PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Cilacap, Jawa Tengah

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

TUJUAN PEMANGKASAN tajuk tanaman yang ideal cabang sakit, tunas air, dan cabang kering cabang-cabang produktif bentuk kerangka tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

PERANAN TEKNIK PEMANGKASAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADA KEBUN SUMBER BENIH KAKAO Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama)

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

= pemanen. Sistem Penunasan

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Christina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Teknik Budidaya Tanaman Durian

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembanding. Penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl.PB.Sudirman 90 Jember 68118

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Panduan Budidaya Salak Pondoh yang Baik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di kebun

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

Transkripsi:

47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang sakit, cabang kering, dan cabang overlapping terutama dalam hal mengatur iklim mikro yang tepat bagi pertumbuhan bunga dan buah atau untuk mengatur jumlah dan sebaran daun (Prawoto, 28) sehingga tanaman kakao dapat memiliki kondisi yang baik untuk pertumbuhannya. Jenis dan Waktu Pemangkasan Jenis pemangkasan untuk tanaman kakao terbagi menjadi tiga yaitu pemangkasan bentuk, pemeliharaan, dan produksi. Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk kerangka tanaman yang baik. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk memelihara tanaman kakao agar pertumbuhannya dapat bertahan dengan baik dan sehat, sedangkan pemangkasan produksi untuk memaksimalkan produktivitas tanaman. Tanaman kakao di Kebun Rumpun Sari Antan I adalah tanaman yang telah menghasilkan sehingga kegiatan pemangkasan yang masih dilakukan setiap tahunnya adalah pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk membuang cabang cacing, cabang yang terkena penyakit, dan cabang menggantung. Pemangkasan pemeliharaan sebaiknya merupakan pemangkasan yang ringan tetapi sering karena cabang yang dibuang adalah cabang yang berdiameter kurang dari 2.5 cm. Frekuensi pemangkasan pemeliharaan sebaiknya dilakukan setiap 2-3 bulan sedangkan di Kebun Rumpun Sari Antan I memiliki rotasi rata-rata tiga kali dalam satu tahun dengan interval 2-5 bulan. Pemangkasan pemeliharaan sebaiknya menghindari pemotongan cabang dengan diameter lebih dari 2.5 cm. Apabila terpaksa dilakukan pemotongan cabang besar maka perlu meninggalkan sisa cabang sepanjang 5 cm (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 24). Namun, terdapat beberapa cabang dengan diameter lebih dari 2.5 cm yang dipangkas saat pemangkasan

48 pemeliharaan di Kebun Rumpun Sari Antan I karena adanya pertimbangan tertentu seperti cabang terserang penyakit, cabang kering, atau cabang yang overlapping sehingga pemangkasan yang dilakukan seolah terlihat sebagai pemangkasan produksi. Setelah pemotongan cabang berdiameter lebih dari 2.5 cm seharusnya luka potongan diolesi dengan obat penutup luka tapi Kebun Rumpun Sari Antan I belum melakukannya. Sedangkan pemangkasan produksi merupakan pemangkasan berat karena untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan produksi di Kebun Rumpun Sari Antan I hanya dilakukan satu kali dalam setahun yaitu pada awal musim hujan sekitar bulan November atau Desember. Berdasarkan perencanaan, kegiatan pemangkasan pemeliharaan mengalami keterlambatan disebabkan kurangnya jumlah tenaga kerja yang ada sehingga target pemangkasan untuk beberapa blok tidak tercapai secara maksimal. Terbatasnya jumlah tenaga kerja disebabkan adanya musim panen padi yang memberikan penghasilan lebih tinggi bagi karyawan dibandingkan dengan bekerja di kebun. Luas Areal dan Prestasi Kerja Pemangkasan Standar perusahaan untuk pemangkasan pemeliharaan adalah 4 HK per ha sedangkan untuk pemangkasan produksi adalah 6 HK per ha. Berdasarkan hasil kalibrasi untuk kegiatan pemangkasan pemeliharaan, rata-rata satu orang tenaga kerja dapat memangkas 122 pohon dalam satu hari kerja. Sumber Tabel 11. Prestasi Kerja KHL untuk Pemangkasan Pemeliharaan Blok Standar Perusahaan Prestasi Kerja (ha/hk) C5.25.31 C9.25.14 : Hasil Pengamatan Prestasi kerja pemangkasan tersebut dipengaruhi oleh kondisi tenaga kerja, lahan, dan keadaan tanaman. Seperti pada Tabel 11, Afdeling C Blok 9 merupakan blok terjauh dan memiliki kondisi lahan yang lebih miring dibanding blok 5 sehingga prestasi kerja pemangkas menjadi lebih rendah.

49 Keberhasilan Pemangkasan Kegiatan pemangkasan tidak terlepas dari keterampilan pemangkas dan peralatan yang digunakan. Kurangnya keterampilan pemangkas dapat menyebabkan menurunnya prestasi kerja karena pemangkas kurang mengetahui cabang mana yang harus dipangkas dan tidak dipangkas dan menyebabkan waktu yang digunakan untuk pemangkasan tidak optimal. Selanjutnya, alat pangkas yang digunakan di Kebun Rumpun Sari Antan I adalah cungkring dan gergaji pangkas yang keduanya disambungkan dengan bambu panjang (galah) sehingga dapat menjangkau cabang yang tinggi. Namun, banyak tanaman kakao di Kebun Rumpun Sari Antan I yang tingginya melebihi 3-4 m dan menyebabkan pemangkas sulit menjangkau cabang sakit atau cabang kering yang terdapat di pucuk tanaman karena keterbatasan tinggi pemangkas dan panjang alat pangkas. Akhirnya pemangkas harus memanjat tanaman kakao terlebih dahulu untuk memangkas cabang sakit atau cabang kering di bagian pucuk. Sebelum pemangkasan, memeriksa ketajaman alat merupakan hal penting yang harus dilakukan karena alat yang kurang tajam dapat menyebabkan kerusakan kulit pada batang. Rusaknya kulit cabang akibat pemangkasan berpengaruh terhadap keberhasilan pemangkasan. Kulit cabang yang terkelupas dan luka akan memerlukan waktu lama dalam pemulihannya bahkan dapat menimbulkan resiko masuknya jamur patogen melalui luka potongan dan sebaiknya luka tersebut diolesi dengan obat penutup luka (Soedarsono, 1996). Semakin besar jumlah kulit cabang rusak maka persentase keberhasilan pemangkasan semakin kecil. Kerusakan kulit cabang akibat pemangkasan dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Kerusakan Kulit Cabang Akibat Pemangkasan

Data hasil pengamatan untuk keberhasilan pemangkasan dapat dilihat pada Lampiran 13. Rata-rata keberhasilan pemangkasan oleh pria memiliki nilai 92 %, dan lebih besar 6.7 % dibandingkan dengan pemangkasan oleh wanita. Setelah dilakukan uji t-student pada Tabel 12, diperoleh bahwa jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 % sehingga sama saja dalam penggunaan tenaga pemangkas antara pria atau wanita. Tabel 12. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Keberhasilan Pemangkasan Pemangkas Jenis Kelamin tanaman sampel 5 Rata-rata Keberhasilan Pemangkasan (%) 5 Pria 25 92.a 5 Wanita 25 85.3a Sumber : Hasil Pengamatan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student taraf 5 %. Hasil yang diperoleh dari Tabel 13 memperlihatkan bahwa pemangkas dengan usia 16-35 tahun memiliki rata-rata keberhasilan pemangkasan sebesar 91.4 % dan lebih besar dibanding pemangkas usia > 36 tahun dengan rata-rata keberhasilan pemangkasan 86.8 %. Namun, melalui uji t-student, perbedaan usia tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 % yang berarti usia tidak mempengaruhi keberhasilan pemangkasan. Tabel 13. Pengaruh Usia terhadap Keberhasilan Pemangkasan Pemangkas Usia (tahun) tanaman sampel Rata-rata Keberhasilan Pemangkasan (%) 4 16-35 2 91.4a 6 > 36 3 86.8a Sumber : Hasil Pengamatan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student taraf 5 %. Tabel 14 membedakan keberhasilan pemangkasan berdasarkan alat pangkas yang digunakan yaitu antara penggunaan cungkring dan golok serta gergaji pangkas dan golok. Dapat dilihat bahwa penggunaan gergaji pangkas lebih baik 5.7 % dibanding dengan penggunaan cungkring dan golok, tetapi penggunaan alat pangkas yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda

nyata pada uji t-student taraf 5 %. Berarti penggunaan alat pangkas yang berbeda tidak mempengaruhi keberhasilan pemangkasan. Tabel 14. Pengaruh Alat Pangkas terhadap Keberhasilan Pemangkasan Pemangkas Alat pangkas tanaman contoh Rata-rata Keberhasilan Pemangkasan (%) 7 Cungkring dan golok 35 86.9a 3 Gergaji pangkas dan golok 15 92.6a Sumber : Hasil Pengamatan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student taraf 5 %. Secara keseluruhan hubungan antara jenis kelamin dan usia pemangkas seperti pada Tabel 15 dapat dilihat keberhasilan pemangkasan oleh pria dan wanita dengan usia 16-35 tahun dan > 36 tahun. Pemangkasan oleh pria dengan usia > 36 tahun memberikan nilai rata-rata keberhasilan pemangkasan yang tertinggi yaitu sebesar 92.6 % dan pemangkasan oleh wanita dengan usia > 36 tahun dengan nilai rata-rata keberhasilan pemangkasan 8.9 % merupakan yang terendah dan memberikan pengaruh yang berbeda nyata berdasarkan hasil uji t- student pada taraf 5 %. Berdasarkan uji t-student berarti kriteria pemangkas berjenis kelamin wanita dengan usia > 36 tahun sebaiknya tidak digunakan sebagai tenaga pemangkas karena rendahnya keberhasilan pemangkasan yang dimiliki. Tabel 15. Keberhasilan Pemangkasan berdasarkan Hubungan Jenis Kelamin dan Usia Pemangkas Jenis kelamin Usia (tahun) tanaman sampel Rata-rata Keberhasilan Pemangkasan (%) 2 Pria 16-35 1 9.9a 3 Pria > 36 15 92.6a 2 Wanita 16-35 1 91.8a 3 Wanita > 36 15 8.9b Sumber : Hasil Pengamatan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student taraf 5 %. 51

Selain pengamatan secara langsung, keberhasilan pemangkasan yang diamati penulis juga dibandingkan dengan pengamatan beberapa tahun sebelumnya yaitu berdasarkan pengamatan Arifin (27) dan pengamatan Ermayasari (21). Berikut adalah tabel perbandingan hasil pengamatan keberhasilan pemangkasan. Hasil pengamatan pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa perbandingan pengamatan keberhasilan pemangkasan untuk kriteria pemangkas berjenis kelamin pria, usia 16-35 tahun dan > 36 tahun, serta penggunaan alat pangkas, memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada uji t-student taraf 5 %. Sedangkan, pada pengamatan Ermayasari (21) dan penulis terjadi penurunan keberhasilan pemangkasan oleh wanita yang memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap pengamatan Arifin (27) dengan uji t-student pada taraf 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa wanita sebaiknya perlu diberikan pengarahan lebih bila digunakan sebagai tenaga pemangkas. Tabel 16. Perbandingan Data Hasil Pengamatan untuk Keberhasilan Pemangkasan Pengamat Keberhasilan Pemangkasan (%) Jenis Kelamin Usia (tahun) Alat Pria Wanita 16-35 > 36 Cungkring dan golok Ermayasari 89.a 85.6b - - 79.7a 87.9a (21) Penulis (211) 92.a 85.3b 91.4a 86.8a 86.9a 92.6a Sumber : Hasil Pengamatan, Data Pengamatan Arifin (27) dan Ermayasari (21) Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student taraf 5 %. Penggunaan tenaga pemangkasan oleh wanita di Kebun Rumpun Sari Antan I disebabkan kurangnya jumlah tenaga kerja sehingga jumlah tenaga pemangkas berjenis kelamin wanita lebih banyak digunakan dibandingkan dengan jumlah tenaga pemangkas berjenis kelamin pria seperti pada Lampiran 14. 52 Gergaji pangkas dan Golok Arifin (27) 89.7a 1.a 89.6a 96.6a - -

