SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

PROSES TERJADINYA SHOCK. MASYKUR KHAIR, S.Kep., Ns

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

Ilmu Pengetahuan Alam

PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PROGRAM PROFESI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASIDOSIS RESPIRATORIK

ASUHAN KEPERAWATAN SYOK

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG. OLEH : Ns. ANISA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

I. PENDAHULUAN. Air merupakan komponen terbesar dari tubuh sekitar 60% dari berat badan

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

MONITORING HEMODINAMIK

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

2. PERFUSI PARU - PARU

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

4. Fase Luka Bakar 1) Fase Awal/Akut/shock, keadaan yang ditimbulkan berupa : a. Cedera Inhalasi Mekanisme trauma dibagi 3

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MODUL GAGAL JANTUNG AKUT

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dari derajat substitusi (0,45-0,7) dan substitusi karbon pada molekul glukosa (C2,

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

SYOK DAN PENANGANANNYA

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

Transkripsi:

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

SYOK sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa, yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh (Rice 1991). Komponen-komponen aliran darah yang adekuat bagi jaringan dan sel-sel tubuh adalah: a. Pompa jantung yang adekuat b. Vascular atau system sirkulasi yang efektif c. Volume darah yang adekuat.

Lanjutan Keadaan syok menandakan bahwa mekanisme hemodinamik dan transport oksigen lumpuh jaringan rusak krn tidak mendapat oksigen yg cukup untuk metabolisme aerobik. Sel melakukan metabolisme anaerobik asam laktat tinggi risiko kematian.

KLASIFIKASI Berdasarkan etiologinya : a. Syok Hipovolemik, terjadi jika terdapat penurunan volume intravaskuler. Syok yang disebabkan karena tubuh : Kehilangan darah/syok hemoragik Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan gastrointestinal Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks

Lanjutan Klasifikasi Kehilangan plasma : luka bakar Kehilangan cairan dan elektrolit Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih Internal : asites, obstruksi usus b.syok kardiogenik, terjadi jika terdapat gangguan kemampuan pompa jantung, yang dapat berasal dari koroner atau non koroner.

Lanjutan Klasifikasi Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi jantung misalnya : aritmia, AMI (Infark Miokard Akut). c. Syok distributive atau vasogenik, terjadi jka terdapat gangguan aliran darah pada vascular. Syok jenis ini, bisa dibagi dalam beberapa jenis, yaitu: Syok Septik : Syok yang terjadi karena penyebaran atau invasi kuman dan toksinnya didalam tubuh yang berakibat vasodilatasi.

Lanjutan Klasifikasi - Syok Anafilaktif : Gangguan perfusi jaringan akibat adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga venous return menurun. Misalnya : reaksi tranfusi, sengatan serangga, gigitan ular berbisa. - Syok Neurogenik : gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi sistim saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi. Misalnya : trauma pada tulang belakang, spinal syok

Lanjutan Klasifikasi d. Syok kardiogenik non koroner Syok obstruktif, syok yang disebabkan oleh gangguan yang menyebabkan obstruksi mekanik pada aliran darah melalui system sirkulasi sentral meskipun fungsi miokardium dan volume intravascular normal. Ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastol sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup dan rendnya curah jantung Contohnya: emboli paru, temponet jantung, aneurisme aorta di sekan aorta, dan tensi pneumotorak, tamponade kordis, koarktasio aorta, hipertensi pulmoner primer.

MANIFESTASI KLINIK Tergantung pada penyebab syok, antara lain : Sistem pernafasan : nafas cepat dan dangkal Sistem sirkulasi : ekstremitas pucat, dingin, dan berkeringat dingin, nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun bila kehilangan darah mencapai 30%. Sistem saraf pusat : keadaan mental atau kesadaran penderita bervariasi tergantung derajat asyok, dimulai dari gelisah, bingung sampai keadaan tidak sadar.

Lanjutan Manifestasi klinik Sistem pencernaan : mual, muntah 5. Sistem ginjal : produksi urin menurun (Normalnya 1/2-1 cc/kgbb/jam) 6. Sistem kulit/otot : turgor menurun, mata cekung, mukosa lidah kering. 7. Individu dengan syok neurogenik akan memperlihatkan kecepatan denyut jantung yang normal atau melambat, tetapi akan hangat dan kering apabila kulitnya diraba.

