2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Alat tangkap gillnet millenium

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SISTEM USAHA PERIKANAN GILLNET MILLENIUM DI KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KETERGANTUNGAN NELAYAN GILLNET DI KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU TERHADAP SUMBERDAYA IKAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN OPERASI UNIT PENANGKAPAN GILLNET MILLENIUM 30 GT DI PPI KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU DHIMAS SETIADI

BAB III BAHAN DAN METODE

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

TINGKAT KETERGANTUNGAN NELAYAN GILLNET DI PPI KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU TERHADAP SUMBERDAYA IKAN IIN SOLIKHIN

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

KERAMAHAN GILLNET MILLENIUM INDRAMAYU TERHADAP LINGKUNGAN: ANALISIS HASIL TANGKAPAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

OPTIMASI TEKNIS PERIKANAN GILLNET MILLENIUM DI DESA KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU WILLY ARISTAKING

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelayakan Bisnis 2.2 Perikanan Tangkap

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain jumlah mesh depth

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut

Jaring Angkat

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karakteristik dan Klasifikasi Usaha Perikanan Tangkap

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KERAMAHAN ALAT TANGKAP JARING TENGGIRI (GILLNET MILLENIUM) DI PERAIRAN PATI TERHADAP HASIL TANGKAPAN

Alat Tangkap Longline

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI HASIL TANGKAPAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp) PADA ALAT TANGKAP DRIFT GILL NET DI KAB. KETAPANG, KALIMANTAN BARAT

TOTAL BIAYA. 1. Keuntungan bersih R/C 2, PP 1, ROI 0, BEP

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

: Perikanan Tangkap Udang Nomor Sampel Kabupaten / Kota : Kecamatan : Kelurahan / Desa Tanggal Wawancara : Nama Enumerator :..

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KELOMPOK SASARAN. 1. Nelayan-nelayan yang telah mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam pengoperasian jaring trammel.

Program Bycatch: Pengembangan Teknologi Mitigasi

Tingkah Laku Ikan Terhadap Alat Tangkap Statis. Oleh: Ririn Irnawati

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

4 HASIL 4.1 Proses penangkapan

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

3 METODOLOGI PENELITIAN

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

METODE PENANGKAPAN IKAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi

Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS ALAT TANGKAP JARING RAMPUS DI PPN KARANGANTU PROVINSI BANTEN YOHAN JIMMY RONALDO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

aa3 a 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap 2.1.1 Alat tangkap gillnet millenium Jaring insang adalah salah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring monofilamen atau multifilamen yang dibentuk menjadi empat persegi panjang, pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan pada bagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers) sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak menghadang biota perairan. Jumlah mata jaring ke arah horisontal atau ke arah Mesh lenght (ML) jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah Mesh depth (MD) (Martasuganda, 2008). Jaring millenium atau lebih dikenal dengan jaring grondong pada nelayan Indramayu adalah alat tangkap yang termasuk ke dalam jenis jaring insang (gillnet). Berdasarkan konstruksinya, jaring millenium diklasifikasikan ke dalam jaring insang hanyut (drift gillnet). Menurut Martasuganda (2008) jaring insang hanyut (drift gillnet) adalah jaring insang yang cara pengoperasianya dibiarkan hanyut di perairan, baik itu dihanyutkan di permukaan perairan, kolom perairan atau dihanyutkan di dasar perairan. Jaring insang yang dihanyutkan di permukaan perairan disebut dengan jaring hanyut permukaan (surface drift gillnet), yang dihanyutkan di kolom perairan disebut dengan jaring hanyut kolom perairan (mid water drift gillnet), dan yang dihanyutkan di dasar perairan disebut jaring hanyut dasar perairan (bottom drift gillnet). Jaring millenium dapat dioperasikan pada permukaan perairan, kolom perairan, dan dasar perairan. Jaring millenium yang digunakan oleh nelayan Karangsong memiliki warna putih transparan dengan maksud agar jaring yang dipasang di dalam air akan mengeluarkan cahaya untuk menarik perhatian ikan yang melakukan migrasi atau ruaya..apabila jaring millenium menggunakan warna lain selain warna putih transparan, diduga ikan dapat mengetahui keberadaan jaring di dalam perairan tersebut dan menghindari jaring (Putra, 2007).

