HOMOLOGI DARI HIMPUNAN KUBIK YANG DIREDUKSI (ELEMENTARY COLLAPSE)

dokumen-dokumen yang mirip
HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DAN KUBUS DASAR

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE

DEKOMPOSISI PRA A*-ALJABAR

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN

GRUP HOMOLOGI DARI RUANG TOPOLOGI. Denik Agustito 1, Sriwahyuni 2

PRA A*-ALJABAR SEBAGAI SEBUAH POSET

PENENTUAN SUATU GRUP KUOSIEN FUZZY DARI SUATU GRUP

TINGKATAN SUBGRUP DARI SUBHIMPUNAN FUZZY

TOPOLOGI METRIK PARSIAL

KARAKTERISTIK G-HOMOMORFISMA SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH MEGA PARAMITASARI

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

REALISASI SISTEM LINIER INVARIANT WAKTU

SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra

BEBERAPA SIFAT DARI SUBGRUP FUZZY

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

SUATU BUKTI DARI WEDDERBURN S LITTLE THEOREM

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH

STRUKTUR SEMILATTICE PADA PRA A -ALJABAR

APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR

KAITAN SPEKTRUM KETETANGGAAN DARI GRAF SEKAWAN

SUATU KAJIAN TENTANG PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

ABSORBENT PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP AGAR REPRESENTASI QUIVER BERTIPE HINGGA

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK DARI SISTEM LINIER DISKRIT

Aljabar Linier. Kuliah

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK

HIMPUNAN LEMBUT DENGAN MENGGUNAKAN HIMPUNAN PARAMETER TUNGGAL

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

SOLUSI POSITIF DARI SISTEM SINGULAR DISKRIT

KARAKTERISASI SUATU IDEAL DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

KETEROBSERVASIAN SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER

PENGKONSTRUKSIAN BILANGAN TIDAK KONGRUEN

RUANG TOPOLOGI LEMBUT KABUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

Karakteristik Koproduk Grup Hingga

SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang. Abstrak

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

STRUKTUR ALJABAR: RING

Teorema Jacobson Density

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK SISTEM LINIER DISKRIT DENGAN POLE KONJUGAT KOMPLEKS

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA

FUNGTOR KONTRAVARIAN DAN KATEGORI ABELIAN

FUNGTOR HOM DAN FUNGTOR TENSOR PADA HOMOMORFISMA MODUL. Abstrak

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

SUATU KAJIAN TENTANG HIMPUNAN FUZZY INTUISIONISTIK

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

RING STABIL BERHINGGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

Dari Algebraic Topology ke Aljabar

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

Tinjauan Terhadap Grup Cogenerated secara Hingga

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

INJEKSI TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF K 1,s DAN GRAF mk 3 UNTUK m GENAP

FAKTORISASI LDU PADA MATRIKS NONPOSITIF TOTAL NONSINGULAR

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

PENENTUAN HARGA OPSI CALL TIPE EROPA MENGGUNAKAN METODE TRINOMIAL

Modul Faktor Dari Modul Supplemented

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

Beberapa Sifat Modul Tersuplemen lemah (Weakly Supplemented Module)

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINIER BILANGAN BULAT MURNI DENGAN METODE REDUKSI VARIABEL

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

KARAKTERISTIK KOPRODUK GRUP HINGGA

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

EKSISTENSI DAN KONSTRUKSI GENERALISASI

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 5 No.1 Juni 2011: TES FORMAL MODUL PROJEKTIF DAN MODUL BEBAS ATAS RING OPERATOR DIFERENSIAL

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

PRA A -MODUL ATAS PRA A -ALJABAR DAN ALJABAR IF-THEN-ELSE ATAS PRA A -ALJABAR

SEMI-HOMOMORFISMA BCK-ALJABAR. Deffyana Prastya A. 1 dan Suryoto 2. Program Studi Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

SUBMODUL PRIMA, SEMIPRIMA, DAN PRIMER DI MODUL DAN MODUL FRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU

K-ALJABAR. Iswati dan Suryoto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang 50275

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT

Transkripsi:

Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 98 102 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND HOMOLOGI DARI HIMPUNAN KUBIK YANG DIREDUKSI (ELEMENTARY COLLAPSE) RISCHA DEVITA Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia, rischadevita@ymail.com Abstrak. Diberikan suatu ruang topologi X R n, yang dapat disederhanakan menjadi suatu graf. Kemudian graf tersebut direpresentasikan secara kombinatorik. Selanjutnya dari kombinatorik ini diperoleh suatu kuantitas aljabar H (X) yang disebut homologi dari X. Grup homologi ke-k dari X adalah grup kuosien yang dinotasikan H k (X). Sedangkan homologi dari X adalah koleksi dari semua grup homologi ke-k dari X yang dinotasikan oleh H (X) := {H k (X)} k Z. Pada paper ini, akan dikaji suatu cara yang dinamakan dengan elementary collapse untuk mereduksi jumlah kubus dasar yang ada pada himpunan kubik. Kemudian ditunjukkan bahwa homologi dari himpunan kubik sebelum dan sesudah direduksi adalah isomorfik. Suatu contoh diberikan untuk lebih memahami teori ini. Kata Kunci: Ruang topologi, elementary collapse, isomorfik 1. Pendahuluan Topologi merupakan cabang matematika yang merupakan pengembangan dari geometri. Awal kajian topologi dilakukan oleh Euler (sejalan dengan berkembangnya teori graf) dan konsep topologinya sendiri diperkenalkan beberapa abad kemudian oleh B. Listing. Kajian topologi ini dikembangkan dengan menggunakan konsep teori himpunan, dengan memperhatikan himpunan titik-titik dan keluarga himpunan tersebut. Salah satu konsep penting yang dikaji dalam topologi adalah pemetaan (fungsi) dari grup ke grup yang bersifat homomorfisma. Misalkan diberikan suatu ruang topologi X R n, yang dapat disederhanakan menjadi suatu graf. Kemudian graf tersebut direpresentasikan secara kombinatorik. Selanjutnya dari kombinatorik ini diperoleh suatu kuantitas aljabar H (X) yang disebut homologi dari X. Sebuah kubus dasar Q adalah suatu hasil kali berhingga dari interval dasar I = [l, l + 1] atau I = [l] untuk suatu l Z. Jadi Q = I 1 I 2 I 3 I d R d. Suatu himpunan kubik yang sangat sederhana, memuat banyak (hingga) kubus dasar. Pada paper ini, akan dikaji suatu cara yang dinamakan dengan elementary collapses untuk mereduksi jumlah kubus dasar yang ada pada suatu himpunan kubik. Kemudian ditunjukkan bahwa homologi sebelum dan sesudah direduksi adalah isomorfik. 98

Homologi dari Himpunan Kubik yang Direduksi ( Elementary Collapse) 99 2. Homologi dari Himpunan Kubik yang Direduksi (Elementary Collapse) Berikut merupakan definisi dari face dan proper face pada himpunan kubik. Definisi 2.1. [4] Misal X himpunan kubik dan misalkan Q K(X). Jika Q bukan proper face dari suatu P K(X), maka Q disebut maximal face pada X. K max (X) menyatakan himpunan dari maximal faces pada X. Sebuah face yang merupakan proper face dari persis satu kubus dasar pada X disebut free face pada X. Lema 2.2. [4] Misalkan X adalah sebuah himpunan kubik. Misalkan Q K(X) adalah sebuah free face pada X dan asumsikan Q P K(X). Maka P K max (X) dan dim Q = dim P 1. Bukti. Asumsikan P R, untuk suatu R K(X). Maka Q R, hal ini bertentangan dengan Q sebagai free face dari X. Akan dibuktikan bahwa dim Q = dim P 1. Misalkan dim Q dim P 1. Artinya (1) dim Q > dim P 1, atau (2) dim Q < dim P 1. Jelas bahwa Kasus (1) dim Q > dim P 1 tidak berlaku, karena Q merupakan proper face dari P. Asumsikan bahwa Kasus (2) dim Q < dim P 1 berlaku. Maka terdapat R K(X) yang berbeda dari Q dan P sedemikian sehingga Q R P. Hal ini tidak mungkin, karena bertentangan lagi dengan Q sebagai sebuah free face dari X. Jelas bahwa pengandaian bahwa dim Q dim P 1 adalah salah. Definisi 2.3. [4] Misalkan Q adalah sebuah free face pada X dan misalkan P adalah kubus tunggal pada K(X), sedemikian sehingga Q adalah proper face dari P. Misalkan K (X) := K(X)\{Q, P }. Definisikan X := R. R K (X) Maka X disebut sebuah ruang kubik yang diperoleh dari X melalui sebuah elementary collapse dari P oleh Q. Proposisi 2.4. [4] Jika X adalah sebuah ruang kubik yang diperoleh dari X melalui elementary collapse pada P oleh Q, maka K(X ) = K (X). Bukti. Jelas bahwa K (X) K(X ), karena K(X ) dibentuk oleh X = R K (X) R. Akan dibuktikan K(X ) K (X). Asumsikan terdapat sebuah kubus dasar S K(X )\K (X). Maka S {P, Q}. Misalkan x S S X. Maka x R untuk suatu R K (X) dan R S {x}. Maka, S R. Karena S K (X), maka S adalah proper face dari R K (X) K(X). Akan tetapi, baik S = Q ataupun S = P dapat menjadi proper face dari R, kontradiksi.

100 Rischa Devita Suatu himpunan kubik X R 2 yang memuat sembilan kubus dasar dapat direduksi menjadi menjadi sebuah himpunan kubik yang hanya memuat satu kubus dasar saja, yaitu hanya memuat satu titik. Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa homologinya adalah isomorfik. Lema 2.5. [4] Asumsikan X adalah himpunan kubik dan X diperoleh dari X melalui elementary collapse dari P 0 K k (X) oleh Q 0 K k 1 (X). Maka 1. {c C k (X) c C k 1 (X)} C k (X ), 2. untuk setiap c C k 1 (X) terdapat c C k 1 (X ) sedemikian sehingga c c B k 1 (X). Bukti. (1) Karena P 0 adalah elemen tunggal dari K k (X) sedemikian sehingga Q 0 adalah sebuah face, maka P, Q 0 = 0 bilamana P P 0. Dengan cara yang sama, karena P 0 kubus dasar berdimensi k dan Q 0 sebuah face dari P 0 berdimensi k 1, maka P 0, Q 0 = ±1. Asumsikan bahwa c C k (X) sedemikian sehingga c C k 1 (X ). Maka c X. Khususnya, Q 0 c dan sebagai akibatnya c, Q 0 = 0. Karena c = Σ P Kk (X) c, P P, diperoleh 0 = c, P P, Q 0 = c, P P, Q 0 = ± c, P 0, P K k (X) P K k (X) untuk itu, c C k (X ). (2) Asumsikan bahwa c C k 1 (X). Misalkan c := c c, Q 0 P 0, Q 0 P 0. Maka, c c = c, Q 0 P 0, Q 0 P 0 B k 1 (X). Karena c, Q 0 = c, Q 0 c, Q 0 P 0, Q 0 2 = 0, maka c C k 1 (X ). Teorema 2.6. [4] Asumsikan X adalah himpunan kubik dan X diperoleh dari X melalui elementary collapse dari P 0 K k (X) oleh Q 0 K k 1 (X). Maka H (X ) = H (X). Bukti. Bukti dimulai dengan membuat beberapa perbandingan yang jelas antara rantai-rantai, siklik-siklik, dan batas-batas dari dua kubik. Karena X X, maka C n (X ) C n (X) n Z. Dengan Proposisi 2.4, K n (X ) = K n (X) untuk n Z\{k 1, k}. Akibatnya, C n (X ) = C n (X) untuk setiap n Z\{k 1, k}. Karena Z n (X) = C n (X) ker n untuk sebarang himpunan kubik X dan sebarang n Z, diperoleh Z n (X ) Z n (X) untuk setiap n Z dan Z n (X ) = Z n (X) untuk setiap n Z \ {k 1, k}. Dengan cara yang sama, karena B n (X) = n+1 (C n+1 (X)) untuk sebarang himpunan kubik X dan sebarang n Z, maka diperoleh B n (X ) B n (X) untuk setiap n Z dan B n (X ) = B n (X) untuk setiap n Z \ {k 2, k 1}.

Homologi dari Himpunan Kubik yang Direduksi ( Elementary Collapse) 101 Amati bahwa karena siklik-siklik dan batas-batasnya adalah sama, H n (X ) = H n (X) untuk setiap n Z \ {k 2, k 1, k}. Perbedaan yang mungkin dari rantai-rantai ke-k hanyalah pada pada sikliksikliknya. Sekarang akan diperlihatkan bahwa mereka adalah sama. Z k (X) = C k (X) ker k = C k (X) ker k ker k 1 C k (X) {c C k k c C k 1 (X )} ker k 2 C k (X ) ker k = Z k (X ). Inklusi 1 berdasarkan bahwa {0} C k 1 (X ), dan inklusi 2 berdasarkan Lema 2.5(1). Karena Z k (X ) Z k (X), dapat disimpulkan bahwa Z k (X ) = Z k (X) dan H k (X ) = Z k (X )/B k (X ) = H k (X). Pada tingkat rantai (k 2) perbedaan hanya mungkin di dalam batas-batasnya. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa mereka sama yaitu dengan membuktikan bahwa B k 2 (X) B k 2 (X ). Ambil b B k 2 (X). Maka b = c untuk suatu c C k 1 (X). Dengan Lema 2.5(2) terdapat c C k 1 (X ) sedemikian sehingga c c B k 1 (X). Secara khusus, untuk suatu d C k (X), b c = (c c ) = 2 d = 0 dan b = c B k 2 (X ). Untuk itu telah terlihat bahwa B k 2 (X) = B k 2 (X ). Sehingga H k 2 (X ) = H k 2 (X). Tinggal mempertimbangkan grup homologi pada dimensi k 1. Dalam kasus ini, grup homologinya tidak sama, tetapi akan dikonstruksi sebuah isomorfisma. Misalkan ξ H k 1 (X ). Maka ξ = [z] X untuk suatu siklik z Z k 1 (X ). Subscript X pada [z] X menyatakan kelas homologi yang diambil dari X. Ini penting, karena Z k 1 (X ) Z k 1 (X), yang berarti bahwa dapat juga mempertimbangkan kelas homologi [z] X dari z pada H k 1 (X). Karena B k 1 (X ) B k 1 (X), dengan mudah memeriksa bahwa jika [z] X = [z ] X untuk suatu z Z k 1 (X ), maka [z] X = [z ] X. Ini berarti bahwa pemetaan ι : H k 1 (X ) H k 1 (X) terdefinisi dengan baik yang diberikan oleh ι([z] X ) = [z] X. Jelas bahwa pemetaan ini adalah sebuah homomorfisma pada grup. Untuk membuktikan bahwa pemetaan adalah monomorfisma, asumsikan bahwa [z] X = 0 untuk suatu z Z k 1 (X). Maka z = c untuk suatu c C k (X). Berdasarkan Lema 2.5(1), diperoleh bahwa c C k (X ), yang menunjukkan bahwa [z] X = 0. jadi, pemetaannya adalah sebuah monomorfisma. Untuk menunjukkan bahwa ia adalah epimorfisma, pertimbangkan [z] X untuk suatu z Z k 1 (X). Berdasarkan Lema 2.5(2), terdapat c C k 1 (X ) sedemikian sehingga z c B k 1 (X). Secara khusus, (z c ) = 0, sehingga c = z = 0. Ini menunjukkan bahwa c Z k 1 (X ) dan karena ι([c ] X ) = [c ] X = [z] X, maka pemetaannya adalah surjektif.

102 Rischa Devita 3. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Admi Nazra, Ibu Nova Noliza Bakar M.Si, Bapak Efendi, M.Si, Bapak Prof. I Made Arnawa, dan Ibu Arrival Rince Putri, M.T, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran sehingga paper ini dapat diselesaikan dengan baik. Daftar Pustaka [1] Herstein, Topics in Algebra, 1999, Second Edition, John Wiley and Sons, Singapore. [2] Jacob, Bill, Linear Algebra, W. H. Freeman and Company, New York, 1990. [3] Kaczynski. T, K. Mischaikow, M. Mrozek, 2000, Algebraic Topology : A Computational Approach. Springer-Verlag, New York. [4] Kaczynski. T, K. Mischaikow, M. Mrozek, 2004, Computational Homology, Springer-Verlag, New York. [5] Made, I Arnawa dan Hendra Syarifudin, 2011, Pengantar Aljabar Abstrak. (tidak diterbitkan).