III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat da waktu peelitia Peelitia dilaksaaka pada laha pertaama padi sawah irigasi Kelompok Tai Sri Mulya Desa Priggodai Kecamata Sukadaa Kabupate Lampug Timur, dega areal pertaama padi yag diteliti seluas 10 ha dari total luas seluruh areal pertaama padi di Priggodai seluas 15 ha, dimaa sejak pembukaa laha, laha tersebut secara terusmeerus ditaami padi. Peelitia ii dilaksaaka pada bula Mei 2012 sampai Jui 2012. Titik koordiasi lokasi peelitia berada pada 0559799 mt 0559731 mt da 9439013 mu 9439091 mu serta 0560047 mt 0560178 mt da 9439675 mu 9439580 mu. Peta lokasi peelitia selegkapya tertera pada gambar 1 (Lampira). 3.2 Alat da Baha Alat-alat yag diguaka atara lai : 1. Bor taah : utuk pembuata profil borrig, pegambila sampel taah da deskripsi karakteristik taah selegkapya tertera pada gambar 2 (Lampira). 2. Metera : utuk megukur kedalama taah. 3. Katog plastik : utuk tempat sampel taah. 4. Kamera digital : utuk megambil gambar yag medukug kelegkapa data pada lokasi peelitia. 5. Buku musell soil colour chart : diguaka utuk megamati da megetahui karakteristik taah melalui pegamata wara taah
6. Global Positioig System (GPS) : utuk megukur titik koordiat lokasi peelitia da meghitug kemiriga lereg. 7. Alat-alat tulis : utuk mecatat data yag diperoleh lagsug di lapaga, da alat-alat laboratorium utuk megaalisis taah. 8. Alat-alat Laboratorium : diguaka utuk megaalisis sampel taah di laboratorium Baha yag diguaka dalam peelitia adalah cotoh taah yag diambil secara komposit dari lima titik dega kedalama pegambila sampel taah 0-20 cm da 20 40 cm da baha-baha kimia utuk aalisis taah di laboratorium. 3.3 Metode Peelitia Peelitia ii dilakuka dega megguaka metode survei dega pedekata evaluasi laha secara paralel, yaitu melakuka aalisis fisik ligkuga berdasarka kriteria fisik Djaeuddi, dkk. (2000) da aalisis kelayaka usaha budidaya taama padi dega meilai Net Preset Value (NPV), Net Beefit Cost Ratio (Net B/C) da Iteral Rate of Retur (IRR). Pelaksaaa survei dilakuka bertahap yaitu: tahap persiapa, survei utama, da aalisis data (data primer da sekuder), pegukura da pegamata lapag, pegambila cotoh taah, aalisis taah di laboraturium, da aalisis data. 3.4 Pelaksaaa Peelitia Pelaksaaa peelitia dilakuka dega beberapa tahapa yaitu: 3.4.1 Persiapa Pada tahap ii meliputi pegurusa perizia peelitia, studi pustaka tetag keadaa
umum lokasi peelitia sehigga diperoleh gambara umum tetag lokasi peelitia, seperti peta lokasi, data iklim, karakteristik laha da pegguaa laha, peyusua daftar pertayaa (kuisioer). 3.4.2 Pegumpula Data a) Jeis data yag dikumpulka Data yag dikumpulka adalah data fisik da data sosial ekoomi. Data fisik meliputi data fisik primer da data fisik sekuder, semetara itu data sosial ekoomi juga meliputi data sosial ekoomi primer da data sosial ekoomi sekuder. Pegumpula data fisik primer dilakuka secara observasi serta wawacara lagsug dega 10 petai pemilik laha. Data yag diamati da diukur lagsug dilapag yaitu draiase, baha kasar, kedalama taah, bahaya sulfidik, lereg, bahaya erosi dilapag, geaga, batua dipermukaa, da batua sigkapa. Data fisik sekuder diperoleh dari istasi atau lembaga yag berhubuga dega peelitia ii. Data yag dikumpulka meliputi: data temperatur