o) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pengendalian kegiatan melalui SPI diharapkan dapat : 1) Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan secara berkala. 2) Meningkatkan akuntabilitas kinerja kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan. 3) Mengantisipasi sedini mungkin permasalahan dan kendala yang dihadapi pada setiap tahapan kegiatan pengelolaan anggaran penanganan pascapanen tanaman pangan, 4) Mencegah terjadinya kerugian negara. b. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN. Untuk mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan, mengalokasikan kegiatan pengelolaan pascapanen tanaman pangan dalam bentuk anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Secara keseluruhan kegiatan dan anggaran pengelolaan pascapanen tanaman pangan dialokasikan di 32 Provinsi dan 207 Kabupaten/Kota, berupa Bimbingan Teknis Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, Penyusunan Updating Database Sarana Pascapanen Tanaman Pangan, Rapat Koordinasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 19

Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, dan Evaluasi Sarana Pascapanen Tanaman Pangan TA. 2011 2014. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan perlu melakukan pengendalian atas pelaksanaan Program/Kegiatan Pascapanen Tanaman pangan khususnya Bantuan sarana pascapanen secara komprehensif baik pusat maupun daerah melalui pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mengidentifikasi terjadinya penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan sehingga dapat melakukan tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. Periode Pengendalian Kegiatan/Pengelolaan Bantuan Sarana Pascapanen APBN Dilakukan per triwulan selama tahun anggaran yaitu : 1) Triwulan I : Bulan Januari Maret 2015 2) Triwulan II : Bulan April Juni 2015 3) Triwulan III : Bulan Juli September 2015 4) Triwulan IV : Bulan Oktober Desember 2015 c. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN-P. memberikan dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen tanaman pangan dari dana APBN-P TA 2015 dalam bentuk sarana pascapanen tanaman pangan berupa sarana Combine Harvester Kecil, Vertical Dryer Padi, Corn Sheller, Vertical Dryer Jagung dan Power Thresher Multiguna. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan perlu melakukan pengendalian atas pelaksanaan Program/Kegiatan Pascapanen Tanaman pangan khususnya Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 20

bantuan sarana pascapanen secara komprehensif baik pusat maupun daerah melalui pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mengidentifikasi terjadinya penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan sehingga dapat melakukan tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, transparan, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Periode pengendalian kegiatan APBN-P dilakukan per triwulan selama tahun anggaran yaitu : 1) Triwulan II : Bulan April Juni 2015 2) Triwulan III : Bulan Juli September 2015 3) Triwulan IV : Bulan Oktober Desember 2015 Pelaksanaan pengendalian kegiatan bantuan sarana pascapanen dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten. 1. Tingkat Pusat : a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana pascapanen di tingkat Provinsi. b) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten sampai ke tingkat poktan/gapoktan penerima bantuan sarana pascapanen. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 21

2. Tingkat Provinsi a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana pascapanen di tingkat Provinsi. b) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten sampai ke tingkat poktan/gapoktan. 3. Tingkat Kabupaten a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana pascapanen di tingkat Kabupaten. b) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten sampai ke tingkat poktan/gapoktan. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) SPI Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan APBN dan APBN-P bertujuan untuk: 1) Mewujudkan pelaksanaan pengendalian kegiatan bantuan sarana pascapanen yang efektif dan efisien, laporan keuangan handal, pengamanan aset negara dan taat terhadap peraturan perundangundangan; 2) Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana dan mengantisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat dicari solusi pemecahannya; 3) Memberikan panduan bagi unit kerja/satker lingkup Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan dalam pelaksanaan SPI kegiatan bantuan sarana pascapanen tanaman pangan dana APBN-P. Sasaran penyusunan Juklak SPI ini adalah : 1) Tercapainya tujuan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana pascapanen tanaman pangan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel; 2) Terciptanya peningkatan akuntabilitas kinerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, provinsi dan kabupaten; Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 22