53 Pengaruh Rotasi Pemangkasan dan Curah Hujan terhadap Produksi Pemangkasan juga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan kakao untuk memperoleh produksi yang tinggi dan optimum. Produksi Biji Cokelat Basah (BCB) dan kegiatan pemangkasan yang dilakukan dari tahun 27 sampai 21 dapat dilihat pada Lampiran 15. Pengaruh rotasi pemangkasan terhadap produksi kakao juga dapat dilihat pada Gambar 16 dan Gambar 17. Rotasi pangkas A6 pada tahun 27 adalah tiga kali setahun yaitu dua pemangkasan pemeliharaan pada bulan Februari dan Juni serta satu pemangkasan produksi pada bulan Desember. Produksi pada tahun 28 untuk A6 seperti pada Gambar 16 terdapat dua kali kenaikan yaitu pada bulan Maret hingga Mei dan bulan Agustus. Pemangkasan di tahun 28 untuk A6 memiliki tiga kali pemangkasan pemeliharaan pada bulan Februari, April, dan Juni serta satu pemangkasan produksi di bulan Desember. Produksi di tahun 29 pada Gambar 16 menunjukkan grafik yang tidak stabil dan terdapat penurunan yang signifikan dari bulan Mei ke Juni. Pemangkasan di tahun 29 di A6 dilakukan tiga kali pemangkasan pemeliharaan di bulan Januari, Maret, dan Mei serta satu pemangkasan produksi di bulan November. Hasil biji cokelat basah di tahun 21 untuk A6 mengalami dua kali kenaikan yaitu di bulan Mei dan Juli kemudian menurun hingga akhir tahun. Sedangkan A8 (Gambar 17) pada tahun 27 memiliki rotasi pemangkasan empat kali setahun yaitu pemangkasan pemeliharaan pada bulan Januari, Mei, dan Juli serta pemangkasan produksi pada bulan Desember. Produksi A8 pada tahun 28 memperlihatkan kenaikan pada bulan April kemudian stabil hingga bulan September dan tidak menunjukkan peningkatan atau penurunan yang drastis walau produksi masih lebih rendah daripada tahun 27. Tahun 28, terdapat satu pemangkasan pemeliharaan di bulan Februari dan pemangkasan produksi di bulan Desember yang dilakukan di A8 dan produksi di tahun 29 terjadi kenaikan di bulan Maret hingga Mei dan Oktober.

54 Bulan Februari dan Mei tahun 29 di A8 dilakukan pemangkasan pemeliharaan dan di bulan November dilakukan pemangkasan produksi. Produksi di A8 hanya mengalami kenaikan di bulan Mei. Penurunan produksi walau terlihat stabil tetapi lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Pengaruh peningkatan produksi dapat terlihat rata-rata dua bulan setelah dilakukannya pemangkasan pemeliharaan dan sekitar 5-6 bulan setelah dilakukan pemangkasan produksi. Hal ini sesuai pada perkembangan bunga kakao hingga menjadi buah masak yang memerlukan waktu sekitar 5-6 bulan (Prawoto, 28). Pemangkasan pemeliharaan dan produksi seperti yang terlihat pada Gambar 16 dan Gambar 17 biasanya dilakukan pada saat curah hujan tinggi atau pun di akhir musim hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekeringan atau kematian tanaman kakao apabila pemangkasan dilakukan saat curah hujan rendah ataupun musim kemarau. Secara deskriptif, produksi yang terlihat beberapa bulan setelah pemangkasan yang dilakukan saat curah hujan tinggi memberikan hasil produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan produksi dari pemangkasan yang dilakukan saat akhir musim hujan atau curah hujan rendah. Hal ini karena pemangkasan saat curah hujan tinggi dapat menyebabkan flush pada tanaman dan dengan adanya kegiatan wiwilan maka pertumbuhan tunas dapat dikendalikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah. Namun, curah hujan yang tinggi juga dapat meningkatkan kelembapan kebun walaupun sudah dilakukan pemangkasan sehingga perlu disertai pengendalian hama dan penyakit yang lebih intensif.

Produksi BCB Kg) Bulan ke- 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Tahun 27 Tahun 28 Tahun 29 Tahun 21 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Curah Hujan (mm/bulan) Sumber : Arsip Kantor Induk Rumpun Sari Antan I untuk Rotasi Pemangkasan dan Produksi (211) = Pemangkasan Pemeliharaan = Pemangkasan Produksi = Produksi setelah Pemangkasan = Curah hujan Gambar 16. Rotasi Pemangkasan dan Produksi Afdeling A Blok 6 di Kebun Rumpun Sari Antan I Tahun 27-21 Produksi BCB (Kg) Bulan ke- 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Tahun 27 Tahun 28 Tahun 29 Tahun 21 = Pemangkasan Pemeliharaan = Pemangkasan Produksi = Produksi setelah Pemangkasan = Curah hujan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Curah Hujan (mm/bulan) Sumber : Arsip Kantor Induk Rumpun Sari Antan I untuk Rotasi Pemangkasan dan Produksi (211) Gambar 17. Rotasi Pemangkasan dan Produksi Afdeling A Blok 8 di Kebun Rumpun Sari Antan I Tahun 27-21 55

56 Pengamatan Perlakuan Pemangkasan Pengaruh pemangkasan juga dapat dilihat dari jumlah tunas air, bantalan yang berbunga, pentil buah, dan perkembangan buah antara pohon yang dipangkas dan tidak dipangkas dengan data selengkapnya pada Lampiran 16. Tunas air pada tanaman yang dipangkas pada minggu pertama memiliki jumlah lebih rendah dibanding tanaman yang tidak dipangkas tetapi pada minggu terakhir pengamatan, tunas air tanaman yang dipangkas lebih banyak daripada tanaman yang tidak dipangkas seperti pada Gambar 18. Hal ini karena banyaknya pemotongan cabang besar akan mendorong tanaman kakao membentuk lebih banyak tunas air (Soedarsono, 1996). Oleh karena itu, adanya kegiatan wiwilan untuk membuang tunas air agar dapat mengurangi persaingan dalam penyerapan unsur hara antara tunas air dan pertumbuhan bunga serta buah. Bantalan bunga pada tanaman kakao tidak semua yang menghasilkan bunga pada saat yang sama dan diharapkan setelah pemangkasan dapat merangsang pertumbuhan bunga. Oleh karena itu, pengamatan bantalan yang berbunga hanya dilakukan sebatas cabang primer. Seperti pada Gambar 18, bantalan berbunga pada tanaman yang tidak dipangkas lebih banyak pada minggu pertama dibanding tanaman yang dipangkas namun mengalami penurunan hingga minggu terakhir sedangkan bantalan yang berbunga pada tanaman yang dipangkas mengalami peningkatan yang perlahan. Sumber 18 16 14 12 1 8 6 4 2 6 Mei 13 Mei 2 Mei 27 Mei 3 Juni 1 Juni Minggu Pengamatan : Hasil Pengamatan = Tunas Air = Bantalan Berbunga = Pentil Buah = Tanaman Dipangkas = Tanaman Tidak Dipangkas Gambar 18. Tunas Air, Bantalan Berbunga, dan Pentil Buah pada Tanaman yang Dipangkas dan Tidak Dipangkas.