FASE SYOK FASE KOMPENSATORI TD normal, terjadi vasokonstriksi, peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kontraktilitas jantung mempertahankan jantung yang adekuat. Yang diakibatkan oleh stimulasi sistem syaraf simpatis dan pelepasan katekolamin (epinefrin dan non epinefrin). Pasien dalam tahap syok ini, sering disebut sebagai respon fight or flight.

Penatalaksanaan Keperawatan : mengkaji perfusi jaringan yang tidak adekuat : memantau kesadaran, kulit, haluaran urin, TTV. memantau hasil pemeriksaan laboratorium (glukosa darah menigkat dalam respon terhadap pelepasan ADH dan katekolamin)

Lanjutan fase kompensatori Memantau status hemodinamik pasien dan melaporkan penyimpangan. Membantu mengidentifikasi dan mengatasi kelainan mendasar melalui pengkajian pasien secara mendalam. Memberikan cairan dan medikasi yang diresapkan, meningkatkan keselamatan pasien dan mengkaji efek pengobatan, respon pasien dan keluarga.

PENATALAKSANAAN MEDIS Pengobatan medis identifikasi penyebab syok, memperbaiki gangguan yang mendasari sehingga syok tidak berlanjut, dan mendukung mekanisme fisiologis yang sejauh ini telah berespons secara berhasil dalam pengobatan. Karena kompensasi tidak dapat dipertahankan secara efektif dalam waktu yang tidak pasti penggantian cairan penggunaan medikasi mempertahankan TD yang adekuat dan memulihkan serta mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.

FASE PROGRESIF Pada fase ini, mekanisme yang mengatur tekanan darah tidak mampu untuk terus mengkompensasi dan tekanan arteri rerata (MAP) turun dibawah batas normal dengan tekanan darah sistolik rata-rata kurang dari 80 sampai 90 mm Hg (Rice,1991b). Pada fase ini, prognosis pasien memburuk. Relaksasi spinkter prekapiler menyebabkan cairan merembes dari kapiler, dan lebih sedikit cairan yang kemudian dikembalikan ke jantung.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN : mengkaji dan memahami syok serta signifikansi dalam data pengkajian. Pemantauan ketat pemantauan hemodinamik,pemantauan elektrokardiografik (EKG), gas-gas darah arteri, kadar elektrolit serum, dan perubahan fisik dan mental. Dokumentasikan pengobatan, medikasi, dan caran yang diberikan waktu, dosis atau volume, dan respons pasien.

Lanjutan Penatalaksanaan : Koordinasi jadwal prosedur diagnostik Pantau pasien terhadap tanda-tanda dini komplikasi (misal, memantau kadar medikasi dalam darah, memantau status neurovaskuler jika dipasang jalur arteri, terutama pada ekstremitas bawah). prosedur invasive teknik tepat dan bahwa letak fungsi vena dan arteri diatasi dengan tujuan mencegah infeksi. Pengaturan posisi dan memposisikan kembali pasien mencegah komplikasi pulmonary dan untuk mempertahankan integritas kulit.

Penatalaksanaan Medis cairan intravena yang sesuai dan medikasi memulihkan perfusi jaringan melalui: mengoptimalkan volume darah, mendukung kerja pemompa jantung, dan memperbaiki kompetensi system vaskuler. Dukungan nutrisi dan penggunaan bloker- H2 seperi simetidin dan ranitidine untuk mengurangi resiko perdarahan gastrointestinal.

Fase Ireversibel kerusakan organ parah shg pasien tidak berespon terhadap pengobatan dan tidak mampu bertahan. gagal ginjal dan hepar komplit pelepasan toksik jaringan nekrotik jaringan asidosis metabolic yang hebat. Metabolisme anaerob lebih memperburuk asidosis laktat. Simpanan ATP menipis dan mekanisme untuk penyimpanan pasokan energi baru telah mengalami kerusakan. Kegagalan organ multiple dapat terjadi sebagai progresi sepanjang kontinum syok.

Penatalaksanaan Keperawatan... fase progresif, perhatian perawat pelaksanaan modalitas pengobatan, memantau pasien, mencegah komplikasi, melindungi pasien dari cedera, dan memberikan kenyamanan. Memberikan penjelasan singkat pada pasien tentang apa yang sedang terjadi adalah penting bahkan ketika tidak ada kepastian apakah pasien mendengar atau memahami apa yang sedang dikatakan.

Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis syok = dengan tahap progresif dasar dari kegagalan pasien untuk berespons terhadap pengobatan. Strategi yang mungkin eksperimental yaitu obat-obat dalam penelitian mungkin digunakan dalam upaya untuk mengurangi atau menghambat keparahan syok pasien.