PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Transkripsi

1 28 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan dan menuntut aktifitas fisik. Kegiatan aspek teknis yang penulis laksanakan terdiri atas kegiatan perawatan, pemanenan, pascapanen dan pengolahan apel. Kegiatan perawatan yang diikuti meliputi kegiatan pemupukan, perompesan atau pengguguran daun, pemangkasan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta penelungan atau pelengkungan cabang. Kegiatan lainnya yang dilakukan penulis terkait dengan budidaya tanaman apel serta kegiatan yang rutin dilakukan di perusahaan tempat magang adalah pembibitan, taksasi tanaman dan taksasi produksi. Pembibitan Kualitas bibit yang digunakan sangat menentukan perkembangan tanaman. Bibit yang berkualitas baik dapat memiliki produktivitas yang tinggi. Bibit apel dapat diperoleh melalui hasil perbanyakan dengan cara okulasi atau penempelan mata tunas dan grafting atau penyambungan. Departemen BTT Kusuma Agrowisata (KA) tidak melakukan kegiatan pembibitan apel. Bibit yang ditanam diperoleh dari mitra Kusuma, yaitu tempat pembibitan yang berada di Desa Bumiaji. Bibit dibeli dengan harga Rp 2 500/bibit dan bibit tersebut merupakan hasil perbanyakan dengan cara okulasi. Jenis apel yang digunakan sebagai batang bawah adalah Malus pumila atau lebih dikenal dengan apel liar. Menurut Soelarso (1996), pemilihan apel liar sebagai batang bawah dikarenakan sifatnya yang memiliki sistem perakaran yang lebih kuat dan luas, bentuk pohonnya kokoh, serta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Mata tunas yang digunakan berasal dari apel yang berumur cukup tua (0.5-1 tahun). Pemeliharaan yang dilakukan selama pembibitan meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Bibit hasil okulasi dapat dipindah (transplanting) setelah 7-8 bulan setelah okulasi.

2 29 Gambar 3. Mata Tunas Hasil Okulasi Penanaman Jarak tanam apel di Kusuma Agrowisata adalah 3 m x 3 m untuk semua jenis apel. Jarak tanam yang lebar dapat memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman. Selain itu untuk mempermudah dalam perlakuan pemeliharaan terhadap tanaman. Kelembaban lingkungan tumbuh pun dapat terjaga, sehingga dapat mencegah penyakit menyerang tanaman. Tanaman apel dikatakan sebagai Tanaman Menghasilkan (TM ) setelah berumur 6 tahun. Sebelumnya tanaman apel adalah Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Apabila perawatan yang dilakukan cukup baik, sehingga perkembangan dan pertumbuhan tanaman apel sangat baik, tanaman apel telah dapat dikatakan sebagai TM pada umur 5 tahun. Pemupukan Pemupukan merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada tanaman melalui tanah maupun daun sebagai pengganti unsur yang terbawa oleh buah yang dipanen atau unsur hara yang terserap oleh tanaman apel selama fase produktif (Klinik Agribisnis, 2009). Dalam kegiatan pemupukan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain unsur hara yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, takaran tepat, tepat cara, dan tepat waktu. Tabel 3 menunjukkan dosis pemupukan apel di Kusuma Agrowisata. Pemupukan dilakukan berdasarkan umur tanaman apel dan kondisi tanaman. Pemupukan terdiri atas pupuk organik dan anorganik. Selama masa TBM, dosis pupuk anorganik yang diberikan akan terus meningkat dengan meningkatnya

