ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jln Ir Sutami 36 A, Surakarta ) 2) 3)

ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE PARETO DAN FISHBONE DIAGRAM

ANALISIS SISA MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAWASAN MARVELL CITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYNA MATERIAL SISA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR ROSDA DAMERIA TINDAON NIM :

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk

SKRIPSI ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN GILINGAN

KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer

ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

Bab II STUDI PUSTAKA. Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN

KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

ANALISIS DAN PENGELOLAAN SISA MATERIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131


PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT.

BAB. IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan

BAB IV DATA DAN ANALISIS

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV DATA DAN ANALISIS

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS WILMAR BUSINESS INSTITUTE MEDAN

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Studi Kasus Waste Material Proses Fabrikasi Struktur Baja di Perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction)

BAB 1 PENDAHULUAN. Publisher LTD, (1975), page Damodara U. Kini, Material Management : The Key Successful Project Management.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasarnya pekerjaan finishing ing adalah pekerjaan akhir dari sebuah

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam. penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN)

ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

ANALISA WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN APLIKASI METODE LEAN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN SHOWROOM AUTO 2000)

Laporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN

Seminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN METODE LINEAR PROGRAMMING UNTUK ANALISIS PEMOTONGAN BESI TULANGAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

BILL Of QUANTITY ( B.Q )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang.

Transkripsi:

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) Farida Rahmawati 1 dan Diana Wahyu Hayati 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: farida_rahma@ce.its.ac.id ABSTRAK Pada proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyak dijumpai sisa material proyek. Sisa material disebabkan antara lain oleh proses bongkar muat yang tidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapat digunakannya kembali material tersebut dan menjadi construction material waste. Penyebab lain, luas area proyek gedung yang terbatas dan kurang memadai menyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yang akan dipakai, sehingga menyebabkan penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali. Sisa-sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalian atau pemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui material yang berpotensi menjadi waste, mengetahui waste index serta waste cost yang dihasilkan oleh material sisa dan mengidentifikasi penyebab waste menggunakan fishbone diagram sehingga dapat disusun strategi meminimalkan waste, agar waste serupa tidak muncul lagi pada proyek selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penanganan waste yang tepat untuk setiap sisa material yang ada dengan menggunakan metode waste hierarchy. Dari hasil analisa Pareto maka material yang berpotensi menjadi waste dan memiliki waste cost terbesar yaitu : Bata ringan dengan waste cost sebesar = Rp 41.587.835,21. Faktor penyebab terjadinya waste material pada proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya adalah faktor man, measures dan management yang dilaksanakan kurang baik. Langkah-langkah Yang harus dilakukan untuk meminimalkan waste antara lain yaitu : Melakukan pengawasan dan pembimbingan/arahan kepada pekerja, koordinasi tim lapangan, tim teknik dan procurement harus intens dilaksanakan, bekerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan material yang tidak terpakai. Kata kunci Waste Material, Fishbone Diagram, Waste Hierarchy. 1. PENDAHULUAN Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan construction waste. Sisa material konstruksi didefinisikan sebagai sesuatu yang sifatnya berlebih dari yang disyaratkan baik itu berupa hasil pekerjaan maupun material konstruksi yang tersisa/tercecer/rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi sesuai fungsinya (J.R. Illingworth, 1998). Material adalah salah satu komponen penting yang memiliki pengaruh cukup erat dengan biaya suatu proyek, maka dengan adanya sisa material konstruksi yang cukup besar dapat dipastikan terjadi pembengkakan pada sektor pembiayaan. Selain itu, sisa material konstruksi adalah salah satu limbah yang menghasilkan prosentase yang cukup tinggi dalam pencemaran lingkungan. Pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya memiliki 10 lantai dengan luas bangunan sebesar 2990 m2, membutuhkan berbagai jenis material. Pada proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyak dijumpai sisa material proyek. Salah satu penyebabnya adalah proses bongkar muat yang tidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapat digunakannya kembali material tersebut. Selain itu, luas areal proyek gedung yang terbatas dan kurang memadai menyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yang akan dipakai, sehingga menyebabkan penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali. Itu artinya material tersebut akan menjadi construction waste. Sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalian atau pemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, dibutuhkan suatu studi untuk mengidentifikasi material yang berpotensi untuk menghasilkan waste dalam segi biaya. Selain itu, dibutuhkan studi tentang cara apa yang seharusnya dilakukan untuk menangani Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 181

