4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI. Kabupaten belitung

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB III GAMBARAN UMUM

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN BELITUNG

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. besar, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KONDISI UMUM BANJARMASIN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

BAB IV PROFIL LOKASI 4.1. Letak Geografis dan Kondisi Alam

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

Katalog BPS:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

KONDISI W I L A Y A H

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Infrastruktur menurut American Public Works Association (Stone,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

Transkripsi:

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : di sebelah Barat dengan Selat Bangka, di sebelah Timur dengan Selat Karimata, di sebelah Utara dengan Laut Natuna, dan disebelah Selatan dengan Laut Jawa. Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 81.725,14 km 2. Luas daratan lebih kurang 16. 424,14 km 2 atau 20,10 persen dari total wilayah dan luas laut kurang lebih 65.301 km 2 atau 79,9 persen dari total wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah daratan terbagi dalam 6 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Bangka dengan luas wilayah 2.950,68 km 2 ; Kabupaten Bangka Barat dengan luas 2.820,61km 2 ; Kabupaten Bangka Tengah dengan luas 2.155,77 km 2 ; Kabupaten Bangka Selatan dengan luas wilayah 3.607,08 km 2 ; Kabupaten Belitung luas wilayah 2.293,69 km 2 ; Belitung Timur 2.506,91 km 2 dan Kota Pangkalpinang dengan luas wilayah 89,40 km 2. Gambar 3 dan Tabel 8 menunjukkan luas wilayah daratan menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Bangka Belitung. Bangka Barat 17% Bangka Tengah 13% Bangka Selatan 22% Bangka 18% Pangkalpinang 1% Belitung Timur 15% Belitung 14% Gambar 3. Persentase luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tabel 8. Luas wilayah daratan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km 2 ) Persentase 1. Bangka 2.950,68 17,97 2. Bangka Barat 2.820,61 17,17 3. Bangka Tengah 2.155,77 13,13 4. Bangka Selatan 3.607,08 21,96 5. Belitung 2.293,69 13,97 6. Belitung Timur 2.506,91 15,26 Jumlah 16.424,14 100,00 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2005 Kepulauan Bangka Belitung merupakan gugusan dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang sekitarnya dikelilingi pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil yang mengitari Pulau Bangka antara lain Nangka, Penyu, Burung, Lepar, Pongok, Gelasa, Panjang, Tujuh dan pulau-pulau kecil lainnya. Sedangkan Pulau Belitung dikelilingi antara lain pulau Nasik, Lima, Lengkuas, Melindung, Selanduk, Seliu, Nadu, Mendanau, Batu Dinding, Sumedang dan pulau kecil lainnya. 4.2 Keadaan Alam 4.2.1 Keadaan cuaca Kelembaban udara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2004 berkisar antara 72% sampai dengan 89% dengan rata-rata perbulan mencapai 81,00%, curah hujan berkisar antara 2,4 mm sampai dengan 460,2 mm, tekanan udara selama tahun 2004 sekitar 1.010,1 MBS. Rata-rata suhu udara selama tahun 2004 di propinsi ini mencapai 27,3 0 C dengan rata-rata suhu udara maksimum 31,9 0 C dan rata-rata suhu udara minimum 24,1 0 C. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan suhu udara 33,1 0 C, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi pada bulan Februari dan Maret dengan suhu udara sebesar 23,3 0 C. 30

4.2.2 Keadaan iklim Kepulauan Bangka Belitung memiliki iklim tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama tiga bulan terus menerus. Tahun 2004 bulan kering terjadi pada bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan rata-rata hari hujan 6 hari per bulan. Untuk bulan basah rata-rata hari hujan 19,8 hari per bulan, terjadi pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli dan bulan November sampai dengan bulan Desember. 4.2.3 Tipologi Keadaan alam Propinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk gunung Maras mencapai 699 meter, gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter dan bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter diatas permukaan laut. 4.2.4 Hidrologi Daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan oleh perairan laut dan pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan perairan Bangka Belitung merupakan satu kesatuan dari bagian dataran Sunda, sehingga perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda (Sunda s Shelf) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter. Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka Belitung mempunyai dua jenis perairan yaitu perairan terbuka dan perairan semi tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di sebelah utara, timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka. Disamping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai beberapa sungai seperti : sungai Baturusa, sungai 31

Buluh, sungai Kotawaringin, sungai Kampa, sungai Layang, sungai Manise dan sungai Kurau. 4.3 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Belitung sudah sejak lama dikenal sebagai pusat usaha pertambangan timah di Indonesia. Pertambangan timah oleh kolonial Belanda di Pulau Belitung dimulai sejak abad 19. Kekayaan tambang yang melimpah ini, telah memanjakan daerah ini hanya bertumpu pada sektor pertambangan. Seiring dengan berjalannya waktu, kandungan timah makin menurun dan diikuti dengan rendahnya harga timah, menyadarkan pemerintah daerah untuk mencari alternatif penggerak ekonomi daerah setempat. Salah satu sektor yang diandalkan adalah sektor kelautan dan perikanan, dimana sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat memegang peranan penting dalam roda perekonomian di Kabupaten Belitung mengingat daerah ini secara geografis merupakan wilayah kepulauan yang memiliki potensi yang besar dalam sektor kelautan dan perikanan. Dari segi geografis Pulau Belitung terletak di selatan khatulistiwa pada koordinat 107 0 35 108 0 18 BT dan 2 0 30 3 0 15 LS. Luas wilayah darat Kabupaten Belitung yang memanjang mulai dari Kecamatan Sijuk sampai Kecamatan Membalong ± 2.293.690 km 2 ditambah wilayah laut sejauh 4 mil laut yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas ± 29.606 km 2. Kabupaten Belitung terdiri dari lima Kecamatan, yaitu : Kecamatan Tanjung Pandan, Kecamatan Membalong, Kecamatan Sijuk, Kecamatan Selat Nasik, dan Kecamatan Badau, dengan batasan wilayah sebagai berikut : (1) Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan; (2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa; (3) Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar; (4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Dendang dan Kecamatan Kampit (Kabupaten Belitung Timur). Kabupaten Belitung merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 98 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut sebagian besar merupakan pulau karang yang dilengkapi terumbu karang yang masih baik dan keragaman ikan yang indah. Pada beberapa lokasi pantainya dilengkapi dengan batu putih yang 32

muncul dari permukaaan laut. Letak geografis tersebut di atas merupakan modal alami yang bermanfaat untuk pengembangan perikanan tangkap, budidaya ikan dan wisata bahari. Gambar 4. Peta pengembangan pulau-pulau kecil di Kabupaten Belitung Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bangka Belitung, 2005. 4.3.1 Kondisi topografi Kondisi kontur tanah Kabupaten Belitung, secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu permukaan/kontur tanah datar dan permukaan tanah yang bergelombang sampai berbukit. Kontur tanah yang datar dijumpai di dataran rendah dekat pesisir pantai, sedangkan permukaan tanah yang bergelombang dan cenderung berbukit dapat dijumpai di wilayah pedalaman yang jauh dari pesisir pantai. Daerah tertinggi di Kabupaten Belitung hanya memiliki ketinggian 500 m dari permukaan laut dengan puncak ketinggian berada di daerah Gunung Tajam. 33

Keadaan tanah di Kabupaten Belitung didominasi oleh kwarsa dan pasir, batuan alluvial serta batuan granit. Sumberdaya tersebut menyebar secara merata di seluruh wilayah kecamatan, kecuali batuan alluvial yang tidak terdapat di Kecamatan Selat Nasik. 4.3.2 Keadaan iklim Kabupaten Belitung beriklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan bulanan berkisar antara 86,6 mm sampai 443,3 mm dan jumlah hari hujan 11 sampai 30 hari setiap bulannya. Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Januari. Temperatur udara berkisar antara 21,8 0 C sampai 32,1 0 C dengan kelembaban udara bervariasi antara 82% sampai 91% dan tekanan udara antara 1008,4 mb sampai 1010,5 mb. Kabupaten Belitung dipengaruhi pula oleh iklim laut dan angin musim yang berubah-ubah sepanjang tahun. Hal tersebut mempengaruhi musim-musim penangkapan ikan yang dikenal dengan istilah musim barat, musim timur, musim utara dan musim selatan. 4.3.3 Keadaan perairan Perairan di Kabupaten Belitung terdiri dari laut, pantai, dan perairan umum (kolong, rawa, dan sungai). Perairan laut disekitar pulau Belitung umumnya tidak terlalu dalam antara 10 15 meter, sedangkan yang sedikit lebih jauh mencapai 15-30 meter. Dasar laut umumnya berpasir dan berlumpur disertai batu karang. 4.4 Potensi Kelautan dan Perikanan 4.4.1 Mangrove dan terumbu karang Kabupaten Belitung memiliki luas hutan mangrove 15.092 ha dan terumbu karang seluas 4.391 ha. Kedua daerah ini merupakan wilayah konservasi dan merupakan tempat bertumbuh kembangnya populasi ikan, udang, kepiting dan kekerangan. Kawasan mangrove yang ada di Kabupaten Belitung yang berpotensi sebagai pertambakan terletak di Kecamatan Selat Nasik, Membalong dan Sijuk. 34

4.4.2 Perikanan tangkap Seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung memiliki kawasan perikanan yang merupakan daerah penghasil ikan laut. Maximum Sustainable Yield (MSY) perikanan Kabupaten Belitung kurang lebih 85.000 ton per tahun. Berdasarkan catatan Dinas Perikananan dan Kelautan Kabupaten Belitung tingkat pemanfaatan baru mencapai + 50 % dari potensi yang ada, yaitu dengan nilai produksi sebesar 41.428 ton pada tahun 2005, atau meningkat sebesar 2,00% dari produksi tahun 2004 sebesar 40.531 ton. Dari keseluruhan produksi yang tercatat tersebut, kontribusi terbesar diberikan oleh Kecamatan Selat Nasik sebesar 29,41% diikuti berturut-turut Kecamatan Membalong 21,31%, Kecamatan Sijuk 20,44%, Kecamatan Tanjung Pandan 16,59% dan Kecamatan Badau 12,43% (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Belitung, 2005). Jenis ikan yang ditangkap sangat beragam, akan tetapi lebih dari 60% merupakan jenis-jenis ikan pelagis, yaitu lemuru, selar, tongkol, tenggiri, dan teri. Sedangkan sisanya terdiri dari ikan karang seperti kerapu, kakap merah; ikan dasar seperti manyung, cucut, bawal; dan jenis non ikan seperti cumi-cumi, kepiting, udang dan teripang. Jumlah produksi perikanan tangkap menurut kecamatan di Kabupaten Belitung tersaji pada Tabel 9 berikut : Tabel 9. Jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Belitung periode 2004 2005 No Kecamatan Jumlah Produksi (ton) 2004 2005 1 Tanjung Pandan 6.839,77 6.841,10 2 Membalong 8.706,40 8.712,04 3 Sijuk 7.898,97 8.429,72 4 Badau 5.072,23 5.125,03 5 Selat Nasik 12.013,77 12.130,11 Jumlah 40.531,14 41.238,00 Sumber :Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Belitung, 2005. Produksi hasil perikanan tangkap dari laut diusahakan oleh nelayan yang terdiri atas nelayan tetap dan nelayan tidak tetap (sambilan). Jumlah nelayan di Kabupaten Belitung pada tahun 2005 sebanyak 9.295 orang. 35

Pemanfaatan sumberdaya ikan di kawasan perairan Belitung semakin berkembang dikarenakan tingginya permintaan pasar akan ikan konsumsi segar seperti ikan kerapu, ikan kakap, ikan ekor kuning, ikan pisang-pisang, ikan tenggiri dan sebagainya. Ikan-ikan bernilai ekonomis tinggi tersebut ditangkap di perairan Belitung dengan berbagai jenis alat tangkap seperti pancing, jaring, perangkap dan jenis alat tangkap lainnya. Penyebaran jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Belitung dapat dilihat pada Tabel 10 berikut: Tabel 10. Jumah dan jenis alat tangkap menurut kecamatan di Kabupaten Belitung, 2005. No Kecamatan Jaring (unit) Perangkap (unit) Pancing (Unit) Lainnya (Unit) Jumlah (Unit) 1 Tanjungpandan 121 970 1.605 54 2.750 2 Membalong 1.250 1.986 2.573-5.809 3 Sijuk 13.911 658 2.024 740 17.333 4 Badau 240 23 366 40 669 5 Selat Nasik 212 424 338 384 1.358 Jumlah 15.734 4.061 6.906 1.218 27.919 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Belitung, 2005. Produksi hasil perikanan tangkap di laut dicapai dari usaha sejumlah armada yang ada di Kabupaten Belitung terdapat sejumlah 2.541 unit armada penangkap ikan pada tahun 2005. Penyebaran unit-unit armada terlihat lebih memusat di Kecamatan Sijuk, dan sisanya menyebar diseluruh Kecamatan sebagaimana tersaji pada pada Tabel 11, sedangkan Gambar 5 menunjukkan salah satu armada penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Belitung. Tabel 11. Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di Kabupaten Belitung No Kecamatan PTM KM < 5 KM 5 ~ KM > GT 10 GT 10 GT Jumlah (unit) (unit) (Unit) (Unit) (Unit) 1 Tanjungpandan 20 310 14-344 2 Membalong 161 524 - - 685 3 Sijuk 205 562 6-773 4 Badau 117 131 - - 248 5 Selat Nasik 63 418 10-491 Jumlah 566 1.945 30-2.541 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2005 36