4 Menurut Ramdhan (2008) unit penangkapan gillnet millenium merupakan modifikasi dari jaring insang pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari konstruksi alat tangkap yang mengalami perkembangan pada bahan jaring dengan bahan polyamide monofilament dengan serat pilinan 8-12 ply..bagian-bagian pada gillnet millenium terdiri atas badan jaring, pelampung, dan pemberat. Rinciannya adalah sebagai berikut: a) Badan jaring Badan jaring merupakan bagian yang berfungsi untuk menghadang ikan secara vertikal. Bahan yang digunakan adalah polyamide monofilament pintal 10 ply berwarna putih transparan dengan ukuran jaring satu piece yaitu 75 x 10 meter. Jumlah mata jaring arah datar 1.230 mata dan mata jaring arah tegak 90 mata..nelayan menggunakan bahan polyamide monofilament karena bahan ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki serat pilinan 8-12 ply sehingga memungkinkan ikan-ikan kecil dapat terjerat dalam serat pilinan dan menjadi umpan untuk ikan yang berukuran besar. Sebagai bahan sintetis, bahan ini relatif tahan lebih lama terhadap pembusukan atau pelapukan dan tidak berpengaruh terhadap lamanya perendaman dalam perairan. Selain itu, bahan ini tidak menyerap air sehingga lebih ringan dalam proses penarikan jaring. b) Pelampung Pelampung jaring yang digunakan terbuat dari bahan polyurethane. Jarak antar pelampung 300 cm dan jumlah pelampung 25 buah dalam satu piece. Untuk pelampung umbul yang digunakan terbuat dari bahan plastik atau styrofoam. Jarak antar pelampung 25 meter dengan jumlah dalam satu piece 3 buah. Pelampung tanda menggunakan bahan polyurethane yang diikatkan pada sebuah tongkat kayu dengan panjang 3 meter yang telah diberi tanda berupa bendera atau lampu. c) Pemberat Pemberat yang digunakan terbuat dari semen cor berbentuk lingkaran pipih dengan diameter 15 cm, tebal, 2 cm, dan berat 400 gr. Pemberat dipasang dengan jarak 9 m.

5 2.1.2 Kapal dan nelayan gillnet millenium Kegiatan perikanan gillnet millenium di Karangsong dilakukan nelayan dengan 3 jenis kapal, yaitu perahu motor tempel berukuran 5 GT, kapal motor 15 GT, dan kapal motor 30 GT. Kapal yang digunakan mempunyai ukuran panjang 12-15 m, lebar 2,5-2,8 m, dalam 1,5-1,8 m. Jaring millenium biasanya dioperasikan oleh 4-5 orang nelayan untuk kapal yang berukuran 5 dan 15 GT, dan 11-12 orang nelayan untuk kapal berukuran 30 GT (Ramdhan, 2008). Nelayan jaring millenium di Indramayu dikelompokkan menjadi nelayan buruh dan pemilik..nelayan pemilik biasanya menyediakan kebutuhan perbekalan yang diperlukan saat melaut, setelah kapal merapat dan hasil tangkapan dijual barulah nelayan buruh membayar biaya perbekalan dari hasil tangkapan. Nelayan jaring millenium secara umum adalah penduduk asli Indramayu, hanya sebagian kecil merupakan pendatang dari Cirebon dan Jakarta (Putra, 2007). 2.1.3 Metode pengoperasian Pengoperasian jaring insang biasanya dilakukan di daerah penangkapan yang diperkirakan akan dilewati oleh biota perairan yang menjadi target tangkapan, kemudian dibiarkan beberapa lama supaya biota perairan memasuki atau terpuntal pada mata jaring. Lamanya perendaman jaring insang di daerah penangkapan akan berbeda menurut target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikannya (Martasuganda, 2008). Jaring millenium umumnya dioperasikan pada malam hari. Pengoperasiannya dibagi empat tahap yaitu: penentuan fishing ground, pemasangan jaring (setting), penarikan jaring (hauling), dan penyortiran serta pemindahan hasil tangkapan ke dalam palka. Sebelum berangkat menangkap ikan, nelayan mengawali dengan mempersiapkan perbekalan, mengecek kondisi mesin kapal, lalu menyusun jaring untuk mempermudah dalam penebaran jaring di laut (Ramdhan, 2008). Pengoperasian jaring millenium tidak begitu berbeda dengan jaring insang atau gillnet..pengoperasian jaring millenium biasanya dilakukan pada sore sampai malam hari. Diupayakan agar jaring ini dalam pengoperasiannya tidak

