BAB I PENDAHULUAN. meneliti masalah kreativitas dalam organisasi. Jika seluruh individu dalam. berada pada lingkungan usaha yang bersifat kompetitif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengahadapi tantangan dari luar maupun dari dalam perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 40 ayat 2 Penciptaan perluasan kesempatan kerja dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan merupakan suatu proses seseorang pemimpin mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bahwa gambaran kepemimpinan transformasional kepala bidang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif berkesinambungan (Handoko, 2012). Dengan

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo EFTE Event Creator

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang. Istilah yang mengkonotasikan citra individual yang kuat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah suatu tantangan yang harus dihadapi dan mendapat

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good govermance) adalah mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN VISI

Panduan wawancara Perencanaan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditandai oleh perubahan teknologi yang cepat, siklus produk yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia sebagai salah satu elemen utama dari organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

KUESIONER. Responden. ( Mohon dibubuhi dengan stempel Perusahaan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini memberi dampak yang luar biasa pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sebagai tempat menyimpan uang, Bank juga menjadi sarana kredit bagi usaha yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin seakan-akan dapat mengelola tanpa susah payah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang nyaris luput dari perhatian para peneliti saat ini yaitu mengenai kreativitas dalam organisasi, untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti masalah kreativitas dalam organisasi. Jika seluruh individu dalam sebuah organisasi cenderung hanya melaksanakan pekerjaan yang sudah merupakan kegiatan rutin seperti yang biasa ia lakukan sebelumnya tanpa adanya perubahan, maka kemungkinan besar organisasinya akan berubah menjadi statis dan pada akhirnya organisasi tersebut akan mengalami kemunduran dan tidak berkembang, terutama apabila organisasi tersebut berada pada lingkungan usaha yang bersifat kompetitif. Kreativitas dalam bekerja sangat diperlukan oleh sebuah organisasi sebagai unsur penting organisasi dalam menghadapi dan beradaptasi terhadap perubahan, dimana perubahan akan memunculkan sesuatu yang baru dan kreativitas organisasi diperlukan agar perubahan tersebut dapat membawa pengaruh yang positif bagi organisasi. Pada era globalisasi ini sangat diperlukan organisasi yang dinamis dan dapat memanfaatkan perubahan yang terjadi menjadi inovasi untuk memajukan organisasinya. Oleh karena itu pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan sumber daya manusia oleh organisasi/perusahaan menjadi sesuatu yang penting. 1

2 Organisasi/perusahaan harus mampu mengelola sumber daya manusia dengan sebaik mungkin, agar perusahaan dapat melaksanakan misinya dan mencapai tujuan dengan lancar. Melalui kreativitas yang dimiliki pegawainya perusahaan tersebut akan dapat melewati permasalahan yang dihadapinya dengan ide-ide dan strategi inovatif yang tercipta dari pemikiran pribadi yang kreatif. PT. Dirgantara Indonesia adalah perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam bidang produksi dan pemeliharaan pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan besar yang memiliki kurang lebih 4000 pegawai. Oleh karenanya divisi manajemen sumber daya manusia merupakan divisi yang vital bagi perusahaan, dikarenakan divisi inilah yang bertugas untuk menjaga kualitas seluruh sumber daya manusia yang ada pada PT. Dirgantara Indonesia. Pada era persaingan global saat ini pihak perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kreativitas pegawainya agar perusahaan dapat lebih produktif dengan cara yang efektif dan efisien melalui strategi kreatif yang diciptakan oleh pegawainya, begitu pula PT. Dirgantara Indonesia yang merupakan perusahaan yang memiliki pesaing yang berasal dari luar negeri. Akan tetapi, pada saat ini kreativitas kerja pegawai PT. Dirgantara Indonesia dapat dikatakan rendah dilihat dari capaian target delivery pesawat terbang dan helikopter setiap tahunnya yang sering tidak sesuai dengan target atau plan yang telah dibuat.

