I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Peran penting tersebut antara lain sektor pertanian

PETA PENELITIAN TERHADAP 12 JENIS BUAH LOKAL INDONESIA PADA SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI LULUSAN IPB

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis basah dengan keragaman

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

BAB I PENDAHULUAN. salah satu potensi terbesar yang ada di Indonesia. Hal ini tercermin dari

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi per Kapita per Tahun Buah-Buahan di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

Konsumsi Buah Dan Sayur Susenas Maret Dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2017


LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

AGRIBISNIS SAYURAN DAN BUAH: PELUANG PASAR, DINAMIKA PRODUKSI DAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

KUESIONER PENELITIAN

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

LAMPIRAN 1 KUESIONER

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

PENDAHULUAN. Tabel 1 Ekspor komoditas hortikultura tahun Volume. Nilai (US$)

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BUAH BUAHAN TROPIKA Oleh Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

KETERSEDIAAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK DI KABUPATEN TUBAN : PENDEKATAN NERACA BAHAN MAKANAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gamping Kabupaten Sleman ini dilakukan terhadap 117 orang responden yang

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang meliputi buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan berfungsi penting dalam proses metabolisme tubuh karena mengandung vitamin, mineral, protein dan karbohidrat. Volume impor hortikultura selalu mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai tahun 2011, namun pada tahun 2012 mengalami penurunan. Penurunan volume impor pada tahun 2012 disebabkan adanya pemberlakuan Permentan No.60 tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura. Peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan pangan pada produk hortikultura yang diimpor serta membatasi pintu masuk produk hortikultura yang masih mengandung residu pestisida (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2013). Di Indonesia, jenis buah buahan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: kelompok mangga, jeruk, rambutan dan pisang; kelompok durian, manggis, salak, nangka dan nenas; serta kelompok apel, anggur, pepaya, duku dan melon (Poerwanto, 2004). Buah mangga adalah buah musiman yang berbentuk pohon. Rasa daging buah mangga yang manis dan bertekstur lembut serta menyegarkan ketika dimakan menjadikan buah mangga selalu dicari banyak orang apalagi ketika musimnya.

2 Provinsi Lampung merupakan 5 besar sentra produksi 22 jenis buah di Indonesia. Tahun 2014, produksi buah di Provinsi Lampung mencapai 1,4 juta ton. Jumlah tersebut memberikan kontribusi terhadap produksi nasional sebesar 7,3% dan terhadap produksi Pulau Sumatera sebesar 26,9 % (Antara News, 2014). Produksi buah-buahan di Provinsi Lampung meliputi: buah pisang, pepaya, nanas, mangga, alpukat, jeruk, durian, manggis, jambu biji, duku, dan semangka. Provinsi Lampung adalah 3 besar sentra produksi mangga di Pulau Sumatera. Pada tahun 2013, produksi mangga terbanyak adalah Provinsi Sumatera Utara, pada urutan kedua Provinsi Aceh dan Provinsi Lampung pada peringkat ketiga. Jumlah produksi buah mangga menurut provinsi di Pulau Sumatera tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah produksi buah mangga menurut provinsi di Pulau Sumatera tahun 2009-2013 (ton) No Provinsi Produksi (ton) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Aceh 22.422 21.281 27.053 39.465 23.108 2 Sumatera Utara 21.971 28.132 31.743 35.471 34.549 3 Sumatera Barat 9.649 7.309 9.308 8.665 7.808 4 Riau 7.029 5.341 6.005 7.337 4.582 5 Kepulauan Riau 1.843 2.170 4.047 3.887 1.830 6 Jambi 2.798 2.207 3.459 3.898 2.217 7 Sumatera Selatan 13.589 8.310 9.284 14.294 9.683 8 Kp. Bangka Belitung 3.440 2.810 4.143 3.634 1.830 9 Bengkulu 3.966 3.314 5.169 6.309 5.564 10 Lampung 15.513 12.480 24.752 21.725 13.797 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa Provinsi Lampung merupakan 3 besar sentra produksi buah mangga dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Produksi buah mangga di Provinsi Lampung dari tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi. Pada

