BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

TEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan fenomena-fenomena yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

Interpersonal Communication Skill

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AKUNTANSI INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan oleh penduduk dunia. Hal ini dipengaruhi oleh adanya globalisasi.

Akuntansi Keuangan Kontemporer Lobbying of the international accounting standards committee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM

BAB I PENDAHULUAN. melakukan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang. Konvergensi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu

*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengantar Ilmu akuntansi haruslah terus berkembang sejalan dengan perkembangan lingkungan ekonomi agar dapat mengembangkan ilmu akuntansi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

DAMPAK INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) NO. 16 TERHADAP LABA KENA PAJAK PADA PT. X. A.A. Ngr. Yudi Surya Kusuma¹ I Kadek Sumadi²

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

PENDAHULUAN. dan investasi dari obligasi atau surat hutang yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. International Financial Reporting Standard. 1. Sejarah International Financial Reporting Standard

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

ANALISIS TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS DENGAN. KONVERGENSI IFRS PADA PT INDOSAT Tbk PERIODE NASKAH PUBLIKASI

Hubungan IFRS, Tanggung Jawab Sosial dan Pendidikan Akuntansi di. Indonesia. Di Susun Oleh : UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem

TINJAUAN TERHADAP KONVERGENSI IFRS (INTERNATIONAL FINANCIALREPORTING STANDARTS) DENGAN PSAK (PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan. Kegiatan ini memegang peranan penting terutama bila manajer

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Kecerdasan Emosional Pada umumnya kecerdasan seseorang hanya diukur berdasalkan kecerdasan akal saja. Kecerdasan akal ini sebagian besar hanya meliputi ketrampilan membaca, menulis, dan berhitung yang dapat diasah melalui pendidikan formal (sekolah) dan nonformal (lembaga pendidikan) yang akan mengarahkannya pada keberhasilan akademik saja. Namun sebenarnya tolok ukur keberhasilan hidup bukan hanya dari keberhasilan akademik saja, diperlukan juga seperangkat kecakapan lain diluar kecerdasan intelektual seperti bakat, hubungan sosial, kematangan emosional, pengendalian diri dan lain-lain yang biasa disebut dengan kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan emosional sangat penting dalam kehidupan karena pada hakikatnya pengalaman emosional akan selalu mengalir dan berkelanjutan dalam perkembangan individual. Istilah kecerdasan biasa diartikan dengan kata intelegensi dari bahasa latin intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Secara umum, seseorang dengan tingkat kecerdasan yang tinggi akan dapat mudah belajar menerima apa yag diberikan padanya. Adapun yang intelegensinya 8

9 rendah, cenderung lebih lambat menerima (kesulitan menangkap materi yang diberikan). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heller, Monks dan Passow menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki intelegensi yang tinggi, belum tentu tidak mengalami gangguan dalam belajar. Emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat serta keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis seperti kegemiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan (Kamus besar Bahasa Indonesia, 2002 dalam Yuniani, 2010). Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. Emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang biologis dan psikologis dalam bertindak (Goleman, 2003 dalam Yuniani, 2010). Pada masa sekarang pengembangan kepribadian mahasiswa dapat dikenal dengan istilah Emotional Quotient (EQ) atau Kecerdasan Emosional. Goleman menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasabiasa saja, selain kecerdasan akal yang mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja. Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, serta kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali (Chaplin, 2009).

10 Kecerdasan adalah kemampuan untuk menciptakan produk yang efektif atau penawaran jasa yang bernilai dalam budaya, sekelompok kemampuan yang memungkinkan manusia untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupannya serta potensi untuk menemukan atau menciptakan solusi masalah, yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan yang baru (Gardner dalam Sariolghalam, Noruzi, dan Rahimi, 2010). Kecerdasan emosional merupakan himpunan kecerdasan sosial untuk mengetahui perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan (Shapiro dalam Nadhirin, 2009). Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang mengacu pada keterampilan nonkognitif, kemampuan, serta komponen yang mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam tuntutan lingkungan dari tekanan (Arfan Ikhsan Lubis, 2011). Kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosio sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif (Melandy dan Aziza, 2006 dalam Nieke, 2010). Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi (Melandy dan Aziza, 2006 dalam Nieke, 2010). Sementara menurut pencipta istilah mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan

11 perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual (Salovey dan Mayer dalam Nieke, 2010). Kelebihan orang yang bekerja dengan kecerdasan emosional tinggi adalah lebih jeli melihat peluang, lebih kreatif memanfaatkan kesempatan, berinisiatif tinggi, pandai bergaul dan bekerja sama, memiliki daya cipta dan komitmen tinggi (Eko J. Santoso, 2012). Mereka yang tidak sadar akan kemampuan-kemampuannya atau yang mempunyai pikiran sesat terhadap dirinya sendiri, biasanya hidup dalam kehampaan atau kekosongan. Harga diri yang positif adalah suatu kualitas yang menggaris bawahi pengembangan batiniah yang dapat menghantarkan kita menuju penghargaan diri dan kesuksesan pribadi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional sangat berperan dalam pembentukan watak dan kepribadian seseorang, serta sangat menentukan keberhasilan dan kualitas kehidupannya. Tidak hanya itu, seseorang yang dapat mengelola emosi dirinya akan mudah untuk berinteraksi dengan orang lain. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting dibanding dengan kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang (Maliki, 2009). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memahami emosi sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri, serta menjalin hubungan dengan orang lain.