3 Tahun Beikut merupakan data capaian target delivery pesawat terbang dan helikopter yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan rencana: Tabel 1. 1 Data Capaian Target Delivery Pesawat Terbang dan Helikopter dengan Kenyataan yang Dicapai Oleh Bagian Produksi Pesawat Terbang PT. Dirgantara Indonesia Pesawat Terbang Helikopter Total (unit) % (unit) % Plan Real Plan Real Plan Real % 2009 1 1 100 1 1 100 2 2 100 2010 2 0 0 1 1 100 3 1 33 2011 9 3 33 8 2 25 17 5 29 2012 1 1 100 13 7 54 14 8 57 2013 5 5 100 13 13 100 18 18 100 Total 18 10 56 36 24 67 54 34 63 Sumber : Divisi Perencanaan Perusahaan PT. Dirgatara Indonesia, 2014 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa tingkat capaian target delivery cukup fluktuatif. Dilihat secara total, PT.Dirgantara Indonesia dapat mencapai 100% dari target delivery pada tahun 2009, 33% pada tahun 2010, 29% pada tahun 2011, 57% pada tahun 2012 dan kembali mencapai target sebesar 100% pada tahun 2013. Secara total, pada 5 tahun terakhir PT.Dirgantara Indonesia hanya dapat memenuhi 56% unit dari target delivery unit pesawat terbang, sedangkan untuk unit helikopter PT.Dirgantara Indonesia memenuhi 67% unit dari target delivery. Secara keseluruhan, baik unit program pesawat terbang atau helikopter PT.Dirgantara Indonesia hanya dapat memenuhi sebesar 63% unit dari target delivery.

4 Lebih jelasnya di sini penulis memberikan grafik rekapitulasi capaian target delivery pesawat terbang dan helikopter secara terpisah, yang dinyatakan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 1. 1 Grafik Capaian Target Delivery Pesawat Terbang PT.Dirgantara Indonesia Tahun 2009-2013 Plan Real 9 3 5 1 0 2 1 1 % capaian unit produksi 2009 2010 2011 2012 2013 100% 0% 33% 100% 100% 100% 33% 67% 0% Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat pada tahun 2009 ke 2010 mengalami penurunan presentase capaian sebesar 100% dimana pada tahun 2010 PT.DI sama sekali tidak memproduksi pesawat terbang. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan presentase capaian target sebesar 33% meskipun tetap tidak mencapai target plan, kemudian mengalami kenaikan kembali pada tahun 2012 sebesar 67% dimana PT.DI dapat memproduksi sesuai target namun hanya 1 unit pesawat terbang. Sementara, pada tahun 2013 tidak terjadi kenaikan maupun penurunan presentase capaian target yaitu tetap tercapai sebesar 100%. Secara keseluruhan PT.DI masih memiliki 8 unit pesawat yang belum bisa diproduksi hingga saat ini. Adapun grafik

5 capaian target delivery helikopter yang dinyatakan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 1. 2 Grafik Capaian Target Delivery Helikopter PT.Dirgantara Indonesia Tahun 2009-2013 Plan Real 13 13 8 7 1 1 2 % capaian unit produksi 2009 2010 2011 2012 2013 100% 100% 25% 54% 100% 0% 75% 29% 46% Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa PT.DI mampu mencapai target delivery sebesar 100% helikopter pada tahun 2009 dan 2010 yang artinya tidak terjadi kenaikan maupun penurunan presentase capaian target, namun pada tahun 2011 terjadi penurunan presentase capaian sebesar 75%. Pada tahun 2012 PT.DI terjadi kenaikan presentase capaian sebesar 29%, namun tidak mampu mencapai target delivery helikopter. Terakhir, pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 43% dan PT.DI kembali dapat mencapai target delivery sebesar 100%. Secara keseluruhan PT.DI masih memiliki 12 unit helikopter yang masih belum mampu diproduksi hingga saat ini. Secara keseluruhan, rekapitulasi data capaian target delivery

6 pesawat terbang dan helikopter selama 5 tahun terakhir PT. Dirgantara Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. 3 Grafik Rekapitulasi Capaian Target Delivery PT.Dirgantara Indonesia tahun 2009-2013 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 % capaian unit produksi 17 18 14 8 5 2 3 2 1 2009 2010 2011 2012 2013 100% 33% 29% 57% 100% 67% 4% 28% 43% Plan Real Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa PT.DI dapat mencapai 100% targetnya pada tahun 2009, kemudian mengalami penurunan presentase ketercaapian sebesar 67% dari target pada tahun 2010. PT.DI mengalami penurunan kembali sebesar 4% pada tahun 2011, namun dengan jumlah unit produksi yang lebih banyak dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 28%, meskipun tetap tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 43% dan PT.DI dapat mencapai target delivery sesuai dengan target yang ditentukan. Secara keseluruhan PT.Dirgantara Indonesia hanya mampu

7 mencapai target delivery unit pesawat terbang dan helikopter pada tahun 2009 dan 2013, namun dilihat dari jumlah unit yang dicapai, PT.DI hanya mampu mencapai target produksi sebesar 63% yakni 34 unit dari 54 unit yang ditargetkan yang artinya PT.DI masih memiliki hutang sebanyak 20 unit yang belum bisa diproduksi hingga saat ini. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat masalah pada perusahaan yang menyebabkan terhambatnya proses produksi. Melalui data tersebut dapat diindikasikan bahwa pegawai PT.DI masih memiliki tingkat kreativitas kerja yang rendah, terutama pada tahun 2010, 2011, dan 2012 dimana PT.DI tidak mampu mencapai target yang telah ditentukan. Namun hingga sekarang, PT. Dirgantara Indonesia masih diindikasikan memiliki kreativitas yang rendah dikarenakan PT.DI masih memiliki hutang sebanyak 20 unit yang masih belum bisa diproduksi hingga sekarang. Jika pegawai pada PT.DI sudah memiliki kreativitas kerja yang tinggi maka mereka seharusnya dapat mengatasi macam-macam rintangan dan hambatan yang terjadi. Melalui ide-ide dan inovasi strategi yang dimiliki pegawai akan dapat tercipta berbagai alternatif jawaban masalah, dan pegawai yang kreatif juga dapat mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi sehingga dapat membuat keputusan dengan cepat, tepat, efektif dan efisien sehingga masalah sehingga hambatan dalam proses produksi dapat diatasi. Tingginya kreativitas kerja pegawai tidak hanya dilihat dari inovasi hasil produk yang ia ciptakan, hanya saja kreativitas identik dengan adanya

8 suatu perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat pula dari inovasi cara yang dilakukan pegawai tersebut dalam melakukan kegiatan/proses dalam pencapaian target pekerjaan. Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 5 Maret 2014 dengan Bapak Ade Sobana selaku pegawai Divisi Perencanaan Perusahaan. Melalui wawancara tersebut didapat informasi bahwa masalah yang menjadi penyebab terhambatnya proses produksi diantaranya yaitu masalah material yang diimpor, baik keterlambatan pengiriman maupun ketersedian yang tidak memadai, kemudian masalah persediaan modal produksi, dan dari segi SDM terdapat masalah pada skill atau kemampuan dan keterampilan pegawainya. Selain hal tersebut mesin/fasilitas yang sudah tua maupun tak layak menjadi salah satu kendala di bidang produksi. Narasumber juga mengatakan bawa sebagian besar pegawai sudah berusia lanjut/hampir pensiun. Rendahnya kreativitas pegawai juga dapat dilihat dari motivasinya dalam bekerja. Pegawai yang kreatif akan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin guna mencapai target pekerjaannya. Pegawai yang kreatif tidak hanya akan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan atasan saja, melainkan ia cenderung mencari dan mencoba pekerjaan lain atau mencari jalan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah yang akan menambah wawasan dan kemampuannya. Menurut Choo dan Bontis (2002:658) menyatakan bahwa kreativitas merupakan esensi dan orientasi pengembangan SDM. Maka permasalahan

9 rendahnya krativitas pada sumber daya manusia tersebut seharusnya dapat dikendalikan oleh divisi pengembangan SDM. Jika pegawai pengembangan SDM dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka peneliti menduga seluruh permasalahan yang umumnya berkaitan dengan SDM tersebut akan teratasi. Berdasarkan piagam/charter divisi Human Capital Development tugas pokok dari divisi pengembangan SDM di PT.DI yaitu: Menyusun dan mengusulkan kebijakan, memformulasikan strategi, menyusun rencana kerja Divisi Human Capital Development dan mengimplementasikan Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Capital Development) dengan target mewujudkan dan memelihara demografi Sumber Daya Manusia yang proporsional dan optimal bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Jika tugas pokok divisi pengembangan SDM dikaitkan oleh data capaian target delivery PT.DI yang telah dibahas, maka dapat diindikasikan bahwa kreativitas pegawai divisi pengembangan SDM belum optimal berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari tugas pokok divisi pengembangan SDM yang belum sepenuhnya terealisasi. Jika pegawai dapat memformulasikan dan mengimplementasikan strategi divisinya yakni mewujudkan dan memelihara demografi Sumber Daya Manusia yang proporsional dan optimal bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya, maka seharusnya perusahaan dapat mengantisipasi dan mengatasi dengan baik masalah yang manghambat proses delivery pesawat dan helikopter tersebut. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Fahmi selaku pegawai divisi pengembangan SDM pada tanggal 5 Maret 2014,

10 melalui wawancara tersebut didapat informasi mengenai masalah yang terjadi pada divisi Pengembangan SDM yakni diantaranya jumlah pegawai yang terlalu sedikit untuk menangani masalah 4000 lebih pegawai PT.Dirgantara Indonesia, kemudian prosedur kerja yang kurang jelas sampai terjadinya beberapa pelanggaran. Ironisnya, divisi Pengembangan SDM ini mengemban tanggung jawab yang cukup berat salah satunya yaitu mengembangkan pusat-pusat keunggulan yang meliputi pengembangan organisasi dan manajemen, pengembangan karir karyawan, dan pelatihan dan pengembangan. Adapun informasi lain yang peneliti dapat dari Direktur Utama PT.DI Budi Santoso mengenai SDM pada PT.DI tahun 2012, beliau mangatakan bahwa Ada 800 insinyur yang berusia di atas 40 tahun. Di bidang produksi mungkin ada 1.200 insinyur. Kami masih memerlukan 400 tenaga insinyur senior, dan 400 yang junior. Untuk mendidik orang sampai bisa ikut satu siklus, diperlukan waktu empat sampai lima tahun. Jika dalam dua tahun ke depan tidak ada program pengembangan, kami bisa habis. (www.indonesian-aerospace.com) Informasi tersebut menunjukkan seberapa pentingnya peranan program pengembangan SDM bagi perusahaan, karena dengan suksesnya program pengembangan SDM tersebut akan menjadikan pegawai memiliki skill dan kreativitas tinggi yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja, produktivitas dan menciptakan strategi inovatif dalam menghadapi persaingan bisnis. Oleh karena itu, kreativitas

11 pegawai divisi Pengembangan SDM PT.DI perlu ditingkatkan agar secepatnya dapat membuat sebuah inovasi program pengembangan SDM yang akan menyelamatkan perusahaan dari permasalahan tersebut. Kendala kreativitas kerja pegawai yang terjadi pada divisi pengembangan SDM tersebut dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor. Masalah tersebut seharusnya dapat diatasi/diantisipasi oleh manajer selaku pimpinan divisi yang bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan divisi yang dipimpinnya. Peneliti menduga terdapat masalah pada gaya kepemimpinan manajer divisi Pengembangan SDM yang menyebabkan tidak berkembangnya kreativitas pegawainya dan akan berdampak pula pada efektivitas kerja, kinerja, dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dugaan tersebut didukung oleh Andriopoulus dan Cheung & Wong (Mega.N.S, 2012:3) yang menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas pegawai yaitu iklim organisasi, karakteristik tugas, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, struktur organisasi, ketersediaan sumber daya dan karakteristik pegawai. Dari beberapa prediktor yang baru saja disebutkan, Scott and Bruce, Tierney et. al, dan Cheung & Wong gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan dalam organisasi/perusahaan merupakan faktor kunci dalam menentukan tingkat kreativitas bawahan/pegawai (Mega. N.S, 2012:5). Berdasarkan hasil penelitian Shung Jae Shin tahun 2003 dan Zayani tahun 2008 menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional lebih efektif dalam meningkatkan kreativitas bawahan. Hal ini dapat

12 dijelaskan melalui empat indikator kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Avolio, yaitu Idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation dan individualized consideration.(mega. N.S, 2012: 5-6; Tertio Kunto.D, 2012:12; Gary Yukl 2010: 305). Oleh karena itu, dalam upaya memahami dan memecahkan masalah fenomena rendahnya kreativitas kerja pegawai pada divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia di PT. Dirgantara Indonesia, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut, dan berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi tentang perilaku, khususnya teori perilaku organisasi. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan mengadakan penelitian lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Manajer terhadap Kreativitas Kerja Pegawai pada Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia di PT.Dirgantara Indonesia 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah kreativitas kerja pegawai PT. Dirgantara Indonesia Kota, khususnya kreativitas kerja pegawai divisi pengembangan Sumber Daya Manusia. Aspek kreativitas kerja pegawai merupakan kekuatan utama sebuah perusahaan dalam menghadapi perubahan agar perusahaan menjadi dinamis dan berkembang. Oleh karena itu perlu adanya suatu

13 pendekatan tertentu terhadap pegawai dalam rangka mengembangkan kreativitas kerjanya. Banyak faktor yang mempengaruhi kreativitas, diantaranya iklim organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, karakteristik tugas, ketersediaan sumber daya, struktur organisasi dan yang lainnya. Berdasarkan hasil kajian secara empiric terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas kerja pegawai PT. Dirgantara Indonesia Kota, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap kreativitas kerja pegawai adalah masalah gaya kepemimpinan manajer divisi. Oleh karena itu masalah kreativitas kerja pegawai dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif gaya kepemimpinan. Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan diatas, maka untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti, maka terlebih dahulu perlu mengindentifikasi masalah yang dirasa penting untuk diteliti serta merumuskan masalah kedalam pernyataan sebagai berikut: Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh manajer divisi Pengembangan SDM di PT. Dirgantara Indonesia Kota, belum menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat, dan hal ini menyebabkan kreativitas kerja pegawai relatif kurang optimal. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

14 1. Bagaimana gambaran mengenai tingkat efektivitas gaya kepemimpinan transformasional manajer divisi pengembangan SDM di PT.Dirgantara Indonesia. 2. Bagaimana gambaran mengenai tingkat kreativitas kerja pegawai divisi pengembangan SDM di PT.Dirgantara Indonesia. 3. Adakah pengaruh gaya kepemimpinan transformasional manajer terhadap kreativitas kerja pegawai pada divisi pengembangan SDM di PT.Dirgantara Indonesia. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan ruang lingkup permasalahan sebagaimana dirumuskan di atas penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui gambaran mengenai tingkat efektivitas gaya kepemimpinan transformasional manajer divisi pengembangan SDM di PT.Dirgantara Indonesia. 2. Mengetahui gambaran mengenai tingkat kreativitas kerja pegawai divisi pengembangan SDM di PT.Dirgantara Indonesia. 3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya kepemimpinan transformasional manajer terhadap kreativitas kerja pegawai pada divisi pengembangan SDM di PT.Dirgantara Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya maupun pembaca kegunaan penelitian ini berupa :

15 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama secara lebih dalam di masa yang akan mendatang. 2. Secara Praktis a. Bagi Penulis Dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional manajer terhadap kreativitaspegawai. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan terhadap peningkatan kreativitas pegawai melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya terutama pengaruh dari gaya kepemimpinan manajer.