57 Pemangkasan yang benar sebaiknya melindungi cabang primer dari penyinaran matahari langsung karena dapat menyebabkan bantalan bunga menjadi mati. Hal ini yang mungkin terjadi pada minggu keempat sehingga jumlah bantalan berbunga pada tanaman yang dipangkas mengalami penurunan namun minggu berikutnya mengalami kenaikan karena adanya pertumbuhan bantalan berbunga yang baru. Menurunnya bantalan bunga pada tanaman yang tidak dipangkas dapat disebabkan persaingan dalam penyerapan unsur hara dengan daun-daun muda yang terbentuk. Selain itu, bantalan bunga pada batang dan cabang tanaman kakao banyak yang tertutupi oleh lumut sehingga bunga sulit untuk tumbuh. Pertumbuhan lumut dapat disebabkan kondisi tanaman kakao yang basah dan lembap. Adanya pemangkasan dapat menambah intensitas cahaya yang masuk ke dalam tajuk dan menurunkan kelembapan di sekitar tanaman kakao dan lumut dapat mengering sehingga bantalan bunga dapat ditumbuhi kembali oleh bunga kakao. Pengamatan untuk jumlah pentil buah pada tanaman yang dipangkas ataupun tidak dipangkas keduanya mengalami peningkatan pada minggu terakhir. Minggu kedua hingga keempat pada tanaman yang tidak dipangkas pentil buah mengalami penurunan jumlah dari 156 pentil buah pada minggu kedua menjadi 122 pentil buah pada minggu keempat dan mulai naik hingga minggu terakhir. Berkurangnya jumlah pentil buah dapat disebabkan terjadinya layu pentil (cherelle wilt) akibat persaingan dalam penyerapan hasil fotosintesis atau terjadi peralihan menjadi buah ukuran 1. Pengamatan buah didasarkan pada ukuran atau ukuran panjang perkembangan buah yang terbagi menjadi ukuran 1 (<1 cm), ukuran 2 (1-15 cm), ukuran 3 (>16 cm), dan ukuran 4 dengan ukuran panjang sama dengan ukuran 3 tetapi terdapat perubahan warna pada alur buah atau warna menjadi lebih kusam. Bahan tanam kakao yang digunakan di Kebun Rumpun Sari Antan I adalah hibrida sehingga ukuran dan bentuk buah berbeda antar pohon maka menentukan ukuran buah menggunakan perbandingan dengan ukuran buah terkecil dan pembentukan biji dalam buah pada pohon yang diamati. Data dapat dilihat pada Gambar 19. Ukuran 1 dan ukuran 4 pada tanaman yang dipangkas atau pun tidak dipangkas keduanya mengalami penurunan pada

58 minggu terakhir. Ukuran 2 dan ukuran 3 pada tanaman yang dipangkas mengalami peningkatan pada minggu terakhir dan pada tanaman yang tidak dipangkas mengalami penurunan. buah pada awal pengamatan pada tanaman yang tidak dipangkas lebih banyak dibanding tanaman yang dipangkas. Peningkatan atau penurunan jumlah buah disebabkan peralihan ukuran buah, serangan hama dan penyakit, atau pemanenan pada buah ukuran 4. 8 7 6 5 4 3 2 1 6 Mei 13 Mei 2 Mei 27 Mei 3 Juni 1 Juni Minggu Pengamatan = ukuran 1 = ukuran 2 = ukuran 3 = ukuran 4 = Tanaman Dipangkas = Tanaman Tidak Dipangkas Sumber : Hasil Pengamatan Gambar 19. Buah Ukuran 1-4 pada Tanaman yang Dipangkas dan Tidak Dipangkas Perkembangan buah dari bunga hingga siap panen memerlukan waktu 5-6 bulan yang berarti rata-rata peralihan ukuran buah terjadi sekitar 1 bulan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Gambar 2 dan Lampiran 17 memperlihatkan perkembangan buah terjadi lebih cepat pada tanaman yang dipangkas dibanding tanaman yang tidak dipangkas. 25 Total Buah 2 15 1 5 = Tanaman Dipangkas = Tanaman Tidak Dipangkas 6 Mei 13 Mei 2 Mei 27 Mei 3 Juni 1 Juni Gambar 2. Total Buah Ukuran 1-4 pada Tanaman yang Dipangkas dan Tidak Dipangkas

59 Gambar 2 menunjukkan saat minggu pertama sampai minggu terakhir pengamatan, jumlah buah ukuran 1-4 pada tanaman yang tidak dipangkas lebih banyak dibandingkan tanaman yang dipangkas. Namun, pada tanaman yang tidak dipangkas jumlah buah semakin menurun dari 29 buah menjadi 187 buah pada pengamatan minggu keenam. Sedangkan, pada tanaman yang dipangkas jumlah buah meningkat dari 116 buah pada minggu pertama pengamatan menjadi 127 buah pada minggu keenam. Hal ini berarti pemangkasan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan buah.