3 30 umur tanaman apel, tetapi setelah tanaman memasuki masa TM maka dosis yang diberikan akan tetap. Pupuk organik diberikan pada tahun pertama dan akan diberikan kembali sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tabel 3. Dosis Pupuk Apel per aplikasi di Kusuma Agrowisata Tanaman Pupuk Anorganik (g/pohon) Pupuk organik Apel ZA NPK (kg/pohon) TBM I TBM II TBM III TBM IV TM I Persiapan pemupukan, dilakukan pada satu minggu sebelum pemupukan. Persiapannya adalah dengan membuat alur pupuk berbentuk segi empat mengelilingi pohon. Jarak alur pupuk dari batang pohon apel adalah kurang lebih satu meter, sedangkan untuk tanaman apel belum menghasilkan (TBM ) jarak alur pupuk yang dibuat adalah setengah meter dari batang pohon. Selain kedua jenis pupuk di atas, perusahaan pun memberikan pemupukan mikro, yaitu pupuk ZK dan MKP. Pupuk tersebut diberikan dengan tujuan untuk pembesaran mata tunas calon pembungaan dan tunas-tunas baru. Pupuk mikro diaplikasikan melalui daun dan batang dengan cara disemprot. Tenaga kerja persiapan pemupukan dan pemupukan dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Standar prestasi untuk kegiatan pemupukan adalah 300 pohon/hari kerja (HK). Standar prestasi tersebut tidak dibedakan antara TM dengan TBM, sedangkan standar kerja persiapan pemupukan berbeda antara TM dengan TBM. Standar kerja persipuk untuk TBM adalah 30 pohon/hk, sedangkan untuk TM mencapai 50 pohon/hk. Sistem pembayaran untuk kegiatan persipuk dan pemupukan biasanya dilakukan dengan sistem borongan. Harga borongan untuk persiapan pemupukan dan pemupukan adalah Rp 300/TBM dan Rp 400/TM.

4 31 Perompesan Perompesan daun merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan pada setiap musim tanam. Perompesan daun bertujuan untuk memutus dormansi mata tunas pada tanaman apel. Tanaman apel yang merupakan tanaman asli daerah temperate, akan mengalami masa dormansi setelah setiap akhir musim tanam. Menurut Hardianto (1991) perkembangan tanaman apel di Indonesia sangat pesat terutama setelah ditemukannya teknik perompesan daun dan pelengkungan cabang untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Perompesan daun dapat mengurangi pembentukkan zat penyebab dorman, yaitu ABA. Hal tersebut dikarenakan daun merupakan tempat yang paling peka untuk mensintesa zat penyebab dorman apabila menerima rangsangan dari luar. Perompesan daun di Kusuma Agrowisata dilakukan 1-2 bulan setelah panen musim sebelumnya dan dilakukan secara manual dengan tangan. Dengan dilakukan perompesan daun, pembungaan apel dapat serempak dan teratur. Kegiatan perompesan dilakukan setiap bulan pada blok yang berbeda. Hal tersebut bertujuan agar ketersediaan buah apel bagi pengunjung dapat terus terjaga. Gambar 4. Pohon apel sebelum dirompes (kiri) dan setelah dirompes (kanan). Kegiatan rompes di Kusuma Agrowisata dilakukan bersamaan dengan kegiatan pangkas. Hal tersebut bertujuan untuk efektifitas pekerjaan. Tenaga kerja perompesan adalah tenaga kerja wanita dan pria. Standar prestasi kerja untuk perompesan adalah 8-10 pohon/hk.

5 32 Pemangkasan Pemangkasan pada tanaman apel dilakukan dengan tujuan pembentukan tanaman serta merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru (Untung, 1994). Pemangkasan yang dilakukan di Kusuma Agrowisata terdiri atas empat jenis pangkasan, yaitu pangkasan bentuk, pangkasan pemeliharaan, dan pangkasan produksi dan pangkas ringan atau disebut pewiwilan. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang baik. Bentuk tanaman apel yang ada di Kusuma Agrowisata dibuat menjadi kerdil dengan tajuk yang sedikit melebar. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan wisatawan dalam pemetikan buah. Pemangkasan untuk pembentukan pohon dilakukan saat tanaman berada pada fase TBM. Pada pemangkasan ini dipertahankan 2-3 cabang primer dan membuang cabang primer lain pada batang utama. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada cabang sakit atau tua, cabang yang tidak produktif (tunas air), cabang yang berlekuk-lekuk atau disebut juga cabang cacing, cabang yang mati, cabang yang tumbuh terlalu rapat dan padat sehingga saling menutupi dan cabang yang ditumbuhi oleh benalu. Pada pemangkasan pemeliharaan dilakukan juga pemangkasan berat bila diperlukan. Pemangkasan berat merupakan pemangkasan terhadap lebih dari 50% bagian cabang tanaman. Pemangkasan berat dilakukan apabila kondisi tanaman rusak akibat penyakit. Pemangkasan produksi bertujuan untuk memicu atau merangsang pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan produksi dilakukan setelah perompesan. Pemangkasan produksi dilakukan dengan memotong cabang sampai mata tunas terbesar. Pemangkasan ringan dilakukan pada saat buah apel masuk pada fase pentil atau 1-2 bulan setelah pembungaan. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas-tunas air yang tumbuh di batang dan cabang primer, daun yang menutupi buah, cabang serta daun-daun yang saling menutupi, sehingga penetrasi cahaya terhadap tanaman menjadi lebih baik. Pada pemangkasan ringan juga dilakukan kegiatan penjarangan buah.

6 33 Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan adalah gergaji pangkas dan gunting pangkas. Gergaji pangkas digunakan untuk memangkas cabangcabang yang besar sedangkan gunting pangkas digunakan untuk cabang-cabang yang kecil. Gergaji serta gunting pangkas yang digunakan harus tajam agar tidak menyebabkan sobekan pada kulit batang sehingga tidak merusak tanaman. Tanaman memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan bagian yang terluka, akibatnya pertumbuhan generatif tertunda. Bantalan yang rusak dapat berpengaruh terhadap produksi. Oleh karena itu cara pemangkasan yang baik harus diketahui oleh tenaga pangkas. Hasil pangkasan sangat rentan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu setiap kali pemangkasan, dilakukan juga upaya pengendalian penyakit pada tanaman, yaitu dengan mengoleskan fungisida dalam bentuk cair pada bagian bekas pangkasan. Fungsida yang digunakan adalah Nordox (Tembaga Oksida 56%) dengan konsentrasi 3-6 ml/l. Standar pretasi untuk kegiatan pemangkasan produksi, bentuk dan pemeliharaan adalah 12 pohon/hk, sedangkan standar prestasi untuk pemangkasan ringan adalah pohon/hk. Tenaga kerja pemangkasan adalah tenaga kerja pria dan wanita. Tenaga kerja pemangkasan tersebut merupakan tenaga kerja yang telah terampil melakukan pemangkasan. Pelengkungan Cabang (Penelungan) Pelengkungan cabang merupakan salah satu cara dalam pembentukan tanaman. Pelengkungan cabang dilakukan agar letak dan arah ranting menjadi berjauhan, sehingga sinar matahari dapat diterima sepenuhnya. Pelengkungan cabang dilakukan setelah perompesan daun dan sebelum keluarnya bunga. Pelengkungan cabang pada tanaman apel bertujuan untuk menumbuhkan tunastunas lateral yang ada di sepanjang cabang yang akan dilengkungkan. Selain itu, pelengkungan cabang pun bertujuan agar tanaman menjadi pendek. Tunas yang tumbuh tegak lurus cenderung tidak menghasilkan bunga. Menurut Untung (1994) hal tersebut dikarenakan zat tumbuh atau auksin yang ada di tanaman merangsang pertumbuhan vegetatif secara terus menerus. Agar hal tersebut tidak terjadi maka cabang atau ranting pada tanaman apel dilengkungkan

7 34 sampai posisi mendatar. Dalam posisi cabang yang mendatar, peranan auksin diambil alih oleh etilen yang bisa merangsang pembungaan. Apabila cabang melengkung sampai ujungnya merunduk maka tunas lateral hanya tumbuh di pangkal dan ujung cabang. Sebaliknya apabila bentuk cabang yang dilengkungkan itu masih mengarah ke atas, tunas lateral hanya tumbuh di ujung cabang. Pelengkungan cabang hanya dilakukan terhadap TBM. Selain dikarenakan cabangnya yang masih muda sehingga masih lentur dan mudah dilengkungkan, tetapi juga agar dapat diproduksi secara optimal. Gambar 5. Pelengkungan Cabang pada Tanaman Apel TBM Pada cabang yang tua, cabang telah keras sehingga sulit untuk dibengkokan. Selain itu tunas lateral pun sulit tumbuh meskipun telah dilengkungkan. Akan tetapi pelengkungan yang dilakukan terhadap cabang yang terlalu muda pun tidak baik dilakukan, sebab tunas lateral yang tumbuh menjadi terlalu banyak dan kecil, sehingga tidak begitu bagus. Cabang yang paling sesuai untuk dilengkungkan adalah yang tidak terlalu muda ataupun tua, yaitu yang telah berwarna cokelat dan mudah melengkung. Penelungan biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita, sebab dianggap bahwa wanita dapat melakukannya lebih terampil dan rapi. Standar prestasi untuk kegiatan penelungan adalah 50 TM/HK dan 20 TBM/HK.

8 35 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT) Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk melestarikan kualitas lingkungan, mengendalikan populasi dan serangan hama atau penyakit, khususnya untuk meningkatkan produksi tanaman apel. Oleh karena itu Departemen BTT melakukan monitoring hama dan penyakit setiap 2-3 hari agar hama maupun penyakit yang menyerang dapat segera teratasi. Pengendalian hama dan penyakit di Kusuma Agrowisata dilaksanakan secara kimiawi. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan menggunakan alat EPS (Engine Power Sprayer). EPS dilengkapi dengan drum (tempat pencampuran bahan), selang 200 m dan mesin pompa. Waktu-waktu penyemprotannya adalah satu sampai dua minggu setelah perompesan, setelah muncul tunas, pada saat pembungaan, pada saat muncul buah muda, dan pada saat menjelang panen. Penyemprotan dilakukan oleh tenaga kerja pria dan mendapat pengawasan langsung dari pengawas PHPT, terutama saat pembuatan larutan. Prestasi kerja untuk kegiatan penyemprotan mencapai 300 pohon/hk. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman apel di antaranya adalah ulat buah, ulat jengkal, ulat grayak, lalat buah (Rhogoletis pomonella), kutu daun hijau (Aphis porni), bercak daun, kanker batang serta busuk akar. Ulat menyerang daun serta buah apel. Gejalanya adalah daun dan buah akan tampak berlubang. Bagian dalam buah merupakan tempat disimpannya telur yang akan berkembang menjadi larva. Kutu hijau (Aphis porni) menyerang pada bagian daun apel. Kutu tersebut biasanya berada pada bagian bawah daun dan tersamar karena warnanya sama dengan daun. Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Marssonina coronaria dan merupakan penyakit yang banyak menyerang tanaman apel. Gejala bercak daun di kebun Kusuma Agrowisata mulai terlihat pada 4 minggu setelah pemangkasan. Gejala serangan kanker batang adalah kulit batang busuk, basah, dan mengeluarkan getah merah dan perkembangannya sangat cepat. Kanker batang disebabkan oleh cendawan Botryosphaeria. Upaya pencegahan penyakit kanker batang dilakukan dengan mengoleskan fungisida Nordox atau Bucali pada batang.

9 36 Gejala tanaman apel yang terserang penyakit busuk akar adalah daun-daun menjadi kering cokelat hingga akhirnya berguguran, bunga menjadi layu, bercakbercak hitam, pada batang bagian bawah berwarna hitam seperti terbakar, efek penyakit dapat menyebar ke seluruh bagian tanaman. Busuk akar disebabkan oleh cendawan Armillaria. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 6. Hama dan Penyakit apel:(a) Kutu hijau (Aphis porni), (b) Lalat buah (Rhogoletis pomonella), (c)bercak daun, (d)kanker batang, (e)ulat grayak. Taksasi Buah Perkiraan produksi buah apel perlu dihitung dalam mempersiapkannya sebagai lokasi petik. Dalam hal ini terdapat koordinasi antara departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dengan departemen marketing wisata. Hasil taksasi buah menunjukkan perkiraan jumlah atau produksi apel dalam suatu blok. Dari perkiraan jumlah buah tersebut maka dapat diperkirakan jumlah pengunjung atau wisatawan yang dapat masuk dalam blok tersebut. Penulis melakukan taksasi buah didampingi oleh seorang asisten pengawas (Lampiran 12). Pengambilan contoh dilakukan dalam penghitungan taksasi buah

10 37 tersebut. Pengambilan contoh atau sample dilakukan dengan teknik segi empat (Lampiran 13). Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap perkiraan hasil untuk satu blok tanaman dan perkiraan jumlah pengunjung yang dapat masuk ke dalam blok tersebut. Tabel 4. Hasil Perhitungan Taksasi Buah Blok E5 Hasil Perhitungan Rumus Perhitungan Total Sampel 22 pohon Total Buah Sampel 691 buah Total TM 89 pohon buah/pohon 31.4 buah Total buah sampel / Total sampel Total Buah Blok E buah Jumlah buah/pohon x total TM Sumber : Data Lapang, 2009, diolah Berdasarkan hasil perhitungan taksasi produksi pada Tabel 4, maka dapat diketahui bahwa perkiraan produksi untuk blok E5 dengan jumlah TM sebanyak 89 pohon adalah 2795 buah. Hasil taksasi tersebut kemudian digunakan oleh departemen marketing Kusuma Agrowisata dalam memperkirakan jumlah wisatawan yang dapat masuk ke dalam blok tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan perkiraan jumlah pengunjung, diantaranya adalah adanya faktor kehilangan hasil dari buah apel per blok yang dimasukkan dalam perhitungan. Kehilangan hasil diperkirakan dalam bentuk persentase, dengan total persentase kehilangan hasil sebesar 30%. Persentase tersebut terdiri atas 10% kehilangan hasil akibat faktor kerusakan oleh pengunjung dan 20% kehilangan hasil karena faktor alam. Setiap wisatawan mendapat kesempatan untuk memetik buah apel sebanyak dua buah per orang. Namun dalam kenyataannya di lapang, wisatawan terkadang memetik lebih dari dua. Perusahaan mengasumsikan bahwa maksimal buah yang dipetik oleh wisatawan adalah sebanyak tiga buah. Perkiraan jumlah wisatawan untuk setiap blok dihitung dengan cara total buah dalam blok dibagi tiga. Berdasarkan hasil taksasi blok E5 maka didapat perkiraan jumlah wisatawan

11 38 yang dapat masuk blok E5 adalah sebanyak 931 orang. Selama kegiatan magang berlangsung, penulis melakukan tiga kali taksasi buah di kebun dengan blok yang berbeda. Inventarisasi Tanaman Inventarisasi tanaman merupakan kegiatan yang rutin dilakukan departemen BTT. Tujuannya adalah untuk memantau keadaan tanaman di setiap blok. Hasil dari taksasi tanaman digunakan sebagai acuan dalam penyediaan tanaman di masa mendatang, yaitu sebagai pengganti bagi tanaman yang mati. Penulis melakukan taksasi tanaman tahun 2009 untuk seluruh blok ( Lampiran 14). Panen dan Pasca Panen Mutu buah-buahan dan sayuran setelah dipanen tidak dapat diperbaiki, tetapi dapat dipertahankan. Mutu yang baik diperoleh bila pemanenan hasilnya dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat (Pantastico et al., 1986). Umur panen apel berbeda untuk tiap varietas. Waktu panen yang dilakukan di Kusuma Agrowisata disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Umur Panen Apel di Kusuma Agrowisata Varietas Apel Umur Panen (Bulan Setelah Rompes) Manalagi Rome Beauty Ana Wanglin Kegiatan panen yang dilakukan Kusuma Agrowisata terdiri atas panen kebun wisata dan panen kebun produksi (Junggo). Panen kebun wisata dilakukan sebanyak dua kali, yaitu panen pertama oleh wisatawan dan kedua oleh karyawan atau disebut pula dengan panen racutan karena panen tersebut dilakukan untuk menghabiskan apel sisa-sisa pemetikan wisatawan. Panen kebun Junggo dilakukan jika terdapat pesanan dari supermarket.

