KARAKTERISTIK MASSA AIR PADA BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER DI PERAIRAN TELUK SENUNU NUSA TENGGARA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK MASSA AIR ARLINDO DI PINTASAN TIMOR PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR

KONDISI OSEANOGRAFIS SELAT MAKASAR By: muhammad yusuf awaluddin

VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE)

Gambar 1. Diagram TS

terdistribusi pada seluruh strata kedalaman, bahkan umumnya terdapat dalam frekuensi yang ringgi. Secara horisontal, nilai target strength pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. KONDISI OSEANOGRAFI LAUT CINA SELATAN PERAIRAN INDONESIA

Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur Riska Candra Arisandi a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

ANALISIS SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN LAUT JAWA PADA MUSIM TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN DATA DIGITAL SATELIT NOAA 16 -AVHRR

Dl PERAIRAN SELATAN JAWA - SUMBAWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai SUHU DAN SALINITAS. Oleh. Nama : NIM :

PENDAHULUAN Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

Konsentrasi oksigen terlmut di pe~mukaan berkisar antara ( ) mvl, nilai yang terendah terdapat pada transek A ke arah pantai.

berada di sisi pantai dan massa air hangat berada di lepas pantai. Dari citra yang diperoleh terlihat bahwa rrpweliit7g dapat dengan jelas terlihat

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di :

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Physics Communication

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

DI PERAIRAN SELAT BALI

DI PERAIRAN SELAT BALI

hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI OSEANOGRAFI DI SELAT SUNDA DAN SELATAN JAWA BARAT PADA MONSUN BARAT 2012

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data. Bab 3 Pengumpulan dan Pengolahan Data. 3.1 Pengumpulan Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK MASSA AIR ARLINDO DI PINTASAN TIMOR PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR

KERAGAMAN SUHU DAN KECEPATAN ARUS DI SELAT MAKASSAR PERIODE JULI 2005 JUNI 2006 (Mooring INSTANT)

Diterima : 19 Agustus 2014 Disetujui : 2 September 2014

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

DINAMIKA MASSA AIR DI PERAIRAN TROPIS PASIFIK BAGIAN BARAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERUBAHAN MUSIM DAN EL NINO SOUTHERN OSCILLATION

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK, SIRKULASI DAN STRATIFIKASI MASSA AIR TELUK TOMINI KARTIKA RAHMAWATI

KONDISI OSEANOGRAFI FISIKA PERAIRAN BARAT SUMATERA (PULAU SIMEULUE DAN SEKITARNYA) PADA BULAN AGUSTUS 2007 PASCA TSUNAMI DESEMBER 2004

Pola dan Karakteristik Sebaran Medan Massa, Medan Tekanan dan Arus Geostropik Perairan Selatan Jawa

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

ANALISIS STRUKTUR LAPISAN TERMOKLIN Dl PERAIRAM LEPAS PANTAl SELATAN JAWA- SUMBAWA DAN HUBUNGANNYA DENGAN SEBARAN ZAT HARA

ANALISIS STRUKTUR LAPISAN TERMOKLIN Dl PERAIRAM LEPAS PANTAl SELATAN JAWA- SUMBAWA DAN HUBUNGANNYA DENGAN SEBARAN ZAT HARA

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SENTRAL OUTLET TAMBAK UDANG SISTEM TERPADU TULANG BAWANG, LAMPUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIK OSEANOGRAFI PERAIRAN KEPULAUAN TAMBELAN DAN SEKITARNYA, PROPINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12

V. HASIL. clan di mulut utara Selat Bali berkisar

VARIABILITAS ANGIN DAN PARAS LAUT SERTA INTERAKSINYA D1 PERAIRAN UTARA DAN SELATAN PULAU JAWA EKO PUTRA SAKTI SKRIPSI

Horizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal

ANALISIS POLA SEBARAN DAN PERKEMBANGAN AREA UPWELLING DI BAGIAN SELATAN SELAT MAKASSAR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE)

PEMANTAUAN PARAMETER FISIS OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SENUNU KABUPATEN SUMBAWA BARAT

KAJIAN FAKTOR LINGKUNGAN HABITAT KERANG MUTIARA (STADIA SPAT ) DI PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Arus Tiap Lapisan Kedalaman di Selat Makassar Fluktuasi Arus dalam Ranah Waktu di Lokasi Mooring Stasiun 1

STUDI VARIASI TEMPERATUR DAN SALINITAS DI PERAIRAN DIGUL IRIAN JAYA, OKTOBER 2002

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

Suhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)

PERTEMUAN KE-5 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN SIRKULASI MASSA AIR (Bagian 2) ASEP HAMZAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Tailing yang dihasilkan dari industri pertambangan menjadi perdebatan karena volume

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

(a) Profil kecepatan arus IM03. (b) Profil arah arus IM03. Gambar III.19 Perekaman profil arus dan pasut stasiun IM03 III-17

