BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WOMAN S BEAUTY CLINIC AND SPA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki berbagai bidang yang sebelumnya seakan-akan hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. salon kecantikan. Masyarakat mulai sadar untuk menjaga kesehatan kulit, tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

1.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini akan semakin berkembang. Karena itu hal tersebut perlu didukung. berkembang di dalam maupun luar negri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung Proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari. c. Angket kepada masyarakat umum secara acak.

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan secara fisik dan non fisik terhadap perusahaan lainnya. Situs

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT KECANTIKAN DI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

BAB III ANALISA EKSISTING. Gambar 3. 1 Logo Esther HoB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Semarang, dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang. terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga pada kebutuhan psikologis seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

PROPOSAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN DAN WARNA FURNITUR PADA SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS GILGAL DI PANTAI INDAH KAPUK

BAB I. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa mengandung dan bersalin adalah masa yang penting bagi seorang wanita.

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan)

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan mulai menjadi sebuah tren gaya hidup di beberapa kalangan yang tidak bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria di kehidupan yang berkembang seperti sekarang, banyak beraktifitas dengan tuntutan dari karirnya, hal tersebut dapat menimbulkan stres dan kurangnya perawatan tubuh, sehingga dapat membuat penampilan kurang prima dan kesehatan menjadi terganggu. Emansipasi mempengaruhi para wanita lebih memilih untuk menjadi wanita karier yang dituntut untuk tampil sempurna yaitu tampil cantik, percaya diri, berkepribadian dan berintelektual. Karena tuntutan inilah menjadikan wanita mau tidak mau harus menjadikan kecantikan sebagai suatu gaya hidup mereka. Tak mau kalah dengan wanita, pada saat ini kecantikan sudah bukan suatu hal yang aneh lagi bagi kaum pria. Dilihat di pasaran saat ini sudah semakin banyak produk produk dan perawatan kecantikan untuk lelaki. Pada perkembangannya, kecantikan mengarah ke gaya hidup para pria perkotaan modern yang berpenghasilan lebih dan lebih cenderung peduli kepada penampilan dan citra dirinya. Banyaknya masyarakat khususnya kaum hawa yang ingin memperhatikan penampilannya menyebabkan klinik dermatologi saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat. Didukung oleh tingkat sosial ekonomi dari masingmasing individu, klinik dermatologi bukan lagi menjadi suatu kebutuhan akan kesehatan kulit saja. Bahkan klinik dermatologi yang ada saat ini tidak hanya menyuguhkan pelayanan kesehatan kulit, namun lebih mengarah ke perawatan kecantikan dan kosmetik. Karena kulit merupakan lapisan paling luar dari tubuh manusia, maka kesehatan kulit tersebut erat kaitannya dengan penampilan dan kecantikan fisik seseorang. Indonesia sendiri telah mengenal budaya perawatan kecantikan kulit maupun tubuh sejak zaman Kerajaan Majapahit dan berkembangnya keraton-keraton di Jawa. Putri-putri keraton di Jawa seringkali melakukan tradisi perawatan kulit secara rutin. Mengandalkan kecantikan paras yang dilakukan wanita pada umumnya bertolak

2 belakang dengan filosofi kecantikan seorang putri keraton. Kecantikan putri keraton sangat identik dengan kehalusan, kesopanan, keanggunan, berkelas, dan berkharisma. Salah satu pakar kecantikan Indonesia, Dr. Martha Tilaar mengatakan, konsep kecantikan tradisional meyakini kecantikan lahiriah sebagai kecantikan batiniah. Cantik ideal menurut filosofi Jawa ialah Rupasampat Wahyabyantara yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti perpaduan harmonis dan seimbang antara kecantikan lahiriah dan batiniah. Jika seseorang tidak dikaruniai kecantikan fisik sempurna, kecantikan batiniah perlu dikembangkan guna memunculkan kharisma. Lima tahun terakhir, tren dunia kecantikan modern yang muncul di Indonesia, baik dalam bentuk fasilitas klinik kecantikan, klinik perawatan kulit, maupun perawatan tubuh lainnya cenderung kembali pada konsep back to nature. Di Indonesia, sudah sejak zaman dahulu kala, memakai bahan-bahan dari alam untuk perawatan kecantikan, misalnya jamu dan aromaterapi. Dengan mengangkat konsep kecantikan lokal Indonesia, interior pada sebuah klinik dapat meningkatkan daya jual terhadap masyarakat. Selain itu, klinik juga dapat sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bahwa budaya Indonesia sendiri sudah mengenal perawatan kecantikan sejak lama. Sehingga masyarakat tidak hanya meenginginkan teknologi modern yang canggih namun dapat mengangkat kembali kebiasaan-kebiasaan perawatan kecantikan zaman dahulu yang seringkali dilakukan oleh putri-putri keraton. Atas dasar pemikiran tersebut, maka diperlukan perancangan fasilitas klinik dermatologi yang dapat menangani pasien pria maupun wanita dalam kegiatan pelayanan pengobatan serta perawatan kesehatan kulit dengan memenuhi standar kesehatan dalam perancangan klinik dermatologi dan mampu menggabungkan teknologi modern yang ada saat ini dengan sentuhan budaya ketimuran dan kecantikan lokal Indonesia. 1.2 Identifikasi Permasalahan Penataan interior pada klinik dermatologi yang ada saat ini masih terpaku dalam struktur yang higienis atau formal, dapat terlihat dari susunan layout yang kaku dan menampilkan kesan seperti di rumah sakit. Hal tersebut berpengaruh terhadap

3 kondisi psikologis pasien yang mengakibatkan pasien tidak merasakan suasana relaksasi yang ingin dicapai saat berkunjung ke klinik dermatologi. Selain itu, klinik dermatologi yang ada saat ini belum mengangkat citra Indonesia, melainkan menggunakan konsep modern pada perancangan interiornya. Hal tersebut dapat berpengaruh pada kesadaran pasien yang berkunjung yang akan menganggap bahwa kecantikan fisik akan didapatkan hanya dengan teknologi modern yang ada saat ini, dan melupakan tradisi kecantikan lokal yang dapat dikombinasikan dengan teknologi modern saat ini. 1.2.1 Rumusan Masalah 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses perancangan desain interior pada klinik dermatologi? 2. Bagaimana menciptakan pembagian ruang di dalam klinik dermatologi yang efektif dan sesuai dengan kegiatan serta kebutuhannya masing-masing sehingga dapat memudahkan pengunjung yang datang? 3. Bagaimana merancang fasilitas pendukung pada klinik dermatologi yang dapat dijadikan sebagai daya jual dari klinik tersebut? 4. Bagaimana menghadirkan desain interior klinik dermatologi yang sesuai fungsinya sebagai sebuah fasilitas layanan kesehatan namun mampu mewakili citra kecantikan lokal Indonesia tanpa mengurangi standar kesehatan dari sebuah klinik? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian 1.3.1. Kawasan Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu klinik dermatologi yang berlokasi di daerah Jakarta. Dalam penelitian ini akan dilakukan studi banding terhadap tiga klinik dermatologi yaitu Erha Dermatology Clinic, Natasha Skin Care Clinic dan Miracle Aesthetic Clinic, lokasi klinik dermatologi ini berada di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. 1.3.2. Batasan Penelitian Batasan penelitian dalam perancangan klinik dermatologi yang digunakan meliputi data-data internal klinik dermatologi, aktifitas yang terjadi di dalam

4 klinik dan fasilitas yang diperlukan di klinik tersebut. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kapasitas pengunjung dan fasilitas apa saja yang diperlukan. Survei lokasi meliputi pengamatan dan pengambilan gambar lokasi klinik dermatologi. Selain itu, penelitian dilakukan juga pada pengunjung yang datang, kebiasaan pengunjung, kebutuhan pengunjung, dan aktifitas pengunjung, meniliti saran dan komentar dari setiap pengunjung yang datang ke klinik dermatologi. 1.3.3. Batasan Perancangan Membuat perancangan interior klinik dermatologi dengan batasan pengelolaan ruang yang berhubungan dengan area publik, semi publik, dan semi privat. Pembahasan dalam perancangan ini hanya dalam lingkup bidang ilmu desain interior yang didukung bidang ilmu lain yang berkaitan secara langsung dan tidak langsung yang diterapkan dalam pengolahan ruang dalam klinik dermatologi. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Merancang interior klinik dermatologi yang dapat memenuhi kebutuhan fisik maupun emosional pasien dan sesuai fungsinya sebagai fasilitas layanan kesehatan, serta menjadikan klinik tersebut berbeda dan iconic sesuai konsep yang merepresentasikan sebuah klinik dermatologi yang mampu mewakili citra kecantikan lokal Indonesia. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghadirkan sirkulasi ruang, pencahayaan serta penghawaan yang tepat pada klinik dermatologi. 2. Memberikan nilai lebih pada klinik dermatologi dibandingkan dengan klinik sejenis dalam segi kelengkapan fasilitas maupun tingkat kenyamanan bagi pengunjung. 3. Mewujudkan desain interior klinik dermatologi yang mampu memberikan daya tarik dan ciri khas tersendiri yang dapat berpengaruh terhadap pangsa pasar serta daya jual sebuah klinik.

5 1.5 Metodologi Penelitian Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu pendekatan yang menghasilkan data deskriptif (menggambarkan karakteristik dan fungsi), yang bertujuan untuk mengerti dan memahami gejala yang diteliti pada objek studi yang bersifat deskripsi proyek berupa sebuah laporan perancangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Studi literatur adalah suatu bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan klinik dermatologi pada umumnya, baik yang berhubungan dengan jenis, fungsi, maupun kebutuhan yang ada dan dapat membantu dalam perancangan klinik dermatologi tersebut. Pengumpulan data tersebut mengenai tinjauan perancangan, tinjauan desain interior, serta tinjauan klinik dermatologi yang meliputi syarat-syarat pembangunan klinik, standar kesehatan pada klinik, teori-teori desain interior, dan hal lainnya yang berkaitan dengan perancangan interior pada klinik dermatologi. Pada perancangan ini, dibutuhkan juga studi mengenai teori-teori kecantikan serta psikologi wanita. Pustaka yang akan dijadikan acuan literatur dalam perancangan ini antara lain Clinic Planning Design (Xiaobo, 2013) yang berisi tentang dasar-dasar perancangan klinik dan sarana kesehatan, Undangundang Praktik Kedokteran tahun 2011 (Menkes RI, 2011) yang berisi tentang peraturan-peraturan pembangunan dan penyelenggaraan fasilitas kesehatan atau klinik, dan Buku Kecantikan Perempuan Timur (Martha Tilaar, 2008) yang menampilkan segi kehidupan dunia Timur dalam lingkup yang eksotik, kecantikan. Selain ketiga buku tersebut, pengumpulan data juga dilakukan pada buku-buku yang berkaitan dengan teori-teori desain interior, estetika, dan perencanaan interior. 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi lainnya yang berhubungan dengan klinik dermatologi. Dari data tersebut yang mencakup foto aktifitas yang dilakukan tiap individu di lokasi, fasilitas yang dibutuhkan oleh sebuah klinik dermatologi, serta arus aktifitas sebuah klinik dermatologi. Melalui teknik ini, dapat langsung dilakukan pengamatan yang dimulai dengan survey data dan fisik. Observasi dilakukan pada 3 lokasi

6 klinik dermatologi yang berbeda di Jakarta, yaitu Erha Dermatology Clinic, Natasha Skin Care Clinic, dan Miracle Aesthetic Clinic. Observasi terhadap pengunjung dan pengelola juga dilakukan guna mendapatkan data yang diperlukan. 3. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai klinik dermatologi yang akan ditinjau. Informasi tersebut berupa bagaimana sistem yang berjalan dan kebutuhan apa yang dibutuhkan dalam sebuah klinik dermatologi. Adapun aspek yang ingin diungkap peneliti melalui wawancara dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan perancangan desain interior klinik dermatologi. Meliputi karakteristik pengunjung yang datang berdasarkan jenis kelamin, umur, maupun pekerjaan, kebiasaan pengunjung, kebutuhan pengunjung, serta aktifitas pengunjung di dalam klinik dermatologi. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi deskripsi tentang latar belakang pemilihan judul, batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, pokok permasalahan, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan yang merupakan gambaran singkat dari materi perencanaan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelasan secara garis besar pengertian dan fungsi dari klinik dermatologi tersebut, mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan seperti pengertian klinik dermatologi, data perancangan klinik dermatologi dan interior, serta menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan mengenai cara mendapatkan dan menganalisis data untuk menguji hipotesis serta mendapatkan jawaban penelitian, dan analisa hasil survei dari ketiga klinik dermatologi terkait. Data-data ini dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan atas penggabungan data literatur dan hasil survei.

7 BAB IV BAB VI ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini berisi penelusuran masalah perencanaan dan perancangan yang dibahas dari data-data yang terkumpul untuk kemudian dicari alternatif pemecahannya dengan mempertimbangkan aspek fisik serta non fisik. Pembahasan mengenai konsep-konsep perancangan interior yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan perancangan desain. Meliputi konsep organisasi ruang sampai dengan penyelesaian elemen interior. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan tentang perancangan interior klinik dermatologi dan mengemukakan hasil analisis dari penelitian dan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah serta saran-saran sehubungan dengan pokok permasalahan laporan karya tulis. 1.7 Kajian Pustaka Acuan pustaka yang digunakan dalam perancangan ini berhubungan dengan klinik dermatologi pada umumnya, baik yang berhubungan dengan jenis, fungsi maupun kebutuhan yang ada dan dapat membantu dalam perancangan klinik dermatologi tersebut. Pada perancangan ini dibutuhkan juga studi mengenai teoriteori kecantikan serta psikologi wanita. Pustaka yang akan dijadikan acuan literatur dalam perancangan ini antara lain : 1. Clinic Planning Design (Xiaobo, 2013) yang berisi tentang dasar-dasar perancangan klinik dan sarana kesehatan, serta ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan desain interior, 2. Undang-undang Praktik Kedokteran tahun 2011 (Menkes RI, 2011) yang berisi tentang peraturan-peraturan pembangunan dan penyelenggaraan fasilitas kesehatan atau klinik, dan 3. Kecantikan Perempuan Timur (Martha Tilaar, 2008) yang menampilkan segi kehidupan dunia Timur dalam lingkup yang eksotik dan berkaitan dengan kecantikan. Selain ketiga buku tersebut, pengumpulan data juga dilakukan pada buku-buku yang berkaitan dengan teori-teori desain interior, estetika, dan perencanaan interior.