3 tahun 2009-2011 selalu mengalami kenaikan hingga mencapai jumlah produksi sebesar 24.752 ton. Namun demikian pada tahun 2011 hingga tahun 2013, produksi mangga di Provinsi Lampung mengalami penurunan yaitu sebesar 24.752 ton pada tahun 2011 dan pada tahun 2013 hanya mencapai 13.797 ton. Produksi mangga di Provinsi Lampung tersebar di seluruh kabupaten/kota. Perkembangan jumlah produksi mangga menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung dari tahun 2011 hingga tahun 2013 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah produksi mangga menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2011-2013 (kuintal) Kabupaten/Kota Produksi (kuintal) No 2011 2012 2013 1 Bandar Lampung 3.104 8.514 4.503 2 Lampung Barat 10.043 5.671 466 3 Lampung Selatan 44.229 44.169 38.308 4 Lampung Tengah 21.263 12.055 17.097 5 Lampung Timur 19.662 23.226 22.333 6 Lampung Utara 28.008 35.263 17.097 7 Mesuji 2.561 3.692 926 8 Metro 444 1.645 2.451 9 Pesawaran 28.334 39.110 24.390 10 Pringsewu 1.233 1.076 2.119 11 Tanggamus 7.039 10.924 4.699 12 Tulang Bawang 10.631 15.358 12.041 13 Tulang Bawang Barat 9.946 9.672 5.883 14 Way Kanan 60.929 6.872 5.155 Jumlah/ total 247.516 217.247 165.869 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, 2014 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa Kabupaten Lampung Selatan menghasilkan produksi mangga terbesar pada tahun 2011 dan 2012, akan tetapi mengalami penurunan pada tahun 2013 hingga mencapai produksi sebesar 38.308 kuintal. Namun demikian, Kabupaten Lampung Selatan juga merupakan penghasil

4 produksi mangga tertinggi pada tahun 2013. Peringkat kedua Kabupaten Lampung Timur dengan produksi sebesar 24.390 kuintal, sedangkan produksi mangga terendah berada di Kabupaten Mesuji dengan jumlah produksi hanya sebesar 926 kuintal. Secara umum peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah konsumsi berbagai produk pangan termasuk buah-buahan. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Lampung semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Lampung. No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa) 2008 2009 2010 2011 2012 1 Bandar Lampung 822.880 833.517 881.801 1.364.759 1.446.160 2 Lampung Barat 393.818 401.095 419.037 439.826 472.443 3 Lampung Selatan 929.702 943.885 912.490 1.079.791 1.104.763 4 Lampung Tengah 1.177.967 1.195.623 1.170.717 1.444.733 1.454.969 5 Lampung Timur 947.193 957.479 951.639 1.109.015 1.117.023 6 Lampung Utara 567.164 571.883 584.277 780.108 781.787 7 Mesuji - 185.951 187.407 256.574 320.333 8 Metro 134.162 136.273 145.471 166.452 160.962 9 Pesawaran 420.014 429.697 398.848 516.014 570.094 10 Pringsewu - 368.429 365.369 384.252 472.022 11 Tanggamus 845.777 486.284 536.613 630.992 708.967 12 Tulang Bawang 787.673 418.802 397.906 417.651 503.002 13 Tulang Bawang Barat - 196.518 250.707 268.435 268.645 14 Way Kanan 364.778 366.707 406.123 468.843 473.368 Provinsi Lampung 7.391.128 7.492.143 7.608.405 9.327.445 9.854.538 Keterangan: - data masih bergabung dengan kabupaten induknya Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2013 Berdasarkan Tabel 3, jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2012 adalah di Kabupaten Lampung Tengah sebesar 1.454.969 jiwa, yang diikuti oleh Kota Madya Bandar Lampung sebesar 1.446.160 jiwa. Kabupaten Lampung Timur merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga, dan pada

5 peringkat keempat adalah Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah penduduk sebesar 1.104.763 jiwa. Kota Metro merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Penduduk membutuhkan bahan pangan yang bergizi untuk memenuhi asupan gizinya, meliputi; padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, lemak, kacangkacangan, gula, sayuran, buah dan lain lain (Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, 2014). Konsumsi pangan penduduk Provinsi Lampung menurut wilayah kota dan desa tahun 2013 disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah konsumsi pangan penduduk menurut kelompok pangan di Provinsi Lampung tahun 2013 Kelompok/ Jenis Pangan Wilayah Kota Wilayah Desa Total Wilayah Berat Pangan Berat Pangan Berat Pangan gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun gram/hari kg/tahun Padi-padian 303,5 110,8 342,7 125,1 332,6 121,4 Umbi-umbian 33,3 12,2 50 18,3 45,7 16,7 Pangan Hewani 87,1 31,8 80,0 29,2 81,8 29,9 Minyak dan lemak 29,2 10,6 32,4 11,8 31,6 11,5 Biji Berminyak 6,6 2,4 13,1 4,8 11,4 4,2 Kacang-kacangan 28,6 10,4 28,5 10,4 28,5 10,4 Gula 24,3 8,9 31,6 11,5 29,7 10,8 Sayuran 164,8 60,2 199,8 72,9 190,8 69,6 Buah 86,6 31,6 91,9 33,5 90,5 33,0 Lain-Lain 47,8 17,4 42,3 15,5 43,7 16,0 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, 2014 Berdasarkan Tabel 4, konsumsi buah masyarakat Provinsi Lampung pada wilayah kota adalah sebesar 86.6 gram/hari atau 31,6 kg/tahun, sedangkan pada masyarakat wilayah desa adalah sebesar 91,9 gram/hari atau 33,5 kg/tahun. Secara total wilayah, konsumsi buah pada masyarakat Provinsi Lampung sebesar 33 kg/tahun atau 90,41 gram/hari. Berdasarkan Pusat Kajian Buah Tropika

