Rulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon

dokumen-dokumen yang mirip
Pelaksanaan Proses Peminatan Berdasarkan Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Tingkat Kepuasan Peserta Didik

BAB XII PEMINATAN PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

PEDOMAN PEMINATAN PESERTA DIDIK

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

PEMINATAN PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

PEMINATAN PESERTA DIDIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

SATUAN LAYANAN (SATLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS MODEL KONTINYU PADA PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

PROFIL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

Smart, Innovative, Professional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

PERSEPSI PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN BIDANG PENGEMBANGAN DIRI PADA PROGRAM EKSTRAKURIKULER DI SMAN 5 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

MATERI PELATIHAN 6.3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

MODEL LEADER CLASS SMA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN CILACAP. Oleh : Duki Iskandar

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo SMK Negeri 2 Bawang Sumber : SMK N 2 Bawang (2016)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN [1]

12. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR EKONOMI SMA/MA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

DATA PEMINATAN PESERTA DIDIK KELAS X

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

Standar Mahasiswa & Pengelolaan Alumni STIKES HARAPAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Transkripsi:

PELAKSANAAN PROSES PEMINATAN BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK Rulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon E-mail: rulof.melmambessy@gmail.com ABSTRAK Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Dalam kurikulum 2013 dilakukan pembagian jurusan melalui nilai raport SMP dan dilakukan pada saat siswa-siswi masih berada pada kelas X. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa-siswi terhadap implementasi pembagian jurusan yang dilakukan oleh para Guru pada saat siswa-siswi masih berada pada kelas X dan berdasarkan pada nilai raport SMP. Jurusan merupakan salah satu jalan dalam meraih cita-cita dan masa depan siswa-siswi karena penjurusan bertujuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan siswa-siswi. Instrument yang peneliti gunakan yaitu dengan pembagian kuisioner, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu wawancara, study pustaka dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tingkat kepuasan siswa-siswi terhadap implementasi pembagian jurusan yang dilakukan berdasarkan kurikulum 2013 sangatlah tinggi atau dapat dikatakan bahwa siswa-siswi yang tidak menerima hasil pembagian jurusan melalui kurikulum 2013 sangatlah rendah. Oleh karena itu kurikulum 2013 sangat baik digunakan pada siswa-siswi tahun depan atau tahun ajaran 2017/2018. Kata Kunci: peminatan, tingkat kepuasan, implementasi kurikulum. PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 19 menyebutkan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun ini melakukan pengembangan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 (K 13). Salah satu barometer yang dijadikan alasan pentingnya perubahan kurikulum itu dilakukan adalah survey Trends in International Math and Science oleh Global Institut pada tahun 2007, dimana berdasarkan survey tersebut hanya 5 persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinngi yang memerlukan penalaran. Kurikulum 2013 memberi Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 1

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, bakat, dan minat secara lebih luas dan terbuka sesuai prinsip perbedaan individu. Ini memungkinkan peserta didik berkembang over achievement, yakni peserta didik yang memiliki tingakt penguasaan diatas standard yang telah ditentukan baik dalam pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Pelayaan peminatan peserta didik merupakan bagian dari upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik agar secara selektif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ) sehingga mencapai perkembangan optimal. Peminatan adalah proses yang berkesenambungan, peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum. Pemintan pilihan kelompok mata pelajaran, lintas minat atau pendalaman minat merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menetapkan peminatan yang diikuti pada satuan pendidikan di SMA/MA dan SMK, memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing pseserta didik. Fungsi dari peminatan peserta didik yaitu fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengntasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan, dan fungsi advokasi. Dalam peminatan terdapat aspek-aspek yang digunakan yaitu: prestasi belajar, yaitu presentasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan peminatan siswa-siswi meliputi Dokumentasi, yaitu dengan cara berdasarkan nilai raport semester 1-6 pada saat di SMP/MTS, nilai UN, Prestasi pada bidang non akademik, dan juga surat rujukan dari Guru Bimbingan Konseling pada SMP, cara kedua dengan angket peminatan yang dibagikan kepada peserta didik untuk mengisi angket sesuai kemauan peserta didik, cara ketiga dengan cara wawancara, yaitu kami melakukan wawancara dengan para peserta didik untuk dapat memastikan bahwa pilihan yang di angket merupakan pilihan mereka. Karena peminatan dan masa depan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lain, oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik terhadap pelaksanaan peminatan berdasarkan implementasi kurikulum 2013. Adapun permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1) bagaimana perasaan siswa-siswi terhadap pemberlakuan kurikulum 2013? 2) Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 2

