BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin lama terasa semakin ketat dalam memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri pada saat ini semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menciptakan keunggulan bersaing untuk mempertahankan produknya

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia. Begitu pula yang dialami oleh pelaku bisnis. Dalam dunia bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sejenis yang beredar di pasaran. Karena itu arti sebuah merek (brand) menjadi sangat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

1. PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia perdagangan di Indonesia sangat ketat, karena seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 menurut situs, (

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjualan produk yang beraneka macam tersebut dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut memproduksi kebutuhan pembersih badan sehari-hari seperti sabun,

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik masyarakat agar menggunakan produk tersebut. Berbagai

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik barang maupun jasa yang ditawarkan dalam berbagai merek. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimilikinya, Keinginan manusia terkait dengan pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dalam kehidupan sehari-hari. Pasta gigi merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. (Sumber: diakses pada 16 Maret 2013)

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Seperti dikehetaui, manusia merupakan suatu makhluk yang memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan P&G ( Procter & Gamble Company )

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat. Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas Pelanggan shampo merek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan internasional merupakan faktor utama keberhasilan atau

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu minuman ringan yang cukup popular dan digemari masyarakat. Sari

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks yang mengharuskan perusahaan melakukan strategi

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang pesat pada abad 26 ini menimbulkan persaingan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati konsumen. Fenomena ini dapat dilihat dari banyaknya alternatif produk yang beredar di pasaran. Dengan sering munculnya produk baru maka sebuah perusahaan dituntut agar mampu selalu mengembangkan produknya sehingga bisa terus mengikuti perkembangan pasar. Industri fast moving consumer goods merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving consumer goods adalah industri yang menyediakan produk-produk yang dapat terjual secara cepat dengan harga yang relatif murah, dan biasanya merupakan kebutuhan sehari-hari. Contohnya produk produk seperti sabun, sampo, pasta gigi, minuman, makanan ringan, dan lain lain. Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan yang kita kenal seperti, Nestle, Unilever dan Procter & Gamble, Kaldu Sari Nabati, Garuda Food, Orang Tua, Mayora, dan lainnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam kategori FMCG (Fast Moving Consumer Goods). FMCG (Fast Moving Consumer Goods) merupakan produk merupakan produk dengan rasio Product Turnover yang tinggi dan rata rata merupakan produk dengan biaya yang relatif rendah. Sehingga konsumen pada segmen produk ini cenderung melakukan keputusan tanpa 1

berpikir lama dan juga. Konsumen kategori produk ini juga selalu dihadapkan pada situasi dimana terdapat banyak variasi dari produk yang diperlukan sehingga pada keadaan ini posisi konsumen memiliki kekuatan yang sangat besar. Salah satu contoh produk tersebut yaitu sampo, dimana semakin banyak jenis dan merek yang beredar di pasaran. Konsumen pun semakin jeli dan kritis dalam memilih berbagai jenis sampo yang ada. Konsumen akan memilih dan menggunakan produk sampo yang memiliki kualitas terbaik. Seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya terus bertambah hingga pada tahun 2010 tercatat berjumlah 237.641.326 juta jiwa (Wikipedia, 2010). Volume kebutuhan akan sampo tentu juga meningkat setiap tahunnya. Ini menyebabkan pertumbuhan pada industri sampo yang tergolong cukup baik dimana produksi per tahun yang terus meningkat. Produksi sampo nasional berfluktuasi tercatat sebesar 31 ribu ton pada 2005, kemudian meningkat menjadi 33 ribu ton pada 2009. Namun di sisi lain, dalam periode 2005-2009 kapasitas produksi industri sampo di dalam negeri stagnan yaitu 32 ribu ton per tahun. Sampo adalah salah satu produk yang penting bagi kehidupan manusia, baik pria maupun wanita. Sampo memiliki fungsi utama berupa membersihkan rambut dan kulit kepala, kotoran rambut termasuk sekresi alami dari kulit, penumpukan kotoran dari lingkungan dan sisa dari produk perawatan rambut yang digunakan oleh konsumen. Sehingga dengan memakai sampo maka konsumen dapat merasakan efek berupa rambut yang lembut, berkilau, dan mudah diatur. Formulasi dari sampo dapat pula menambahkan campuran yang memiliki kemampuan khusus 2

