Penentuan Parameter-Parameter Karakteristik Sel Surya untuk Kondisi Gelap dan Kondisi Penyinaran dari Kurva Karakteristik Arus-Tegangan (I-V)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Metode Penentuan Parameter Kelistrikan Sel Surya Organik Single Heterojunction

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

[roof top system solution] Solusi alternatif sumber energi listrik ramah lingkungan untuk daerah perkotaan RENEWABLE E N E R G Y.

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Konsep Letak Kedudukan Akar

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Transformasi Laplace. Slide: Tri Harsono PENS - ITS. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EKTRAKSI DATA KELUARAN MODUL FOTOVOLTAIK DENGAN METODA CUBIC SPLINE

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI NILAI TAHANAN INTERNAL MODUL PANEL FOTOVOLTAIK (PV) BERDASARKAN PEMODELAN KURVA I(V) NORMAL LIGHT DAN DARK CURRENT

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

Pengendalian Kadar Keasaman (ph) Pada Sistem Hidroponik Stroberi Menggunakan Kontroler PID Berbasis Arduino Uno

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lentur Pada Balok Persegi

Jurnal Sains Materi Indonesia. PENUMBUHAN DAN KARAKTERISASI FILM TIPIS ZnO YANG DIDEPOSISI DENGAN TEKNIK SPIN COATING DI ATAS SUBSTRAT SILIKON

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Matrik Alih

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

Transkripsi:

Penentuan Parameter-Parameter Karakteritik Sel Surya untuk Kondii Gelap dan Kondii Penyinaran dari Kurva Karakteritik Aru-Tegangan (-) A. Suhandi, Y. R. Tayubi, Hikmat, A. Eliyana Juruan Pendidikan Fiika FPMPA UP, Jl. DR. Setiabudhi No. 229 Bandung (40154) Abtract A ytematic procedure to obtain the main parameter which characterize a commercial olar cell, both in dark condition (erie and hunt reitance and recombination and diffuion aturation current) and alo under illumination (hort circuit current, open circuit voltage and fill factor) are preented in thi paper. All the meaurement needed are made with imple and inexpenive apparatu and the calculation are traightforward. PENADAHULUAN Sel urya merupakan alah atu piranti elektronik yang dapat mengubah ecara langung energi radiai matahari menjadi energi litrik. Sel urya merupakan umber energi yang tidak akan pernah habi, elama matahari memancarkan inarnya ke bumi. Diperkirakan bahwa el urya akan menjadi umber pembangkit litrik andalan di maa datang karena penggunaannya yang angat prakti terutama untuk uplai energi di daerah-daerah terpencil yang ulit terjangkau oleh PLN. Selain itu, umber energi ini ramah lingkungan karena dalam proe konverinya tidak menghailkan polutan ama ekali. Penelitian tentang el urya di berbagai belahan dunia maih teru dilakukan hingga aat ini. Salah atu item peralatan yang angat diperlukan dalam kegiatan riet terkait pengembangan el urya adalah item pengukur karakteritik el urya dan proedur penentuan parameter-parameter karakteritik el urya berdaarkan datadata hail pengukuran yang didapatnya. Melalui penelitian ini telah dilakukan pengembangan item pengukur parameter-parameter karaketritik el urya beerta 1

proedur penentuan paramter-parameter karakteritik el urya baik dalam kondii penyinaran maupun dalam kondii tanpa penyinaran. Sebenarnya beberapa item pengukuran erupa telah dikembangkan oleh beberapa kelompok peneliti (Kammer et. al., 1997, Muoy et. al., 1981, Mialhe et. al., 1983, dan Khoury et. al., 1984), akan tetapi item-item ini tidak dapat ecara langung dapat menentukan parameter-parameter karakteritik el urya dari data hail pengukuran, ehingga dinilai kurang prakti. Dalam artikel ini dipaparkan tentang contoh penentuan parameter-parameter karakteritik el urya baik untuk keadaan tanpa penyinaran maupun dalam keadaan penyinaran dengan proedur yang dikembangkan berdaarkan data-data yang diperoleh dari hail pengukuran dengan menggunakan item pengukur yang telah dikembangkan. Sebagai contoh pengukuran, telah digunakan el urya komerial berbai bahan ilicon amorf. DASAR TEOR 1. Karakteritik - dalam Kondii Gelap Hubungan aru-tegangan untuk uatu el urya Silikon dapat ditulikan eperti berikut : (Wolf et. al., 1977) ( R ) q( R ) R q = + 0R exp + 0D exp (1) Rh 2kT kt Dimana 0R dan 0D menyatakan aru rekombinai dan aru aturai difui. Semua imbol yang lainnya merupakan imbol-imbol untuk bearan yang biaa digunakan. j R D R j Rh Gambar 1. Rangkaian ekivalen untuk el urya Silikon 2

Peramaan (1) dapat diimulaikan dengan ebuah rangkaian eperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. dan berturut-turut menyatakan tegangan dan aru litrik ekternal yang diukur, j dan j berturut-turut menyatakan aru perambungan dan tegangan jatuh perambungan. Dari Peramanan (1) atau dari Gambar 1, dapat diidentifikai empat mekanime penting yang menentukan karakteritik - uatu el urya, yaitu ; hambatan eri (R ) yang membatai aru litrik pada nilai tertentu, hambatan hunt (R h ), aru rekombinai ( R ), dan aru difui ( D ). Untuk mendapatkan emua nilai parameter yang tercakup dalam Peramaan (1), perlu dilakukan uatu pendekatan bergantung pada nilai tegangan. 2. Nilai-Nilai Pada Kondii Tegangan Tinggi Dalam rentang nilai tegangan tinggi, dapat dimaukan kedalam perhitungan uatu nilai tertentu untuk parameter-parameter yang dicakup dalam Peramaan (1), ehingga hubungan - dapat ditulikan eperti berikut : ( R ) q = 0 D exp (2) kt Akibat pengaruh R, dan j memiliki nilai yang berbeda. Dengan kata lain dalam rentang ini nilai = j, memberikan nilai hunt angat kecil ehingga dapat diabaikan. Nilai R dapat ditentukan dengan mengikuti proedur yang dinyatakan oleh Fuch et. al., 1986 eperti berikut : untuk dua paangan data ekperimen yang berturutan, Peramaan (2) dapat diuun kembali ehingga didapatkan hubungan : Y = kt N + 1 + N 1 N + 1 = + ln N + 1 N N + 1 ( / ) qr R ln( / ) N N kt 1 = + X (3) qr R Teknik pencocokan kuadrat terkecil dari variabel Y terhadap variabel X dapat dilakukan dengan menggunakan emua titik ekperimen yang diukur pada tegangan 3

yang lebih tinggi untuk mendapatkan nilai R. Sekali R dapat ditentukan, maka nilai j dapat dihitung melalui peramaan : = (4) j R Jika Peramaan (4) diubtituikan ke Peramaan (1), dan pengaruh R di elimininai, akan didapatkan uatu peramaan dengan variabel-variabel yang terpiah eperti berikut : ( R ) q( R ) j q = + 0R exp + 0D exp Rh 2kT kt (5) 3. Nilai-Nilai Pada Kondii Tegangan Rendah menjadi : Untuk rentang nilai tegangan rendah, peramaan (1) dapat diederhanakan j (6) R h yakni bentuk karkteritik - yang terutama diebabkan oleh pengaruh R h. Dari kemiringan kurva linier terhadap, dapat ditentukan nilai R h. Setelah nilai R h, dapat ditentukan, pengaruhnya terhadap karakteritik - dapat dieliminai melalui peramaan : = / R (7) j Dengan cara menubtitui peramaan (4) dan (7) ke dalam peramaan (1), diperoleh peramaan kurva karakteritik - untuk nilai-nilai perambungan eperti berikut : j h ( R ) q( R ) q j = 0R exp + 0D exp (8) 2kT kt Selanjutnya plot kurva j terhadap j dapat digunakan untuk menentukan 0R dan 0D. 4

4. Karakteritik - pada Kondii Diinari Sze, 1981) Di bawah kondii penyinaran, karakteriatik - el urya menjadi : (S. M. R ( R ) q( R ) q = + 0 R exp 1 + 0D exp 1 L (9) Rh 2kT kt dimana L adalah aru litrik yang dibangkitkan cahaya, nilainya tidak bergantung pada tegangan. Dengan formula ini, karakteritik - el urya pada kondii ini tampak mirip dengan karakteritik - pada kondii gelap, tetapi ditranlai ke kuadran empat. Parameter-parameter utama yang dapat ditentukan dari perilaku el urya aat diinari adalah oc (open circuit voltage = tegangan rangkaian terbuka), c (hort circuit current = aru hubung ingkat), FF (Fill Factor = Faktor Pengiian el urya), dan η (converion efficiency = efiieni konveri). Nilai Fill Factor ditentukan melalui Peramaan : (Moller, 1993) m m FF = (10) Dimana m dan m adalah aru dan tegangan litrik pada titik kerja optimum, yaitu yang menghailkan daya keluaran makimum. Sedangkan efiieni konveri (η) dihitung melalui peramaan : (Moller, 1993) c oc FFoc c η = 100% (11) P Dengan P in adalah daya input cahaya lampu yang digunakan. in EKSPERMEN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen, dengan menggunakan rangkaian elektronik eperti ditunjukkan pada Gambar 2.a dan 2.b. 5

A A hv a b Gambar 2. Rangkaian yang akan dipergunakan untuk (a) mengukur karakteritik pada kondii gelap, (b) mengukur karakteritik pada aat diinari Gambar 3. Rancangan item pengukur karkteritik el urya yang akan dibuat Untuk kepentingan pengukuran karakteritik - el urya baik dalam keadaan diinari maupun tanpa diinari, telah dikembangkan uatu item peralatan ederhana. Rancangan item pengukuran parameter karakteritik el urya yang dibuat dan digunakan ditunjukkan pada Gambar 3. Sitem pengukur ini dibuat dari bahan alumunium dengan ukuran (15x15x30)cm 3 dan dihubungkan dengan uatu rangkaian elektronik. Pada bagian ata ditempatkan lampu untuk mengukur karakteritik - dalam keadaan diberi penyinaran. Lampu yang digunakan adalah 6

lampu tipe XENOPHOT 64653 dengan intenita 77.75 mw/cm 2. Sedangkan el urya yang digunakan adalah el urya berbai ilikon amorf bereri KSC 30763 dengan ukuran (3,4x1,5)cm 2. HASL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteritik - el urya dalam kondii tanpa penyinaran Gambar 4 menunjukkan karakteritik - el urya Silikon dalam kondii tanpa penyinaran. Dari grafik terebut pengaruh dari kedua reitani, R S dan R Sh dapat dilihat dengan jela. Dengan mengikuti proedur analii yang telah dipaparkan pada bagian teori dan ekperimen, nilai R dapat ditentukan pada tegangan lebih bear dari 2,5, dan nilai R h dapat ditentukan pada tegangan lebih rendah dari 1,75. Nilai-nilai R dan R h terebut adalah 9,01x10 2 Ω dan 5,71x10 6 Ω ecara berturut-turut. 1E-3 1E-4 1E-5 Aru (A) 1E-6 1E-7 1E-8 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 Tegangan () Gambar 4. Kurva karakteritik - el urya dalam keadaan tanpa penyinaran 7

1E-4 1E-5 1E-6 1E-7 (A) 1E-8 1E-9 1E-10 1E-11 1E-12 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 j () Gambar 5. Kurva karakteritik terhadap j, yang menunjukan nilai aru aturai difui (warna kuning), aru aturai rekombinai (warna biru), dan hambatan hunt (warna magenta). Dengan menggunakan nilai-nilai R dan R h ini pada peramaan (4) dan (7), nilainilai untuk paangan data j, j yang berkaitan dapat diperoleh eperti ditunjukkan pada Gambar 5. Jika dilakukan pencocokan pada kurva terebut mengikuti peramaan (8), maka pada pencocokan optimum, diperoleh nilai aru aturai rekombinai ( OR ) ebear 1,162 x 10-9 A, dan nilai aru aturai difui ( OD ) ebear dan 1,157 x 10-12 A. Nilai-nilai yang diperoleh ini memiliki tingkat kecocokan yang tinggi dengan nilai-nilai teoriti untuk aru-aru aturai ini (10-9 A ~ 10-12 A) untuk el urya Silikon (Wolf, et al., 1977). 2. Karakteritik - el urya dalam kondii diinari Kurva karakteritik - el urya di bawah penyinaran berdaarkan hail pengukuran ditunjukan pada Gambar 6. Berdaarkan Gambar terebut diperoleh aru hubung ingkat ( c ) dan tegangan rangkaian terbuka ( oc ) berturut-turut ebear 15,580270 ma dan 2,9353183. Sedangkan m dan m maing-maing adalah tegangan dan aru pada titik operai optimum. Nilai m m diperoleh dari luaan 8

makimum dibawah kurva - eperti ditunjukan pada Gambar 6. Berdaarkan hail perhitungan diperoleh nilai m m ebear 27,40464 mw. Nilai fill factor (FF) dan efiieni (η) elanjutnya ditentukan dari peramaan (10) dan (11). 16 14 12 10 Aru (ma) 8 6 m m 4 2 0 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.0 Tegangan () Gambar 4.5. Kurva karakteritik - el urya dalam keadaan penyinaran Nilai fill factor (FF) yang merupakan perbandingan daya makimum ( m m ) yang dihailkan el urya terhadap perkalian c dan oc diperoleh ebear 0,5992, dan nilai efiieni konveri ebear 7,193%. Bearan nilai efiieni el urya yang diperoleh ini dinilai layak untuk el urya berbai bahan ilikon amorf, berdaarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan pada ilikon amorf, efiieni yang terukur berkiar (6-9)% (Khan, 2008). Hail-hail ini ecara tidak langung menunjukkan bahwa item peralatan yang dikembangkan erta proedur penentuan parameter-parameter karakteritik el urya yang telah digunakan cukup baik dan berpoteni untuk dipergunakan ebagai item pengukuran untuk kegiatan praktikum maupun penelitian yang terkait dengan karakteriai el urya. 9

KESMPULAN Telah dipaparkan proedur penentuan parameter-parameter karakteritik el urya dalam keadaan tanpa penyinaran dan keadaan dengan penyinaran dari karakteritik Aru-Tegangan (-). Pengukuran karakteritik - dilakukan dengan menggunakan item peralatan yang ederhana dan tidak mahal hail pengembangan endiri. Parameter-parameter karakteritik el urya Silikon yang diperoleh berdaarkan hail pengukuran dalam keadaan tanpa penyinaran adalah R = 9,01x10 2 Ω, R h = 5,71x10 6 Ω, OR = 1,162 x 10-9 A, dan OD = 1,157 x 10-12 A. Sedangkan dari karakteritik - dalam kondii penyinaran diperoleh nilai-nilai SC = 15,580270 ma, OC = 2,9353183, FF = 0,5992, dan η = 7,193 %. Nilai-nilai ini angat mendekati nilai-nilai paremeter karakteritik el urya Silikon amorf. Hal ini menunjukkan bahwa item peralatan pengukuran yang dikembangkan memiliki poteni yang cukup baik untuk digunakan ebagai alat praktikum maupun alat riet. DAFTAR PUSTAKA Fuch, D., Sigmund, H., 1986, Analyi of The Current-oltage Characteritic of Solar Cell, Solid State Electron., 29, 791-795. Martil, G. Gonzalez Diaz, 1992, Determination of the Dark and illuminated Characteritic Parameter of a Solar Cell from - Characteritic, Eur. J. Phy, 13, 193-197. Kammer, D. W., Ludington, M. A., 1977, Laboratory Ekperiment With Silicon Solar Cell, Am. J. Phy., 45, 602-605 Khoury, A., Charle, J. P., Charette, J., Fielx, M., Mialhe, P., 1984, Solar Cell : A Laboratory Experiment of The Temperature Dependence of The Open-Circuit oltage, Am. J. Phy., 52, 449-451 Muoy, Y. H., Charle, J. P., Abdelkarim, M., 1981, Reliable and Economical Circuit - Charcterization Solar Cell, Am. J. Phy., 49, 508-509 Mialhe, P., Charette J., 1983, Experimental Analyi of - Characteritic of Solar Cell, Am. J. Phy., 51, 68-70 Moller, H. J., 1993, Semiconductor for Solar Cell, Artech Houe nc, London. Sze, S. M., 1981, Phyic of Semiconductor Device, New York, Wiley 10

Wolf, M., Noel, G. T., Stirn, R. J., 1977, nvetigation of The Double Exponential in The Current-oltage Characteritic of Silicon Solar Cell, EEE Tran. Electron. Dev., ED-24, 419-428 11