3) Tercapainya peningkatan manajemen pengelolaan bantuan sarana pascapanen di pusat, provinsi dan kabupaten. Dalam implementasinya, SPI harus dilaksanakan secara komprehensif dan penuh tanggung jawab sesuai ketentuan dengan melibatkan semua pihak terkait. Untuk itu diperlukan dukungan dan komitmen yang kuat dalam hal kebijakan dan pembinaan dalam pelaksanaannya. C. Fasilitasi Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan. Bantuan sarana pascapanen tanaman pangan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015 merupakan upaya Pemerintah dalam memberdayakan poktan/gapoktan, melalui pengelolaan dana Belanja Bantuan Sosial dalam bentuk barang, sehingga prosedur pengadaan dan penyaluran barang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 1) APBN Besarnya nilai bantuan sarana pascapanen tanaman pangan untuk masing-masing komoditas telah ditentukan dalam DIPA APBN Tahun 2015 dan dialokasikan pada DIPA Tugas Pembantuan Provinsi di masingmasing Satker Dinas Pertanian Provinsi. Bantuan sarana pascapanen tanaman pangan pada tahun 2015 difokuskan khusus untuk sarana pascapanen jagung, dengan jumlah bantuan sarana pasapanen jagung sebanyak 212 unit senilai Rp.52.231.554.000,- yang dibagi menjadi dua yaitu bantuan sarana pascapanen jagung untuk kawasan dan untuk regular. Jumlah bantuan sarana pascapanen tanaman pangan APBN sebagai berikut : a. Sarana pascapanen jagung (kawasan): 1) Corn sheller (alat pemipil jagung) per unit senilai Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta rupiah) sebanyak 42 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 23

2) Vertical dryer jagung + bangunan senilai total Rp. 958.000.000,- (sembilan ratus lima puluh delapan juta rupiah) sebanyak 29 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. Dengan rincian Vertical Dryer seharga Rp. 685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima juta rupiah), dengan implement tambahan Crusher seharga Rp. 23.000.000,- (dua puluh tiga juta rupiah), dan bangunan seharga Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan pengawasan. 3) Corn Combine Harvester (mesin pemanen jagung) per unit senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sebanyak 8 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. b. Sarana pascapanen jagung (reguler): a) Corn Sheller (pemipil jagung) per unit senilai Rp. 33.000.000,- (tiga puluh tiga juta rupiah) sebanyak 90 unit dialokasikan di 28 Provinsi, 80 Kabupaten. b) Flat Bed Dryer + bangunan senilai total Rp. 359.000.000,- (tiga ratus lima puluh sembilan juta rupiah) sebanyak 35 unit dialokasikan di 21 Provinsi, 35 Kabupaten. Flat Bed Dryer senilai Rp. 210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) sedangkan bangunan senilai Rp 149.000.000,- (seratus empat puluh sembilan juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan pengawasan. c) Corn Combine Harvester (mesin pemanen jagung) per unit senilai Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sebanyak 7 unit dialokasikan di 7 Provinsi, 7 Kabupaten. d) Power Thresher Multiguna (mesin perontok serbaguna) senilai Rp. 28.554.000,- (dua puluh delapan juta lima ratus lima puluh empat ribu rupiah) sebanyak 1 unit dialokasikan di 1 Provinsi, 1 Kabupaten. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 24

Pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan tersebut harus sesuai dengan dengan spesifikasi teknis minimal yang terdapat pada Pedoman Teknis Pengelolaan Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan. Khusus pengadaan sarana pengering (dryer) sebelum didistribusikan terlebih dahulu disiapkan bangunan/rehab bangunan dryer sesuai dengan anggaran yang tersedia, poktan/gapoktan terpilih harus menyiapkan bangunan secara swadaya untuk penempatan sarana pengering tersebut. Seluruh bantuan peralatan dan mesin wajib dilakukan uji operasional, setelah bantuan diserahterimakan kepada poktan/gapoktan terpilih. 2) APBN-P Kegiatan dukungan sarana pascapanen tanaman pangan APBN-P tahun 2015, berada di DIPA PSP dan dikelola oleh satker PSP. Berdasarkan DIPA PSP, pagu anggaran Tugas Pembantuan Provinsi untuk kegiatan bantuan sarana pascapanen tanaman sebesar Rp. 844.675.625.000,- yang terdiri dari anggaran pengadaan sarana pascapanen tanaman pangan sebesar Rp. 832.350.000000,- dan anggaran pembinaan sebesar Rp. 12.325.625.000,- Berdasarkan revisi sisa hasil penghematan tanggal 13 November 2015 terdapat penambahan anggaran untuk kegiatan dukungan sarana Pascapanen Tanaman Pangan sumber dana APBN-P sebesar Rp.83.160.802.000,- sehingga total anggaran Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan sumber APBN-P menjadi Rp.927.836.427.000,- (semula Rp.844.675.625.000 naik 9,85%) yang terdiri dari anggaran kegiatan Dukungan fasilitasi bantuan sarana pascapanen sebesar Rp.915.168.402.000,- (semula Rp.832.350.000.000,- naik 8,28%) dan pembinaan/monev sebesar Rp 12.668.025.000, (semula Rp.12.325.625.000,- naik 2,78%) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 25

