BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pet station

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling membutuhkan satu

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BERITA RESMI STATISTIK

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Griya Pecinta Anjing Di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Universitas Sumatera Utara

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan adalah hal yang sangat penting. Pada tahun 1950an, orientasi

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

DAFTAR MoA USU TAHUN 2007

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

BAB II TINJAUAN PROYEK

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

PENDAHULUAN. sektor perekonomian yang sangat berkembang di propinsi Sumatera Utara.

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Kota Sibolga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010.

LAMPIRAN. Lampiran 1 Jadwal dan Waktu Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/ KOTA DI SUMATERA UTARA BERDASARKAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CLUSTER SKRIPSI WIDYA REZA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk yang menguntungkan kan adalah jamur konsumsi. konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan bahan

NSPK Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah Manggis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah-buahan,

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. kerja pengelolaan pemerintahan, Indonesia dibagi menjadi daerah kabupaten dan. sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang penularannya melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (Jiwa)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tuhan menciptakan manusia, alam, dan hewan beserta isinya sebagai satu kesatuan yang seharusnya tidak terpisahkan. Bilamana diibaratkan dengan sebuah mobil maka manusia sebagai pengemudi yang mengatur merawat, dan memelihara alam sebagai mesin yang harus dijaga agar dapat berjalan dengan baik maka hewan yang menjadi roda merupakan penggerak ( agar ekosistem dan kehidupan berjalan seimbang ). Nyatanya, manusia hanya bisa sebagai pengatur dan lupa untuk merawat serta memelihara alam, sehingga terjadi perusakan-perusakan alam dan penindasan terhadap hewan merupakan hal yang biasa dilakukan oleh manusia untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah manusia berhasil memenuhi kebutuhan hidupnya barulah manusia mulai sadar akan pentingnya untuk menjaga keseimbangan alam dan ekosistemnya. Munculnya peringatan-peringatan tentang pemanasan global oleh seluruh dunia sebagai ancaman bencana alam untuk masa kini dan masa mendatang. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan perlindungan terhadap hutan-hutan hijau dan penghijauan kembali terhadap hutan yang gundul, menjaga kelestarian ekosistem laut dan sungai dari segala polusi dan sampah, serta melindungi hewan-hewan beserta habitat-habitatnya juga hal penting dalam upaya pencegahan bencana tersebut. Kita juga bisa memulainya dengan melakukan tindakan kecil yang cukup berarti salah satunya adalah proses yang telah dilakukan manusia sebagai wujud hidup berdampingan dengan alam bahkan lebih dari 10.000 tahun yang lalu yaitu memelihara hewan ( yang tidak termasuk kategori dilindungi ) seperti anjing dan kucing 1. memelihara hewan merupakan bukti konkrit bahwa manusia dan hewan dapat hidup saling berdampingan, sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan yang bersama-sama bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian alam. Secara sadar atau tidak sadar, hal ini menumbuhkan minat masyarakat untuk memiliki dan memelihara hewan, dan kini semakin meningkat karena banyak hal yang bisa kita pelajari dari hewan-hewan peliharaan tersebut. Di Medan ini, macam-macam faktor yang melatarbelakangi meningkatnya minat terhadap hewan peliharaan saat ini dan pada masa yang akan datang adalah: 1. Medan sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia menjadikannya semakin tinggi tingkatan masalah yang dihadapi. Masalah-masalah yang semakin rumit ini

membuat masyarakat menjadi sangat individualistis, merasa jenuh terhadap manusia lainnya. Namun tetap juga pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, mereka perlu memberikan rasa sayangnya kepada makhluk lain dan begitu juga sebaliknya. Hal ini bisa diberikan juga kepada hewan-hewan peliharaan yang dianggap makhluk yang tulus dan tidak berdosa, lebih mampu memahami pemiliknya ( saat sedih, senang, stress, dsb ) dan tidak menuntut lebih terhadap tuannya ( kecuali kebutuhan dasar hewannya, seperti makan-minum, tempat tidur dan lain-lainnya.) 2. Pemelihara hewan bukan hanya orang-orang yang hobi memelihara hewan saja, namun ada juga sebagai obat stress/terapi yang bisa menenangkan jiwa dan pikiran kita, dan ini juga menjadikan pembelajaran yang baik bagi anak-anak. Penelitian memperlihatkan, anak-anak memperoleh pelajaran yang berharga dari interaksinya dengan binatang. Binatang peliharaan dapat memberikan kasih sayang, mengisi rasa kesepian, dan membantu menghilangkan stres 1. Beberapa kalangan yang hobi memelihara hewan juga untuk sebagai meningkatkan hokinya, contohnya ikan Laohan dan ikan Arwana, kedua-dua dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang baik bagi yang memeliharanya. 3. Sebagai penjaga keamanan rumah. Salah satu alasan mereka memelihara hewan adalah untuk menjaga lingkungan rumah mereka dari segala kejahatan ( pencurian / perampok ), hewan yang tidak hanya sebagai penghibur hati namun juga bisa menjadi bodyguard rumah mereka. Hal ini dikarenakan hewan-hewan ini mempunyai penginderaan yang lebih peka dari manusia, umumnya memakai hewan anjing sebagai solusi hewan yang terbaik bagi kebanyakan masyarakat. 4. Memelihara hewan mengalami perkembangan yang cukup pesat juga dikarenakan hewan peliharaan ras yang bilamana dibiakkan akan mendatangkan untung yang cukup besar. Contoh kasus : seekor Rottweiler yang dibeli dari jerman seharga 800 juta, anjing ini sering memenangi perlombaan bergengsi, dibiakkan dengan anjing rottweiler betina yang ada ( domestic ) kemudian dari situ diperoleh 5 ekor anak Rottweiler yang dijual dengan harga 200 juta. Sehingga cukup dengan 2 kali pengembangbiakan sang pemilik sudah balik modal ditambah untung. Sehingga 1 Tabloid Nova. 4 Desember 2007

