BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan mengenai transaksi (kejadian ekonomi dan keuangan) suatu organisasi, baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun pihak eksternal organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan kondisi organisasi yang sebenarnya. Dengan demikian, laporan keuangan yang disajikan oleh suatu organisasi harus dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan dapat dibandingkan agar berguna bagi pembuat keputusan atau pengguna laporan keuangan tesebut. Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus-menerus berubah karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang bertumbuh bagus, dalam keadaan stagnasi maupun depresi. Demi memperoleh informasi berdaya banding dan dapat diterima secara global antara penyusun laporan keuangan dan penggunanya, maka diperlukan suatu standar akuntansi yang berkualitas tinggi. Tiap-tiap negara tentu saja mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kondisi ekonomi, paham ekonomi yang dianut, serta perbedaan kondisi politik dan sosial di tiap-tiap negara. Dengan keadaan yang seperti ini, tentu saja laporan akuntansi pada perusahaan di masing-masing

2 negara juga berbeda (Sadjiarto, 1999). Adanya transaksi antar negara dan prinsipprinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASC atau International Accounting Standards Committee yang kemudian berubah nama menjadi IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan suatu standar akuntansi internasional yaitu International Financial Reporting Standar (IFRS). IFRS kemudian dijadikan sebagai pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara. Dengan semakin menguatnya pengakuan dunia terhadap IFRS sebagai suatu standar akuntansi global yang telah digunakan lebih dari 100 negara dan kurang lebih 40% negara-negara global fortune 500 serta demi kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka dari itu Indonesia melakukan konvergensi IFRS. Disamping itu, Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum yang merupakan hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November Melakukan adopsi, bahkan melakukan convergence (menghapus perbedaanperbedaan antara standar akuntansi yang digunakan oleh suatu negara dengan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara kedua standar tersebut) ke IFRS merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari bagi negara-negara di dunia, serta menjadi perhatian pula bagi lembaga-lembaga di dunia seperti Bank Dunia, WTO (World Trade Organization) dan lembaga lainnya. Termasuk Indonesia yang merupakan full member dari IFAC

3 (International Federation of Accountants) dan juga anggota dari WTO. Tanggapan Indonesia terhadap IFRS di bidang standar profesi, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi AIS (Soedarjono, 1998). Pelaksanaan adopsi ke IFRS bagi tiap negara di dunia bukanlah sesuatu yang mudah. Pada 8 Januari 2004 badan penyusun standar akuntansi di Indonesia yaitu Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memutuskan membentuk dua tim untuk mengantisipasi penerapan secara penuh IFRS. Dua tim tersebut adalah Satuan Tugas untuk Full Adoption dan Satuan Tugas untuk Reformat PSAK. Satuan Tugas untuk Full Adoption melakukan penelitian atas seluruh Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS) guna tercapainya konvergensi, melakukan penelitian apakah seluruh paragraf aturan standard dalam IFRS harus diadopsi secara penuh mengingat adanya perbedaan lingkungan bisnis, sehingga belum tentu standar tersebut harmonis dengan kondisi lingkungan bisnis di Indonesia, dan mencari masukan dari negaranegara anggota IFAC lainnya tentang sejauh mana pengadopsiannya terhadap IFRS. Satuan Tugas untuk Reformat PSAK melakukan tugas untuk penyempurnaan penyusunan PSAK serta penataan ulang terhadap penerbitan produk-produk PSAK pada waktu mendatang (Media Akuntansi, 2005f). Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS diharapkan dapat membuat informasi akuntansi memiliki kualitas utama, yaitu komparabilitas (dapat diperbandingkan) dan relevansi. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan untuk pengambilan keputusan. Beberapa manfaat yang disebabkan konvergensi meliputi manajemen laba akan semakin sulit, ketepatan pengungkapan kerugian akan menurun dan relevansi

