Metodologi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Alexeyev, V. (1994) : Quantitative Analysis A Textbook, Foreign Languages Publishing House, Moscow,

Gambar IV. 1 Kurva titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Desikator Neraca analitik 4 desimal

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

BAB III METODOLOGI. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul WIB. Analisis dilakukan pada tanggal 05 Januari s / d 10 Januari 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

MODUL I Pembuatan Larutan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODE PENELITIAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

Pupuk dolomit SNI

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020


BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

3 METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk super fosfat tunggal

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

Transkripsi:

16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing 0,1 N (~ 0,02 M) sebagai titran. Sebagai titrat digunakan garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O dengan konsentrasi 0,1 M dan 0,05 M. Dari metode titrasi yang dilakukan akan diperoleh data potensial sel masing-masing oksidator yang selanjutnya dibuat kurva titrasi redoks terhadap volume titran sehingga dapat dilihat titik ekivalen pada tiap-tiap kurva titrasi redoks yang menunjukkan urutan daya oksidator dari oksidator-oksidator yang digunakan serta dapat digunakan untuk meramal urutan kekuatan potensial sel dari ion Cr 2 O 2-7 ; MnO - 4 ; BrO - 3 ; Fe 2+ ; dan ion Sn 2+. III. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2008. Tempat penelitian di Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia ITB. III. 2 Alat dan Bahan III.2. 1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : desikator, seperangkat alat gelas dari pyrex (gelas ukur, labu Erlenmeyer, buret, gelas kimia, batang pengaduk, pipet ukur, pipet tetes), filler, cawan petri, termometer, kertas saring, statif dan klem, botol semprot, dan beberapa alat elektrik yaitu : 1. ph-meter Orion 420 A 2. Hotplate Thermolyne (MIRAK TM ) 3. Oven Model 130 D 4. Neraca analitis Mettler AE 200

17 III.2. 2 Bahan Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 18 gram Kalium permanganat (KMnO 4 ), 33 gram Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ), 5 gram Natrium oksalat pro analisis (Na 2 C 2 O 4 ), 25 gram Kalium bromat (KBrO 3 ), 250 ml Asam sulfat (H 2 SO 4 ) pekat, 50 gram Garam Mohr ((NH 4 ) 2 SO 4 FeSO 4.6H 2 O), 25 gram Garam timah(ii) klorida hidrat (SnCl 2.2H 2 O), 100 ml Asam posfat (H 3 PO 4 ) 85%, 2 gram Indikator methyl orange, 2 gram indikator Na-difenilsulfonat dan 30 liter aqua dm. III. 3 Penyiapan Larutan Kalium Dikromat 0,1 N (~ 0,0167 M) Sebanyak 6 gr bahan pro analisis kalium dikromat, K 2 Cr 2 O 7, digerus dalam sebuah lumping (mortar) dari kaca atau akik. Senyawa tersebut kemudian dipanaskan dalam tungku udara pada 140-150 o C selama 30-60 menit dan kemudian didinginkan dalam sebuah bejana tertutup dalam desikator. Selanjutnya sebanyak 4,9 gram kalium dikromat kering tersebut ditimbang dengan teliti dalam sebuah botol timbang dan dipindahkan secara kuantitatif ke sebuah labu volumetrik 1 L dengan menggunakan corong kecil untuk mencegah kehilangan bahan. Garam dilarutkan di dalam labu ukur dengan aqua dm dan diencerkan hingga tanda batas labu. Larutan dikocok hingga homogen. III. 4 Penyiapan Larutan Kalium Permanganat 0,1 M (~ 0,02 M) Sebanyak kira-kira 3,25 gram kalium permanganat, KMnO 4, pro analisis ditimbang di atas kaca arloji dengan menggunakan neraca analitik, selanjutnya dipindahkan ke gelas piala 1 L. Kemudian ditambahkan 1 L aqua dm dan gelas piala ditutup dengan kaca arloji besar. Larutan dipanaskan hingga mendidih dan dididihkan secara perlahan-lahan selama 15-30 menit, dan kemudian didinginkan hingga mencapai temperatur laboratorium. Larutan selanjutnya disaring dengan sebuah corong atau krus saring dari kaca masir atau porselin. Filtrat dikumpulkan dalam sebuah bejana yang telah dibersihkan dengan campuran asam kromat, lalu dicuci benar-benar

18 dengan air suling. Larutan yang telah disaring itu harus disimpan dalam sebuah botol kaca yang bersih dan disimpan di tempat gelap, kecuali bila sedang digunakan. Sebagai pilihan lain boleh disimpan dalam botol dari kaca yang berwarna coklat tua. III. 5 Standarisasi Larutan Kalium Permanganat dengan Natrium Oksalat Sebanyak kira-kira 2 gram natrium oksalat pro analisis dikeringkan selama 2 jam pada suhu 105-110 o C, dan kemudian didinginkan dalam sebuah bejana bertutup dalam desikator. Kemudian dengan cermat ditimbang dengan botol timbang kira-kira 0,335 gr natrium oksalat kering tersebut, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml dan ditambahkan aqua dm hingga tanda batas. Larutan diaduk hingga oksalat melarut. Sebanyak 25 ml dari larutan di atas dipipet dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer kemudian ditambahkan 10-15 ml asam sulfat pekat (dengan hati-hati) dan didinginkan hingga suhunya menjadi 25-30 o C. Selanjutnya larutan dipanaskan hingga mencapai suhu 55-60 o C dan dititrasi dengan menambahkan larutan permanganat hingga larutan berwarna merah jambu. III. 6 Penyiapan Larutan Kalium Bromat, KBrO 3 0,1 N (0,0167 M) Sebanyak 5 gr kalium bromat pro analisis yang telah dijadikan bubuk halus dikeringkan selama 12 jam pada pada suhu 120 o C, kemudian didinginkan dalam sebuah bejana tertutup dalam desikator. Selanjutnya ditimbang dengan cermat 2,783 gr kalium bromat murni kering itu, dan dilarutkan dalam 1 L air aqua dm dalam sebuah labu volumetrik. III. 7 Pembuatan Larutan Garam Mohr, (NH 4 ) 2 SO 4.FeSO 4.6H 2 O 0,1 M Sebanyak 9,80 gr garam Mohr ditimbang dengan teliti dan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml. Selanjutnya dilarutkan dengan menambahkan aqua dm hingga tanda batas labu ukur (ditambahkan pula larutan asam sulfat 2 N kira-kira setengah dari volume larutan, ~125 ml). Larutan dihomogenkan dengan membolakbalik labu takar secara perlahan.

19 III. 8 Pembuatan Larutan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M Sebanyak 2,8206 gr garam SnCl 2.2H 2 O ditimbang dengan teliti, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml. Selanjutnya dilarutkan dengan menambahkan aqua dm hingga tanda batas labu ukur (ditambahkan pula larutan asam sulfat 2 N kira-kira setengah dari volume larutan, ~125 ml). Larutan dihomogenkan dengan membolak-balik labu takar secara perlahan. III. 9 Pelaksanaan Titrimetri terhadap Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2 2H 2 O 0,05 M III.9. 1 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N Larutan garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O masing-masing sebanyak 25 ml dipipet dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml. Selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan 200 ml asam sulfat encer (2,5%), 8 tetes (0,4 ml) natrium difenilaminasulfonat sebagai indikator dan 5 ml asam posfat 85%. Titrasi dilakukan secara perlahan-lahan sambil larutan terus diaduk (digoyang) hingga terbentuk warna hijau kebiruan atau biru keabu-abuan pada larutan. Larutan dihubungkan dengan alat ph-meter sehingga potensial sel dapat terukur pada setiap penambahan volume tertentu dari titran. Dicatat volume titran yang diperlukan selama titrasi. Masingmasing titrasi dilakukan sebanyak dua kali. III.9. 2 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator KMnO 4 0,1 N Larutan garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O masing-masing sebanyak 25 ml dipipet dan dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Larutan dihubungkan dengan alat ph-meter sehingga potensial sel dapat terukur pada setiap penambahan volume tertentu dari titran. Larutan dititrasi secara perlahan dengan KMnO 4, dan pada saat terbentuk warna kuning dalam larutan (warna Fe 3+ ) maka ditambahkan 3 ml

20 H 3 PO 4 85%. Titrasi dilanjutkan hingga terbentuk warna merah muda pada larutan (sekitar 25-30 detik). Kemudian dicatat volume titran yang diperlukan selama titrasi. Masing-masing titrasi dilakukan sebanyak dua kali. III.9. 3 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator KBrO 3 0,1 N Larutan garam Mohr dan garam SnCl 2 masing-masing sebanyak 25 ml dipipet dan dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Ke dalam masing-masing larutan ditambahkan 10 ml larutan KBr 10%, 6 ml HCl, 10 ml aqua dm dan 0,5 ml indikator methyl orange. Larutan dihubungkan dengan alat ph-meter sehingga potensial sel dapat terukur pada setiap penambahan volume tertentu dari titran. Kemudian larutan dititrasi dengan larutan KBrO 3 0,1 N secara perlahan-lahan sambil diaduk hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna kuning. Dicatat volume titran yang diperlukan selama titrasi. Masing-masing titrasi dilakukan sebanyak dua kali. III. 10 Pengolahan Data Berat ekivalen zat-zat yang turut serta dalam titrasi oksidasi oksidasi-reduksi ialah banyaknya zat yang secara langsung atau tidak langsung menyebabkan 1 mol elektron terpakai. Nilai BE dapat diperoleh dengan membagi BM zat yang bersangkutan dengan n, yaitu perubahan bilangan oksidasi yang dialami oleh satu molekul zat tersebut (Hiskia Ahmad, 2001), dimana nilai BE untuk masing-masing oksidator yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. BE K 2 Cr 2 O 7 = BM/6 karena terjadi reduksi 1 atom Cr, dari +6 menjadi +3 2. BE KMnO 4 = BM/5 karena terjadi reduksi atom Mn, dari +7 menjadi +2 3. BE KBrO 3 = BM/6 karena terjadi reduksi atom Br, dari +5 menjadi -1 (Underwood, 1983).

21 Pada reaksi redoks : Jumlah ekivalen = Jumlah ekivalen Oksidator Reduktor Sehingga : V 1 x M 1 x n 1 = V 2 x M 2 x n 2... Pers.(1) dimana : V 1 M 1 n 1 V 2 M 2 n 2 = Volume reduktor = Kemolaran reduktor = Perubahan bilangan oksidasi reduktor = Volume oksidator = Kemolaran oksidator = Perubahan bilangan oksidasi oksidator Dari persamaan (1) di atas akan diperoleh konsentrasi dari ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ yang dihitung dari jumlah volume titran (oksidator) yang digunakan. Berdasarkan data hasil pengukuran potensial sel larutan dengan menggunakan phmeter untuk masing-masing oksidator, dapat dibuat kurva titrasi redoks masingmasing oksidator terhadap ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ yaitu dengan mengalurkan data volume titran (oksidator) yang diperlukan terhadap Esel larutan. Bentuk kurva (kecuraman) tergantung dari harga n (jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi sistem) dimana semakin besar harga n, maka semakin datar kurva tersebut. Sedangkan besarnya perubahan potensial sekitar titik ekivalen tergantung dari selisih E o titrat dan titran yang bersangkutan (Harjadi, W., 1993). Dengan demikian dapat diramalkan urutan daya oksidator dari K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 terhadap ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ serta meramalkan urutan kekuatan potensial sel dari ion Cr 2 O 2-7 ; MnO - 4 ; BrO - 3 ; Fe 2+ ; dan ion Sn 2+.