6 Institut Pertanian Bogor, 2013 bahwa konsumsi buah pada masyarakat Indonesia perkapita adalah sebesar 35,8 kg/tahun atau 98 gram/hari. Kondisi tersebut tergolong masih rendah jika dibandingkan dengan standar konsumsi buah/kapita FAO (Food and Agriculture Organization) adalah sebesar 75 kg/tahun atau 205,47 gram/hari. Konsumsi buah penduduk Provinsi Lampung pada tahun 2013, berada di bawah rata- rata konsumsi buah masyarakat Indonesia. Konsumsi buah masyarakat Provinsi Lampung juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan standar konsumsi buah/kapita FAO. Pada Tabel 5 disajikan konsumsi buah penduduk Provinsi Lampung tahun 2013 menurut jenis buah-buahan. Tabel 5. Konsumsi buah penduduk Provinsi Lampung tahun 2013 Jenis Buah Rata-rata Konsumsi Perkapita /Minggu Rata-rata Konsumsi Perkapita /Hari Kota Desa Total Kota Desa Total Jeruk 52,8 30,2 41,5 7,5 4,3 5,9 Mangga 4,8 1,6 3,2 0,7 0,2 0,45 Apel 14,8 10,6 12,7 2,1 1,5 1,8 Alpukat 5,3 2,4 3,85 0,8 0,3 0,55 Rambutan 126,4 206 166,2 18,1 29,4 23,75 Duku 67,9 37,1 52,5 9,7 5,3 7,5 Durian 3,4 9,3 6,35 0,5 1,3 0,9 Salak 11,7 11,9 11,8 1,7 1,7 1,7 Nanas 4,3 2,5 4,4 0,6 0,4 0,5 Pisang Ambon 18,1 12 15,05 2,6 1,7 2,15 Pepaya 22,8 13,6 18,2 3,3 1,9 2,6 Jambu 5,4 9,8 7,6 0,8 1,4 1,1 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, 2014 Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa rata- rata konsumsi jenis buah perkapita/minggu dan rata- rata konsumsi jenis buah perkapita/ hari penduduk Provinsi Lampung berbeda beda berdasarkan wilayah kota dan wilayah desa.

7 Jenis buah yang rata- rata konsumsi perkapita/minggu berdasarkan wilayah total paling rendah adalah buah mangga yaitu sebesar 3,2 gram/minggu atau 0,45 gram/hari. Rata- rata konsumsi buah mangga berdasarkan wilayah kota lebih tinggi dibandingkan dengan rata- rata konsumsi buah mangga pada wilayah desa. Rata- rata konsumsi buah mangga berdasarkan wilayah kota adalah sebesar 4,8 gram/minggu atau 0,7 gram/hari, sedangkan rata- rata konsumsi buah mangga pada wilayah desa adalah sebesar 1,6 gram/minggu atau 0,2 gram/hari. Mangga (Mangifera indica) adalah salah satu buah musiman yang tumbuh baik di daerah tropis. Jenis buah mangga meliputi mangga indramayu, mangga arum manis, mangga apel, mangga gadung, mangga kueni, dan mangga golek. Buah mangga mengandung zat gizi yang diperlukan untuk tubuh seperti energi, protein, karbohidrat, vitamin C, vitamin A dan lain sebagainya. Kandungan gizi buah mangga indramayu per 100 gram disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Kandungan gizi buah mangga indramayu per 100 gram buah. Kandungan gizi Jumlah Energi 72,00 Kkal Karbohidrat 18,70 g Protein 0,80 g Total Lemak 0,20 g Kalsium 13,00 mg Fosfor 10,00 mg Fe 1,90 mg Vitamin A 765,00 IU Vitamin B 1 0,06 ug Vitamin C 16,00 mg Air 80,20 g Bdd 65,00 % Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Indonesia, 2013.