6 terkena minyak (KKP, 2011)..Proses pengoperasian jaring millenium pada Gambar 1. Jaring ditebar apabila sampai di fishing ground (laut tenang, tidak berombak) Pukul 22.00 jaring diangkat, sebab biasanya diatas pukul 23.00 ikan sudah jarang Pengangkatan harus dilakukan secara teratur agar jaring tidak terlipat, sehingga mudah menata Hasil tangkapan langsung dimasukkan ke dalam palka Jaring dirapikan dan langsung ditutupi kembali dengan terpal Gambar 1 Proses pengoperasian gillnet millenium. 2.1.4 Hasil tangkapan Hasil tangkapan utama jaring millenium adalah ikan tenggiri (Scomberomorus commersoni) dan ikan tongkol (Auxis thazard). Hasil tangkapan sampingan yaitu golok-golok (Chirocentrus dorab), pepetek (Leiognathus sp.), kembung (Rastrelliger sp.), tetengkek (Megalaspis cordyla), manyung (Arius thalassinus), bawal hitam (Formio niger), cendro (Tylosurus sp.) (Ramdhan, 2008). 2.2 Analisis Usaha Analisis finansial penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam menyukseskan pelaksanaan proyek (Kadariah, 1999). Analisis finansial dari usaha gillnet millenium ditinjau dari pendapatan usaha, analisis imbangan dan penerimaan, payback period, dan ROI. Bakar, 1973 yang dikutip Rini, 2006 menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan sukses bila pendapatannya memenuhi syarat-syarat berikut:

7 1) Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk biaya angkutan dan biaya administrasi; 2) Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, termasuk pembayaran sewa serta dana penyusutan modal; dan 3) Cukup untuk membayar upah tenaga kerja, atau bentuk-bentuk lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah. 2.3 Fungsi Produksi Menurut Marianti (1997), fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara output (hasil produksi) sebagai peubah (variabel) tak bebas dengan input-inputnya (faktor produksi) sebagai peubah bebas. Apabila bentuk fungsinya telah diketahui atau telah diestimasi, maka dapat diramalkan besarnya output apabila input-inputnya berubah. Dapat juga diketahui besarnya peran masing-masing input dalam pertumbuhan ataupun peningkatan output. Fungsi produksi dapat digunakan untuk level perusahaan, level industri, ataupun level nasional (aggregat output). Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih variabel. Variabel (Y) yang dijelaskan disebut dengan variabel dependen dan variabel (X) yang menjelaskan disebut dengan independen. Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan model Ekonometrika yaitu regresi linier berganda (Soekartawi, 1990). 2.4 Perikanan Tangkap Sebagai Sistem Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, telah didefinisikan bahwa perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan (Pasal 1 ayat 1). Definisi dari penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,

8 menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya (Pasal 1 ayat 5). Berdasarkan definisi tersebut, perikanan tangkap merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa elemen atau subsistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu dengan lainnya. Perikanan tangkap komersial sebagai suatu sistem yaitu sarana produksi, usaha penangkapan, prasarana (pelabuhan), unit pengolahan, unit pemasaran, dan unit pembinaan..keseluruhan sistem tersebut perlu dikelola secara terpadu (KPPURI, 2010). 2.5 Definisi Sistem Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani systema yang mempunyai pengertian: 1) Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Shrode, 1974 yang dikutip Amirin, 1984); dan 2) Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur (Awad, 1979 yang dikutip Amirin, 1984). Jadi, dengan kata lain istilah systema itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. Sistem adalah sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan, dan hak ini dilakukan dengan cara mengolah data dan/atau energi dan/atau barang (benda) di dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang (benda). Secara garis besar istilah sistem mengandung dua makna: 1) Sistem sebagai metode Sistem dikenal dengan pendekatan sistem yang pada dasarnya merupakan metode ilmiah di dalam pemecahan masalah..pendekatan sistem menuntut pemikiran sistemik, memandang sesuatu bersegi banyak (multidimensi) dan rumit, serta memandang sesuatu sistem sebagai bagian dari sistem yang lebih luas.

9 2) Sistem sebagai suatu wujud benda (entitas) Sistem sebagai suatu himpunan bagian-bagian atau unsur yang saling berkaitan, dilengkapi dengan unsur tujuan dan lingkungan (Amirin, 1984). Ciriciri pokok dari sistem adalah sebagai berikut: 1) Setiap sistem mempunyai tujuan; 2) Setiap sistem mempunyai batas (boundaries) yang memisahkannya dari lingkungannya; 3) Meskipun sistem itu mempunyai batas, akan tetapi sistem itu bersikap terbuka, dalam arti berinteraksi juga dengan lingkungannya; 4) Suatu sistem terdiri dari beberapa subsitem yang biasa pula disebut bagian, unsur, atau komponen; 5) Meskipun sistem itu terdiri dari beberapa bagian, unsur-unsur atau komponen, tidak berarti bahwa sistem itu merupakan sekedar kumpulan dari bagian, unsur atau komponen tersebut, melainkan merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu; 6) Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan baik di dalam (intern) sistem, maupun antara sistem dengan lingkungannya; 7) Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran. Karena itu maka sistem disebut sebagai processor atau transformator ; 8) Di dalam setiap sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkan tersedianya umpan balik; dan 9) Mekanisme kontrol mengakibatkan sistem mempunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan secara otomatik (dengan sendirinya) (Amirin, 1984). 2.6 Pendekatan Sistem Metode pendekatan sistem merupakan salah satu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif (Eriyatno, 1999). Metodologi sistem dimaksudkan untuk mendapatkan suatu gugus alternatif sistem yang layak untuk mencukupi

10 kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi dan lolos seleksi. Tahap tersebut dimulai dengan berusaha memahami kebutuhan sistem yang harus dicukupi. Terdapat enam tahapan analisis sistem dari metodologi sistem yang harus dilakukan sebelum sampai pada tahap sintesi, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) identifikasi sistem, (3) formulasi masalah, (4) pembentukan alternatif sistem, (5) determinasi dari realitas fisik, sosial, dan politik, dan (6) penentuan kelayakan (Eriyatno, 1999). 2.7 Analisis Sistem Analisis sistem digunakan untuk memahami perilaku sistem, mengidentifikasi faktor-faktor penting yang terkait dengan keberhasilan sistem, permasalahan yang dihadapi dan alternatif solusi yang dapat diajukan untuk mengatasi permasalahan. Tahap-tahap yang perlu dilakukan yaitu: 1) Analisis kebutuhan, merupakan permulaan pengkajian sistem. Analisis kebutuhan ditentukan berdasarkan kebutuhan pelaku sistem (stakeholder). Untuk keperluan analisis, terlebih dahulu dilakukan identifikasi pelaku secara selektif melalui pengamatan lapangan secara langsung, selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan pelaku melalui wawancara semi terstruktur. 2) Formulasi masalah, merupakan permasalahan-permasalahan spesifik yang dihadapi sistem yang menyebabkan sistem tidak dapat bekerja secara optimal. Formulasi masalah dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara semi terstruktur terhadap pelaku sistem. 3) Identifikasi sistem, merupakan gambaran sistem yang memperlihatkan rantai hubungan antara kebutuhan-kebutuhan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Identifikasi sistem digambarkan dalam bentuk diagram sebab-akibat (causal loop), diagram input-output, dan diagram struktur sistem (Nurani, 2008).