seperti mengurangi rasa perih pada mata, mengontrol ketombe atau memberikan keharuman yang menarik. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dalam menjalani kegiatan sehari hari perlu tampil dengan cantik dan bergaya. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah rambut karena rambut yang indah akan membentuk wajah seseorang sehingga terlihat lebih baik. Rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang harus dirawat dengan baik, demi kebersihan rambut setidaknya rambut harus bebas dari kotoran-kotoran yang menempel. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan produk pembersih berupa sampo. Masalah rambut setiap orang tentu bermacam-macam, seperti rambut rontok, ketombe, rambut susah di atur, rambut kering, dan lain-lain. Membersihkan rambut bukan merupakan hal yg sulit, namun konsumen kemungkinan mengalami kesulitan dalam memilih jenis sampo yang akan dibelinya. Ini disebabkan oleh sengitnya persaingan pada pasar kategori FMCG ini sehingga bukan saja terdapat banyak merek namun juga pada satu merek terdapat banyak varian. Masing-masing varian biasanya menawarkan solusi untuk masalah spesifik yang dialami rambut para konsumennya, contohnya rambut rontok, rambut berminyak, dan lain lain. Di Indonesia, dua perusahaan besar yang mendominasi industri ini adalah PT. Procter & Gamble yang memasarkan produk Pantene dan PT. Unilever Indonesia Tbk dengan produk andalannya Sunsilk. Kedua perusahaan ini masing masing telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai produsen produk skin care, personal care, home toiletries dan sebagainya. 3

Sampo merupakan kebutuhan toiletries yang pada era ini sudah tergolong salah satu kebutuhan yang esensial dalam kehidupan sehari hari. Sehingga tentu industri sampo telah dikategorikan sebagai salah satu industri yang memiliki tingkat persaingan yang ketat. Di Indonesia produsen-produsen sampo menghasilkan berbagai macam merek untuk mengatasi berbagai macam masalah. Salah satunya adalah sampo merek Pantene dimana merupakan salah satu market leader dalam pasar Indonesia. Dengan demikian masyarakat Medan juga tentu juga sudah tidak asing dengan produk yang satu ini. Maka dalam proses pemasaran produk tersebut, PT. Procter & Gamble dalam usaha memperbesar pasar yang dikuasainya harus menciptakan keunggulan kompetitif atas pesaingnya seperti, PT Unilever yang merupakan pesaing utama dalam industri ini. Terutama pada lini sampo PT. Procter & Gamble harus mampu bersaing melawan berbagai macam ancaman yang timbul karena munculnya pesaing baru ataupun dari pesaing lama yang dapat mengancam pangsa pasar produknya yaitu Pantene. Contohnya dimana kita bisa lihat bahwa pada tahun 2014 menurut data TBI (Top Brand Index) yang menunjukkan bahwa Pantene adalah market leader dalam pasar FMCG ini. 4

Tabel 1.1 Top Brand Index (TBI) Tahun 2014 Kategori Sampo No Merek TBI 1 Pantene 25,1% 2 Clear 22,5% 3 Sunsilk 16,5% 4 Lifebuoy 10,9% 5 Dove 6,1% 6 Rejoice 4,8% 7 Zinc 4,6% 8 Head & Shoulders 2,5% Sumber : http://www.topbrand-award.com/ (2014) Tabel 1.1 memperlihatkan Top Brand Index Pantene yang diukur dari top of mind, last usage, dan future intention menempati posisi pertama yaitu sebesar 25,1%. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Pantene merupakan produk sampo nomor satu dalam benak masyarakat, serta merupakan produk yang dikonsumsi baik sekarang maupun dimasa mendatang. Tetapi pesaing seperti Clear dan Sunsilk dari PT Unilever yang masing-masing memiliki Top Brand Index sebesar 22,5% dan 16,5% dimana menunjukkan bahwa kedua pesaing ini memiliki potensi besar untuk merebut posisi Pantene sebagai market leader. Sehingga Pantene harus mengadopsi sebuah strategi untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader dalam industri ini. Keputusan pembelian konsumen atas sebuah produk diawali oleh pengenalan atas kebutuhan yang dapat dipicu oleh stimulus internal berupa 5