Gambar 5. Salah satu armada penangkapan ikan di Kabupaten Belitung Dalam rangka meningkatkan usaha perikanan tangkap, selain sarana dan prasarana untuk mendukung penangkapan, dibutuhkan juga sarana-sarana untuk mendukung mutu hasil tangkapan yaitu berupa pabrik es, cold storage dan cool room. Sarana-sarana ini untuk kebutuhan usaha perikanan di Kabupaten Belitung tersedia di Kecamatan Tanjungpandan dan Kecamatan Sijuk dengan kapasitas produksi yang relatif masih rendah. Salah satu penunjang untuk menjaga mutu ikan hasil tangkapan adalah tersedianya es. Gambar 6 berikut menunjukkan salah satu pabrik es mini yang terletak di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tanjung Pandan. 37

Gambar 6. Pabrik es yang terdapat di lokasi penelitian Di wilayah Kabupaten Belitung telah berdiri sebanyak 7 pabrik es dengan kapasitas produksi sebanyak 103 ton per hari (Tabel 12). Jika rata-rata produksi seluruh pabrik es yang ada 75% dari kapasitas produksi, maka jumlah es yang tersedia setiap harinya adalah 77,25 ton. Tabel 12. Jumlah dan kapasitas pabrik es di Kabupaten Belitung No Nama Perusahaan Jumlah Kapasitas Unit (ton) 1 PT. Central Jaya Mandiri 1 2 2 CV. Mawar 1 30 3 Dinas Perikanan dan Kelautan 1 6 4 PPN Tanjungpandan 2 33 5 PT. Parit Mujur Sejahtera 2 32 Total 7 102 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Belitung, 2005. 4.4.3 Pengolahan dan pemasaran Kuantitas tangkapan ikan yang cenderung mengalami peningkatan menyebabkan perlunya pemasaran untuk menampung seluruh tangkapan yang dihasilkan oleh nelayan. Permintaan pasar oleh komoditas perikanan tidak selalu 38

dalam bentuk segar. Oleh karena itu perlu diversifikasi produk untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Produk olahan ikan di Kabupaten Belitung sangat beragam, mulai yang diproses secara tardisional sampai modern. Pengolahan tradisional dicirikan dengan skala usaha yang relatif kecil serta dikelola secara perseorangan atau kelompok. Adapun pengolahan modern umumnya dikelola oleh perusahaan perikanan skala usaha yang relatif besar. Kegiatan pengolahan yang tergolong tradisional diantaranya pembuatan abon ikan, terasi, pengasinan ikan, pengeringan tripang, pembuatan kerupuk. Sedangkan kegiatan pengolahan yang tergolong modern antara lain pengupasan kepiting dan pembekuan ikan. Produk perikanan yang yang dihasilkan baik bentuk segar maupun plahan ditujukan untuk memenuhi pasar lokal maupun antar pulau. Meskipun demikian ada beberapa produk yang setelah transit di daerah lain langsung di ekspor ke Singapore atau Malaysia. Sedangkan daerah utama produk perikanan Kabupaten Belitung tujuan domestik adalah Jakarta, Bangka, Pangkalpinang. Berikut adalah produksi yang tercatat pada tahun 2005 dan dipasarkan adalah sebanyak 2.934,63 ton dengan rincian sebagai berikut : (1) pengiriman antar pulau ikan segar : 1.605,99 ton ikan olahan/asin : 640,00 ton ikan beku : 279,15 ton (2) ekspor : 409,49 ton 39