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

MODEL MATEMATIS PERUBAHAN KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE. Oleh NURLEYLA HATALA F

PENGARUH KONSENTRASI KOTORAN PUYUH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI DAN BIOMASSA Daphnia sp. C SKRIPSI

KONDISI ALIH BAHANG DALAM PROSES INTERNAL MIXING MELALUI TAHAPAN DIFUSI GANDA DAN TURBULENSI DI PERAIRAN RAJA AMPAT PADA NOVEMBER 2007

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: 1-9 ISSN : ANALISIS MASSA AIR DI PERAIRAN MALUKU UTARA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

Kajian Elevasi Muka Air Laut di Perairan Indonesia Pada Kondisi El Nino dan La Nina

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Massa Air Di Perairan Timur Laut Samudera Hindia

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

Suhu rata rata permukaan laut

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tengah dan Selatan. Rata-rata SPL selama penelitian di Zona Utara yang pengaruh massa air laut Flores kecil diperoleh 30,61 0 C, Zona Tengah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

STUDI KARAKTERISTIK MASSA AIR ASAL SAMUDERA PASIFIK DI PERAIRAN TIMUR INDONESIA PADA BULAN NOVEMBER - DESEMBER 1996

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan

Transkripsi:

KARAKTERISTIK MASSA AIR PADA BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2001-2003 DI PERAIRAN TELUK SENUNU NUSA TENGGARA BARAT Oleh : Awsyahmubar C06499070 Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERMANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANlAN BOGOR 2004

Awsyahmubar (C06499070). Karakteristik Massa Air pada Bulan Juli, Agustus dan September 2001-2003 di Perairan Teluk Senunu Nusa Tenggara Barat. Di batvah Bimbingan Ir. Agus Saleh Atmadipoera, DESS dan Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, MSe. RINGKASAN Penelitian ini dilakukan di Perairan Teluk Senunu Nusa Tenggara Barat dan merupakan bagian dari program ke ja Divisi Marine Environlment Monitoring (MEM) PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT). Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan karakteristik massa air dari sebaran temperatur, salinitas, kandungan oksigen terlarut di perairan Teluk Senunu pada bulan Juli, Agustus dan September 2001 sampai 2003 dan untuk melihat pengaruh pembuangan limbah tailing terhadap tingkat transmisi cahaya di Perairan Teluk Senunu. Data yang digunakan adalah data hasil survey PT NNT yang dilakukan setiap bulan. Penulis ikut serta dalam kegiatan MEM untuk survey bulan September 2003 yang dilakukan pada tanggal 4 dan 7 September 2003. Sofiware yang digunakan dalam pengolahan data adalah Integrated System SoJiware, Microsoft Excel, MATLAB 6.5.1 dan Ocean Data View 1.3 nlp. Temperatur di permukaan perairan Teluk Senunu pada bulan Juli, Agustus dan September rata - rata adalah sebesar 25,70 C, 25,55" C dan 25,12" C. Ketebalan lapisan homogen di perairan Teluk Senunu bervariasi dan secara umum semakin tipis dari bulan Juli ke bulan Agustus. Pada bulan Juli 2001,2002 dan 2003 ketebalan lapisan homogennya adalah sebesar 60 m, 60 m dan 50 m sedangkan pada bulan Agustus adalah 45 m, 50 m dan 15 m. Pada bulan September terjadi peningkatan ketebalan lapisan homogen pada tahun 2001 dan 2002 yaitu menjadi sekitar 55 m dan 60 m, sedangkan pada bulan September 2003 tidak terbentuk lapisan homogen. Kisaran temperatur di lapisan homogen bulan Juli, Agustus dan September adalah antara 24,81-25,80 C, 25,00-25,86' C dan 24,35" - 25,39' C. Lapisan termoklin yang terbentuk di perairan Teluk Senunu secara umum semakin tipis dari bulan Juli sampai September. Ketebalan lapisan termoklin pada bulan Juli 2001, 2002 dan 2003 adalah sebesar 140 m, 130 m dan 180 m, pada bulan Agustus 200 1,2002 dan 2003 sebesar 55 m, 80 m dan 30 m sedangkan pada bulan September seragam sebesar 40 m. Hal ini diduga karena pengaruh pergerakan massa air dari perairan timur yang membawa massa air dengan temperatur yang lebih rendah sehingga mengalami penenggelaman dan mengurangi ketebalan lapisan termoklin. Semakin tebalnya lapisan homogen pada bulan September dan adanya pergerakan massa air dari perairan dalam diduga ikut menentukan ketebalan lapisan termokin. Salinitas rata - rata di permukaan perairan Teluk Senunu pada bulan Juli, Agustus dan September adalah sebesar 34 psu, 34,17 psu dan 34,31 psu. Kisaran salinitas di lapisan homogen pada bulan Juli, Agustus dan September adalah antara 33,92-34,lO psu, 34,12-34,25 psu dan 34,24-34,44 psu. Peningkatan kisaran di lapisan homogen ini diduga berasal dari perairan timw yang membawa massa air dengan salinitas yang lebih tinggi. Hal ini sependapat dengan pernyataan Wyrtki (1961), bahwa pada musim timur di perairan Indonesia terjadi aliran massa air di permukaan perairan yang bergerak dari timur ke arah barat membawa massa air dari perairan timw dan dari daerah - daerah up welling di Northwesl pantai Australia. Di perairan Teluk Senunu ditemukan core layer pada kedalaman 0-60 m dengan inti salinitas minimum yang diduga berasal dari Laut Flores dibawa oleh aliran massa air musim timur melewati selat selat kecil.