udara, data curah huja, da data kelembaba 10 tahu terakhir. Data sosial ekoomi primer diperoleh dega cara mewawacarai 10 orag petai respode yag mecakup areal 10 ha selama 2 tahu terakhir (4 musim). Data yag dikumpulka sebagai data primer meliputi biaya produksi (sewa laha, beih, pegaira, pupuk, pestisida), peralata, teaga kerja (peyemaia, cabut semai, peaama, pemupuka, peyemprota, peyiaga, pemaea), sewa mesi gilig, da trasportasi. Data sosial ekoomi sekuder diperoleh dega cara melihat suku buga bak yag berlaku saat ii. Data yag dikumpulka adalah suku buga bak. b) Pegamata lapag Variabel yag diamati pada tahap pegamata lapag meliputi: media perakara
(draiase, baha kasar, da kedalama taah), toksisitas (saliitas), bahaya sulfidik (kedalama sulfidik), bahaya erosi (lereg da bahaya erosi), bahaya bajir (geaga), da peyiapa laha (batua permukaa da sigkapa batua). 1. Draiase Cara pegamataya di lapag yaitu melalui pegamata wara lapisa taah melalui pegebora taah, musell soil colour chart. 2. Baha kasar Cara pegamata baha kasar dilapag yaitu melalui pegamata borig dega cara melihat ada tidakya batu-batu kecil pada tiap lapisa taah, kemudia melakuka perhituga dega meghitug berapa perse baha kasar yag terdapat pada lapisa taah yag di bor. 3. Kedalama taah Kedalama taah diukur dega melakuka pegebora megguaka bor taah pada lokasi peelitia, sedagka kedalama efektif mempegaruhi perkembaga perakara dari taama yag dievaluasi. Kedalama efektif taah merupaka keadaa dimaa taah tidak dapat ditembus oleh akar taama. 4. Saliitas Karea daerah peelitia jauh dari patai da tidak ada pegaruh pasag surut maka saliitas diasumsika < 2 ds m - 1. 5. Kedalama sulfidik Karea letak daerah peelitia jauh dari patai da tidak ada pegaruh pasag surut air laut, maka kedalama sulfidik dapat diasumsika > 100 cm. 6. Lereg Cara pegukura lereg dilakuka dega megguaka GPS yag diyataka dalam perse.
Pegukura lereg dilakuka dega berdiri tegak dari tempat yag palig redah ke tempat yag tiggi. pegukura lereg dihitug dega perbadiga selisih tiggi dega selisih jarak yag dataya diperoleh dari GPS. 7. Bahaya erosi Tigkat bahaya erosi dapat dilihat berdasarka kodisi di lapaga, yaitu dega memperhatika kemiriga lereg da dega melihat adaya erosi lembar permukaa (sheet erosio), erosi alur (rill erosio), da erosi parir (gully erosio) atau dega memperhatika lapisa taah yag sudah hilag. 8. Bahaya bajir Bahaya bajir dicirika dega adaya geaga air yag ada dipermukaa taah. Pegamata dilakuka melalui wawacara kepada petai da warga setempat, apakah terdapat geaga air yag meutupi seluruh laha (teredam air) pada saat musim huja selama dari 24 jam. 9. Batua permukaa Batua permukaa diamati dega melihat ada tidakya batu-batu kecil atau besar yag tersebar pada permukaa taah atau lapisa olah di lokasi peelitia. Cara megukur batua permukaa yaitu melihat berapa perse batu yag tersebar di atas permukaa taah pada lokasi peelitia. 10. Sigkapa batua Sigkapa batua diamati dega melihat ada tidakya batua-batua besar yag tersigkap pada lokasi peelitia. Cara megukur batua sigkapa yaitu dega melihat berapa perse terdapat batua yag tersigkap dipermukaa taah yag merupaka bagia batua besar yag terbeam di dalam taah pada lokasi
peelitia. c) Pegambila cotoh taah Prisip pegambila cotoh taah megguaka metode acak yaitu taah yag diambil secara acak pada lokasi peelitia selegkapya tertera pada Gambar 2 (Lampira). Pegambila cotoh taah dilakuka pada laha padi sawah irigasi seluas 10 ha. Cotoh taah diambil dega cagkul secara komposit yag terdiri dari dua cotoh taah komposit dega kedalama 0 20 cm da 20 40 cm pada lima titik da satu profil borrig, lalu kelima cotoh taah taah tersebut dikomposit da dimasukka ke dalam katug plastik utuk di aalisis di laboratorium. 3.4.3. Aalisis taah di laboratorium Aalisis taah di laboratorium dilakuka dega cara megaalisis cotoh taah yag telah diambil secara komposit dari 5 titik. Kemudia cotoh taah dikerig udaraka, lalu diayak dega megguaka ayaka 2 mm. Taah yag telah diayak diaalisis di laboratorium Ilmu Taah Uiversitas Lampug utuk megetahui sifat fisik da kimia taahya. Sifat kimia yag diaalisi adalah ph taah, kejeuha basa, basa-basa dapat ditukar (Ca, Mg, Na, da K), C-orgaik, da KTK. Sedagka sifat fisik taah yag diaalisis adalah tekstur taah, dega metode aalisis disajika pada Tabel 1. Tabel 1. Metode aalisis laboratorium No Aalisis Metode 1 ph H 2 O ph Meter 2 Basa-basa dapat ditukar NH4OAc 1 N ph 7 3 C-orgaik Walkey ad Black
4 KTK NH4OAc 1 N ph 7 5 Tekstur Taah Hydrometer 3.4.4 Aalisis Data Aalisis data dilakuka melalui dua pedekata, yaitu: 1. Aalisis Kualitatif Aalisis kesesuaia kualitatif dilakuka dega cara membadigka potesi fisik ligkuga dega persyarata tumbuh taama padi sawah irigasi (Oryza sativa L.) berdasarka kriteria Djaeuddi dkk. (2000) dega ilai karakteristik di lokasi peelitia. 2. Aalisis kuatitatif Aalisis kesesuaia laha kuatitatif dilakuka utuk megetahui apakah usaha tai pada sawah irigasi (Oryza sativa L.) ii megutugka da layak atau tidak utuk diusahaka. Aalisis dilakuka dega megguaka kriteria Net Preset Value (NPV), Net Beefit Cost Ratio (Net B/C) da Iteral Rate of Retur (IRR). 2.1 Net Preset Value (NPV) Secara matematis rumus utuk meghitug NPV adalah sebagai berikut NPV = ( B C)/( l i) i l Keteraga : B C i = beefit (mafaat) = cost (biaya) = tigkat suku buga bak yag berlaku = waktu Kriteria ivestasi :
Bila NPV > 0, maka usaha layak utuk dilajutka Bila NPV < 0, maka usaha tidak layak utuk dilajutka Bila NPV = 0, usaha dalam keadaa break eve poit 2.2 Net Beefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C Ratio = Keteraga : i l i l ( B C)/( l i) ( B C)/( l i) yag berilai positif yag berilai egatif B C i = beefit (mafat) = cost (biaya) = tigkat suku buga bak yag berlaku = waktu Kriteria ivestsi : Bila Net B/C > 1, maka usaha layak utuk dilajutka Bila Net B/C < 1, maka usaha tidak layak utuk dilajutka Bila Net B/C = 1, usaha dalam keadaa break eve poit 2.3 Iteral rate of retur (IRR) Diguaka utuk meujukka atau mecari suatu tigkat buga yag meujukka jumlah ilai sekarag etto (NPV) sama dega seluruh ivestasi usaha. Rumus yag diguaka adalah : IRR = i 1 + NPV 1 (i 2 - i 1 ) NPV 1 - NPV 2 Keteraga : i 1 = tigkat suku buga yag meghasilka NPV 1 i 2 = tigkat suku buga yag meghasilka NPV 2
NPV 1 = NPV yag berilai posotif NPV 2 = NPV yag berilai egatif Kriteria ivestasi : Bila IRR > tigkat suku buga, maka usaha layak utuk dilajutka Bila IRR < tigkat suku buga, usaha tidak layak utuk dilajutka Bila IRR = tigkat suku buga, usaha dalam keadaa break eve poit.