sisa material proyek agar tidak merugikan proyek serta lingkungan di sekitar pembangunan gedung pada umumnya dan proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya khususnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA Material yang digunakan dalam konstruksi dapat digolongkan dalam dua bagian besar (Gavilan dan Bemold, 1994), yaitu: 1. Consumable material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya: semen, pasir, kerikil, batu bata, besi tulangan, baja, dan lain-lain. 2. Non-consumable material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dan dinding penahan sementara. Terjadinya sisa material konstruksi dapat disebabkan oleh satu atau kombinasi dari beberapa sumber dan penyebab. Gaspers (2001) membedakan sumber-sumber permasalahannya menjadi enam yaitu : metode, pengukuran, manusia, lingkungan, mesin, dan material. 2.1. Waste Cost Pengelolaan limbah lebih lanjut akan menghemat pengeluaran, menaikkan pendapatan, dan juga mengurangi waste. Banyak kontraktor tidak menyadari bahwa sebenarnya dari material waste (The true cost of material waste) (Branz,2002 dalam Gatu, 2011) adalah : Metode pendekatan waste cost bisa dilakukan bila dalam proyek tidak ada management waste plan, yaitu dengan rumus : Waste Cost = waste level x % Bobot Pekerjaan x Total Nilai Kontrak Keterangan: % Bobot Pekerjaan = Jumlah harga material 2.2. Waste Level Waste level ini dihitung untuk mengetahui volume waste dari masing- masing item material yang di teliti. Waste level ini dihitung menggunakan metode pendekatan dengan rumus umum : Waste Level = Keterangan : Vol. waste = vol. material terpakai Vol. material terpasang Vol. kebutuhan material = vol. kebutuhan material yang ditinjau 2.3. Waste Hierarchy Pada setiap proyek jenis material yang digunakan bermacam-macam. Dan hal itu berpengaruh pada sisa material yang dihasilkan. Adapun cara-cara penanganan terhadap sisa material konstruksi salah satunya dengan waste hierarcy. Waste hierarchy mengarah pada konsep 3R yaitu reduce (mengurangi), reuse (penggunaan ulang), recycle (daur ulang). a. Reduce Reduce (pengurangan) material konstruksi dalam hal ini dibagi menjadi 2 cara, yaitu: Prevention (pencegahan), usaha yang dilakukan untuk mencegah penggunaan material yang dapat menghasilkan sisa material konstruksi.. Minimalization (minimalisasi), usaha yang dilakukan untuk mengurangi sisa material konstruksi dengan cara mempersiapkan rencana penanganan sisa material konstruksi. b. Reuse Reuse (penggunaan ulang) merupakan proses penggunaan ulang dari sisa material konstruksi yang masih bisa digunakan. Untuk mempermudahkan kontraktor dalam penggunaan ulang berdasarkan tujuannya perlu dilakukan melakukan pemisahan sisa material konstruksi berdasarkan jenis pekerjaannya.. K - 182 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