perasaan lapar, haus, dan lain-lain. Semua manusia selalu akan mencari cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Maka setelah pengenalan atas kebutuhan akan diikuti dengan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri atas pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Sehingga pada alur proses tersebut pemasar memiliki kesempatan untuk menetapkan suatu strategi agar bisa menarik perhatian konsumen dan merangsang konsumen untuk membeli produk dari perusahaan. Perusahaan seperti PT. Procter & Gamble dan PT. Unilever Indonesia Tbk dan perusahaan lain yang menawarkan produk pada konsumennya, tentu akan melakukan sebuah riset terlebih dahulu tentang skema warna, desain, maupun jenis pada sebuah kemasan produk yang akan dipasarkannya sebagai salah satu faktor dalam meraih keunggulan kompetitif atas para pesaingnya. Teknologi telah membuat kemasan berubah fungsi, dulu orang mengatakan kemasan melindungi apa yang dijual sedangkan sekarang kemasan menjual apa yang dilindungi. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya perubahan zaman maka dalam keadaan persaingan yang kompetitif akan menciptakan customer sendiri-sendiri antar produk, karena persaingan itu akan membuat konsumen menjadi yakin dalam memilih dan membeli produk terhadap merek tertentu melalui desain kemasan yang baik. Agar dapat meyakinkan konsumen untuk membeli produk maka kemasan yang unik dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan. 6

Dengan faktor tersebut terpenuhi maka akan lebih memungkinkan untuk merebut pasar dan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut karena desain kemasan yang menarik. Dengan kemasan yang bagus maka produk tersebut dapat mendapatkan keyakinan konsumen atas produk dan meningkatkan citra merek serta perusahaan. Selain itu, inovasi akan desain kemasan juga dapat menciptakan citra yang baik dalam pikiran konsumen asalkan inovasi tersebut dapat didesain dengan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Kemasan produk memiliki fungsi utama yaitu, melindungi produk dari goresan atau cacat produk yang membuat produk menjadi rusak. Selain itu, saat pendistribusian produk, kemasan juga bisa melindungi produk. Sebuah kemasan produk juga berperan penting dalam memberikan informasi produk seperti, manfaat, kegunaan, tagline, maupun bahan pembuatan. Semua hal penting dapat dicantumkan agar konsumen dapat mengetahui manfaat dari produk tersebut. Hal yang terpenting adalah informasi yang tertera pada produk tidak perlu bertele-tele agar dapat dimengerti konsumen. Desain packaging yang tepat tentu mampu menjadi faktor pembeda produk dengan produk pesaing. Misalnya ada beberapa produk A dan B yang ditata rapi pada sebuah toko, produk tersebut secara fungsi sama, rasa bisa dikatakan hampir sama, namun karena kemasannya berbeda bisa jadi konsumen akan lebih cenderung memilih produk yang memiliki kemasan yang menarik menurutnya. Perusahaan yang membuat desain pada produk tertentu perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti memperbaiki desain kemasan, menambah kemasan yang baru, ataupun mengambil strategi lain yang dapat 7

mengubah kemasan produk diduga berpengaruh langsung kepada citra merek dan keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Selain diduga adanya pengaruh desain kemasan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Terdapat faktor-faktor pribadi yang berpotensi memengaruhi keputusan pembelian berupa situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian. Masing-masing konsumen akan memiliki situasi ekonomi yang berbeda. Situasi ekonomi mencakup hal-hal seperti jumlah bagian dari pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh seseorang beserta jumlah tabungan dan aset yang dimiliki. Gaya hidup memiliki arti berupa pola hidup seseorang yang dimana diekspresikan melalui kegiatan, minat maupun pendapat seseorang. Gaya hidup juga mengekspresikan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu, gaya hidup juga mencerminkan kelas sosial seseorang. Kepribadian merupakan ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungannya. Kepribadian seseorang mempengaruhi cara merespon usaha promosi suatu produk, waktu, tempat dan cara mengkonsumsi suatu produk maupun jasa tertentu. Ketiga faktor tesebut diduga dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sampo Pantene yang merupakan market leader dalam industri sampo sehingga berarti kebanyakan mahasiswa tentu akan pernah menggunakan produk ini. Sehingga penulis yang sendiri merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap berbagai pendapat mahasiwa dan mahasiwi ini 8

khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang memiliki gaya hidup, situasi ekonomi dan kepribadian yang berbeda-beda serta pendapat yang bervariasi mengenai bagaimana kemasan suatu produk dapat menarik perhatian mereka. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Kemasan dan Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sampo Pantene (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kemasan dan faktor pribadi berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian produk sampo Pantene pada mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemasan dan faktor pribadi terhadap keputusan pembelian produk sampo Pantene pada mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 9

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi peneliti, untuk melihat dan memahami penerapan teori pemasaran yang peneliti peroleh dan mencoba membandingkannya dengan bukti yang ada di lapangan. b) Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola dan mempertahankan merek agar tetap menjadi pilihan pelanggan mengingat persaingan antar merek yang semakin meningkat. c) Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan, referensi, dan perbandingan dalam penelitian mengenai kemasan, faktor pribadi serta keputusan pembelian. 10