bagaimana tingkat kepuasan siswa-siswi terhadap pembagian jurusan yang dilakukan yang berdasarkan pada kurikulum 2013? Adapun tujuan dilakukan penelitian ini yaitu: 1) untuk dapat mengetahui perasaan siswa-siswi terhadap pemberlakuan kurikulum 2013; 2) untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa-siswi terhadap pembagian jurusan yang dilakukan berdasarkan kurikulum 2013. Adapun manfaat yang dapat penelitian ini antara lain: 1) bagi Kemetrian Pendidikan: sebagai acuan untuk dapat mengembangkan pemakaian kurikulum 2013 pada sekolah yang lain yang berada pada Kota Ambon, dan terus mengembangkan inovasi baru untuk dapat menumbuhkembangkan kemampuan siswa melalui pemakaian kurikulum 2013; 2) bagi Siswa-Siswi: untuk mengetahui dasar kurikulum 2013 dalam cara, dan implementasi pembagian jurusan melalui kurikulum 2013. METODE Lokasi yang peneliti gunakan yaitu SMA NEGERI 5 AMBON, dengan menggunakan siswa-siswi kelas X sebagai objek penelitian. Penelitian ini berlangsung selama 2 hari yaitu dari 2 3 November 2016. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu: 1) observasi, yaitu peneliti melakukan pengamatan di SMA NEGERI 5 AMBON yang digunakan sebagai lokasi penelitian; 2) wawancara, yaitu peneliti melakukan tanya jawab (interview) dengan narasumber yaitu siswa-siswi SMA NEGERI 5 AMBON; 3) study pustaka, yaitu peneneliti mendapat referensi tambahan dari situs internet dan buku. Sumber data: 1) sumber data primer, yaitu penulis mendapat informasi dengan cara hadir ke lokasi penelitian, melakukan wawancara dengan narasumber, dan juga membagikan kuisioner kepada para responden; 2) sumber data sekunder, yaitu penulis mendapat informasi dari situs internet dan referensi yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas. HASIL DAN PEMBAHASAN Perasaan Siswa-Siswi. Berdasarkan wawancara dan study pustaka yang dilakukan didapatkan hasil bahwa perasaan siswa-siswi terhadap pemberlakuan kurikulum 2013 (K 13) sebagai berikut: 1. Siswa-siswi sangat bersemangat dengan proses pembelajaran dengan metode kurikulum 2013 karena merupakan revolusi belajar dari kurikulum 2006. Metode pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran saintifik yaitu dengan cara mengamati (Observing), Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 3

menaya (Questioning), menalar (Associating),mencoba ( Experimenting),mencipta, dan mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 juga di implementasi secara sempurna dari Guru- Guru yang mengajar karena dapat membawa mereka ke ranah atau tempat pemikiran mereka masing-masing bukan hanya satu pikiran tunggal. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetisi Konselor, Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk berkonsultasi dan memperoleh informasi tentang pendalaman mata pelajaran bagi peserta didik. 2. Siswa-siswi lebih merasa menjadi insan yang berbudi pekerti luhur. Kurikulum 2013 juga mengajarakan tentang ilmu sikap yang baik, yaitu saling menghargai bekerja sama dan juga dan berapresiasi. Kurikulum 2013 membuat domain kepada sikap yaitu : dapat menciptakan pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya. Domain ketrampilan yaitu : dapat menciptakan insan yang yang berkemampuan piker dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah konkret dan abstrak. Domain pengetahuan yaitu dapat menciptakan pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanuasiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. 3. Siswa-siswi merasa bahwa sudah memiliki dasar untuk dapat bersaing pada MEA. Dalam pembelajaran kurikulum 2013 terdapat pembelajaran extrakurikuler yang dapat diisi dengan hal yang baik. Salah satu progam di SMA NEGERI 5 AMBON yaitu kegiatan kewirausahaan, yaitu para siswa-siswi dibentuk dalam beberapa kelompok dan diberi modal oleh sekolah untuk dapat berwirausaha dengan bakat yang dimiliki baik itu kerajianan tangan, maupun kerajinan dan ketrampilan dan membuat makanan. Oleh sebab itu siswasiswi sangat bersemangat dengan implementasi kurikulum 2013 yang dilakukan. 4. Siswa-siswi sangat senang karena dapat pendampingan dari para Guru dalam memecahkan permasalahan yang dialami. Dalam metode kurikulum 2013 Guru dituntut untuk mampu berdampingan dengan siswa-siswi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi baik itu dalam bidang intrakurikuler maupun ekstrakurikuler agar mampu dapat mensharing permasalahan yang dihadapi agar dapat menukar pikiran dari siswa ke Guru dan dari Guru ke siswa agar dapat menemukan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 4

Tingkat Kepuasan Siswa-Siswi. Berdasarkan pembagian kuisioner (berdasarkan instrument penelitian) didapat hasil sebagai berikut: 1. Pendapat siswa-siswa terhadap pemberlakuan kurikulum 2013. Responden Puas 10% Tidak Puas 90% Gambar 1 Pendapat siswa-siswi terhadap kurikulum 2013 Berdasarkan hasil yang didapat, maka peserta didik yang puas dengan penggunaan kurikulum 2013 sebanyak 90 persen, dan yang tidak puas sebanyak 10 persen. Kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minat mereka secara lebih luas dan terbuka sesuai prinsip perbedaan individu. Implementasi kurikulum 2013 menekankan penilaian berbasis proses, dan hasil tidak menyederhanakan upaya pendidikan sebagai pencapaian target-target kuantitatif berupa angka-angka hasil ujian sejumlah mata pelajaran akademik saja, tanpa penilaian proses atau upaya yang dilakukan oleh peserta didik. Mengingat pentingnya pelayanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013, maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Pedoman Peminatan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013. Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 5