8 Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa nilai bdd atau persentase bagian buah yang dapat dikonsumsi adalah 65,00 %. Kandungan energi buah mangga indramayu adalah sebesar 72,00 Kkal, kandungan karbohidrat 18,70 gram dan kandungan protein adalah 0,80 gram. Buah mangga indramayu merupakan sumber vitamin dan mineral. Kandungan Vitamin A adalah sebesar 765,00 IU, Vitamin B 1 sebesar 0,06 ug dan kandungan Vitamin C adalah sebesar 16,00 mg. B. Perumusan Masalah Peningkatan jumlah penduduk Provinsi Lampung tentunya akan meningkatkan jumlah konsumsi akan bahan pangan. Buah-buahan merupakan salah satu pangan yang memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian. Buah-buahan juga berfungsi penting dalam proses metabolisme tubuh karena mengandung vitamin, protein dan mineral. Konsumsi buah pada masyarakat Provinsi Lampung tahun 2013 adalah sebesar 33 kg/tahun, sedangkan standar konsumsi buah/kapita yang dianjurkan oleh FAO adalah sebesar 75 kg/tahun. Pada tahun 2013, konsumsi buah mangga masyarakat Lampung paling rendah dibandingkan dengan buahbuahan lainnya. Konsumsi buah mangga masyarakat Provinsi Lampung pada wilayah kota adalah sebesar 4,8 gram/minggu sedangkan pada masyarakat wilayah desa adalah sebesar 0,7 gram/minggu. Provinsi Lampung sebagai sentra produksi mangga ketiga di Pulau Sumatera, namun tingkat konsumsi buah mangga di Provinsi Lampung tergolong masih rendah. Tingkat konsumsi buah mangga masyarakat wilayah kota lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumsi masyarakat wilayah desa. Permintaan dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, harga barang lain, tingkat pendapatan,

9 distribusi penduduk, dan selera (Lipsey dkk, 1995). Permintaan buah mangga indramayu dapat dipengaruhi oleh harga buah mangga indramayu, harga mangga jenis lain, jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan,dan tingkat pengetahuan gizi konsumen Buah mangga indramayu dapat diperoleh dengan mudah di berbagai pasar tradisional di Provinsi Lampung. Permintaan buah mangga indramayu selama satu musim menggambarkan permintaan buah mangga indramayu selama satu tahun. Hal tersebut terjadi karena selama satu tahun terdapat satu kali musim buah mangga indramayu. Berdasarkan prasurvei yang dilakukan di berbagai pasar tradisional Kota Madya Bandar Lampung diperoleh bahwa konsumen banyak yang membeli buah mangga indramayu dibandingkan dengan buah mangga yang lain. Berdasarkan prasurvei terdapat 13 responden yaitu sebesar 15,47% dari 84 responden yang diteliti atau merupakan 43 % dari 30 responden minimal yang dijadikan sampel dalam suatu penelitian. Dari 13 responden tersebut, terdapat 9 responden membeli buah indramayu, 3 responden membeli mangga arum manis, dan 1 responden membeli mangga manalagi. Persentase buah mangga indramayu yang dibeli oleh konsumen adalah sebesar 69,23%, mangga arum manis adalah sebesar 23,07% dan mangga manalagi adalah sebesar 7,69%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buah mangga yang paling banyak dibeli oleh konsumen di pasar tradisional adalah buah mangga indramayu. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji bagaimanakah permintaan buah mangga indramayu di pasar tradisional pada wilayah kota di Provinsi Lampung.

10 Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan permasalahan penelitian yaitu: 1. Bagaimana pola konsumsi (jumlah, frekuensi, tujuan dan cara mengonsumsi) buah mangga indramayu oleh konsumen di wilayah kota, Provinsi Lampung? 2. Faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi permintaan buah mangga indramayu oleh konsumen di wilayah kota, Provinsi Lampung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pola konsumsi (jumlah, frekuensi, tujuan, dan cara mengonsumsi) buah mangga indramayu oleh konsumen di wilayah kota, Provinsi Lampung. 2. Menganalisis faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan buah mangga indramayu oleh konsumen di wilayah kota, Provinsi Lampung. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengkonsumsi buah yang akan dibeli. 2. Peneliti lain, sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang melakukan penelitian sejenis.