dapat kita lihat bahwa memelihara hewan saat ini dan nantinya merupakan salah satu cara berinvestasi yang baik. Tabel 1.1 Data Populasi Anjing Tahun 2005 di Sumatera Utara NO. KABUPATEN JUMLAH 1 Medan 11.247 2 Deli Serdang 16.576 3 Langkat 14.215 4 Binjai 1.258 5 Karo 11.521 6 Dairi 12.831 7 Simalungun 9.778 8 P. Siantar 5.871 9 Asahan 6.728 10 Labuhan Batu 9.776 11 Tapanuli Utara 10.097 12 Tapanuli Tengah 1.488 13 Tapanuli Selatan 1.041 14 Nias 0 15 Tebing Tinggi 1.566 16 Tanjung Balai 1.822 17 Toba Samosir 17.786 18 Mandailing Natal 3.261 19 Padang Sidempuan 569 20 Serdang Bedagai 0 21 Humbang Hasundutan 15.669 22 Samosir 5.206 23 Pakpak Bharat 7.119 24 Nias Selatan 0 JUMLAH 167.425 Sumber : Bagian Program Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara Tabel 1.2 Jumlah Kasus Positif Rabies Tahun 2005 di Propinsi Sumatera Utara ORANG HEWAN NO. KAB/KOTA YG POSITIF MENGGIGIT DIGIGIT RABIES 1 Medan 36 55 36 2 Deli Serdang 31 43 31 3 Langkat 9 13 9 4 Binjai 2 2 2 5 Karo 9 19 9 6 Dairi 3 7 3 7 Simalungun 7 8 7 8 P. Siantar 3 7 3 9 Asahan 10 21 10 10 Labuhan Batu 4 6 3 KET

11 Tapanuli Utara 0 0 0 12 Tapanuli Tengah 16 30 16 13 Tapanuli Selatan 0 0 0 14 Nias 7 0 0 15 Tebing Tinggi 3 3 3 16 Tanjung Balai 0 0 0 17 Toba Samosir 0 0 0 18 Mandailing Natal 0 0 0 19 Padang Sidempuan 0 0 0 20 Serdang Bedagai 4 6 4 21 Humbang Hasundutan 0 0 0 22 Samosir 0 0 0 23 Pakpak Bharat 1 2 1 24 Nias Selatan 0 0 0 JUMLAH 145 222 137 Sumber : Bagian Program Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara Semakin tinggi para peminat pemelihara hewan maka semakin tinggi pula kebutuhan akan fasilitas pendukung serta kegiatan-kegiatan pemeliharaan hewan. Namun pada kenyatannya di Medan, kondisi objektif fasilitas-fasilitas yang mewadahi kegiatankegiatan pemeliharaan hewan di Medan belum mendukung / mewadahi secara efektif. Yaitu: 1. Fasilitas yang satu dengan yang lain terpisah-pisah 2. Kurang terdukungnya tempat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan hewan-hewan peliharaan, 3. Ketiadaan tempat penitipan hewan, Sumatera Utara sebagai jalur perdagangan yang strategis, mendatangkan para tenaga kerja asing ( baik dari dalam negeri maupun yang dari luar negeri ) yang tinggal di Medan. Dan saat hari libur perayaan atau hari-hari besar keagamaan tiba, mereka kebanyakan pulang ke kampung halaman mereka yang berada diluar Medan menyebabkan perlunya tempat penitipan hewanhewan kesayangan mereka untuk dirawat, disayang dan dijaga. 4. Keberadaan dokter hewan yang tidak begitu diketahui keberadaannya cukup menyulitkan para pemilik hewan. 5. Oleh karena itu dibutuhkan wadah yang dapat mendukung dan melengkapi segala kebutuhan medis ( yang paling utama ), penitipan hewan, kecantikan, dan perlengkapan pada satu tempat untuk mempermudah setiap pemilik hewan yang datang, supaya hewan-hewan peliharaan ini terjaga dan terpelihara dengan baik.

