PENGOLAHAN DENGAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Zat Aditif pada Makanan

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

Proses Pembuatan Madu

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

Pengawetan pangan dengan pengeringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

SOAL UJIAN AKHIR ANALISIS MAKANAN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BABI PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Souvia Rahimah Jatinangor, 3 November 2009

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

Alasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Karakteristik mutu daging

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

MANISAN KERING BENGKUANG

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

Topik : PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN. TIK: Setelah mengikuti kuliah ini, anda akan dapat menjelaskan Perkembangan Teknologi Pasca Panen

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

Makalah Program Pengabdian kepada Masyarakat BAHAN ADITIF DALAM MAKANAN

PENGOLAHAN DAGING DAGING KURING/CURED MEAT. Materi 5a TATAP MUKA ke 5 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

MANISAN BASAH BENGKUANG

1/14/2014 ANTIOKSIDAN PENGGOLONGAN ANTIOKSIDAN

Praktikum Pengaweta Makanan Minuman PENGARUH MACAM DAN KADAR ZAT PENGAWET TERHADAP MASA SIMPAN MAKANAN/MINUMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan di dalam kehidupannya (Effendi, 2012). Berdasakan definisi dari WHO

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGOLAHAN DENGAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN Zat Aditif Makanan/Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu (BTM). Misalnya : zat pewarna, penyedap rasa, dan aroma, pemanis antioksidan, pengawet dsb. Di USA terdapat 48 macam BTM.

BTM dibagi menjadi 2 : Aditif sengaja : aditif yang diberikan dengan sengaja, pada umumnya dalam jumlah kecil, dengan maksud dan tujuan tertentu. Misal : untuk meningkatkan citarasa, memantapkan bentuk dan rupa dsb. Aditif tidak sengaja : aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah kecil sebagai akibat dari proses pengolahan. Berdasarkan asalnya, ada 2 macam BTM : Alami. Contoh : lesitin, asam sitrat dsb. Bahan sintetik. Contoh : ß karoten/ asam askorbat sintetik dsb.

Kelebihan : lebih pekat, lebih stabil, lebih murah Kelemahan : ketidaksempurnaan proses menyebabkan produk mengadung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan/ karsinogenik dan aftertaste ZAT PEMANIS SINTETIK Zat Pemanis Sintetik adalah zat yang dapat menimbulkan rasa manis/mempertajam rasa manis (kalorinya lebih rendah dari gula), namun hanya beberapa saja yang boleh dipakai dalam bahan pangan. Contoh : Na-siklamat (kemanisan 30 x sukrosa)

Ca-siklamat dilarang di Amerika, namun di Indonesia masih digunakan, padahal hasil metabolisme siklamat menghasilkan sikloheksamina (merupakan senyawa karsinogenik penyebab tumor kandung kemih) Yang banyak digunakan : Ca-sakarin (kemanisan 300 x) Na-sakarin (berdasarkan penelitian di Canada menyebabkan tumor kandung kemih) Pada konsentrasi tinggi menyebabkan rasa pahit dan getir aftertaste Sebaiknya beralih ke pemanis alami : fruktosa, glukosa, sorbitol, maltosa dsb.

Tabel 5. Kemanisan relatif gula Pemanis Fruktosa Sukrosa Gula Invert Glukosa Sorbitol Maltosa Laktosa Kemanisan relatif 114 100 95 69 51 40 39

Zat Pewarna Makanan Saat ini banyak terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna, yaitu zat pewarna untuk tekstil dan kulit digunakan mewarnai bahan makanan. Hal ini disebabkan karena : Ketidaktahuan masyarakat. Tidak ada UU yang melarang penggunaannya dan sanksi terhadap pelanggaran. Harga lebih murah. Ada residu logam berat

Efek negatif : pada proses pembuatan zat warna sintetik, ada penambahan asam sulfat/ asam nitrat sering terkontaminasi logam berat (bersifat racun) menghasilkan senyawa antara yang berbahaya/tertinggal dalam produk akhir membentuk senyawa baru yang berbahaya. Syarat- syarat zat pewarna makanan: Kadar As 0,00014% Kadar Pb 0,001% Logam berat lain tidak boleh ada Batas penggunaan Zat Pewarna Dalam Bahan Pangan (ppm ): Minuman (75), produk susu (30), kembang gula dan biscuit (100), roti (50), sosis (125), makanan hewan (200), tepung sari buah(140) dsb.

Penyedap rasa dan Aroma Aroma buah- buahan berasal dari campuran berbagai ester (volatile) Aroma bawang berasal dari senyawa sulfur Aroma produk reaksi maillard berasal dari senyawa furfural dan maltol Aroma daging berasal dari pemecahan asam amino dan asam lemak Proses Identifikasi : Ekstraksi seny aroma misal : myk atsiri & oleoresin dr Destilasi uap Kondensasi Lapisan minyak atsiri Pemurnian tumbuhan & rempah-rempah

Contoh : aroma apel sintetik (12 komponen), yaitu geranil, valerat, isoamil valerat, vanillin, isoamil butirat dsb. Pembangkit Citarasa (Flavour potentiator / Flavor intensifier / Flavor enhancer) adalah senyawa yang dapt meningkatkan cita rasa yng diinginkan dan mengurangi rasa yang tidak diinginkan pada bahan pangan. Senyawa yang umum digunakan: L - glutamate dan garamnya, contoh: MSG, 5 nulkeotida Contoh : Inosin 5` monofosfat (5`- IMP) Guanidin 5` monofosfat(5`- GMP)

MSG : Mono Sodium Glutamate OH H H H C C C C COONa O H H NH2 Contoh : penambahan MSG pada sayur sop, menghasilkan kuah dengan rasa daging. Rata- rata konsumsi MSG 0,12 kg /orang/tahun Pada th 1969 terjadi kasus Chinese Restaurant Syndrome Mula- mula diduga karena MSG pada sup (di restoran cina), Penelitian menunjukkan penyakit tersebut disebabkan senyawa hasil metabolisme glutamat, yaitu : GABA, serotin, histamin, namun hingga kini data blm lengkap.

ANTIOKSIDAN Antioksidan terdapat dalam 2 cara yaitu secara alamiah dalam lemak nabati atau sengaja ditambahkan dari luar Terdapat 2 jenis Antioksidan yaitu : Antioksidan primer dan antioksidan sekunder 1. Antoksidan Primer: adalah suatu zat yang dapat menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal (melepaskan hydrogen). Antioksidan Alami eg. Vitamin E/Tokoferol, lesitin, fosfatida, sesamol, gosipol, asam askorbat, & asam yang mengandung sulfur.

Tokoferol:paling banyak dlm minyak nabati, plg byk ikatan rangkap yg mudah dioksidasi (= melindungi lemak dari oksidasi). Antioksidan Sintetik Ditambahkan kedalam bahan pangan/ lemak untuk mencegah ketengikan. Contoh : Senyawa fenol ( agak beracun); Butylated Hydroxy Anisole (BHA), BHT, Propyl gallate (PG), Nordihidroquaiaretic acid (NDGA) Cara kerja : Berfungsi sebagai donor yang diperlukan untuk membentuk hydrogen peroksida (donor biasanya Asam Lemak Tidak jenuh) Molekul antioksidan akan teroksidasi tetapi radikal bebas tidak terbentuk.

2. Antioksidan Sekunder Suatu zat yang dapat mencegah kerja prooksidan ( = digolongkan sinergik), contoh : - Asam dikarboksilat dan Asam trikarboksilat bersifat dapat mengikat logam (sequestran) - Asam sitrat mengikat Fe pada minyak kacang kedelai, EDTA mengikat logam dlm myk salad. - Vitamin C ditambahkan dalam daging sebagai antioksidan (namun tidak menambah nilai gizi). Sinergisme: Penggunaan 2 atau lebih antioksidan menghasilkan pengaruh yang lebih besar daripada 1 antioksidan. Contoh : Quinon dan asam askorbat.

BAHAN PENGAWET KIMIA adalah suatu kelompok bahan kimia yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam BP/ada didalam BP akibat perlakuan pra pengolahan, pengolahan, atau penyimpanan. Tujuan (khususnya yang bersifat anti mikroba) : adalah untuk menghambat/menghentikan kegiatan-kegiatan mikroba (bakt, kp, kh) di dalam BP yg akan disimpan lama. Daya kerja bahan pengawet: Merusak metabolisme dalam sel mikroba. Merusak membran sel. Mengganggu aktivitas enzim dalam sel. Merusak sistem genetika.

1. Sulfuroksida (SO2) dan garamnya Digunakan terbatas pada beberapa jenis bahan pangan Dalam bentuk asam/ garamnya Untuk menghambat : pencoklatan enzimatik dan non-enzimatik dan enzim- enzim yang mempercepat reaksi Sebagai antioksidan dan reducing agent Efektif pada bahan pangan asam (ph 2,5-4) Efektif menghambat bakteri daripada khamir. Contoh : Pada pembuatan anggur: Menghambat bakteri dan yeast liar Tidak menghambat yeast anggur.

2. Asam benzoat dan garamnya Digunakan pada produk buah- buahan. Kadang- kadang dikombinasikan dengan SO2. Efektif menghambat khamir dan bakteri daripada kapang (kapang dihambat pd mkn dengan keasaman tinggi/konsentrasi 25 ppm) Pemakaian tidak boleh melebihi batas. Kelebihan: Tidak bereaksi dengan zat- zat yang terdapat dalam bahan pangan Tidak menyebabkan korosi. Contoh penggunaan as. benzoat dan as. sorbat: Sari buah, minuman karbonasi 400ppm. Namun tidak boleh ada pada anggur, bir, acar sayur, dan pengeringan buah.

