BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompleks saat ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

REKAYASA ALUR KERJA DAN ARSITEKTUR INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BSP

Kontrak Perkuliahan. UAS : 30% UTS : 30% Tugas : 25% Kuis : 15% Tambahan : Keaktifan

Sistem Enterprice SASARAN : Sistem Enterprise. Sistem Informasi Enterprise. Information Systems Today

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Bab VI Implementasi. VI.1 Protokol Implementasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB 2 Stake Holder dalam Sistem Informasi

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tantangan seperti persaingan bisnis yang semakin ketat dan

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

Pengembangan Sistem Informasi

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

Pengembangan Sistem Informasi

Kerekayasaan Informasi Dalam Proses Bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

PROSES PERANCANGAN DATABASE

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Business Process Reengineering ( BPR )

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN MODEL PIRAMIDA REKAYASA INFORMASI SEBAGAI UPAYA STRATEGI PEMBELAJARAN

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso)

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DI BENGKEL LANCAR MOTOR PADA BAGIAN BENGKEL MESIN

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2010/2011

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

PROSES PERANCANGAN DATABASE

BAB II LANDASAN TEORI

Informasi Sistem Manajemen Publik

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem

STUDI TENTANG REKAYASA METODE PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan database yaitu sistem informasi mempunyai manfaat yang besar bagi

BAB II LANDASAN TEORI

STMIK GI MDP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. KARYA SUKA ABADI PALEMBANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

REKAYASA SISTEM. Konsep dan Prinsip Analisis

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

STMIK GI MDP. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk CABANG PALEMBANG

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Lecture s Structure. Siklus Hidup Sistem. Metodologi Siklus Hidup Sistem

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

Critical Success Factor (CSF) Pemahaman atas sasaran strategis Komitmen yang kuat dari manajemen dan organisasi Manajemen proyek implementasi yang han

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Sistem Informasi Pemakaian Suku Cadang (Studi Kasus: PT. Medan Tropical Canning)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

STMIK GI MDP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG PT. KARSA CITRINDO SEMPURNA PALEMBANG

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

Metode pengembangan Sistem Teknologi Informasi. Surahyo Sumarsono, B.Eng., M.Eng.Sc.

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

INFORMATION TECHNOLOGY

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

BAB 4 Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

STMIK MDP SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PENJUALAN PADA PT DUA PUTRI ALFA PALEMBANG. Ricky Daniga Stefvifans

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan

A. Spesifikasi Perangkat Lunak

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem informasi ini ditujukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin sematamata. Tetapi dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang pesat, orang mulai menyadari bahwa sistem informasi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat strategis. Sistem informasi dapat mengubah perilaku bisnis dari organisasi, mengubah hubungan antara organisasi dengan pemasok dan pelanggannya, menciptakan suatu aliansi strategis diantara perusahaan, dan lain-lain. Saat ini suatu perusahaan yang efisien sudah bergerak ke sistem otomatisasi yang lebih tinggi dan sangat tergantung pada sistem informasi yang berbasis komputer. Hal ini menyebabkan perencanaan, pembangunan dan perawatan dari suatu sistem komputer yang efektif semakin kompleks sehingga membutuhkan suatu metode pengembangan sistem yang baik. Menurut Clive Finkelstein (1989, p 4), metode pengembangan aplikasi yang ada saat ini masih berorientasi pada procedure. Metode system analysis, structured analysis, structured design dan business systems planning dapat digolongkan sebagai metode pengembangan tradisional. Kelemahan dari metode pengembangan tradisional adalah produktifitas yang rendah dalam pengembangan aplikasi. Produktifitas yang rendah ini menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam 7

8 pembangunan aplikasi (application backlog). Selain itu, masalah dalam perawatan sistem menjadi perhatian utama pula dalam pembangunan suatu sistem informasi. Menurut Clive Finkelstein (1989, 5), 70%-80% dari sumber daya programmer digunakan untuk perawatan sistem, dan hanya 20%-30% dari sumber daya programmer yang tersedia untuk mengembangkan aplikasi baru. Hambatan lain dalam pembangunan sistem informasi adalah masalah komunikasi antara pengguna dan sistem analis, yang menyebabkan aplikasi yang dibangun oleh programmer seringkali tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari pengguna. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan suatu metode pembangunan sistem informasi yang lebih baik. Salah satu metodologi itu adalah metodologi rekayasa informasi (Information Engineering Methodology). Rekayasa informasi didefinisikan oleh James Martin (1989, p 1) sebagai suatu metode perencanaan, analisis, desain, dan konstruksi dari sistem informasi yang berbasis pada ruang lingkup perusahaan secara keseluruhan atau melalui sektor mayoritas dari perusahaan dengan memanfaatkan teknik-teknik formal yang saling berkaitan. Sedangkan menurut Clive Finkelstein (1989, p 7), rekayasa informasi merupakan suatu metode pengembangan stratejik yang terintegrasi, yang menghasilkan suatu dokumentasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan peninjauan kembali terhadap kebenaran dari definisi data. Selanjutnya dokumentasi ini akan diterjemahkan dalam suatu desain basis data yang lebih detil, spesifikasi sistem komputer dan kode program yang akurat. Berbeda dengan pengembangan sistem tradisional, dimana sistem yang berbeda dibangun secara independen, sehingga antara sistem yang satu dengan yang

9 lainnya seringkali terjadi ketidaksesuaian data. Pada pembangunan sistem informasi dengan rekayasa informasi, sistem yang dibangun mengacu pada rencana dan model dari perusahaan secara keseluruhan yang telah diciptakan sebelumnya. Menurut James Martin (1989, p 2), karakteristik dari rekayasa informasi adalah: 1. Rekayasa infomasi menerapkan teknik-teknik yang terstruktur berbasis pada ruang lingkup perusahaan secara keseluruhan. 2. Rekayasa informasi menciptakan kerangka (framework) bagi pengembangan sistem informasi perusahaan 3. Dengan mengacu pada kerangka yang telah ada, suatu sistem dapat dibangun dan dimodifikasi dengan cepat 4. Memungkinkan tercapainya koordinasi yang baik diantara sistem-sistem yang berbeda 5. Dalam pelaksanaannya, rekayasa informasi membutuhkan peran serta dari pengguna (end user) 6. Rekayasa informasi memperlihatkan bagaimana sistem informasi dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membantu perusahaan dalam mencapai sasaran strategisnya. Pembangunan sistem informasi dengan rekayasa informasi dibagi dalam 4 tahap (gambar 2.1), yaitu:

10 Information Strategy Planning Business Area Analysis System Design Construction Gambar 2.1. Empat tahap dari Rekayasa Informasi 1. Perencanaan Strategi Informasi (Information Strategy Planning). Pada tahap ini dihasilkan suatu gambaran umum mengenai perusahaan, fungsi-fungsi, data dan informasi yang dibutuhkan, faktor sukses kritikal, sasaran dan masalah. Perhatian utama pada tahap ini adalah pemanfaatan strategis dari teknologi informasi. 2. Analisis Area Bisnis (Business Area Analysis). Tahap ini bertujuan untuk menentukan proses-proses yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu area bisnis, menentukan bagaimana proses-proses tersebut saling berhubungan dan data apa saja yang dibutuhkan. 3. Desain Sistem (System Design). Tahap ini bertujuan untuk menentukan bagaimana proses-proses dalam area bisnis diterapkankan dalam prosedur dan bagaimana prosedur ini bekerja. Dalam melakukan desain prosedur sangat diperlukan keterlibatan langsung dari pengguna.

11 4. Konstruksi (Construction). Merupakan tahap penerapan dari prosedur dengan memanfaatkan code generator, fourth-generation languages, dan end-user tools. 2.3 Perencanaan Strategi Sistem Informasi Proses rekayasa informasi diawali dengan mengembangkan suatu rencana strategi sistem informasi. Menurut Michael J. Earl (1989, 67), strategi sistem informasi didefinisikan sebagai suatu rencana terarah jangka panjang mengenai langkah-langkah apa yang akan dilakukan dengan teknologi informasi. Perencanaan strategi informasi berhubungan dengan sasaran (goals) dari bisnis dan melihat bagaimana suatu teknologi dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suatu peluang baru atau keunggulan dalam berkompetisi. Rencana strategi sistem informasi akan memberi gambaran mengenai fungsi-fungsi dasar dari perusahaan dan menghasilkan suatu model tingkat tinggi dari suatu perusahaan. Pada tahap ini akan dihasilkan suatu diagram hubungan antar entiti dan pemetaan dari entiti terhadap fungsi-fungsi perusahaan. Tujuan dari perencanaan strategi sistem informasi adalah: Mempelajari bagaimana pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan keunggulan bersaing dari perusahaan. Menentukan sasaran (goal) untuk perusahaan dan faktor-faktor sukses kritikal (Critical Success Factor). Menggunakan analisis faktor sukses kritikal untuk mengarahkan perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

12 Menentukan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen supaya dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik. Menentukan prioritas dalam pembangunan suatu sistem informasi. Menciptakan suatu gambaran umum mengenai model dari perusahaan, proses dan informasi. Dengan menggunakan gambaran umum tersebut dapat ditentukan area bisnis dari perusahaan. Memungkinkan pihak manajemen puncak untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai sasaran, fungsi, informasi, faktor sukses kritikal, dan struktur organisasi dari perusahaan. Hal yang terpenting dari perencanaan strategi informasi adalah dukungan dan peran serta dari pihak manajemen. Selain itu tinjauan ulang dan penyempurnaan atas rencana strategi informasi yang dihasilkan harus dilakukan secara terus menerus disesuaikan dengan siklus perencanaan bisnis dari perusahaan. Dalam pelaksanaannya, perencanaan strategi informasi dibagi atas beberapa tahap (gambar 2.2), yaitu:

13 Goal & Problem Analysis Critical Success Factor Analysis Technology Impact Analysis Strategic System Vision Entity Relationship Model Model the enterprise Gambar 2.2. Tahap-tahap perencanaan strategi informasi Analisis sasaran dan masalah (Goal & Problem Analysis). Analisis faktor sukses kritikal (Critical Success Factor Analysis). Analisis dampak teknologi (Technology Impact Analysis). Visi sistem stratejik (Strategic System Vision). Model dari perusahaan/organisasi (Model of the Enterprise). Model hubungan antar entitas (Entity Relationship Model). 2.4. Analisis Sasaran dan Masalah Salah satu bagian penting dari proses perencanaan strategi informasi adalah analisis sasaran dan masalah. Proses ini bertujuan untuk menentukan sasaran dan problem yang dihadapi perusahaan dan mendokumentasikan hasil yang diperoleh.

14 Setiap perusahaan memiliki sasaran. Menurut Drs Moekijat (1990, p 198) sasaran (goals) adalah rencana-rencana yang dinyatakan sebagai hasil-hasil yang harus dicapai. Sedangkan menurut James Martin (1989, p 209), sasaran adalah suatu target spesifik yang harus dicapai dalam suatu waktu tertentu. Sasaran menggambarkan mengenai tujuan sesungguhnya dari suatu tindakan. Sasaran berorientasi pada hasil dan dapat diukur. Sasaran digunakan sebagai mekanisme pengawasan dalam perusahaan. Perusahaan menetapkan target dan kemudian dilakukan pengukuran tingkat keberhasilan dari aktifitas yang dilakukan terhadap target itu. Sasaran dibagi atas dua kategori, yaitu: Sasaran taktis (Tactical goal). Merupakan suatu sasaran jangka pendek dengan rentang waktu antara 1 sampai dengan 2 tahun. Sasaran jangka panjang (Long term goal). Merupakan sasaran jangka panjang dan memiliki rentang waktu sampai 5 tahun atau lebih. Dalam usaha mencapai sasarannya, perusahaan sering dihadapkan pada masalah-masalah. Pada proses perencanaan strategi informasi, masalah harus diidentifikasikan bersama dengan sasaran. Identifikasi ini mempermudah pihak manajemen dalam memecahkan masalah-masalah yang muncul. Ada empat kategori masalah, yaitu: Masalah yang tidak berpengaruh pada sistem informasi. Masalah yang berhubungan dengan sistem informasi yang sedang berjalan Masalah yang berhubungan dengan sistem informasi yang direncanakan

15 Masalah yang tidak dapat diatasi oleh sistem informasi. 2.5. Analisis Faktor Sukses Kritikal Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, perusahaan membutuhkan informasi yang baik dan akurat. Tetapi seringkali pihak manajemen dihadapkan pada masalah banyaknya informasi yang tidak berguna yang diterima. Hal ini menyebabkan pihak manajemen mengalami kesulitan dalam menentukan informasi-informasi kritis yang diperlukan untuk menemukan dan mengatasi suatu masalah. Pada dasarnya, hanya ada sejumlah kecil informasi yang kritikal bagi eksekutif dan hanya ada beberapa keputusan yang sangat penting. Untuk mengatasi masalah ini, dalam perencanaan strategi informasi harus ditentukan faktor sukses kritikal dari perusahaan. Menurut Raymond McLeod (1993, p 90) Faktor sukses kritikal adalah aktifitas perusahaan yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan perusahaan dalam mencapai sasarannya, sedangkan menurut James Martin (1989, p 88) faktor sukses kritikal didefinisikan sebagai beberapa area kritikal dimana segala sesuatunya harus berjalan dengan baik agar bisnis dapat berkembang. Pada analisis faktor sukses kritikal ini dilakukan identifikasi dari area-area kritis dalam perusahaan dengan melakukan suatu interview terhadap pihak manajemen perusahaan. Pengaruh yang dihasilkan dari analisis faktor sukses kritikal bagi para eksekutif adalah:

16 Faktor sukses kritikal membantu para eksekutif dalam memusatkan perhatian pada aktifitas-aktifitas yang paling penting. Membantu para eksekutif dalam menentukan informasi-informasi yang bersifat kritikal. Terlepas dari pemanfaatannya untuk pengembangan sistem informasi, analisis faktor sukses kritikal sangat bermanfaat bagi pengelolaan perusahaan dengan cara yang lebih baik. Hasil yang diperoleh dari analisis faktor sukses kritikal dapat dipergunakan sebelum sistem informasi yang dibutuhkan dapat dibangun. Faktor sukses kritikal membantu dalam meningkatkan mekanisme pengendalian dan membantu perusahaan dalam memusatkan perhatian pada bidang-bidang yang paling penting, sehingga alokasi sumber daya dapat ditingkatkan. 2.6. Analisis Dampak Teknologi Informasi Dalam perencanaan strategi informasi, perkembangan teknologi yang pesat harus diperhitungkan, karena teknologi yang baru seringkali menimbulkan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Menurut John A. Pearce II (1991, p 81) perubahan teknologi digolongkan dalam komponen lingkungan luar (external emvironment) yaitu suatu kondisi dan kekuatan diluar kendali perusahaan yang mempengaruhi pilihan stratejik dari perusahaan. Karena berada diluar kendali perusahaan, maka perusahaan harus melakukan suatu antisipasi terhadap peluang dan ancaman yang akan muncul sejalan dengan perubahan teknologi itu. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu analisis dampak teknologi pada proses perencanaan strategi

17 informasi. Analisis dampak teknologi memperlihatkan hubungan antara teknologi baru dengan peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Hasil yang diperoleh dari analisis ini harus dikaji ulang secara periodik. 2.7. Visi Sistem Strategis Visi sistem strategis membahas mengenai peluang-peluang strategis dari pengembangan sistem informasi agar perusahaan memiliki keunggulan berkompetisi. Dengan adanya visi sistem strategis diharapkan pihak manajemen puncak dapat memahami dan memiliki gambaran mengenai aspek strategis dari sebuah sistem informasi serta mengetahui sampai dimana tingkat strategisnya sistem tersebut dalam persaingan bisnis. Sifat strategis ini kadang kala cenderung lebih membutuhkan restrukturisasi perusahaan atau perubahan cara melakukan bisnis daripada sekedar melakukan otomatisasi dari apa yang sekarang ada. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengembangan visi sistem strategis, pihak pimpinan perlu mengetahui mengenai trend perkembangan teknologi informasi dan dampak dari perkembangan tersebut. Hal ini merupakan dasar dalam perencanaan dan pengembangan strategi teknologi informasi yang diharapkan dapat memberi dampak strategis yang menguntungkan bagi perusahaan. 2.8. Model Umum Perusahaan Model umum perusahaan memberikan gambaran keseluruhan secara umum mengenai perusahaan. Pada tahap ini ditentukan unit-unit organisasi dari

18 perusahaan, lokasi dari unit-unit organisasi tersebut, fungsi-fungsi bisnis dari perusahaan dan lain-lain. Hasil yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk matriks yang memperlihatkan hubungan antara satu aspek dengan aspek lainnya. 2.9. Hubungan antar Entitas Dalam perencanaan dan desain database sangat diperlukan adanya diagram hubungan antar entitas. Menurut James Martin (1989, p 35) entitas adalah segala sesuatu dimana data dapat disimpan, suatu entitas dapat berupa orang, benda atau konsep. Sedangkan diagram hubungan antar entitas (Entity Relationship Diagram) adalah suatu diagram yang memberikan gambaran mengenai hubungan yang terjadi diantara entitas. Tujuan utama dari pembuatan model entiti adalah untuk membantu sistem analis dalam membangun sistem informasi. Pembuatan model entiti akan mengurangi kemungkinan diabaikannya hubungan entitas yang penting dalam mendisain suatu sistem Dalam diagram, entitas digambarkan sebagai sebuah kotak dan hubungan antar entitas digambarkan sebagai garis yang menghubungkan kotakkotak entitas. Pada perencanaan strategi informasi, diagram hubungan antar entitas merupakan dasar untuk pembentukan model logika data yang lebih lanjut.