/ Lapisan haloklin yang terbentuk di perairan Teluk Senunu dari bulan Juli sampai Septfmber semakin tipis. Pada bulan Juli 2001,2002 dan 2003, ketebalan lapisan haloklin adalah sebesar 80 m, 60 m dan 40 m, pada bulan Agustus 2001,2002 dan 2003 sebesar 40 m, 30 d dan 55 m sedangkan pada bulan September 2001,2002 dan 2003 sebesar 45 m, 35 m dan 25 m. Semakin berkurangnya lapisan haloklin ini diduga disebabkan oleh adanya pasokan masda air bersalinitas tinggi di permukaan dari perairan timur Indonesia. Massa air dengan f salin tas yang lebih tinggi ini akan tenggelam dan akan mengalami percampuran dengan massa air d bawahnya sehingga akan mengurang ketebalan lapisan halokcin. Kandungan oksigen terlamt rata - rata di permukaan pairan Teluk Senunu berhsar antara 6,50-6,86 mga pada bulan Juli, 6,83-7,17 mg/l pada bulan Agutus dan 6,4-7,00 mg/l bada bulan September. Kisaran oksigen terlarut di lapisan bomogen pada bulan Juli adalap antara 5,45-6,35 mgil pada tahun 2001; 4,30-7,00 mg/l pada tahun 2002 sedangkan pada tahun 2003 adalah antara 5,90-6,60 mg/l pada kelompok westpart dan antara 5,50-6,80 g/l pada keloinpok eastpart. Pada buian Agustus berkisar antara 5,36-6,24 mg/l pada t tahun 2001; 6,00-7,10 mg/l pada tahun 2002 dan 6,00-6,50 mg/l. Untuk bulan September berkisar antara 5,68-6,11 mg/l pada tahun 2001dan antara 6,40-7,50 mg/l dan 4,10-5,20 mg/l ada tahun 2002 (pada tahun 2002 terbentuk dua lapisan dengan nilai kandungan oksigen yang 1, omogen) sedangkan pada tahun 2003 adalah antara 2,70-3,10 mg/l. 1 Di bawah lapisan homogen, kandungan oksigen terlarut perairan cenderung mengalami pen4nan secara perlahan. Turunnya kandungan oksigen ini diduga karena pengaruh aktivitar biolo se erti res irasi dan Iaju fotosintesis yang mulai berkurang. Menurut Ross (1970), P. p kandungan oks~gen terlarut akan semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman yang disebabkan I oleh proses fotosintesis yang semakin kurang efektif. I 1 Tingkat transmisi cahaya di permukaan sampai kedalaman 200 m pada bulan Juli hingga September 2001-2003 di perairan Teluk Senunu relatif tinggi yaitu rata - rata sebesar 90 % Jang berarti perairan Teluk Senunu jernih terutama di lapisan permukaan. Di bawah ini, tejadi penurunan tingkat transmisi cahaya secara konstan. Penurunan secara transmisi cahaya hingga mencapai < 10 % terjadi di perairan dekat dasar lintasan Adanya pergerakan arus di sekitar dasar menyebabkan limbah batuan tailing pergeseran kisaran temperatur-salinitas dari bulan Juli sampai September pada tahun 2001 dan 2003 yang menunjukkan peningkatan kekuatan aliran massa $ir dengan salinitas tinggi dari perairan timur Indonesia dari bulan Juli hingga ke bulan I September yang memasuki perairan Teluk Senunu. Sedangkan dari diagram TO2 terlihat bahwalkisaran oksigen cenderung tumpang tindih dari bulan Juli sampai September. Pada tahun 2002, sebaran temperatur-salinitasnya cenderung memiliki kisaran yang sama dari bulan Juli sahpai September yang mengindikasikan bahwa pengaruh aliran massa air dari perairan timur 'ada bulan Juli, Agustus dan September 2002 relatif sama. Untuk sebaran temperatur- "I oksigen tahun 2002, pada bulan Juli dan Agustus memiliki kisaran yang sama sedangkan pada eptember, sebaran temperatur-oksigen hergeser ke arah kanan Diagram TO2.