I.2. Maksud dan Tujuan Maksud Merancang sebuah fasilitas yang berkaitan dengan memelihara hewan peliharaan secara terpadu. Mulai dari kegiatan jual beli sampai rekreasi dikemas dalam format yang bersifat hewani & rekreatif dalam arti memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang mendasar sesuai yang dibutuhkan oleh masing-masing hewan. Membuka lapangan kerja baru serta menciptakan tenaga-tenaga kerja ahli yang professional dalam masalah perawatan dan pemeliharan hewan. Sebagai salah satu wujud partisipasi dalam melawan penyakit rabies dan penyakit menular hewan lainnya, serta menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Tujuan Sebagai salah satu tempat penjualan hewan-hewan peliharaan terlengkap di Medan. Menjadikan Pet World sebagai wadah lapangan kerja, terutama kerja praktek bagi calon-calon dokter hewan yang ada di seluruh Nusantara. Menyediakan wadah yang dapat membantu menagani masalah kesehatan hewan, terutama pencegahan pemberantasan penyakit hewan peliharaan serta pengobatannya. Menjadikan Pet World sebagai lapangan usaha komersial yang dapat menaikkan pendapatan daerah kota Medan. Menambah objek sarana rekreasi di kota Medan yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat I.3. Batasan Masalah Batasan fungsi Bangunan pada kasus Proyek Petworld yang akan dibuat yaitu: Sebagai tempat perawatan kesehatan hewan, penitipan hewan, penjualan hewan serta perlengkapannya, eksibisi / event acara dan salon. Karena jumlah hewan peliharaan di dunia sangat banyak ragam jenisnya maka disesuaikan dengan memanfaatkan pemahaman dari studi literatur akan kategori hewan peliharaan yang ada di Medan. Penataaan ruang dan bentukan bangunan disesuaikan dengan tema yang akan dibuat sehingga bangunannya mampu mengkonsumsikan bentuk yang ada dengan fungsi bangunan yang akan dibuat.

Lokasi proyek yang berada pada kawasan kota yang memiliki nilai lahan yang sangat tinggi perlu dikaitkan nantinya ke masalah-masalah komersial. I.4. Lingkup Masalah Masalah yang akan dibahas dalam merancang bangunan Petworld: Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur. Pemilihan lokasi proyek disesuaikan dengan peruntukan fungsi bangunan berdasarkan literatur dan tata ruang pada kawasan lokasi. Bagaimana menciptakan desain bangunan yang sesuai dengan lingkungan sekitar, serta menarik minat pengunjung dalam skala perkotaan. Bagaimana merancang lingkungan yang bersih dan higienis bagi mereka yang berada di dalam dan diluar bangunan serta mampu menyediakan fasilitas-fasilitas yang bermutu dan mampu mendukung perkembangan dunia medis satwa. Bagaimana menciptakan desain yang nyaman bagi hewan-hewan yang akan menghuni bangunan, bagi dari segi kenyamanan thermal dan lingkungannya Bagaimana menciptakan kualitas potensi lingkungan pada lokasi proyek sebagai kontribusi pengembangan dan fungsi kawasan sesuai dengan tata ruang kota. I.5. Pendekatan Pendekatan-pendekatan dalam penyelesain masalah pada perancangan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan kelayakannya. Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak lainnya, dan sumber-sumber yang dianggap penting.

Survey lapangan dalam pemilihan lokasi dengan menganalisa potensi-potensi yang ada pada lingkungan sekitar. Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek. I.6. Kerangka Berpikir. LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN IDENTIFIKASI MASALAH Menganalisa dan membahas permasalahan dalam studi proyek RUMUSAN MASALAH Batasan-batasan masalah dan penanganannya dalam menyelesaikan masalah dalam kasus proyek KELAYAKAN STUDI PROYEK Meninjau kelayakan proyek dalam berbagai sudut pandang, dan mencari kelayakan lokasi (survey site) proyek PENGUMPULAN DATA PROYEK: Survey lokasi Studi Literatur Survey dan studi banding proyek Studi Tema Proyek : Studi Literatur Studi bandig tema ANALISA KONSEP PRA RANCANGAN DESAIN AKHIR

I.7. Skematika Laporan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, lingkup permasalahan, pendekatan, kerangka berpikir, dan sistematika laporan. BAB II TINJAUAN PROYEK Berisi tentang pengertian Tinjauan Umum, tinjauan lokasi, dan tinjauan kelayakan proyek. BAB III DESKRIPSI PROYEK Berisi tentang deskripsi proyek, jenis hewan-hewan pets dan perawatan, kebutuhan ruang hewan, kebutuhan fasilitas dan kegiatan didalam Pet World, serta studi banding proyek sejenis. BAB IV ELABORASI TEMA Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis. BAB V ANALISA PERANCANGAN Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang, dan utilitas. BAB VI KONSEP PERANCANGAN Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik luar maupun dalam. BAB VII HASIL PERANCANGAN Berisi tentang gambar-gambar denah, tampak, potongan, rencana struktur, rencana utilitas, detail, dan sketsa. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek