BAB V PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah selesai dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, di mana metode ini berhasil menjelaskan fenomena kontemporer manajemen musik rekaman dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi industri musik rekaman Indonesia, dengan studi kasus pada PT. Trinity Optima Production sebagai salah satu perusahaan musik rekaman terbesar di Indonesia, maka didapat beberapa kesimpulan atas hasil temuan penelitian yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini. Posisi penelitian ini berada pada ranah manajemen media, di mana, perusahaan musik rekaman dilihat sebagai institusi media yang memproduksi pesan (dalam hal ini pesan berupa lagu atau musik), dalam hal ini, sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mengetahui bagaimana manajemen perusahaan musik rekaman dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi industri musik rekaman dan juga bagaimana teknologi informasi dan komunikasi telah memberi dampak kepada sumber daya-sumber daya perusahaan. Untuk kesimpulan penelitian, kekurangan dan kelebihan penelitian, serta saran akan lebih lanjut di bahas di bawah ini. 5.1 Kesimpulan Berkembangnya teknologi memberi dampak signifikan terhadap manajemen perusahaan musik rekaman. Ini bisa dilihat dari manajemen perusahaan musik rekaman yang mengalami perubahan akibat perkembangan teknologi. Untuk mengatasi perubahan tersebut, perusahaan musik rekaman harus memiliki suatu manajemen yang baik untuk mengantisipasi hal tersebut agar bisa dapat terus bertahan di tengah persaingan bisnis. 185
Fungsi manajemen yang pertama yakni perencanaan (planning) tidak luput dari terkena dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Di dalam perencanaan, terdapat perencanaan strategis, yang berguna untuk bisa mengukur seberapa baik kinerja perusahaan serta untuk meramal ketidakpastian situasi. Dalam langkah perencanaan strategis yang pertama yakni mengembangkan visi dan misi perusahaan, terdapat perbedaan antara visi serta misi perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin dinamis. Perbedaan dalam hal visi pada Trinity Optima Production yaitu sebelumnya, perusahaan ingin memajukan dan mengembangkan industri musik di Indonesia, namun setelah terkena dampak teknologi informasi dan komunikasi, tujuan tersebut mengalami pergeseran prioritas menjadi ingin lebih dikenal di luar negeri. Dalam hal ini, Trinity Optima Production merasa visi yang lama tersebut sudah tercapai, sehingga perusahaan ingin berkembang, maka perusahaan membutuhkan visi baru yang lebih baik dibanding sebelumnya. Begitu juga dengan misi perusahaan yang mengalami perubahan, dari yang tadinya ingin menjadi perusahaan rekaman dan artist management yang berdedikasi, profesionalisme dan integritas yang teruji, menjadi ingin menjadi perusahaan publik di bidang hiburan yang menampilkan jasa dan para artis-artis di bawah naungan perusahaan sebagai merk unggulan, dalam hal ini Trinity Optima Production kini ingin menjadi perusahaan publik dengan maksud memperkuat merknya di dunia internasional. Selain adanya perubahan misi, terdapat juga penambahan misi yang tidak ada sebelumnya yaitu ingin mendayagunakan saluran penjualan dan media komunikasi berbasis teknologi muktakhir yang berdaya ungkit, dari sini kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu perusahaan menjadikan teknologi sebagai fokus utama perusahaan, bukti dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi misi perusahaan. Langkah kedua dalam perencanaan strategis yakni mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, didapat kesimpulan yakni kekuatan (strength) yang dimiliki Trinity Optima Production yakni ukuran perusahaannya 186
yang kecil sehingga lebih dinamis dan mudah beradaptasi, memiliki sumber daya manusia yang masih muda sehingga lebih mudah beradaptasi dengan teknologi, memiliki artis-artis musik yang loyal, dikenal sebagai perusahaan yang kredibel dan perusahaan musik rekaman yang memiliki servis jasa yang lengkap. Sedangkan kelemahannya (weaknesses) dari Trinity Optima Production yakni tidak memiliki acuan dalam model bisnis, masih mengandalkan feeling dan gambling dalam hal keputusan strategis, sulit meminimalisir kerugian jika terjadi kegagalan, terlalu bergantung pada tren, dan sulit mengimbangi kecepatan teknologi. Sedangkan dalam hal identifikasi ancaman (threats) dan peluang (opportunities) eksternal perusahaan didapat temuan yakni ancaman (threat) pada Trinity Optima Production terdiri dari pembajakan, hilangnya peran perusahaan musik rekaman sebagai induk dari industri musik, infrastruktur yang belum memadai, asumsi bahwa musik itu selalu bisa didapatkan secara gratis, kecepatan beradaptasi akan perubahan, serta selera masyarakat dan perkembangan tren yang tidak pasti. Sedangkan peluang (opportunities) yang bisa dimanfaatkan Trinity Optima Production adalah banyaknya varian konten digital yang masih bisa dikembangkan oleh perusahaan, mudahnya untuk melakukan promosi karena berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet, dan banyaknya alternatif saluran distribusi baru yang ditimbulkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Penetapan tujuan jangka panjang pada Trinity Optima Production didapat temuan bahwa perusahaan ingin menjadi perusahaan yang senantiasa sigap dalam mengantisipasi segala perubahan yang terjadi di sekeliling perusahaan dan juga ingin menjadi perusahaan yang paling berhasil dalam hal mengelola teknologi informasi dan komunikasi. Langkah selanjutnya yakni merumuskan alternatif strategi dan pemilihan strategi, mengimplementasi strategi, dan juga evaluasi, sebagai bagian dari perencanaan yang dilakukan oleh Trinity Optima Production dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi industri musik rekaman Indonesia dalam hal menghadapi peer-to-peer file sharing, Trinity 187
Optima Production tidak memanfaatkannya dan memilih untuk memerangi situssitus tersebut. Strategi yang diterapkan perusahaan untuk menghadapi situs peerto-peer file sharing ini ada 3 yakni melakukan diskusi dengan Kemenkoinfo untuk menutup semua situs peer-to-peer file sharing, meminta Kemenkoinfo untuk menyurati situs 4shared.com untuk menghapus konten musik Indonesia, dan ketiga melakukan lobbying dengan Google untuk mengarahkan pengguna internet yang mengetik ata download maka akan diarahkan ke situs-situs yang legal. Strategi pertama dan kedua telah diimplementasikan, namun strategi yang ketiga belum diimplementasikan oleh Trinity Optima Production sampai penelitian ini selesai. Sedangkan dari hasil evaluasi didapat bahwa strategi pertama yakni melakukan diskusi dengan Kemenkoinfo untuk menutup situs peer-to-peer file sharing menghasilkan kebijakan pemerintah yaitu menutup 20 situs peer-to-peer file sharing yang ada di Indonesia. Sayangnya, langkah tersebut tidak cukup efektif karena situs-situs besar tidak ditutup dan sampai saat ini masyarakat masih bisa mengakses situs pengunduhan ilegal tersebut dengan mudah. Sementara itu straetgi ketiga tidak bisa dievaluasi karena belum dilakukan. Perumusan strategi untuk menghadapi RBT dilakukan perusahaan, penulis membaginya ke dalam 2 bagian yakni sebelum dikeluarkannya surat edaran BRTI dan Kemenkoinfo yang isinya menghentikan layanan RBT dan sesudah dikeluarkannya surat edaran BRTI dan Kemekoinfo. Sebelum surat edaran BRTI dan Kemenkoinfo tersebut keluar, strategi yang diterapkan Trinity Optima Production yaitu mendirikan divisi baru dalam perusahaan yang dinamakan Trinity Creative Technology (Dignity) pada Juli 2011, implementasinya, divisi tersebut sudah aktif sejak perrtama kali didirikan, sedangkan evaluasinya sejauh ini divisi tersebut berfungsi dengan baik dan bersinergi dengan divisi lainnya dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Strategi sesudah surat edaran BRTI dan Kemenkoinfo keluar yaitu dengan mengembangkan inovasi layanan reverse RBT, strategi tersebut sudah diimplementasikan namun belum menghasilkan keuntungan,walaupun begitu strategi tersebut tidak ditarik atau masih akan dilakukan karena tren dalam industri musik tidak dapat diprediksi. Tidak hanya 188
