BAB IV GAMBARAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III TAHAPAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS KEWENANGAN WILAYAH LAUT DAERAH

Pendapatan dan Belanja Daerah (Nasional)

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

MONITORING REALISASI APBD 2009

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2017

PELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER

BAB IV GAMBARAN UMUM. Secara geografis Provinsi Jawa Tengah terletak antara 5 40 dan 8 30

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

KABUPATEN JEMBRANA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2013

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

Keuangan Kabupaten Karanganyar

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RANCANGAN BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. provinsi NTB mencapai ,15 km 2.

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN DIREKTORAT EVALUASI PENDANAAN DAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH SUBDIT DATA KEUANGAN DAERAH

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PADA TAHUN

POTENSI DAERAH KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORI ADDENDUM KERJASAMA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN PEMERINTAH PROVINSI LAINNYA DAN KABUPATEN / KOTA SE-NTB TAHUN 2010

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

POTENSI DAERAH KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SEKILAS TENTANG MATARAM DAN TAMAN NASIONAL WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA LOMBOK, JUNI 2011

Disusun Oleh : NPM : Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Aceh terletak Antara , ,6 LU dan. belahan dunia Timur dan Barat sehingga memiliki potensi pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

, ,00 10, , ,00 08,06

MONITORING REALISASI APBD 2011 TRIWULAN I

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 61 TAHUN 2016HU

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

2015, No Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kapasitas Fiskal Daerah yang selanjutnya disebut Kapasitas Fiskal adalah g

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Gambaran Umum Wilayah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PMK.07/2015 TENTANG PETA KAPASITAS FISKAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Neraca Barang Milik Negara Tahun Anggaran 2013 (Audited) Wilayah Nusa Tenggara Barat (2300)

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2009

2016, No Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2017

PROYEKSI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

BAB II POTENSI DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Otonomi Daerah yang saat ini sangat santer dibicarakan dimana-mana

BAB I PENDAHULUAN. finansial Pemerintah Daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Referensi : Evaluasi Dana Perimbangan : Kontribusi Transfer pada Pendapatan Daerah dan Stimulasi terhadap PAD

METODE PENELITIAN. (time series), yaitu tahun yang diperoleh dari Bag. Keuangan Pemda Lampung

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara

BAB I PENDAHULUAN. belanja modal sendiri terjadi akibat kebutuhan sarana dan prasarana suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti pembangunan harus dilaksanakan secara merata untuk segenap. unggulan yang berlangsung secara terus-menerus.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang dijadikan pedoman

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 1

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi NTB 1. Geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terletak antara 115'45-119 10 BT dan antara 8 5-9 5 LS. Wilayahnya di utara berbatasan dengan Laut Jawa, di selatan dengan Samudera Hindia, di timur dengan Selat Sepadan di barat dengan Selat Lombok. Luas wilayah keseluruhan adalah 49.32,19 Km2 yang terdiri atas daratan 20.152,15 Km2 dan lautan 29.159,04 Km2. Dua buah pulau besar yaitu Pulau Lombok dengan luas wilayah daratan 4.738,70 Km2 (23,51%) dan Pulau Sumbawa 15.414,37 Km' (76,49%). Selain itu juga dikelilingi ratusan pulau kecil. Pulau-pulau kecil tersebut diantaranya Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan, Gili Gede, Gili Nanggu, Gili Tangkong, Pulau Moyo, Pulau Bungin, Pulau Satonda, Pulau Kaung, dan Pulau Panjang.Panjang Pulau Lombok dari barat ke timur sekitar 80 km sedangkan Pulau Sumbawa dari barat ke timur sepanjang 300 km dan dari utara ke selatan sekitar 100 km. Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena: Terletak pada lintas perhubungan Banda Aceh- Kupang yang secara ekonomis cukup menguntungkan. Selat Lombok di sebelah barat dan Selat Makasar di sebelah utara merupakan jalur perhubungan laut strategis yang semakin ramai dari arah Timur 47

48 Tengah untuk lalu lintas bahan bakar minyak dan dari Australia berupa mineral logam ke Asia Pasifik. Merupakan lintas perdagangan ke Kawasan Timur Indonesia ( Surabaya Makasar). Terletak pada daerah lintas wisata dunia yang terkenal: Bali-Komodo-Tanah Toraja. Secara administratif NTB beribukota di Kota Mataram dan terdiri atas 10(Sepuluh) Kabupaten/Kota. Lima di Pulau Lombok yaitu: Kota Mataram dengan luas wilayah 56,35 km atau 0,28%, Kabupaten Lombok Barat luasnya 872,90 Km2 atau 8,18%, Kabupaten Lombok Tengah luasnya 1.427,65 Km2 atau 7,08%, Lombok Timur seluas 1.605,55 Km2 atau 7,97% dan Kabupaten Lombok Utara seluas 776,25 Km2 untuk Kabupaten lainnya di Pulau Sumbawa yaitu Kabupaten Sumbawa dengan luas wilayah 6.643,98 Km2 atau 32,97%, Kabupaten Sumbawa Barat dengan luas wilayah 1.849,02 Km2 atau 9,17%, Kabupaten Dompu dengan luas wilayah 2.324,60 atau 11,53%, Kabupaten Bima dengan luas wilayah 4.389,40 Km2 atau 21,78% dan Kota Bima dengan luas wilayah 207,50 Km2 atau 1,03%. 2. Wilayah Administrasi Pemerintahan Secara Administratif, Provinsi Nusa Tenggara Barat terbagi menjadi 8 Kabupaten dan 2 Kota. Berikut ini adalah daftar 8 Kabupaten dan 2 Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) beserta Ibukota dan Luas wilayahnya.

49 Tabel 4.1. Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Provinsi NTB Kabupaten/Kota Adm. Luas (km 2 ) Ibu Kota Kabupaten Bima 3.405,63 km 2 Woha Kabupaten Dompu 2.391,54 km 2 Dompu Kabupaten Lombok Barat 896,56 km 2 Gerung Kabupaten Lombok Tengah 1.095,03 km 2 Praya Kabupaten Lombok Timur 1.230,76 km 2 Selong Kabupaten Lombok Utara 776,25 km 2 Tanjung Kabupaten Sumbawa 6.643,98 km 2 Sumbawa Besar Kabupaten Sumbawa Barat 1.849,02 km 2 Taliwang Kota Bima 222,25 km 2 Bima Kota Mataram 61,3 km 2 Mataram Rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Provinsi NTB tahun 2014 sekitar 3,68 jiwa. Kabupaten yang memiliki rata-rata jumlah anggota rumah tangga tertinggi adalah kabupaten Dompu dengan nilai sekitar 4,11 jiwa sedangkan rata-rata terendah berada di kabupaten Lombok Tengah dengan nilai sekitar 3,35 jiwa.

50 Tabel 4.2. Anggota Rumah Tangga Provinsi NTB Kabupaten/Kota Adm Rata-rata Anggota Rumah tangga Lombok Barat 3,55 Lombok Tengah 3,35 Lombok Timur 3,41 Sumbawa 3,84 Dompu 4,11 Bima 3,98 Sumbawa Barat 3,93 Lombok Utara 3,60 Kota Mataram 3,66 Kota Bima 4,01 Jumlah/rata-rata 3,68 B. Gambaran Umum Variabel Penelitian 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pajak Daerah menjadi sumber utama dari PAD Provinsi NTB. Pada TA 2012, target pajak daerah yang dihasilkan sebesar Rp 555,2 miliar atau 69,95% dari total PAD. Sedangkan Retribusi Daerah merupakan sumber PAD dengan sumbangan terkecil, yaitu 1,96% atau

51 sekitar Rp 15,6 miliar. Sisanya, bersumber dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, masing-masing sebesar 11,20% dan 16,89%. GAMBAR 4.1 PAD Prov.NTB 2. Dana Perimbangan Transfer Pusat Secara kumulatif total dana transfer pusat masih sangat besar, yaitu 66% dari total Pendapatan atau sekitar Rp 1.56 triliun. Transfer Pusat kepada Provinsi tersebut terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus. Lebih dari setengah dana transfer pusat tersebut berasal dari DAU, yaitu

52 sebesar Rp 809,7 miliar (51,85%). Selanjutnya diikuti Dana Penyesuaian dan Otsus sekitar 29,58%, Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 15,16%, dan yang terkecil bersumber dari DAK 3,42% dari total dana transfer pusat. GAMBAR 4.2 APBD Prov.NTB Berdasarkan data informasi transfer ke daerah Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menyebutkan bahwa per 30 September 2012, realisasi Dana Transfer dari Pusat ke Provinsi NTB sebesar Rp 1,04 triliun dari total pagu Rp 1,49 triliun. Lain-lain Pendapatan Daerah Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah hanya bersumber dari Dana Hibah sebesar Rp 15,2 miliar.

53 3. Belanjan Langsung Total belanja Daerah Prov NTB TA 2012 yang dianggarkan pada APBD-P sebesar Rp 2,364 triliun. Sekitar 61,87% dari total Belanja Daerah tersebut dialokasikan untuk Belanja Tak Langsung, sedangkan selebihnya untuk Belanja Langsung sebesar Rp 901,5 miliar. Dari total Belanja daerah tersebut, terbanyak dialokasikan untuk Belanja Hibah dan Belanja Pegawai, masing-masing 24,71% (Rp 584 miliar) dan 23,56% (Rp 557,1 miliar). Sebagian lagi terbagi untuk Belanja Modal (17,78%), Belanja Barang dan Jasa (17%), Belanja Transfer antar Daerah (11,47%), dan Belanja Lain-lain (5,49%). GAMBAR 4.3 Meskipun nilai Belanja Lain-lain dalam komposisi Belanja Daerah paling kecil, tapi pada APBD-P TA 2012 ini; beberapa jenis belanja

54 yang dikategorikan Belanja Lain-lain dalam uraian ini, antara lain Belanja Bantuan Sosial (Bansos) mengalami peningkatan signifikan sebesar 23,72% dari jumlah semula sebesar Rp 93 miliar dan Belanja Tidak Terduga meningkat hampir setengahnya, yaitu Rp 4,5 miliar sehingga berubah menjadi Rp 14,5 miliar. Peningkatan jumlah belanja Bansos disebabkan oleh pergeseran dari Belanja Langsung Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) sebesar Rp 19 miliar lebih ke Biro Keuangan. Sedangkan penambahan pada Belaja Tidak Terduga disebabkan oleh jumlah dana Tidak terduga hanya bersisa Rp 3 miliar.