c. Recycle Recycle (daur ulang) merupakan proses pengolahan sisa material konstruksi menjadi material konstruksi yang memiliki kualitas yang hampir sama dengan material yang baru. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analisis yang akan menganalisa volume waste dan waste cost. Untuk material dengan waste cost terbesar akan dirumuskan rekomendasi penanganannya sesuai waste hierarchy. Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data: a. Rencana Anggaran Biaya untuk mengetahui harga material yang digunakan b. Bill of Quantity untuk mengetahui volume material yang direncanakan c. Laporan logistik untuk mengetahui volume material yang digunakan (real) d. As-built drawing 2. Mengidentifikasi material berbiaya tinggi dengan analisa Pareto, yaitu dengan membuat daftar material yang digunakan, menghitung volume dan harga. Material dengan biaya tinggi akan berpotensi menghasilkan waste cost yang tinggi pula 3. Setelah didapatkan material yang akan diteliti, akan dihitung volume waste dan waste cost serta meranking material berdasarkan waste cost 4. Untuk material dengan waste cost terbesar, akan diidentifikasi penyebabnya dengan fishbone diagram, berdasarkan kriteria manusia, mesin, metode, metode, dan lingkungan 5. Menentukan cara penanganan waste berdasarkan waste hierarchy 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Material Yang Berbiaya Besar dan Berpotensi Menimbulkan Waste Dalam melakukan identifikasi material, pertama kali yang harus dilakukan adalah merangking trading consumable material berdasarkan harganya, sehingga di dapatkan harga yang besar menjadi urutan pertama. Selanjutnya, dibuat kolom persen biaya yang kemudian dikomulatifkan sehingga menghasilkan kolom persen biaya. Cara menentukan persen biaya adalah harga material dibagi dengan harga seluruh material lalu dikalikan 100%. Tabel 1 Analisa Trading Consumable Material % Kom % No. Material Sat Vol HSPK Total Harga Komulatif Harga Biaya Biaya 1 Besi Polos 10 kg 574.461,49 7.100,00 4.078.678.023,77 4.078.678.023,77 41,12 41,12 2 Besi Ulir 22 kg 548.396,62 7.100,00 3.893.617.392,11 7.972.295.415,88 39,25 80,37 3 bata ringan m3 1.046,36 815.000,00 852.780.058,50 8.825.075.474,38 8,60 88,96 4 Besi Polos 16 kg 64.724,82 7.100,00 459.546.373,34 9.284.621.847,71 4,63 93,60 5 Keramik 50 x 50 sekualitas Roman m2 7.777,21 39.000,00 303.311.217,30 9.587.933.065,01 3,06 96,65 7 Genteng sekualitas Abadi bh 20.194,00 5.000,00 100.970.000,00 9.688.903.065,01 1,02 97,67 8 Besi Ulir 16 kg 13.342,04 7.100,00 94.728.535,58 9.783.631.600,59 0,95 98,63 9 Besi polos 8 kg 6.113,11 6.973,00 42.626.714,94 9.826.258.315,53 0,43 99,06 10 Keramik 20 x 25 sekualitas Roman m2 1.118,50 37.100,00 41.496.424,20 9.867.754.739,73 0,42 99,48 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887,36 33.000,00 29.282.992,20 9.897.037.731,93 0,30 99,77 12 Keramik 30 x 30 sekualitas Roman m2 296,29 28.600,00 8.473.751,00 9.905.511.482,93 0,09 99,86 13 Non Slip Keramik 338,25 24.500,00 8.287.125,00 9.913.798.607,93 0,08 99,94 14 Bubung Genteng sekualitas Abadi bh 607,60 9.900,00 6.015.240,00 9.919.813.847,93 0,06 100,00 TOTAL 9.919.813.847,93 100,00 Setelah kumulatif persen biaya didapat maka bisa dibuat grafik analisa yang dikombinasikan dengan grafik pareto yang akan menghasilkan grafik analisa pareto. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 183

Y Prosentase Biaya (%) Gambar Prosentase 1. Grafik Item Pekerjaan Pareto (%) X Gambar 1. Analisa Pareto Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa pada saat nilai X= 20, maka nilai Y=88 dan pada saat nilai Y=80, maka nilai X=14. Dari hasil tersebut dapat diketahui P dan C dengan cara mengambil selisih angka dari grafik pareto dan analisa. Sehingga didapat : P = 20% - 14% = 6% dan C = 88% - 80% = 8% Empat item pekerjaan yang akan dipilih adalah empat item pekerjaan yang memiliki nilai tertinggi dalam analisa trading consumable material. Empat material tersebut adalah besi polos Ø10, besi ulir D22, bata ringan, dan besi polos Ø16. 4.2. Waste Level Waste level dihitung untuk mengetahui volume waste dari masing-masing material yang sudah diperoleh dari hasil analisa Pareto Tabel 2 Rekapitulasi Waste Level No Material Sat Kedatangan Logistik Terpasang (As Built Drawing) Vol. Waste Waste Level (%) 1 Bata ringan m3 1.100,00 1.046,36 53,64 4,88 2 Besi Polos Ø 16 Kg 89.301,60 88.030,31 1.271,29 1,42 3 Besi Ulir D 22 Kg 730.576,80 729.463,46 1.113,34 0,15 4 Besi Polos Ø 10 Kg 792.170,00 791.967,95 202,05 0,03 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa material yang memiliki presentase waste level terbesar adalah bata ringan dengan volume waste sebesar 53,63 m3 dan waste level sebesar 4,88%. Sedangkan material yang memiliki presentase waste level terkecil adalah besi polos Ø10 dengan volume waste sebesar 202,05 kg dan waste level sebesar 0,03%. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa material yang memiliki volume waste tinggi tidak selalu memiliki waste level yang tinggi juga karena waste level dipengaruhi bukan hanya oleh volume waste tetapi rasio volume waste dengan kedatangan logistik. 4.3. Waste Cost Perhitungan waste cost dilakukan karena ingin mengetahui apakah volume waste yang besar juga menghasilkan waste cost yang besar pula. Perhitungan dilakukan dengan rumus pendekatan sebagai berikut : Waste cost = waste level x bobot pekerjaan x total nilai kontrak Dari tabel 3 dibawah dapat terlihat bahwa material yang memiliki waste cost terbesar adalah bata ringan dengan total waste cost sebesar Rp. 41.587.835,21. Sedangkan pada tabel 4.2 yang menunjukkan ranking dari persentase waste level yang terbesar adalah material bata ringan sebesar 4,88 %. Dengan demikian membuktikan bahwa material dengan persentase waste level yang besar juga memiliki waste cost yang besar juga. Selain itu, bobot pekerjaan juga berpengaruh dalam penentuan waste cost. Jadi, jika material itu memiliki bobot pekerjaan dan waste level yang besar maka nilai dari waste cost akan besar pula. K - 184 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

Tabel 3. Rekapitulasi Waste Cost NO KETERANGAN VOLUME MATERIAL TERPASANG VOLUME VOLUME WASTE MATERIAL WASTE LEVEL TERPAKAI HARGA SATUAN JUMLAH HARGA BOBOT WASTE COST PEKERJAAN 1 Bata ringan 1.046,36 1.100,00 53,64 4,88 815.000,00 896.500.000,00 0,02 41.587.835,21 2 Besi Polos Ø 16 88.030,31 89.301,60 1.271,29 1,42 7.100,00 634.041.586,43 0,01 6.542.073,47 3 Besi Ulir D 22 729.463,46 730.576,80 1.113,34 0,15 7.100,00 5.187.097.132,45 0,08 5.933.544,66 4 Besi Polos Ø 10 791.967,95 792.170,00 202,05 0,03 7.100,00 5.624.409.008,62 0,08 1.040.303,31 4.4. Analisa Penyebab Sisa Material dengan Fishbone Diagram Dalam penelitian ini, penentuan faktor-faktor penyebab terjadinya waste akan dianalisa menggunakan fishbone diagram sehingga dapat diketahui akar permasalahan yang menjadikan material waste. Menurut Vincent Gaspers dalam bukunya yang berjudul Total Quality Management faktor-faktor yang berpengaruh menyebabkan waste material adalah man, measures, management, machines, material, dan environment. Dalam proyek pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya ada beberapa faktor yang tidak mempngaruhi waste material pada proyek tersebut yaitu machines, material, dan environment, lebih jelasnya dapat dilihat dalam penjabaran faktor penyebab waste berdasarkan jenis materialnya dibawah ini: Gambar 2. Diagram Fishbone untuk bata ringan 1. Man a) kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja i. Membuang atau melempar material ii. Menangani material tidak hati-hati pada saat pembongkaran untuk dimasukkan ke dalam gudang iii. Memasang material tidak sesuai gambar sehingga perlu diganti karena material tidak bisa iv.. Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat 2. Measure a) pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste. 3. Management a) Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil b) Kondisi penerimaan kurang baik : i. Material tidak dikemas dengan baik ii. Kerusakan material akibat transportasi ke/di lokasi proyek c) Penyimpanan material yang tidak benar akhirnya menyebabkan kerusakan sehingga tidak bisa d) Kurangnya pengawasan pada saat pelaksanaan Identifikasi penyebab waste untuk material besi polos Ø16, besi ulir D22, besi polos Ø10 ditabelkan sebagai berikut: Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 185

Tabel 4. Identifikasi penyebab waste besi polos Ø16 Man Measure Management pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja : Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil sehingga kontraktor harus membeli besi lebih, sesuai standart minimal yang akhirnya kelebihan tersebut menjadi waste besi ulir D22 kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja : Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil sehingga kontraktor harus membeli besi lebih, sesuai standart minimal yang akhirnya kelebihan tersebut menjadi waste besi polos Ø10 kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja: Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil sehingga kontraktor harus membeli besi lebih, sesuai standart minimal yang akhirnya kelebihan tersebut menjadi waste 4.5. Penanganan Sisa Material Menggunakan Waste Hierarchy Dari akar-akar permasalahan penyebab waste yang dijabarkan dalam fishbone diagram, bisa dianalisa penanganan sisa material menggunakan waste hierarcy. Analisa waste hierarcy ini didapat dari hasil wawancara kepada site manager proyek guna mendapatkan penanganan sisa material yang paling tepat. Hasil waste hierarcy pada proyek Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya bisa dilihat dari tabel 5 dibawah ini : Tabel 5 Penanganan Waste yang Tepat Sesuai Waste Hierarcy Langkah-Langkah Meminimalkan Waste (Waste Reduction) Dalam penelitian ini, untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengatasi waste dilakukan tanya jawab dengan pelaku proyek, dalam hal ini pelaku proyek yang dimaksud adalah site manager proyek. Langkah-langkah yang dihasilkan yaitu bersifat opini pelaku proyek yang berasal dari pengalaman-pengalaman dilapangan dan pengalaman khususnya dari pelaksanaan Pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya. Secara umum langkah-langkah meminimalkan waste berdasarkan materialnya adalah sebagai berikut: 1. Man a) Melakukan pengawasan dan pembimbingan/arahan kepada pekerja. b) Memilih mandor yang berintegritas 2. Measure a) Koordinasi tim lapangan, tim teknik dan procurement harus intens dilaksanakan. b) Pengecekan/ pengukuran ulang sebelum pendatangan material bila dirasa perlu. 3. Management a) Bekerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan material yang tidak terpakai. b) Membuat kesepakatan akan kedatangan material antara supplier dan kontraktor. Contoh: bila bata ringan terjadi kerusakan 5 buah maka tanggu jawab kontraktor, tapi kalau 5 buah maka tanggung jawab supplier, supplier harus mengganti. K - 186 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013

c) Pembuatan program penyimpanan material yang baik. Sistem perencanaan penyimpanan material yang baik akan sangat berpengaruh terhadap peminimalisiran waste. d) Menambah tim QA/QC dan pengawas di lapangan. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa Pareto maka material pada Proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya yang berpotensi memberikan kontribusi terbesar terhadap waste cost yaitu Bata ringan dengan waste cost sebesar = Rp 41.587.835,21. Sedangkan nilai waste index pada proyek gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya yaitu sebesar 0,0531. Faktor-faktor yang berpengaruh menyebabkan waste material pada bata ringan, besi polos Ø16, besi ulir D22, dan besi polos Ø10 dalam proyek gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya adalah faktor man, measure, dan management. Langkah-langkah untuk mereduksi waste dapat dirumuskan sesuai kriteria manusia, pengukuran dan manajemen. Cara-cara tersebut antara lain melakukan pengawasan, melakukan pengawasan yang tepat dan program penyimpanan material dengan lebih baik. DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN PUSTAKA) Bossink, B. A. G, dan H. J. H. Brouwers, 1996. Construction Waste : Quantification And Source Evaluation. Gatu, L.A. 2011. Analisa Sisa Material Konstruksi Pada Proyek Gedung KPKNL Sidoarjo. Penelitian Jurusan Teknik Sipil ITS, tidak dipublikasikan. Gaspers, V.2001. Total Quality Management. Manajemen Bisnis Total. Gavilan, R. M., dan Bernold, L. E. 1994. Source Evaluation Of Solid Waste In Building Construction. Journal of Construction Engineering and Management. Illingworth, J.R. 1998. Waste in the construction process. Intan, S.,Aliefen, R.S.,Arijanto, L. 2005. Analisa dan Evaluasi Sisa Matrial Konstruksi : Sumber Penyebab, Kuantitas, Dan Biaya. Jurnal Jurusan Teknik Sipil Universitas Petra. Ismail. 2010. Penyebab Waste Material Pada Saat Pelaksanaan Pembangunan Konstruksi Bangunan Gedung. Poon, C. S., Yu, A. T. W, Wong, S.W., Cheung, Esther. 2004. Management of Construction Waste in Public Housting Projects in Hongkong. Environtmental Protection Agency. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 187