itu, Trinity Optima Production juga melakukan berbagai upaya agar RBT kembali diterima masyarakat, yakni dengan melakukan strategi ikut serta dalam program Pesta iring dan RBT, strategi tersebut sudah diimplementasikan sejak Desember 2012 lalu namun hingga kini RBT masih juga terpuruk. Walaupun begitu hal tersebut masih dilakukan perusahaan karena perusahaan beranggapan bahwa mengembalikan kepercayaan masyarakat adalah tujuan jangka panjang, karena itu memerlukan waktu yang lama. Dalam hal full track download, strategi perusahaan terbagi 2 yakni sebelum itunes hadir di Indonesia, dan strategi setelah itunes hadir di Indonesia. Sebelum itunes hadir di Indonesia, strategi perusahaan yakni bekerja sama dengan hampir semua layanan full track download yang ada di Indonesia. Strategi tersebut sudah dilakukan namun evaluasi menyebutkan bahwa hanya beberapa layanan saja yang menghasilkan keuntungan, yakni layanan Nokia Comes With Music, Arena Musik, Melon, dan Langit Musik, sedangkan layanan lainnya proporsinya sangat kecil dan tidak menghasilkan keuntungan signifikan. Strategi Trinity Optima Production lainnya yakni dengan ikut mengusahakan hadirnya itunes ke Indonesia, setelah sempat tertunda. Hal tersebut dilakukan karena perusahaan beranggapan kalau itunes memiliki masa depan cerah di Indonesia karena pelanggan Apple merupakan pelanggan yang loyal dan terbiasa menggunakan musik digital. Strategi tersebut sudah diimplementasikan dan akhirnya Desember 2012 lalu itunes masuk ke Indonesia, sedangkan dari segi evaluasi, sampai penelitian ini selesai dilakukan strategi tersebut belum dievaluasi. Sedangkan strategi setelah itunes masuk ke Indonesia yaitu memaksimalkan penggunaan itunes, strategi tersebut sudah diimplementasikan perusahaan yakni dengan cara mempromosikan untuk mengunduh lagu dari itunes di setiap kesempatan, sedangkan evaluasi dari strategi tersebut belum dilakukan. Dari segi layanan streaming musik Trinity Optima Production tidak memanfaatkan layanan tersebut dengan baik, tidak terdapat implementasi karena sebenarnya tidak ada strategi mengenai layanan tersebut, namun Trinity Optima 189
Production sedang melakukan pendekatan dengan situs Spotify dan melakukan tahap percobaan pada situs Ohdio. Evaluasi tidak dilakukan karena memang belum dilaksanakan. Sementara itu layanan streaming video lewat Youtube justru semakin dimanfaatkan oleh perusahaan. Strategi pemanfaatan situs tersebut digunakan perusahaan untuk melakukan promosi video. Implementasi dari penggunaan Youtube sudah dilakukan secara aktif, terbukti dari akun resmi perusahaan yang selalu up-to-date dan memiliki subsciber sebanyak 65.000 lebih. Evaluasi dari strategi promosi lewat streaming Youtube terbukti berhasil dan akan terus dilakukan perusahaan, apalagi penggunaan Youtube juga bisa mengurangi biaya promosi. Untuk situs media sosial, Trinity Optima Production memiliki strategi untuk selalu memanfaatkan berbagai situs media sosial secara aktif, hal ini sesuai dengan misi mereka yang ingin lebih maju dalam hal perangkat teknologi. Implementasi dari strategi ini yaitu perusahaan menggunakan situs-situs media sosial seperti Twitter, Facebook, Google Plus, Kakaotalk, dan Line, dan tidak menutup kemungkinan ke depannya untuk memiliki banyak lagi akun media sosial sesuai dengan perkembangan jaman. Sedangkan dari segi evaluasi, strategi pemanfaatan media sosial ini terbukti efektif sebagai sarana promosi dan sarana menyebarkan informasi mengenai artis, adapun situs media sosial yang dirasa paling efektif adalah situs media sosial Twitter. Dari sisi pengorganisasian (organizing), penulis berkesimpulan bahwa teknologi informasi dan komunikasi sangat mempengaruhi fungsi manajemen kedua tersebut. Terbukti dari adanya restrukturisasi yang dilakukan Trinity Optima Production, yakni dengan adanya divisi baru yang mengurusi segala sesuai mengenai musik digital yakni Trinity Creative Technology yang dibentuk pada tahun 2011. Struktur organisasi yang baru lebih kompleks dari struktur yang lama karena ada beberapa fungsi perusahaan yang terpisah. Tidak hanya itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga menyebabkan perusahaan untuk melakukan outsourcing. Outsourcing tersebut dilakukan untuk menghemat biaya operasional perusahaan. 190
Sementara itu dari segi memberikan pengaruh (influencing), juga terkena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi walaupun hanya berdampak minor. Dampak minor tersebut dirasakan pada pelatihan (training) yakni kalau dulu perusahaan tidak pernah melakukan pelatihan mengenai teknologi kepada karyawan, kini perusahaan memiliki pelatihan khusus mengenai teknologi agar karyawan perusahaan kapabel dalam melaksanakan tugasnya, terutama karyawankaryawan yang terdapat pada divisi baru Trinity Creative Technology (Dignity). Dalam hal pengawasan (controlling), aktivitas ini tidak terkena dampak teknologi informasi dan komunikasi. Pengawasan yang dilakukan pemimpin perusahaan terbagi 3 yakni pengawasan pendahuluan, pemimpin melakukan rapat koordinasi yang dilakukan setiap hari Selasa, sedangkan pengawasan pada saat kerja berlangsung dilakukan pemimpin dengan melakukan sidak untuk mengetahui apakah karyawannya bekerja sesuai yang diharapkan, dan terakhir pengawasan feedback dilakukan pemimpin yakni dengan secara rutin melakukan kegiatan outing setiap setengah tahun dan setiap tahunnya untuk mengetahui masukan-masukan dari karyawan. Tujuan penelitian yang kedua yakni dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap sumber daya perusahaan menghasilkan beberapa kesimpulan yakni dari segi sumber daya pesan, dalam hal ini yaitu lagu atau musik, format lagu yang tadinya hanya berupa format fisik yaitu CD dan kaset kini format digital juga diproduksi dengan berbagai macam bentuknya seperti RBT, ringtone, full track download, dan lain sebagainya. Kemudian, format kaset karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini tidak lagi diproduksi ke semua artis karena pertimbangan biaya produksi yang tidak sedikit. Dari segi sumber daya dana, dana yang digunakan untuk melakukan promosi berkurang, disebabkan karena adanya situs media sosial dan juga situs layanan streaming video Youtube. Kemudian dana untuk keperluan produksi juga berkurang karena kemudahan teknologi komputer. Dari segi alokasi dana, Trinity 191
Optima Production tidak memiliki dana khusus untuk perkembangan teknologi dan hanya dimasukkan ke dalam dana research and development saja. Sedangkan dari segi sumber daya manusia, dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bukannya mengurangi personel, namun Trinity Optima Production justru menambah personel/karyawannya sebagai akibat penambahan departemen baru di tahun 2011 yakni Trinity Creative Technology (Dignity). Sementara itu dari segi kualifikasi SDM, tidak ada perubahan berarti karena kriteria SDM Trinity Optima Production memang mensyaratkan akan SDM yang mengenal teknologi secara umum serta tanggap menggunakan teknologi, namun secara khusus, kualifikasi SDM pada departemen Dignity menuntut karyawan untuk lebih menguasai teknologi dibanding departemen lainnya serta mengikuti perkembangan industri musik rekaman digital. Sumber daya perusahaan yang terakhir yakni aset fisik, dalam hal ini yakni peralatan studio yang terdapat pada Trinity Optima Production jelas mengalami perubahan. Jika dulu Trinity Optima Production memiliki peralatan studio rekaman lengkap, sejak perkembangan teknologi semakin sulit diprediksi dan berjalan terlalu dinamis maka peralatan tersebut dijual. Kini, Trinity Optima Production memilih untuk melakukan outsource teknologi untuk mengurangi risiko dan memperkecil biaya produksi. 5.2 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Penelitian ini memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Kelebihan penelitian mengenai manajemen musik rekaman dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi industri musik rekaman yang mengambil studi kasus pada PT. Trinity Optima Production ini adalah penjelasan yang dalam mengenai bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mampu mempengaruhi dan mengubah manajemen perusahaan musik rekaman, apa saja yang dilakukan oleh perusahaan musik rekaman dalam hal menghadapi bentuk-bentuk teknologi informasi dan komunikasi industri musik 192
rekaman di antaranya situs peer-to-peer file sharing, ring back tone, full track download, layanan streaming musik, dan juga munculnya media sosial, serta bagaimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut mempengaruhi sumber daya-sumber daya perusahaan. Penelitian ini juga jelas menggambarkan bagaimana hadirnya teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya merugikan perusahaan musik rekaman sebagai institusi media namun juga bagaimana teknologi informasi dan komunikasi tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan musik rekaman dan menjadikan perkembangan teknologi sebagai era baru industri musik rekaman. Penelitian ini tentu jauh dari sempurna, beberapa kekurangan dari penelitian ini yaitu hasil temuan dari penelitian ini bersifat temporer. Hal ini dikarenakan teknologi informasi dan komunikasi bergerak sangat dinamis dan bisa berubah kapan saja, belum lagi industri musik rekaman sendiri merupakan industri yang bergerak secara dinamis pula, sehingga tren-tren yang berkembang terjadi sangat cepat mengikuti selera pasar, sehingga, penulis tidak mampu menggambarkan keseluruhan pergerakan fenomena teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi pada industri musik rekaman. Saat penelitian ini selesai dilakukan pun, masih banyak sekali pergerakan-pergerakan baru pada industri musik rekaman terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang tengah terjadi. 5.3 Saran Dari hasil penelitian yang telah didapat dan kesimpulan di atas, untuk mencapai maksud dan tujuan manajemen media musik rekaman dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) industri musik rekaman, maka penulis memberikan saran-saran yang mungkin bisa bermanfaat untuk berbagai pihak yang terbagi atas saran praktis dan saran akademis. 193
5.3.1 Saran Praktis Saran praktis ditujukan untuk perusahaan musik rekaman PT. Trinity Optima Production sebagai objek penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk memanfaatkan situs peer-to-peer file sharing sebagai media alternatif mempromosikan artisartis musiknya. Situs-situs peer-to-peer file sharing mungkin tidak efektif secara langsung kepada penggemar artis musik namun justru bisa menarik konsumen baru yang belum pernah mendengar mengenai artis musik tersebut, khususnya orang-orang di luar negeri. 2. Perusahaan sebaiknya lebih memanfaatkan layanan streaming audio musik, khususnya layanan streaming musik lokal sebagai alternatif pemasaran musik digital. 3. Perusahaan sebaiknya lebih kreatif lagi dalam memanfaatkan varian konten digital, misalnya dengan diadakannya fasilitas radio streaming pada website resmi perusahaan. 5.3.2 Saran Akademis Saran akademis bertujuan untuk memberikan masukan untuk penelitian selanjutnya yang mungkin akan mengangkat tema yang sama, agar memperhatikan hal-hal berikut ini : 1. Bagi yang ingin meneliti dengan topik yang sama, disarankan agar mengambil penelitian komparatif antara perusahaan musik rekaman besar (major label) dengan perusahaan musik rekaman independen (indie label) sehingga mungkin bisa terlihat perbedaan manajemen keduanya dalam hal menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 2. Untuk perspektif yang lebih mendalam dalam hal manajemen musik rekaman, mungkin bisa dipertimbangkan untuk memperluas cakupan, tidak hanya dilihat teknologi informasi dan komunikasi saja tetapi juga 194
dampaknya terhadap lingkungan eksternal perusahaan lainnya, misalnya lingkungan ekonomi, politik, dan sosial. 3. Sedangkan untuk yang ingin mendapatkan gambaran fokus mengenai dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap perusahaan musik rekaman, bisa mengambil fokus pada model bisnis baru perusahaan musik rekaman dalam hal ini kaitannya dengan strategi dalam hal pemasaran musik rekaman. 195