3. Asam Sorbat dan Garamnya Asam sorbat adalah asam 2,4 hexadienat, umumnya digunakan dalam bentuk garam kalium sorbat. Efektif untuk khamir dan kapang tidak efektif menghambat bakteri,misal : Lactobacillus sp, Staphylocuccus sp, Clostridium botulinum. Lebih efektif pada keasaman tinggi daripada asam benzoat. Penggunaan : kue, keju, dan bahan pangan setengah basah (digunakan sebagai anti kapang). 4.Nitrit Dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan.

Digunakan pada daging kering, digunakan untuk mempertahankan warna merah. Batas penggunaan Na/ KNitrit 200pm O2 dapat menyebabkan warna daging menjadi coklat (oksidasi) (Nitrit oksida mioglobin berubah menjadi Metmyoglobin) Pada daging kuring: digunakan campuran nitrat dan nitrit. Hal ini bertujuan agar nitrat akan berubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga kadar nitrit dalam daging tidak berlebihan.

Perubahan Warna Daging Secara Kimia Mioglobin O2 Oksiomioglobin (merah ungu) (merah cerah) Fe2+ Nitrat/nitrit Nitrosomioglobin Metmioglobin (merah pink) (coklat) Fe2+ Oksidasi, O2,cahaya,suhu Fe3+ Hemochromogen Nitrosomiokhroma(pink) Fe2+ Oksida porphirine (hijau, kuning, tidak berwarna)

PROSES KURING DAGING 1.Cara pembaluran -hilangkan lemak pd permukaan daging, cuci dan tiriskan -timbang garam dapur, gula dan sendawa (8:3:2) sebanyak 6-9% berat daging. Campur dan bagi menjadi 3 bagian -balurkan bagian pertama pd daging simpan pada suhu 2-4oC selama 1 mgg -balurkan bagian kedua pd hari ke 7 dan bagian ketiga pada hari ke 14. -selama penyimpanan daging dibolak-balik 2.Cara perendaman -Buat larutan dg perbandingan (6:3:3)oz dan 4 gal air, rendam daging pada suhu 2-4oC selama 2 mgg 3.Cara penyuntikan dan perendaman -Buat larutan dg perbandingan (6:3:3)oz dan 4 gal air. Suntikkan ke dalam daging sebanyak 10-20%, rendam daging dlm larutan sisa, simpan pd suhu 2-4oC selama 2 mgg 4.Cara Penyuntikan dan pembaluran - Buat larutan dg perbandingan (6:3:3)oz sebanyak 10-20% dan suntikkan ke dalam daging, balurkan bahan kuring sisa dan simpan pd suhu 2-4oC selama 2 mgg

Pemakaian Zat Aditif yang Tidak Dikehendaki : Untuk menutupi adanya proses pengolahan dan penanganan yang salah Untuk menipu konsumen Menyebabkan terjadinya pengurangan nilai gizi yang besar Pengaruhnya, bisa diperoleh secara alami dengan proses pengolahan yang baik dan murah. Jumlah zat aditif yang diizinkan dalam bahan pangan merupakan kebutuhan minimal untuk mendapatkan pengaruh yang dikehendaki. Konsumen harus diberi informasi adanya zat aditif (utama) dalam bahan pangannya.

Contoh zat aditif yang tidak mempunyai nilai fungsional : Asam borat/ boraks dalam codfish dan telur sebagai pengawet (untuk menutupi proses pembuatan dan penyimpanan yang jelek Tembaga dalam kapri kaleng sebagai pewarna (untuk membuat kapri nampak kurang masak) Formaldehida dalam susu sebagai anti mikroba, dalam telur beku untuk menutupi bau dari penguraian (menutupi proses pembuatan dan penyimpanan yang jelek) Hidrogen peroksida dalam krim dan susu sebagai pengawet Salisilat dalam saus udang Natrium nitrit dalam irisan ikan sebagai pengawet (pengganti proses pembuatan dan penyimpanan yang baik) Sulfit (untuk memerahkan daging yang basi) dsb.

Syarat antioksidan sintetik: 1. Tidak berbahaya bagi kesehatan 2. Tidak menimbulkan warna yang tidak diinginkan 3. Efekif pada konsentrasi rendah 4. Larut dalam lemak 5. Mudah di dapat 6. Ekonomis 7. Pada bahan pangan penggunaan antioksidan sintetik harus dicantumkan.

Efektivitas bahan pengawet tergantung pada: Macam dan konsentrasi pengawet. Komposisi bahan pangan. Jenis dan populasi mikroba yang menghambat. Media/ lingkungan. Komposisi bahan pengawet. Kadar air dan faktor penghambat lain. Bahan Pengawet Kimia umumnya adalah senyawa asam yang mempunyai efektifitas hanya pada ph yang rendah. Kelemahan: 1. Pada konsentrasi tinggi menghasilkan rasa yang tidak disukai 2. Jika bereaksi dengan aldehid/keton menyebabkan efektifitas hilang 3. Dapat mengakibatkan korosi pada kaleng, sebaiknya bahan pangan yang mengandung SO2 dikemas dalam gelas/ wadah plastik.