Sesuai penambahan Pagu Anggaran, maka terdapat perubahan jumlah bantuan sarana pascapanen tanaman pangan APBN-P semula 6.680 menjadi 7.499, dengan rincian sebagai berikut : a. Combine Harvester Kecil senilai Rp. 130.000.000,- (seratus tiga puluh juta rupiah) semula 2.790 unit menjadi 3.060 unit. b. Vertical Dryer Padi senilai Rp. 935.000.000,- (sembilan ratus tiga puluh lima juta rupiah) semula 170 unit berkurang menjadi 166 unit dengan rincian: paket sarana dryer senilai Rp. 685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima juta rupiah) dan bangunan/rehab bangunan dryer senilai Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan pengawasan. c. Corn Sheller senilai Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) semula 2.000 unit menjadi 2.088 unit. d. Vertical Dryer Jagung senilai Rp.935.000.000,- (sembilan ratus tiga puluh lima juta rupiah) semula 220 unit berkurang menjadi 207 unit dengan rincian : paket sarana dryer senilai Rp.685.000.000,- (enam ratus delapan puluh lima juta rupiah) dan bangunan/rehab bangunan dryer senilai Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) termasuk biaya perencanaan dan pengawasan; e. Power Thresher Multiguna senilai Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) semula 1.500 unit menjadi 1.836 unit; f. Penambahan alokasi Combine Harvester Besar sebanyak 125 unit. g. Penambahan alokasi Flat Bed Dryer Padi sebanyak 6 unit. h. Penambahan alokasi Corn Combine Harvester sebanyak 11 unit. 3) Kriteria Calon Penerima Bantuan Sosial Kriteria calon penerima bantuan social berupa barang disusun sebagai dasar untuk melakukan seleksi calon penerima bantuan agar sesuai dengan kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Kriteria calon penerima bantuan mencakup kriteria calon petani, kriteria calon lokasi dan kriteria teknis. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 26

a) Kriteria Calon Penerima (poktan/gapoktan) (1) Penerima bantuan sarana pascapanen jagung diarahkan untuk mendukung program swasembada; (2) Penerima bantuan sarana pascapanen jagung adalah kelompok (poktan/gapoktan) yang telah dikukuhkan lembaga/instansi yang berwenang dan memenuhi persyaratan administrasi kelompok dan harus ada titik kordinat lokasi kelompok; (3) Bersedia, mampu dan mengoptimalkan bantuan sesuai dengan Pedoman Teknis Pengelolaan Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan; (4) Bertanggung jawab dalam memanfaatkan dan merawat bantuan sarana pascapanen tanaman pangan yang diterimanya dengan baik; (5) Harus dapat memanfaatkan bantuan sarana pascapanen bagi seluruh anggota kelompok dan dapat dikembangkan untuk membantu poktan/gapoktan disekitarnya; (6) Dapat mengelola bantuan sarana pascapanen tersebut secara profesional sehingga memberikan keuntungan bagi poktan/gapoktan; (7) Memiliki komitmen menyediakan biaya operasional kegiatan usaha sarana pascapanen tersebut; (8) Kelompok penerima dalam memanfaatkan bantuan harus berintegrasi dengan unit pengelola alsintan/ UPJA dalam atau di luar kelompok; (9) Sarana pascapanen jagung harus dimanfaatkan untuk seluruh anggota kelompok dan dapat dimobilisasi ke kelompok di sekitarnya atau di wilayah lain; Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 27

(10) Bantuan sarana diletakkan dalam kawasan yang terkonsolidasi dalam unit prosesing yang melayani pascapanen di sentra produksi jagung dan dapat tersebar secara proporsional pada kawasan dengan luasan tertentu dalam suatu kendali pengelolaan unit usaha gapoktan; (11) Dapat bermitra dengan swasta untuk menjalin keberlanjutan sarana pascapanen jagung; (12) Ketentuan tentang kemitraan dengan swasta harus dituangkan dalam dokumen tertulis yang memuat hak dan kewajiban para pihak, yang diketahui Kepala Dinas Pertanian setempat selaku penanggungjawab program pertanian; (13) Belum pernah menerima bantuan sarana pascapanen yang sejenis dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Instansi Lain; (14) Khusus penerima bantuan sarana pengering (dryer) harus mampu menyediakan lahan untuk menempatkan dryer tersebut yang dikukuhkan dengan surat pernyataan hibah atau hak guna pakai; (15) Kelompok penerima harus membuat analisa rencana pemanfaatan sarana; (16) Kelompok penerima harus membuat laporan pemanfaatan dan analisa usaha dan bersedia menyampaikan laporan secara berkala dan berjenjang kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/Provinsi dan Pusat (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan cq. Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan). (17) Bersedia untuk dipindahkan ke lokasi lain jika poktan/gapoktan tidak mampu memanfaatkan bantuan sarana pascapanen yang diterima (tidak operasional lagi). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 28

b) Kriteria Calon Lokasi Penerima Barang (1) Poktan/gapoktan penerima bantuan berada di lokasi sentra produksi jagung; (2) Penerima bantuan sarana pascapanen berada di lokasi peningkatan produktivitas; (3) Poktan/gapoktan penerima bantuan berada dalam wilayah Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai kriteria yang telah ditetapkan, aktif dan mempunyai komitmen serta mau bekerjasama baik dengan lingkungan maupun dengan Pemerintah dalam mendukung pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan; (4) Calon lokasi poktan/gapoktan layak dan/atau berpotensi ditumbuhkembangkan usaha pertanian. 4) Kriteria Calon Lokasi Penerima barang di Kawasan Pengembangan Jagung a) Berada dalam satu kawasan yaitu areal yang berdekatan (tidak harus dalam satu hamparan dan diupayakan berada dalam satu wilayah adminstrasi tetapi boleh lintas wilayah) seperti kriteria yang telah ditetapkan oleh DIrektorat Budidaya Serealia dengan mempertimbangkan aspek ekonomi yang meliputi distribusi dan logistik sarana pascapanen; b) Daerah yang berpotensi untuk pengembangan, yaitu yang provitasnya masih rendah (<5 ton/ha) dan petaninya berpengalaman menanam jagung; c) Satu kawasan dibagi dalam satuan/unit @ 25 hektar dan satu kawasan terdiri dari 20 unit dan jika luas wilayah kerja bukan kelipatan 25 hektar maka 1 unit bisa gabungan dari 2 atau lebih kelompok tani tetangga (yang berdekatan); d) Diharapkan dibentuk gabungan kelompok tani atau unit usaha organisasi yang memayungi seluruh kelompok tani. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 29

Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan Pascapanen APBN dan APBN-P. a. APBN Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan Pascapanen APBN tahun 2015 meliputi realisasi fisik 205 unit (96,70% dari target 212 unit) dan realisasi keuangan sebesar Rp. 40.421.053.265,- (77,39% dari Pagu Rp.52.231.554.000,-), rincian realisasi APBN selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Tabel 11 : Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan Pascapanen APBN NO APBN Ket : Posisi s/d 31 Desember 2015 Realisasi Realisasi Rp % % (Rp) (unit) unit Rp 1 Corn Sheller 4,356,000,000 132 3,311,402,005 76.02 132 100.00 3,311,402,005 76.02 100.00 1,044,597,995 23.98 - - 2 Flat Bed Dryer 12,565,000,000 35 11,368,612,660 90.48 33 94.29 11,368,612,660 90.48 100.00 478,387,340 3.81 718,000,000 5.71 3 Corn Combine Harvester 7,500,000,000 15 5,061,805,000 67.49 14 93.33 5,061,805,000 67.49 100.00 1,938,195,000 25.84 500,000,000 6.67 4 Vertical Dryer Jagung 27,782,000,000 29 23,868,535,000 85.91 25 86.21 20,654,065,000 74.34 86.53 3,913,465,000 14.09 3,214,470,000 11.57 5 Jenis Sarana Power Thresher Multiguna Total Pagu Target NILAI KONTRAK BASTB Realisasi s/d 31 Desember 2015 % thd kontrak SISA MATI/TIDAK TERSERAP % Rp % 28,554,000 1 25,168,600 88.14 1 100.00 25,168,600 88.14 100.00 3,385,400 11.86 - - 52,231,554,000 212 43,635,523,265 83.54 205 96.70 40,421,053,265 77.39 92.63 7,378,030,735 14.13 4,432,470,000 8.49 SP2D % thd pagu PENGHEMATAN/ EFISIENSI Rp b. APBN-P Realisasi Pelaksanaan Dukungan Sarana Penanganan Pascapanen APBN-P tahun 2015 meliputi realisasi fisik 7.356 unit (98,09 % dari target 7.499 unit) dan realisasi keuangan sebesar Rp. 798.494.198.941,- (87,25% dari Pagu Rp.915.168.402.000,-), rincian realisasi APBN-P selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 30