12 Dalam penelitian ini, dimensi kecerdasan emosional yang dipakai adalah dimensi kecerdasan emosional menurut (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013), secara garis besar Goleman membagi dua kecerdasan emosional, yaitu kompetensi personal (pribadi) yang meliputi pengenalan diri (kesadaran diri), pengendalian diri (pengaturan diri), motivasi diri, dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan ketrampilan sosial. Jadi lima dimensi atau komponen kecerdasan emosional (EQ) menurut Goleman adalah sebagai berikut: a. Pengenalan diri (Self awareness) Pengenalan diri adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). b. Pengendalian diri (Self regulation) Pengendalian diri adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). c. Motivasi (Motivation) Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan

13 inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013).. d. Empati (Empathy) Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bebagai macam orang (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Keterampilan sosial adalah kamampuan untuk memahami emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim e. Keterampilan sosial (Social skills) Keterampilan sosial adalah kamampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013).

14 Tabel 2.1 Komponen Kecerdasan Emosional Kecakapan Pribadi Menentukan bagaimana kita mengolah diri sendiri. Kesadaran diri Mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya dan intuisi. Kesadaran emosi: mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. Penilaian diri secara teliti: mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri. Percaya diri: keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. Kecakapan Sosial Menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan Empati Kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. Memahami orang lain: mengindra perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukan minat aktif terhadap kepentingan mereka. Orientasi pelayanan: mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengembangkan orang lain: mengatasi keseragaman, kesadaran politis. Pengaturan diri Mengelola kondisi, implus, dan sumberdaya diri sendiri. Kendali diri: mengelola emosi dan desakan hati yang merusak. Sifat dapat dipercaya: memelihara norma kejujuran dan integritas. Keterampilan sosial Kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain. Pengaruh: memiliki taktik untuk melakukan persuasi. Komunikasi: mengirimkan pesan

15 Kewaspadaan: bertanggung jawab atas kinerja pribadi. Adaptabilitas: keluwesan dalam menghadapi perubahan. Inovasi: mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi baru. Motivasi Kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran. Dorongan prestasi: dorongan untuk menjadi lebih baik dan memenuhi standar keberhasilan. Komitmen: menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan. Inisiatif: kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Optimisme:kegigihan memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. Sumber: Utami (2012). yang jelas dan meyakinkan. Kepemimpinan: membangkitkan inspirasi memandu kelompok dan orang lain. Katalisator perubahan: memulai dan mengelola perubahan. Manajemen konflik: negosiasi dan pemecahan silang pendapat. Pengikat jaringan: menumbuhkan hubungan sebagai alat. Kolaborasi `dan kooperasi: kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama. Kemampuan tim: menciptakan sinergi. Kelompok dalam memperjuangkan tujuan. 2. International Financial Reporting Standard (IFRS) Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standard (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian profesional dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,

16 penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua negara untuk mempermudah proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan model revaluasi, yaitu kemungkinan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan di sajikan dengan basis true and fair. IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia. a. Sejarah International Financial Reporting Standard (IFRS) Sejarah IFRS cukup panjang dan berliku. Pada 1982, international financial accounting committee (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan federasi akuntan eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS.

17 Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti IAS. Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia melalui AS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke IAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB, dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi kompatible. Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan. b. Pengertian IFRS IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) (Nadhia, 2012). Standar

18 akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC) (Nadhia, 2012). IFRS adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional. Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS) kemudian IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan (Natawidyana, 2008). Secara keseluruhan IFRS mencakup: a. International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001. b. International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001. c. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001. d. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001

19 c. Tujuan IFRS Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan 2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. 3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. d. Manfaat adopsi IFRS Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah di anggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. International Financial Reporting Standards, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai Negara (Marsini Purba, 2010). Hal ini memudahkan perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan banyak dana dan sumber dana setiap

20 tahunnya dan juga dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional. Membuat perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan membuat perusahaan dimengerti oleh pasar dunia. The Big- 4 Accounting Firm mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia. Dengan Indonesia mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberi manfaat: 1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional. 2. Meningkatkan arus investasi global. 3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Kerangka dasar penyusunan laporan keuangan berdasar IFRS: Elemen laporan keuangan: 1. Neraca 2. Laporan laba komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas

21 5. Catatan atas laporan keuangan 6. Laporan posisi keuangan pada perioda komparatif Basis pengukuran 1. Biaya perolehan 2. Biaya kini 3. Nilai realisasi dan penyelesaian 4. Nilai sekarang 3. Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Judul Hasil Penelitian Nieke H. Widaningrum, dkk (2010) Pengaruh ketersediaan sarana pendidikan dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman IFRS dengan minat sebagai variabel moderating di Fakultas Ekonomi UNSOED Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sarana pendidikan dan kecerdasan emosional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap tingkat pemahaman IFRS baik pada mahasiswa maupun dosen. Namun dalam pengujian secara parsial diketahui bahwa sarana pendidikan hanya

22 Nadhia Riesti Putri Utami (2012) Pengaruh status perguruan tinggi, status mahasiswa, kecerdasan emosional dan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen terhadap pemahaman IFRS pada mahasiswa akuntansi di kota semarang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS tetapi tidak berpengaruh terhadap pemahaman dosen mengenai IFRS. Sarana pendidikan tidak diteliti dalam penelitian ini dikarenakan peneliti percaya bahwa sarana pendidikan pada perguruan tinggi di semarang relatif sudah memadai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis perguruan tinggi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemahaman IFRS. Status mahasiswa berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman IFRS. Kecerdasan emosional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemahaman

23 Diana Nugraheni dan Ardiani Ika Sulistyawati (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman IFRS IFRS. Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pemahaman IFRS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya ada satu variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat yaitu kecerdasan emosional. Sedangkan seperti kecerdasan intelektual, ketersediaan sarana pendidikan, perilaku belajar, dan kepercayaan diri memiliki pengaruh signifikan terhadap minat. Mengenai IFRS hasil penilian menunjukkan hanya ada satu variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pemahaman IFRS yaitu kecerdasan intelektual.

24 Kurniawan (2013) Linda Eva Natalia (2013) Tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS Pengaruh ketersediaan sarana pendidikan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kepercayaan diri dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman IFRS Dan untuk minat hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman IFRS. Hasil dari penelitian ini menunjukan satu variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi IFRS yaitu minat belajar. Sedangkan kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya ada satu variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS yaitu kepercayaan diri dan satu variabel yang memiliki pengaruh

25 signifikan tetapi mempunyai nilai koefisien negatif terhadap tingkat pemahaman IFRS yaitu perilaku belajar. Sedangkan seperti ketersediaan sarana pendidikan, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS. B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan logika dari pernyataan di atas maka dikembangkan suatu kerangka pemikiran atas penelitian ini, yaitu: 1. Pengenalan Diri Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Pengenalan diri adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan

26 kepercayaan diri yang kuat (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Pengenalan diri menyertakan kemampuan seseorang menguasai reaksi pada berbagai peristiwa, tantangan, bahkan orang-orang tertentu. Pengenalan diri yang tinggi akan dapat memungkinkan seseorang untuk melihat dan meneliti tindakan yang dilakukannya. Dengan tidak mempunyai pengenalan diri yang tinggi, seseorang tidak memiliki informasi yang memadai untuk dapat mengambil keputusan yang efektif. Pada tahap ini memerlukan pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul pemahaman tentang diri. H1 : Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. 2. Pengendalian Diri Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Pengendalian diri adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Mengelola emosi berarti memahaminya, lalu menggunakan pemahaman tersebut untuk menghadapi situasi secara produktif, bukannya menekan emosi dan menghilangkan informasi berharga yang disampaikan oleh emosi kepada diri sendiri.

27 Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika tertimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. H2 : Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. 3. Motivasi Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Selain itu motivasi juga berarti daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggrakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. H3 : Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS.

28 4. Empati Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bebagai macam orang (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus setuju dengan apapun yang kita dengar. Keuntungan dari memahami orang lain adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk H4 : Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. 5. Keterampilan sosial Tidak Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Keterampilan sosial adalah kamampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Tanpa komunikasi, entah itu bahasa isyarat, bahasa tubuh, atau percakapan tatap muka, tidak akan ada pertalian sehingga tidak ada hubungan interpersonal yang terjadi. H5 : Keterampilan sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. Dari uraian tersebut, untuk menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dikemukakan suatu kerangka pemikiran teoritis

29 mengenai Pengaruh Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Empati, dan Keterampilan sosial Terhadap tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap IFRS dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengenalan Diri (X1) Pengendalian Diri (X2) Motivasi (X3) Empati (X4) Tingkat Pemahaman International Financial Reporting Standard (IFRS) (Y) Keterampilan Sosial (X5) C. Hipotesis H1 : Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. H2 : Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. H3 : Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. H4 : Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS.

30 H5 : Keterampilan sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS.