7. URUSAN PERDAGANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

7. URUSAN PERDAGANGAN

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

IV.B.5.Urusan Wajib Penataan Ruang

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

,98 sumber daya air dan listrik b Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional;

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH ANGGARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2017

IV.B.16. Urusan Wajib Perhubungan

KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Jumlah

IV.B.16. Urusan Wajib Perhubungan

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

RENCANA KERJA (RENJA)

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

B A B I V U r u s a n P i l i h a n P e r d a g a n g a n

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

Analisis Isu-Isu Strategis

RENCANA KERJA (RENJA) (RENJA TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KATA PENGANTAR. optimal akan dapat diperbaiki di tahun berikutnya.

Realisasi Program dan Kegiatan Dinas Perdagangan dan Pasar Kabupaten Magelang Tahun 2014

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Table 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PASAR KABUPATEN PELALAWAN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

DINAS PERDAGANGAN TAHUN 2018

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

IV.C.1. Urusan Pilihan Perikanan

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2016

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

IV.B.14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PROGRESS REPORT KINERJA TAHUN ANGGARAN 2013 SEKRETARIAT DAERAH BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN 2013

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

URAIAN sebelum perubahan

RENCANA KERJA (RENJA)

Tabel IV.B.11.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Indikator Kinerja Program / Kegiatan Lokasi

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Transkripsi:

7. URUSAN PERDAGANGAN Perdagangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi daerah, utamanya dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta mendorong pembentukan harga yang wajar. Perdagangan dan investasi merupakan dua faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. Kegiatan sektor perdagangan saling berkait dan saling menunjang dengan kegiatan sektor lainnya, seperti sektor produksi, yaitu pertanian, industri, dan pertambangan; sektor keuangan; sektor perhubungan dan telekomunikasi. Percepatan pembangunan sektor perdagangan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam penciptaan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan, mempertahankan stabilitas ekonomi dalam mengendalikan inflasi dan mengamankan neraca pembayaran. Peningkatan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan PDRB menunjukkan bahwa peran perdagangan semakin penting dalam pertumbuhan ekonomi baik secara kualitas maupun kuantitas. Peningkatan tersebut didukung oleh oleh sektor industri, pertanian, kehutanan, perikanan, pariwisata, pertambangan dan lain-lain yang lebih mengedepankan kualitas jasa perdagangan. Sektor UMKM sebagai pelaku industri kreatif merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan ekspor maupun pasar domestik dengan didukung penataan sistem distribusi yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha dan daya saing produk domestik. Berkembangnya toko modern di Kabupaten Wonosobo menunjukkan semakin banyaknya investor yang turut meningkatkan kontribusi sektor perdagangan dalam pertumbuhan ekonomi. Perlu digarisbawahi bahwa berkembangnya toko modern tersebut harus diimbangi dengan adanya regulasi agar tidak mematikan usaha perdagangan lokal yang sudah tumbuh terlebih dahulu. Oleh karena itu upaya penataan dan peningkatan fasilitas perdagangan diharapkan mampu meningkatkan kualitas sektor perdagangan domestik. Untuk itu Isu strategis RPJMD 2010-2015 adalah : 1) Penguatan struktur perekonomian desa dan kota berbasis potensi lokal, 2) Penguatan sistem perdagangan berbasis potensi dan sumber daya alam sekitar serta perlindungan produsen pertanian hasil bumi, 3) Peningkatan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif yang mencakup pengelolaan sumber daya alam menuju ketahanan pangan. Dengan strategi dan arah kebijakan peningkatan efektifitas dan efisiensi perdagangan. Sejalan dengan isu strategis diatas, prioritas RKPD 2013 adalah : 1) Meningkatnya ketersediaan bahan pokok dan kelancaran distribusi. 2) Meningkatnya ekspor ke LN. 3) Meningkatnya kemampuan pelaku ekspor. 4) Meningkatnya Kualitas dan kuantitas Usaha Dagang Kecil Menengah (UDKM). a. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pelaksanaan urusan perdagangan, pada tahun 2013 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 7.677.071.685,- dan terealisasi sebesar Rp 7.233.972.141,-. Proporsi realisasi belanja tersebut 0,73% dari total realisasi belanja APBD Tahun 2013 yang berjumlah Rp 988.103.772.409,-. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 281

Tabel IV.C.7.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perdagangan Tahun 2013 No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) A Belanja Langsung 2.962.282.360 2.762.695.060 1 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 621.917.360 610.107.160 2 Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional 70.000.000 69.420.000 3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam negeri 265.000.000 259.749.000 4 Pengembangan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana) Perdagangan 1.805.365.000 1.624.168.900 5 Pengembangan Usaha Perdagangan Masyarakat 200.000.000 199.200.000 B Belanja Tidak Langsung 4.714.789.325 4.471.327.081 1 Belanja Pegawai 4.714.789.325 4.471.327.081 Gaji dan Tunjangan 4.078.848.000 3.982.267.482 Tambahan Penghasilan 576.737.325 429.859.600 Insentif Pajak/Retribusi Daerah 59.204.000 59.199.999 2 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial - - 3 Belanja Tak Terduga - - Jumlah Total 7.677.071.685 7.233.972.141 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2013 (diolah) b. Realisasi Program dan Kegiatan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program ini bertujuan untuk memberdayakan lembaga perlindungan konsumen, peningkatan kapasitas kelembagaan yang menangani sengketa dagang dan perlindungan industri dalam negeri serta pengawasan barang beredar. Sasaran program ini adalah meningkatnya daya saing berbasis efisiensi dan meningkatnya perlindungan terhadap konsumen. Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan dilakukan melalui upaya perlindungan produsen domestik, perlindungan konsumen, pengawasan barang beredar dan kemetrologian. Dalam upaya perlindungan konsumen telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu : 1) Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal (DBHCHT), di 15 Kecamatan se-kabupaten Wonosobo melalui monitoring secara kontinyu dengan hasil berkurangnya perdagangan tanpa pita cukai ilegal di 15 kecamatan. 2) Peningkatan Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, kegiatan yang dilakukan adalah pengawasan yang dilakukan oleh Tim yang dibentuk di beberapa tempat pelaku usaha baik pasar tradisional maupun modern untuk mengetahui tentang produk barang/jasa yang diedarkan agar sesuai dengan standar yang diberlakukan. Hasil dari kegiatan ini adalah terjaganya standarisasi barang/jasa di pasaran serta barang/jasa yang beredar sesuai dengan mutu memenuhi syarat layak pakai dan layak konsumsi sehingga masyarakat tidak dirugikan. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 282

3) Pengawasan Barang Bersubsidi, berupa kegiatan pembinaan dan pemantauan pada agen-agen barang bersubsidi agar diketahui disparitas harga dan perbedaan pelayanan barang bersubsidi. Tujuannya agar pasokan dan standar barang/jasa tetap terjaga sehingga ada kenyamanan konsumen dalam memenuhi kebutuhan barang bersubsidi. 4) Pembinaan dan Pengembangan Bidang Kemetrologian, berupa kegiatan pembinaan dan pengawasan mengenai tera ulang alat-alat ukur/takar/timbang agar memenuhi syarat kemetrologian. 5) Fasilitasi Perlindungan Konsumen, berupa pengadaan sarana prasarana sebagai pendukung kegiatan agar kegiatan rapat dan sosialisasi lebih mudah dan lancar sehingga penyebaran informasi tentang perlindungan konsumen bisa terlaksana. 6) Sosialisasi Kebijakan Perlindungan Konsumen, diikuti oleh 20 orang 7) Pembinaan Perlindungan Konsumen Berbasis Gender dan Bagi Generasi Muda, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan konsumen terutama wanita dan generasi muda agar konsumen tidak dirugikan oleh produsen. 8) Fasilitasi Kegiatan PPNS dan PPBJ Bidang Perdagangan, merupakan kegiatan pengawasan terhadap pelaku usaha. 9) Pembuatan Database Distribusi, merupakan kegiatan pendataan distribusi barang dan jasa yang tersedia di pasaran. 10) Pembangunan Ruang BPSK dalam rangka tercapainya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ekspor keluar negeri dan mengembangkan informasi usaha perdagangan. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan antara lain : 1) Pengembangan Database Pelaku Usaha Perdagangan, merupakan kegiatan pendataan pelaku usaha yang ada di Kabupaten Wonosobo. 2) Standarisasi Mutu Produk Perdagangan, kegiatan ini berupa sosialisasi kepada para pelaku usaha tentang standar barang dan jasa, diikuti 20 orang peserta. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa yang efisien dan efektif serta mengembangkan sistem usaha dan lembaga perdagangan yang berpihak pada ekonomi kerakyatan. Melalui program ini Kabupaten Wonosobo telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain : 1) Fasilitasi Pasar Lelang Daerah, berupa kegiatan konsultasi dan kajian tentang rancangan pembentukan kelembagaan perlindungan konsumen, sehingga akan terjaga standarisasi barang/jasa di pasaran. 2) Monitoring Harga Kepokmas dan Barang Strategis Lainnya, dimaksudkan untuk mengetahui tingkat perkembangan harga rata-rata kebutuhan pokok masyarakat pada tingkat konsumen/pengecer di Kabupaten Wonosobo, yang pada gilirannya dapat menjadi masukan Pemerintah dalam mengambil kebijakan lebih lanjut. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 283

Kegiatannya berupa monitoring harga kepokmas dan barang strategis lainnya yang dilaksanakan di pasar daerah se Kabupaten Wonosobo, di mana hasil monitoring tersebut diolah untuk dijadikan laporan data informasi harga kepokmas. Melalui kegiatan tersebut maka akan tersedia data informasi harga dan kelancaran distribusi, sebagai bahan evaluasi untuk melakukan langkah langkah konkrit dalam menindaklanjuti perkembangan harga beberapa komoditi yang fluktuatif serta menghindari terjadinya gejolak harga yang mencolok khususnya komoditi barang kebutuhan pokok masyarakat (KEPOKMAS). 3) Pembinaan dan Penataan Pedagang Pasar, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan retribusi dan kenyamanan pedagang maupun pembeli sehingga akan meningkatkan PAD. 4) Expo Perdagangan, berupa kegiatan pameran untuk mempromosikan produkproduk unggulan Kabupaten Wonosobo di Batam, dengan harapan akan meningkatkan mutu dan daya saing produk serta membuka akses pasar bagi produk-produk Wonosobo. 5) Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, bertujuan untuk meningkatkan kecintaan dan konsumsi produk dalam negeri sehingga akan meningkatkan devisa Negara. 6) Operasional Bantuan Pasar Desa, berupa kegiatan sosialisasi Perbup Wonosobo No. 35 tahun 2012 tentang pedoman pengelolaan pasar desa, diikuti 35 pengelola pasar desa serta pendampingan bagi 2 pasar desa yang mendapat bantuan pembangunan prasarana pasar dari APBD Provinsi yaitu Pasar Balekambang Kecamatan Selomerto dan Pasar Lamuk Kecamatan Kaliwiro. Program Pengembangan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana) Perdagangan Program ini bertujuan untuk meningkatkan sarana prasarana (infrastruktur) perdagangan dalam rangka peningkatan efisiensi perdagangan. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan pengembangan infrastruktur di sektor perdagangan melalui beberapa kegiatan yaitu : 1) Pengadaan Alat-alat Kebersihan Pasar, bertujuan untuk meningkatkan kebersihan dan kenyamanan pasar. 2) Revitalisasi Pasar Tradisional (DAK), berupa rehab los areal bongkar muat, penambahan los, kios dan areal parkir. 3) Revitalisasi Pasar Se Kabupaten Wonosobo, berupa rehab di 6 pasar yaitu Pasar Induk Wonosobo, Pasar Hewan Wonolelo, Pasar Sayur Wringinanom, Pasar Kaliwiro, Pasar Selomerto dan Pasar Sapuran. 4) Perbaikan Pasar Kertek, berupa rehab pintu dan atap Pasar Unggas Kertek. 5) Pengadaan Alat Pemadam Kebakaran, bertujuan untuk meningkatkan keamanan Pasar Induk Wonosobo. 6) Sosialisasi dan Relokasi Pasar Tradisional, berupa sosialisasi kepada para pedagang di Pasar Siwuran Garung 7) Perbaikan Pintu dan Instalasi Air/Listrik Pasar Induk, bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pasar. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 284

8) Pengadaan Sarana Pendataan Pelaku Usaha Perdagangan, kegiatan ini mendukung adanya peningkatan pelayanan aparat terhadap pelaku usaha perdagangan. Kegiatan tersebut kesemuanya bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta menyediakan tempat transaksi yang lebih layak bagi pedagang dan masyarakat. Di samping itu juga untuk meningkatkan daya saing dan eksistensi pasar tradisional melalui perwujudan pasar tradisional yang bersih, aman dan nyaman. Program Pengembangan Usaha Perdagangan Masyarakat Program ini bertujuan untuk memicu pelaku bisnis dan pemilik modal untuk menanamkan modalnya guna membuka peluang usaha-usaha mandiri yang bisa mencukupi kebutuhan sektor perdagangan yang ada di Kabupaten Wonosobo sehingga pemenuhan kebutuhan barang dan jasa oleh pelaku perdagangan di Kabupaten Wonosobo tidak perlu lagi didatangkan dari luar daerah/wilayah. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu Study Pengembangan Pasar, kegiatan tersebut menghasilkan dokumen berupa data base maupun kajian yang nantinya berguna sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan. c. Capaian Kinerja Urusan Perdagangan Tabel IV.C.7.2 Capaian kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2013 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah No. Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD 1 Kontribusi sektor Perdagangan thd PDRB (Jumlah Kontribusi PDRB dari sektor perdagangan) / (Jumlah total PDRB)x100% Capaian Kinerja 2012 2013** 253.634,67 x 100% 11,35% 2.179.015,39 = 11,64% Sumber : BPS (2014) **) data sangat sementara Tabel IV.C.7.3 Indikator Kinerja Urusan Perdagangan berdasarkan RPJMD 2010-2015 No. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian Pembangunan 2012 2013 1 Jumlah laporan/kejadian kelangkaan bahan pokok 12 18 2 Jumlah sarana perdagangan 4 5 3 Jumlah pelaku perdagangan 13.736 14.052 4 Jumlah pelaku perdagangan yang memiliki SIUP 13.736 14.052 5 % volume komoditas untuk keperluan ekspor 3% 4% 6 Nilai ekspor ($) 40.430.534 41.896.600 7 Jumlah negara tujuan 12 8 8 Jumlah komoditas 7 6 9 Jumlah pelaku ekspor 6 8 10 Jumlah usaha dagang kecil 5.200 5.926 11 Jumlah usaha dagang menengah 975 1.061 12 Jumlah UDKM yang dibina dan berkembang 85 85 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2014) LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 285

Penyelenggaraan urusan perdagangan di Kabupaten Wonosobo dapat dilihat dari kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB, yang pada tahun 2013 rata-rata menyumbang 11,64%. Jika dibandingkan tahun 2013 mengalami kenaikan 0,29%. Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat yang diikuti peningkatan daya beli masyarakat akibat adanya pertumbuhan penduduk. Kenaikan kontribusi tersebut harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan cara meningkatkan nilai tambah produk-produk perdagangan dan memperbaiki kualitas infrastruktur perdagangan. Target capaian kinerja berdasarkan RPJMD sebagian besar sudah terlampaui, sehingga diharapkan sektor perdagangan ini akan dapat dioptimalkan melalui peningkatan daya saing dan akses pasar yang didukung adanya infrastruktur yang memadai. Untuk pengembangan infrastruktur perdagangan yang terkait dengan pembangunan dan rehabilitasi pasar sampai tahun 2013 jumlah pasar daerah ada 19 buah dengan daya tampung (kios, los, PKL) sebesar 8.554 buah, sedangkan jumlah pasar desa sampai 2013 ada 49 buah serta terjadi peningkatan jumlah pasar modern. d. Permasalahan dan Solusi Permasalahan umum yang muncul pada urusan perdagangan antara lain : Sistem distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat yang belum efektif dan efisien dan masih rendahnya kesadaran pemakaian produksi dalam negeri. Terbatasnya akses permodalan terutama bagi pengusaha kecil, menengah dan Koperasi. Masih minimnya ragam komoditas ekspor non migas dengan nilai tambah yang rendah. PKL dan Parkir kendaraan yang kurang tertata di lingkungan pasar. Upaya yang perlu dilakukan adalah: dalam pembangunan urusan perdagangan kedepan Mengembangkan jaringan distribusi perdagangan untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat terjaga salah satunya dengan pembangunan/rehabilitasi infrastruktur perdagangan. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan memaksimalkan potensi pasar domestik dan kampanye Gerakan Cinta Produk Dalam Negeri. Mempermudah akses pembiayaan bagi pelaku perdagangan maupun koperasi. Meningkatkan produk ekspor non migas yang bernilai tambah terutama untuk produk lokal dengan memanfaatkan teknologi. Mengatur dan merelokasi PKL dan Parkir yang berada di lingkungan pasar. LKPJ 2013 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 286