Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SISTEM VAPOR RECOVERY

BAB III PEMILIHAN DAN PENGUJIAN MEMBRAN UNTUK SISTEM VAPOR RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM VAPOR RECOVERY HAVIVAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN PADA TANGKI TIMBUN DI SPBU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

Pengaruh Suhu dan Tekanan Tangki Destilasi terhadap Kinerja Permeasi Uap dengan Membran Keramik dalam Pemurnian Larutan Etanol-Air

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas.

Kata kunci : prototipe, pengujian, temperatur, tabung vakum, minyak sayur

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB V DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN. Seperti dijelaskan pada subbab 4.2 diatas, pengambilan data dilakukan dengan

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS

ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI

Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya. Oleh: Dewi Jumineti

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SET-UP ALAT UJI

Bab III Rancangan Penelitian

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3)

TEKANAN UAP AIR DIBAWAH 100 C PANAS MOLAR DARI PENGUAPAN

Bab III Metodelogi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

Bab IV Hasil dan Pembahasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

METODOLOGI PENELITIAN

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

PERBANDINGAN BIDANG API ISOTHERMAL KOMPOR ENGKEL DINDING API TUNGGAL DAN DINDING API GANDA BERBAHAN BAKAR BIOETHANOL

Oleh : Dwi Dharma Risqiawan Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar K.P, ST, MT, PhD

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Soal Teori Kinetik Gas

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PERANCANGAN KOMPRESSOR SENTRIFUGAL PADA TURBOCHARGER UNTUK MENAIKAN DAYA MESIN BENSIN 1500cc SEBESAR 25%

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

FIsika TEORI KINETIK GAS

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA POMPA VAKUM

Transkripsi:

efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik temperatur pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 Grafik pada gambar 4.20 menunjukkan hubungan antara temperatur pengujian terhadap volume penguapan. Trendline pada grafik tersebut menunjukkan bahwa volume penguapan bensin akan bertambah seiring dengan kenaikan temperatur operasi. Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 72

Grafik pada gambar 4.21 menunjukkan hubungan antara nomor pengujian terhadap volume penguapan. Trendline pada grafik tersebut menunjukkan bahwa volume bensin yang menguap akan berkurang seiring dengan jumlah pengujian. Pada saat dilakukan pengujian kelima, bensin untuk pengujian tersebut diganti dengan yang baru sehingga volume penguapan naik kembali. Hal tersebut juga didukung dengan warna dari bensin lama yang lebih keruh bila dibandingkan dengan warna bensin baru. Dari analisis hasil pengujian prototipe alternatif rancangan 1, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Rata rata efisiensi sistem yang didapat sebesar 37.43%. Sistem akan bekerja lebih baik pada temperatur operasi maupun debit operasi yang rendah. Laju penguapan bensin dipengaruhi oleh temperatur dan umur dari bensin. Semakin tinggi temperatur, semakin besar laju penguapannya. Sedangkan semakin lama umur bensin, semakin kecil laju penguapannya. 4.6.2. Pengujian Alternatif Rancangan 2 Berikut gambar skema dari model pengujian prototipe alternatif rancangan 2: Gambar 4.22 Skema pengujian prototipe alternatif rancangan 2 73

Pengujian prototipe ini pada dasarnya sama dengan pengujian prototipe alternatif rancangan 1. Perbedaannya hanya pada saluran masukan dan keluaran dari wadah bensin yang menggunakan saluran yang sama. Karena itu prosedur pengujiannya pun sama dengan prosedur pengujian alternatif rancangan 1. 4.6.2.1. Hasil Pengujian Prototipe Alternatif Rancangan 2 Berikut foto foto dari set-up pengujian prototipe alternatif rancangan 2: Gambar 4.23 Foto set-up pengujian prototipe alternatif rancangan 2 Gambar 4.24 Foto sistem perpipaan alternatif rancangan 2 Setelah dilakukan beberapa kali pengujian, didapatkan bahwa tidak ada bensin yang menguap meskipun telah digunakan magnetic stirrer untuk mengaduk dan memanaskan. Hal tersebut dapat terjadi akibat terjadinya keadaan jenuh antara uap bensin dengan udara luar yang mengakibatkan bensin cair tidak dapat menguap lebih banyak. Selain itu, pompa vakum tidak dapat bekerja dengan 74

baik pada sistem perpipaan tersebut sehingga tidak ada uap bensin yang tertarik dan pada tabung kondensator tidak tertangkap apapun. 4.6.3. Pengujian Alternatif Rancangan 3 rancangan 3: Berikut gambar skema dari model pengujian prototipe alternatif Gambar 4.25 Skema pengujian prototipe alternatif rancangan 3 Sama halnya dengan pengujian prototipe alternatif rancangan 2, pengujian ini pun memiliki prinsip yang sama dengan pengujian prototipe alternatif rancangan 1. Perbedaannya terdapat pada konfigurasi pemasangan peralatan di dalam casing. Pompa vakum menarik campuran uap bensin dengan udara dari wadah bensin dan mendorongnya masuk ke dalam modul membran. Selanjutnya modul membran akan memisahkan uap bensin dengan udara, di mana udara akan dilepaskan ke lingkungan sedangkan uap bensin dikembalikan ke dalam tangki timbun. Sebelum dikembalikan, uap bensin pada pengujian ini juga dilewatkan melalui tiga buah tabung kondensator agar dapat dilihat uap bensin yang dapat direcover. Prosedur pengujian ini juga sama dengan prosedur pengujian alternatif rancangan 1. 4.6.3.1. Hasil Pengujian Prototipe Alternatif Rancangan 3. Berikut foto foto dari set-up pengujian prototipe alternatif rancangan 3: 75

Gambar 4.26 Foto set-up pengujian prototipe alternatif rancangan 3 Gambar 4.27 Foto bagian dalam casing alternatif rancangan 3 Setelah dilakukan beberapa kali pengujian, sistem selalu mengalami kebocoran di berbagai titik. Kebocoran tersebut tidak dapat ditanggulangi dengan penyegelan ulang menggunakan seal tape. Pada akhirnya pengujian tidak tidak dapat diteruskan karena salah satu tabung kondensator tidak dapat lagi menahan tekanan yang ditimbulkan oleh keluaran dari pompa vakum dan mengalami kerusakan. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tekanan pada prototipe ini lebih besar dari prototipe alternatif rancangan 1 maupun dari prototipe alternatif rancangan 2. Hal tersebut terjadi karena diakibatkan oleh pompa vakum yang mendapatkan tekanan masukan lebih besar karena tidak terhambat oleh aliran di dalam modul membran sehingga menghasilkan tekanan keluaran yang lebih besar pula. 76

Gambar 4.28 Foto kerusakan pada tabung kondensator Percobaan tersebut menggunakan pompa vakum dengan kapasitas maupun daya yang disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang terjadi di lapangan. Maka dari itu, akan dilakukan pengujian ulang untuk prototipe alternatif rancangan 3 dengan menggunakan pompa vakum dengan kapasitas dan daya yang lebih kecil agar sesuai dengan kondisi pengujian. Untuk debit yang terjadi pada saat pengujian, digunakan data yang didapat dari pengujian prototipe alternatif rancangan 1. Debit rata rata yang terjadi adalah sebesar 0.1185 ml/s atau sama dengan 2.511x10-4 cfm. Selanjutnya, untuk menghitung daya pompa yang diperlukan digunakan persamaan 4.9: nrt Ph E = ln η P l Di mana: E = daya pompa (W) n = laju mol ( mol / s ) R = konstanta universal gas = 8.314 J/m.k T = temperatur (K) P h = inlet pressure (bar) P l = outlet pressure (bar) η = effisiensi pompa (4.15) 77

Beberapa asumsi yang digunakan untuk persamaan di atas: - Aliran berupa steady state flow. - Debit aliran konstan. - Massa jenis uap BBM sepanjang aliran konstan. - Gesekan pada dinding-dinding pipa diabaikan. - Efisiensi pompa sebesar 90%. - Temperatur operasi diambil dari rata rata data pengujian prototipe alternatif rancangan 1, yaitu sebesar 34 0 C atau sama dengan 307 K. - Inlet pressure dan outlet pressure disamakan dengan yang terjadi pada kondisi lapangan, yaitu 700 Pa dan 10 5 Pa. Untuk laju mol (n) dihitung menggunakan persamaan 4.10: Di mana: Q. ρ n = (4.16) X. Mr Q = debit uap bensin = 0.1185 ml/s = 4.266x10-4 m 3 /h ρ = massa jenis bensin = 3.6 kg/m 3 [11] X permeat = perbandingan stoikiometri massa mol udara terhadap bensin = 14.7 Mr = berat molekul bensin = 105 gr/mol [11] Maka didapatkan: 4 3 4.266 10 m. x 3.6 kg jam n = m 14.7 x 105 gr mol 7 = 2.764 x10 mol s 3 x 1 jam 3600 s 1000 g x 1 kg (4.17) Maka besarnya daya pompa vakum yang diperlukan: 7 J 2.764 10 mol x 8.314 x 307 K 5 s m K 10 Pa E =. ln (4.18) 0.9 700 Pa = 2.402 x10 3 Watt 78

Karena kapasitas maupun daya pompa vakum yang diperlukan sangat kecil, maka digunakan pompa vakum yang ada di pasaran dengan daya paling kecil. Berikut foto pompa vakum yang telah dipilih beserta spesifikasinya dan foto set-up pengujian yang baru: Gambar 4.29 Foto pompa vakum pada pengujian prototipe alternatif rancangan 3 Tabel 4.7 Spesifikasi Pompa Vakum Pengujian Prototipe Alternatif Rancangan 3 Power Supply Pumping Rate Limited Pressure Rotating Speed Power Outer Figure Weight 220V / 50 Hz 1 cfm 10 Pa 1440 r/min 90 W 247 x 110 x 207 mm 6.7 kg Gambar 4.30 Foto set-up baru pengujian prototipe alternatif rancangan 3 79

Pengujian prototipe tersebut dilakukan selama 20 menit dengan pencatatan data dilakukan setiap selang waktu 2 menit. Pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali dengan temperatur pengujian yang bervariasi. Contoh hasil pengujian pertama ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Pengujian Pertama Prototipe Alternatif Rancangan 3 Nomor Waktu Tinggi Tabung Temperatur Volume Permeate Pengujian (Menit) (cm) ( o C) (ml) 1 0 18 24 2 17.9 23 4 17.9 24 6 17.8 25 8 17.7 27 10 17.6 28 12 17.5 29 14 17.3 31 16 17.2 33 18 17.1 35 20 17.1 36 Δt total T rata - rata 0.9 28.64 119 Gambar 4.31 Foto hasil pengujian prototipe alternatif rancangan 3 Data hasil pengujian kedua hingga kesepuluh dapat dilihat pada lampiran C. 80

4.6.3.2. Analisis Hasil Pengujian Prototipe Alternatif Rancangan 3 Data hasil pengujian yang telah didapatkan dianalisis menggunakan prosedur perhitungan yang sama pada hasil pengujian prototipe alternatif rancangan 1. Berikut tabel hasil perhitungan seluruh pengujian: Tabel 4.9 Perhitungan Analisis Hasil Pengujian Prototipe Alternatif Rancangan 3 Nomor Temperatur Volume Volume Debit Efisiensi Pengujian Pengujian ( 0 C) Permeat (ml) Penguapan (ml) Penguapan (ml/s) Sistem (%) 1 28.64 119 159.04 0.0884 74.82 2 33.91 113 159.04 0.0884 71.05 3 36.18 98 141.37 0.0785 69.32 4 35.64 95 176.72 0.0982 53.76 5 37.45 73 106.03 0.0589 68.85 6 39.09 111 159.04 0.0884 69.79 7 38.82 94 123.70 0.0687 75.99 8 37.82 78 88.36 0.0491 88.28 9 41.91 74 123.70 0.0687 59.82 10 42.18 23 35.34 0.0196 65.08 Rata - Rata 67.93 Gambar 4.32 Grafik efisiensi sistem vs temperatur pengujian prototipe alternatif rancangan 3 81

Gambar 4.33 Grafik efisiensi sistem vs debit penguapan prototipe alternatif rancangan 3 Gambar 4.34 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 3 82

Gambar 4.35 Grafik temperatur pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 3 Gambar 4.32 hingga gambar 4.35 menunjukkan grafik dari analisis hasil pengujian protitipe alternatif rancangan 3. Dapat dilihat bahwa setiap grafik memiliki trendline yang sama dengan grafik dari analisis hasil pengujian prototipe alternatif rancangan 1. Dari analisis hasil pengujian prototipe alternatif rancangan 3, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Rata rata efisiensi sistem yang didapat sebesar 67.93%. Sistem alternatif rancangan 3 memiliki karakteristik sifat yang sama dengan sistem alternatif rancangan 1, yaitu akan bekerja lebih baik pada temperatur maupun debit operasi yang rendah. 4.7 Pengambilan Keputusan Rancangan Sistem Vapor Recovery Havival Setelah dilakukan pengujian pada ketiga alternatif perancangan sistem yang telah dikembangkan, dibuat sebuah tabel pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengujian serta kriteria perancangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut tabel pengambilan keputusan tersebut: 83

Tabel 4.10 Pengambilan Keputusan Perancangan Sistem Vapor Recovery Havival Rancangan Rancangan Rancangan No. Kriteria 1 2 3 1 Mengurangi kerugian akibat penguapan 1 0 1 2 Tidak menghambat aliran fluida 1 0 1 3 Tidak banyak modifikasi 0 1 0 4 Membran dapat bekerja dengan baik 1 0 1 5 Dapat melakukan proses separasi 1 0 1 6 Memiliki efisiensi yang baik 0 0 1 7 Menarik dan sederhana 1 1 1 8 Tidak terlalu berat dan besar 1 1 1 9 Pengoperasiannya mudah 1 1 1 10 Perawatan mudah 1 1 1 11 Biaya produksi murah 1 1 1 Jumlah 9 6 10 Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa alternatif rancangan 3 yang memiliki kinerja paling baik serta paling banyak memenuhi kriteria yang diperlukan maupun diinginkan dalam perancangan. Karena itu alternatif rancangan 3 yang paling sesuai untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi sistem vapor recovery yang lebih optimal. 84

4.8 Process Flow Diagram Gambar 4.36 Process flow diagram dari sistem vapor recovery Havival Keterangan: = aliran bensin cair = aliran campuran uap bensin dengan udara = aliran uap bensin = aliran udara Seperti yang telah dijelaskan pada subbab 2.3.2, tekanan pada tangki timbun akan berubah-ubah akibat pengaruh temperatur ataupun pada saat proses unloading ataupun proses loading. Proses unloading, yang merupakan proses penyaluran bensin dari truk penyalur ke tangki timbun, ditunjukkan oleh panah merah yang mengarah masuk ke dalam tangki timbun. Sedangkan proses unloading, yang merupakan proses proses penyaluran bensin dari tangki timbun 85

menuju dispenser, ditunjukkan oleh panah merah yang mengarah keluar dari tangki timbun. Kenaikan temperatur di dalam tangki timbun ataupun proses unloading akan menyebabkan kenaikan tekanan. Pada saat itu campuran uap bensin dengan udara akan terdorong ke dalam masukan sistem untuk menyeimbangkan tekanan kembali, yang ditunjukkan oleh panah oranye. Selanjutnya, campuran uap bensin dengan udara tersebut akan ditarik lalu didorong oleh pompa vakum masuk ke dalam modul membran. Pada modul membran akan terjadi proses separasi antara uap bensin dengan udara. Aliran udara yang telah bersih dari uap bensin akan dikeluarkan menuju lingkungan sekitar, yang ditunjukkan oleh panah biru yang keluar dari sistem. Sedangkan aliran uap bensin yang telah bersih dari udara akan terdorong masuk kembali ke dalam tangki timbun, yang ditunjukkan oleh panah kuning. Penurunan temperatur di dalam tangki timbun ataupun proses loading akan menyebabkan penurunan tekanan. Pada saat itu, udara dari lingkungan sekitar akan masuk ke dalam tangki timbun melalui pipa sistem, yang ditunjukkan oleh panah biru yang masuk ke dalam tangki timbun. Semua aliran yang terjadi akan mengarah sesuai dengan process flow diagram karena dijaga oleh ketiga check valve yang dipasang pada pipa-pipa sistem vapor recovery. Ketiga check valve tersebut hanya mengizinkan terjadinya aliran pada satu arah saja. 4.9 Analisis Keuntungan Ekonomi Dari tabel 1.1 diketahui bahwa konsumsi nasional per tahunnya untuk bahan bakar jenis bensin adalah sekitar 17.080.000.000 liter dengan rata rata losses factor sekitar 0.78%. Maka besarnya kerugian yang terjadi akibat penguapan bensin per tahunnya adalah sebesar 133.224.000 liter. Dengan mengaplikasikan sistem vapor recovery Havival, maka penguapan yang terjadi dapat di-recover sekitar 67.93% nya, yaitu sebesar 90.000.000 liter. Dengan harga premium per liternya sebesar Rp 4.500,00 maka dapat dicegah kerugian ekonomi yang terjadi sebesar Rp 405.000.000.000,00. 86

Selain mencegah terjadinya kerugian ekonomi, pengaplikasian sistem vapor recovery Havival juga akan mengurangi penguapan bensin ke lingkungan sekitar. Dengan begitu bahaya kebakaran maupun bahaya kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar SPBU akan berkurang. 87