2. Apakah jurusan yang didapat siswa-siswi sama seperti kemampuan yang dimiliki. Gambar 2 Jurusan yang sesuai dengan kemampuan siswa Berdasarkan hasil yang didapat peserta didik yang beranggapan bahwa jurusan yang didapat sesuai dengan kemampuan mereka sebanyak 90 persen, dan yang tidak sesuai dengan kemampuan sebanyak 10 persen. Secara Khusus tujuan dari peminatan yang dilakukan yaitu: a) Pendidikan di SMA/MA dan sederajat merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat. b) Kemandirian didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan ketrampilan pekerjaan/ karier. c) Setelah tamat, peserta didik dapt bekerja atau berkuliah pada jurusan yang sesuai dengan peminatan di SMA/MA. 3. Apakah jurusan yang didapat siswa-siswi sama seperti kemauan yang diingini. Gambar 3 Jurusan sesuai dengan kemauan siswa-siswi. Berdasarkan hasil yang didapat peserta didik yang beranggapan bahwa jurusan yang didapat sesuai dengan kemauan mereka sebanyak 90 persen, dan yang tidak sesuai dengan kemauan siswa sebanyak 10 persen. Dalam peminatan dipakai alternatif antara lain : a) Prestasi Belajar: yaitu prestasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. b) Prestasi Non Akademik: yaitu prestasi akademik Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 6

yang pernah diraih seperti kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, tenis meja, dan yang lain. Data ini di peroleh melalui isian (angket) dan dokumentasi berupa fotokopi piagam perhargaan peserta didik. c) Berdasarkan nilai UN: yaitu nilai UN yang diperoleh pada SMP harus melebihi minimum nilai yang ditentukan. Dan data dideteksi oleh Guru BK menggunakan test potensi akademik. d) Berdasarkan Surat Rujukan dari Guru BK SMP: yaitu perlu adanya surat rekomendasi dari Guru BK asal SMP peserta didik. 4. Bagaimana implementasi Guru dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Gambar 4 Implementasi Guru dalam pembelajaran. Berdasarkan data yang didapat adalah pendapat peserta didik yang beranggap bahwa Guru yang mengimplementasi kurikulum dengan tidak baik sebanyak 0 persen, yang cukup baik sebanyak 10 persen, dan yang sangat baik sebanyak 90 persen. Dalam proses pembelajaran Guru mata pelajaran memiliki tugas: a) Informasi sekolah yang sedang dijalani peserta didik, b) informasi mata pelajaran wajib dan pilihan yang dapat dipilih oleh peserta didik dalam rangka penyelesaian study pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, dan pendidikan lanjuta, terutama berkenaan dengan peminatan akademik dan sistem SKS, c) informasi pendalaman mata pelajaran bagi peserta didik yang ingin memperkaya dan mendalami mata pelajaran tersebut, d) melakukan pembelajaran dan pendalaman materi kepada peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, e) berkonsultasi dengan kepala sekolah tentang keseluruhan upaya peminatan dan pendalaman materi bagi peserta didik serta hasil-hasilnya. Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 7

5. Apakah siswa-siswi puas dengan jurusan yang didapat yang sesuai menurut pemberlakuan kurikulum 2013. Gambar 5 Tingkat kepuasan siswa-siswi. Siswa-siswi yang sangat puas dengan jurusan yang dapat sebanyak 90% dan yang tidak puas dengan pembagian jurusan yang didapat sebanyak 10%. PENUTUP Peminatan adalah proses yang berkesenambungan, peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum. Pemintan pilihan kelompok mata pelajaran, lintas minat atau pendalaman minat merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menetapkan peminatan yang diikuti pada satuan pendidikan di SMA/MA dan SMK, memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing pseserta didik. Peserta didik sangat bersemangat dengan adanya implementasi kurikulum 2013. Peserta didik yang sangat puas dengan jurusan yang dapat sebanyak 90% dan yang tidak puas dengan pembagian jurusan yang didapat sebanyak 10%. Saran kepada Pemerintah agar dapat menyempurnakan lagi kurikulum 2013 agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik, agar peserta didik dengan mudah dapat menentukan kemanah arah tujuan masa depan mereka. Kepada Guru: agar dapat menyerdanakan pembelajaran agar dapat dibawa degan enjoy kepada siswa-siswi agar kemampuan mereka semakin bertumbuh. Kepada Peserta Didik: agar dapat menentukan peminatan yangs sesuai dengan kemampuan peserta didik agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari akibat salahnya peminatan. Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 8

DAFTAR RUJUKAN Anonim. (2011). Pedoman Mutu Unit Kerja Kesiswaan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru SMA dan SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta. Balitbangdiknas. (2010). Model Pengembangan Diri Depdiknas. (2010). Pengolahan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Gybers, N. C., Herderson P. (2012). Developing dan Managing Your School Guidancedan Counseling Program, American Counseling Association. Dirjen Mendikdasmen. (2008). Spektrum Kealihan Pendidikan Menengah Kejuruan. Depdiknas RI. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal Copyright 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan All Rights Reserved 9