4 laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar. Dapat disimpulkan kualitas akuntansi dapat diukur dengan manajemen laba, ketepatan pengakuan kerugian dan relevansi nilai. Dampak penerapan IFRS terhadap perkembangan kualitas akuntansi telah banyak diteliti oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan Paananen dan Lin (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan manajemen laba, penurunan pengakuan kerugian tepat waktu yang signifikan dan penurunan relevansi nilai selama adopsi IFRS voluntary (tahun ) dan IFRS mandatory (tahun ). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Barth et al. (2008). Dalam penelitian ini dilakukan pengujian perubahan manajemen laba, pengakuan kerugian tepat waktu dan relevansi nilai terhadap perusahaan yang mengadopsi IFRS. Hasil menunjukkan terjadinya penurunan manajemen laba, peningkatan pengakuan kerugian tepat waktu dan menunjukkan relevansi nilai yang lebih tinggi. Christensen et al. (2007) menginvestigasi perubahan manajemen laba dan pengakuan kerugian tepat waktu antara perusahan Jerman yang sudah mengadopsi IFRS voluntary dan perusahaan Jerman yang masih menunggu sampai pengadopsian IFRS mandatory. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi IFRS voluntary mengalami penurunan manajemen laba dan adanya peningkatan pengakuan kerugian tepat waktu dibandingkan dengn perusahaan yang menolak dan menunggu sampai adopsi IFRS menjadi mandatory. Jermakowicz et al. (2007) menginvestigasi penerapan IFRS di Jerman dari pengadopsian US GAAP dan IFRS selama periode 1995 sampai Hasil menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam relevansi nilai setelah

5 penerapan IFRS. Kemudian, Bartov dan Kim (2005) memeriksa dan membandingkan relevansi nilai dari pendapatan berdasarkan IAS dan GAAP Jerman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba IAS lebih memiliki relevansi nilai daripada berdasarkan GAAP Jerman Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas disertai dengan beberapa penilitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang perkembangan kualitas akuntansi setelah diterapkannya suatu standar akuntansi yang berlaku secara global, penulis tertarik untuk melakukan analisis mengenai perkembangan kualitas akuntansi di Indonesia selama proses konvergensi IFRS. Dengan penelitian ini penulis ingin menganalisis kualitas akuntansi selama proses konvergensi pada perusahaanperusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan membandingkan periode sebelum konvergensi dengan periode selama proses konvergensi. Dengan demikian penulis akan mengambil judul penelitian DAMPAK KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA TERHADAP PERKEMBANGAN KUALITAS AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

6 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, diketahui terdapat perkembangan kualitas akuntansi sebelum dan sesudah diterapkannya standar akuntansi yang berlaku secara internasional yaitu IFRS. Maka untuk mengetahui perubahan kualitas akuntansi tersebut di Indonesia, penulis menggunakan sampel perusahaan-perusahaan LQ 45 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia serta menggunakan periode penelitian antara tahun dan tahun dengan merumuskan masalah penelitian seperti di bawah ini : 1. Apakah terdapat peningkatan atau penurunan manajemen laba selama proses konvergensi IFRS di Indonesia? 2. Apakah terdapat peningkatan atau penurunan pengakuan kerugian tepat waktu selama proses konvergensi IFRS di Indonesia? 3. Apakah terdapat peningkatan atau penurunan relevansi nilai selama proses konvergensi IFRS di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bukti empiris tentang terjadinya peningkatan atau penurunan manajemen laba selama proses konvergensi IFRS di Indonesia. 2. Untuk mengetahui bukti empiris tentang terjadinya peningkatan atau penurunan pengakuan kerugian tepat waktu selama proses konvergensi IFRS di Indonesia. 3. Untuk mengetahui bukti empiris tentang terjadinya peningkatan atau penurunan relevansi nilai selama proses konvergensi IFRS di Indonesia.

7 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi akademisi penelitian ini memberikan inspirasi dan wawasan dalam menyusun skripsi dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini juga memberikan gambaran yang sesungguhnya tentang perubahan kualitas akuntansi selama proses konvergensi di indonesia. 2. Bagi perusahaan Penelitian ini dapat berguna untuk mengetahui secara jelas dampak yang dihasilkan setelah dilakukannya proses konvergensi IFRS di Indonesia terhadap kualitas akuntansi. 3. Bagi penulis Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi Universitas Trisakti dan juga dapat menambah pengetahuan dan mengetahui perkembangan kualitas akuntansi di Indonesia selama proses konvergensi IFRS 4. Bagi pihak lain Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi untuk mengetahui perkembangan kualitas akuntansi selama proses konvergensi di Indonesia.

8 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini tersusun atas atas: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan yang merupakan uraian singkat mengenai bab-bab dalam skripsi. BAB II : KERANGKA TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pada bab ini penulis membuat tinjauan pustaka yang memuat landasan teori yang terkait dengan topik penelitian, beberapa penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis dan kerangka pemikiran. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis membuat rancangan penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengumpulan data, pengukuran variabel, sumber data, dan metode analisis data. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi analisa data dan pembahasan, deskripsi data penelitian, deskripsi hasil analisa data serta pembahasan hasil penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari penulis dimana akan diuraikan kesimpulan bedasarkan analisa serta penelitian yang telah dilakukan serta mengemukakan saran-saran unutk pengembangan dan perbaikan yang menjadi objek penelitian.