12 39 Gambar 7. Hasil Panen Apel Racutan dan Junggo Kegiatan panen dilakukan oleh 2-3 karyawan harian lepas dengan standar prestasi kerja 300 kg/hk. Hasil panen racutan umumnya berupa buah-buah apel yang berdiameter 5-6 cm dan memiliki luka akibat serangan hama dan penyakit. Hasil panen racutan disortasi dan grading secara langsung di kebun dengan memisahkan antara buah yang masih baik dengan buah yang telah busuk atau cacat. Hasil panen disimpan ke dalam kontainer plastik berukuran 60 cm x 42 cm x 30 cm dan dikirim ke bagian trading. Buah apel racutan kemudian disortasi kembali di bagian trading dengan memisahkan antara buah yang berdiameter 5 cm hingga lebih dengan yang kurang dari 5 cm. Buah yang berdiameter 5 cm atau lebih kemudian dikirim ke departemen industri, sedangkan sisanya dijual kepada karyawan ataupun pengunjung. Buah yang telah diterima di departemen industri kemudian diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. Produk-produk olahan apel yang dihasilkan berupa cuka apel, jenang apel dan sari buah apel. Hasil panen kebun Junggo langsung diangkut ke departemen trading setelah dipanen tanpa dilakukan penyortiran dan pengkelasan terlebih dahulu. Buah hasil panen disimpan dalam keranjang bambu dan diangkut dengan menggunakan mobil pick-up. Pengkelasan dan penyortiran dilakukan di departemen trading bersamaan dengan kegiatan pengemasan atau packing untuk pemasaran ke luar Kusuma Agrowisata.

13 40 Aspek Managerial Aspek managerial yang dilakukan penulis yaitu sebagai pendamping pengawas kebun. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping pengawas adalah mengisi jurnal kegiatan kebun, mengawasi karyawan dan mencatat prestasi kerja yang dicapai, serta menghitung gaji karyawan. Pengelolaan manajemen di departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) Kusuma Agrowisata terdiri atas kepala departemen budidaya tanaman tahunan. Kepala departemen BTT dalam menjalankan fungsinya, berperan juga sebagai asisten kepala departemen budidaya tanaman. Kepala departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) membawahi pengawas-pengawas kebun, yaitu pengawas green house hidroponik, substrat dan packing, pengawas tanaman starwberry, sayur organik dan buah naga, pengawas gudang dan pengolahan kopi serta kompos, pengawas kebun Seruk, Kingsue dan Pentil, pengawas kebun apel dan jeruk, serta pengawas kebun Junggo dan Karang Ploso. Pendamping Pengawas Kebun Penulis bertindak sebagai pendamping pengawas kebun pada bulan kedua pelaksanaan magang. Penulis hadir pukul WIB untuk melakukan absensi para KHL. Setelah itu penulis mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan mencatat pretasi kerjanya. Kegiatan lain yang dilakukan penulis selain mengawasi KHL adalah melaksanakan tugas-tugas di bagian administrasi kantor departemen BTT. Tugastugas tersebut antara lain adalah merekap hasil kerja karyawan serta kegiatan yang dilakukan per harinya. Rekapan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan dalam penghitungan gaji karyawan per minggunya. Blanko laporan harian pengawas terlampir pada Lampiran 15. Gaji diberikan setiap hari jumat, artinya perhitungan gaji harus telah selesai pada hari sebelumnya atau hari kamis. Perhitungan gaji untuk karyawan harian lepas (KHL) dilakukan berdasarkan hari masuk karyawan tanpa memperhitungkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan, kecuali untuk tenaga kerja borongan. Hal tersebut berdampak terhadap kualitas kerja dari KHL

14 41 yang terkadang tidak memenuhi standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengawas kebun bertugas menjalankan standar opersional bagi pengawas kebun yang dibuat oleh departemen BTT. Apabila standar operasional tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka masalah prestasi kerja KHL pun dapat teratasi. Standar operasional pengawas kebun departemen BTT dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 16. Gaji yaang diberikan berbeda antara KHL wanita dan pria. Bagi KHL wanita diberikan gaji sebesar Rp /HK, sedangkan untuk KHL pria sebesar Rp /HK. Tambahan gaji diberikan kepada karyawan yang melakukan lembur, yaitu sebesar Rp 3 500/jam. Selain tenaga kerja harian terdapat pula tenaga kerja borongan yang merupakan KHL yang sehari-harinya bekerja di departemen BTT. Kegiatan yang biasanya diborongkan adalah kegiatan persiapan pemupukan atau persipuk, pemupukan, dan perompesan. Sistem penghitungan gaji untuk pekerja borongan dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang dicapai. Misalnya untuk kegiatan pemupukan, harga borongan untuk persipuk serta pemupukan adalah Rp 100 untuk setiap TBM dan Rp 400 untuk setiap TM. Seorang pengawas betugas mengawasi atau mengontrol kerja karyawan agar target prestasi kerja atau standar prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Apabila hasil kerja karyawan tidak memenuhi standar prestasi kerja, maka seorang pengawas harus memberikan peringatan agar keadaan tesebut tidak menjadi suatu kebiasaan. Tugas yang dilakukan penulis sebagai pendamping pengawas kebun, salah satunya adalah mengawasi serta menghitung produktvitas hasil kerja karyawan harian BTT khususnya dalam kegiatan budidaya apel. Hasil analisis produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

15 42 No Tabel 6. Produktivitas Tenaga Kerja KHL di Departemen BTT Standar Prestasi Kegiatan Kerja* Prestasi Kerja (per HK) KHL Mahasiswa 1. Pengolahan Tanah Pembuatan Sengkreng 50 pohon/hk 104 pohon ** 2. Penyulaman Pembuatan Lubang Tanam 15 lubang/hk - ** Penanaman 50 pohon/hk - ** 3. Babat Rumput 0.3 ha/hk 0.6 ha ** 4. Pemupukan Persiapan Pemupukan 50 pohon/hk 215 pohon ** Pemupukan 300 pohon/hk 368 pohon 142 pohon 5. Penyemprotan 0.37 ha/hk 1.97 ha ** 6. Pemangkasan Perompesan 8-10 pohon/hk 15 pohon 9 pohon Pangkas TM 12 pohon/hk 25 pohon 24 pohon Pangkas TBM 8 pohon/hk 65 pohon 60 pohon Wiwilan pohon/hk 32 pohon 17 pohon 7. Pelengkungan Cabang 50 pohon/hk 72 pohon 26 pohon 8. Pemanenan 300 kg/hk 304 kg 240 kg Keterangan HK : Hari Kerja (7 jam/hari) *standar prestasi kerja berdasarkan ketetapan perusahaan **tidak dilakukan oleh mahasiswa Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat produktivitas kerja tenaga kerja KHL departemen BTT secara umum telah memenuhi standar prestasi kerja yang ditetapkan perusahaan. Pada kegiatan wiwilan, prestasi kerja yang dihasilkan sedikit kurang memenuhi standar prestasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Faktor penyebabnya adalah kurang disiplinnya KHL dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut ditandai dengan KHL yang lebih banyak berbicara daripada bekerja. Pengawasan terhadap kerja karyawan harus lebih ditingkatkan agar kedisiplinan karyawan dapat lebih baik.

PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A SKRIPSI

PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A SKRIPSI 1 PENGELOLAAN PASCA PANEN APEL (Malus sylvestris) DI KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU-MALANG, JAWA TIMUR RETNA YUSFIKA A24052231 SKRIPSI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum PT. Kusuma Agrowisata Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA) terletak di Desa Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Administratif Batu,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Syarat Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Apel Tanaman apel termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Malus, dan spesies Malus sylvestris Mill.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN KONDISI UMUM PT KUSUMA AGROWISATA Sejarah Perusahaan Kusuma Agrowisata Kusuma Agrowisata dirintis pada tahun 1989. Pertama kali dikembangkan budidaya apel sebagai lahan produksi yang

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCAPANEN

PENANGANAN PASCAPANEN 43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG

HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh penulis meliputi pelengkungan, pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, dan pemanenan. Prestasi kerja penulis, karyawan, dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh kegiatan budidaya yang diterapkan. Kegiatan budidaya yang dilakukan di Agrowisata Krisna antara lain peremajaan, perompesan, pemangkasan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM Oleh : Medi Humaedi BAB I 1.1. 1.2. 1.3. DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan. Rumusan Masalah.. 1 1 2 3 BAB II 2.1. 2.2. TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK DISUSUN OLEH : NAMA : YULI NURCAHYO NIM : 11.11.5420 KELAS : 11-S1TI-11 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR MIANTI MANDIRA A

PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR MIANTI MANDIRA A PENGELOLAAN BUDIDAYA APEL DI KUSUMA AGROWISATA, MALANG, JAWA TIMUR MIANTI MANDIRA A24051938 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN MIANTI MANDIRA.

Lebih terperinci

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang dilakukan pada saat magang meliputi kegiatan budidaya sayuran aeroponik dan DFT serta kegiatan pemasaran. Kegiatan budidaya tanaman sayuran

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama PEMANGKASAN KOPI Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : 19750323 200901 1 005 Penyuluh Pertama KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi 16 PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi Tanaman stroberi mampu berproduksi dengan baik sampai dengan dua tahun apabila dipelihara dengan baik. Tanaman stroberi di Vin s Berry Park umurnya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATUMALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A05966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 16 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis meliputi : penyiraman, pemupukan, pemangkasan, pembersihan gulma, penanaman ulang dan penggantian media tanam, pengendalian hama

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN PRODUKSI APEL (Malus sylvestris Mill.) DI AGROWISATA KRISNA, NONGKOJAJAR, PASURUAN, JAWA TIMUR NURUL HUDA APRILIANTI A

PENGELOLAAN PEMANGKASAN PRODUKSI APEL (Malus sylvestris Mill.) DI AGROWISATA KRISNA, NONGKOJAJAR, PASURUAN, JAWA TIMUR NURUL HUDA APRILIANTI A PENGELOLAAN PEMANGKASAN PRODUKSI APEL (Malus sylvestris Mill.) DI AGROWISATA KRISNA, NONGKOJAJAR, PASURUAN, JAWA TIMUR NURUL HUDA APRILIANTI A068 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi

Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors L. Setyobudi 2013 Sistem Management lapangan Produksi dalam hubungannya dengan Mutu Produksi Tanaman Perkebunan: Budidaya Tanaman, Pengelolaan

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas KOPI Panduan teknis budidaya kopi Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sedangkan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Letak Geografis dan Potensi Kota Batu Kota batu merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang terbentuk tahun 2001 sebagai pecahan dari Kabupaten Malang. Sebelumnya

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober 2009. PT Panasia Indosyntec

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci