IV. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

IV METODE PENELITIAN

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124,

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

VI. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

III. METODE PENELITIAN

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg.

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa

VI. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

sikap food Selain itu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dilaksanakan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena penelitian ini mengambil mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor sebagai responden. Lokasi yang menjadi tempat pemilihan responden umumnya adalah tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti asrama dan kantin asrama. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2009. 4.2 Metode Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor yang dipilih secara purposive. Tingkat Persiapan Bersama dipilih dengan pertimbangan bahwa mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama tergolong remaja yang merupakan salah satu pangsa pasar dari produk Oreo. Selain itu, mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama masih dalam proses transisi dari masa SMA ke Perguruan Tinggi. Tingkat Persiapan Bersama juga memiliki jumlah mahasiswa terbanyak diantara seluruh kategori tingkatan mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (Lampiran 1), sehingga memiliki peluang lebih besar dalam memperoleh contoh sesuai kriteria. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik Cluster Sampling yang merupakan salah satu teknik pengambilan sampel dengan probability sampling. Teknik probability sampling digunakan karena setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel cluster sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memilih sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil atau cluster (Nazir, 2005). Cluster Sampling digunakan karena populasi mahsiswa Tingkat Persiapan Bersama bersifat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil (Cluster) yaitu mahasiswa-mahasiswa tersebut terdiri dari sembilan fakultas yaitu fakultas Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Peternakan,

Kehutanan, Teknologi Pertanian, Matematika dan IPA, Ekonomi dan Manajemen, dan Ekologi Manusia sehingga perlu dikelompokkan berdasarkan fakultas sehingga diperoleh subpopulasi yang bersifat homogen. Dalam Isgianto (2009) penentuan jumlah sampel menggunakan rumus : n = 2 N * Z 1 2 Nd + Z α / 2 2 1 α * P(1 P) / 2P(1 P) Dimana : N n = ukuran populasi = ukuran sampel Z 1-α/2 = nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α = 1,96 P d = proporsi kejadian = besar penyimpangan yang dapat diterima Berdasarkan data yang diperoleh dari Administrasi Jaminan Mutu dan Pendidikan Institut Pertanian Bogor diketahui bahwa jumlah populasi mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama adalah 3377 orang. Dengan menggunakan selang kepercayaan sebesar 95 persen maka nilai α adalah 5 persen, proporsi kejadian sebesar 45 persen, dan besar penyimpangan (d) adalah 10 persen (nilai kritis untuk penelitian deskriptif) sehingga diperoleh ukuran sampel sebesar 92 orang. Dalam Nazir (2005), penentuan besar sampel dalam setiap fakultas menggunakan metode alokasi sampel berimbang dengan besarnya cluster dengan rumus : N n 1 1 = x n N dimana : n 1 = jumlah sampel dalam tiap fakultas N 1 = jumlah populasi dalam tiap fakultas N = jumlah populasi n = besar ukuran sampel = 92 orang Berdasarkan perhitungan diperoleh sebaran responden dalam setiap fakultas yang terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Jumlah Responden pada Setiap Fakultas. Fakultas Jumlah mahasiswa (orang) (N i ) Persentase Mahasiswa (%) Jumlah Sampel (Orang)( N i x n) N Pertanian 414 12,26 10 Kedokteran Hewan 180 5,33 5 Perikanan dan Ilmu kelautan 382 11,32 11 Peternakan 275 8,14 8 Kehutanan 368 10,89 10 Teknologi Pertanian 401 11,87 11 Matematika dan IPA 630 18,65 17 Ekonomi dan Manajemen 443 13,12 12 Ekologi manusia 284 8,42 8 Total 3377 100% 92 Selain itu, metode alokasi sampel berimbang juga digunakan untuk menentukan jumlah sampel (responden) laki-laki dan perempuan dalam setiap Fakultas, berdasarkan perhitungan diperoleh sebaran responden laki-laki dan perempuan dalam setiap fakultas yang terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Sebaran Jumlah Responden Laki-laki dan Perempuan pada Setiap Fakultas. Fakultas Jumlah Sampel Jumlah Jumlah Jumlah Sampel perempuan mahasiswa mahasiswa laki-laki laki-laki perempuan (Orang)( N (Orang)( N i x n) i x n) N N Pertanian 180 231 5 6 Kedokteran Hewan Perikanan dan Ilmu kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan IPA Ekonomi dan Manajemen Ekologi manusia Total 75 105 189 192 2 3 5 5 90 184 3 5 168 200 5 5 199 201 5 5 272 357 8 10 131 309 4 8 72 212 2 6 1376 1991 36 56 Operasional pengambilan responden pada setiap fakultas dilakukan dengan menggunakan teknik convenience yang dilakukan atas dasar pendekatan langsung kepada responden dengan menanyakan kesediaan responden untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang dipandu langsung oleh peneliti. Selain itu, dilakukan wawancara dengan responden sehingga diperoleh informasi yang lebih mendalam. 4.3 Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei dengan mengambil kasus pada mahasiswa jenjang S-1 program Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberi gambaran umum karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden, persepsi dan sikap responden, sedangkan regresi logistik adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. 4.4 Data dan Instrumentasi 4.4.1 Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan bantuan kuesioner. Data primer ini meliputi data mengenai karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari artikel, media massa, literatur-literatur, hasil penelitian sebelumnya maupun dari situssitus internet yang berhubungan dengan topik penelitian. 4.4.2 Instrumentasi Instrumentasi yang digunakan untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian yakni, bagian pertama untuk melihat karakteristik responden, bagian kedua untuk melihat tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, bagian ketiga untuk melihat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan bagian keempat untuk melihat sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin. 4.5 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden melalui kuesioner yang telah dipersiapkan. Lokasi pengambilan data dilakukan pada tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti kantin asrama dan asrama Tingkat Persiapan Bersama. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada minggu ketiga dan keempat bulan Mei 2009. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran terhadap artikel-artikel, media massa, literatur-

literatur, hasil penelitian sebelumnya serta situs-situs internet yang terkait dengan topik penelitian. 4.6 Metode Pengolahan Data Data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pengeditan, semua data yang diperoleh dilapang akan diedit. Tujuan dari pengeditan adalah untuk memilih semua data dan informasi yang diperoleh berdasarkan kerangka formulasi yang telah ditetapkan. 2. Tabulasi, langkah ini bertujuan untuk menyajikan data-data dalam bentuk tabel dan gambar untuk mempermudah penyajian dan interpretasi data-data tersebut. 3. Interpretasi bertujuan menghubungkan semua variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang akan digunakan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dalam penelitian ini yang akan dilakukan data dianalisis dan disajikan dalam dua bentuk, yaitu tabulasi deskriptif dan metode analisis regresi logistik.. Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 4.6.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003). Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menggambarkan secara rinci data yang diperoleh dengan membuat tabulasi hasil jawaban responden dan kemudian dipersentasekan. Data yang di analisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif adalah karakteristik responden, persepsi responden terhadap produk Oreo setalah adanya, dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.

4.6.2 Metode Regresi Logistik Analisis regresi logistik merupakan bagian dari analisis regresi. Regresi logistik adalah persamaan matematik yang menggambarkan hubungan antara variabel tak bebas dengan sejumlah variabel bebas. Pada model regresi logistik variabel tak bebasnya bersifat biner atau dikotomi yakni memiliki nilai yang diskontinyu 1 dan 0. Kleinbaum (1994) yang diacu dalam Rama (2008) menyatakan bahwa regresi logistik merupakan suatu pendekatan model matematika yang dapat digunakan untuk memaparkan hubungan antara peubah (X) dengan peubah respon biner (Y). Regresi logistik merupakan suatu model dimana respon variabel terikat (Y) bersifat memihak kepada 1 dari 2 atau lebih pilihan yang ada. Model logit juga menggambarkan bagaimana peluang atau kemungkinan terpilihnya salah satu dari sejumlah pilihan yang tersedia. Variabel terikat (Y) dibuat dalam bentuk dummy (0,1,2,3,...). Nilai variabel tak bebas dari model logistik antara 0 dan 1, bentuk fungsi dari model logistik adalah : Ln [P / 1-P] = α + βx + μ P adalah nilai peluang dari variabel tak bebas yang nilainya biner yaitu 0 dan 1, 1 nilai P diperoleh dari : Y = Prob (Y=1) = ( α + βχ + μ ) 1+ e Sebaran peluang yang digunakan dalam fungsi logit adalah sebaran logistik, sehingga nilai harapan bersyarat Y jika diketahui X adalah : g ( x) e E (Y X) = π (X) = dengan g (X) = Ln [π(x) / 1-π(X)] g ( x) 1+ e Dalam penelitian ini, konsumen dihadapkan pada pilihan persepsi baik dan sikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin atau persepsi buruk dan sikap negatif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Keputusan ini dianggap sebagai variabel dependent (tak bebas) yang diduga dipengaruhi oleh sejumlah variabel independent (bebas). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen selalu membawa motivasi, persepsi, dan pilihan pribadi masing-masing. Engel et al,(1994) menyatakan proses keputusan dibentuk oleh tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan pengaruh psikologis. Sedangkan Kotler

(2000) membagi faktor-faktor tersebut ke dalam kategori budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor pribadi atau karakteristik pribadi individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, status perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain. Dalam Sumarwan (2003) perbedaan karakteristik menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten. Merujuk pada hal-hal tersebut maka salah satu faktor yang diduga mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah karakteristik konsumen. Adapun beberapa karakteristik konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gender (jenis kelamin), usia, dan uang saku perbulan. Variabel lain yang diduga dimasukkan ke dalam pengolahan analisis regresi logistik ini yaitu persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, hal ini sesuai dengan teori Kotler (2000) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan/sikap konsumen adalah persepsi. Variabel lainnya adalah tingkat pengetahuan keamanan pangan, dan tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo yang merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi keputusan konsumen. Sedangkan faktor-faktor lain seperti faktor pengaruh psikologis dan pengaruh nilai produk tidak dimasukan karena disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Hipotesa dari keenam variabel yang akan dianalisis adalah : 1. Gender/jenis kelamin Analisis konsumen mempertimbangkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebagai indikator variabel dalam hal memiliki persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin sangat berhubungan dengan selera dan kebiasaan, diduga jenis klamin perempuan akan lebih memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki (0) dan perempuan (1).

2. Usia Perbedaan usia diduga akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan, pengetahuan, selera dan kesadaran nilai pembelian suatu produk. Usia berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang, sehingga semakin bertambah usia, konsumen akan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Dengan demikian diduga bahwa usia yang lebih tua akan memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel usia tidak dikategorikan hal ini dikarenakan usia responden relatif berdekatan. 3. Uang saku Besarnya uang saku merupakan variabel yang diduga akan mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Semakin besar uang saku yang diterima konsumen maka akan mempermudah konsumen untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan sehingga diduga konsumen dengan uang saku tinggi akan mempengaruhi persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel uang saku dikategorikan menjadi kurang dari Rp.500.000,- (0), antara 500.000-1.000.000 (1), dan lebih besar Rp. 1000.000,- (2). Adapun yang mendasari pengelompokan uang saku responden adalah besarnya sebaran uang saku responden dimana sebagian besar responden memiliki uang saku yang kurang dari Rp.500.000,-, antara Rp. 500.000-1.000.000,-,dan lebih besar dari Rp.!.000.000,-. 4. Tingkat pengetahuan keamanan pangan Pengetahuan konsumen merupakan salah satu indikator pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen mengetahui mengenai keamanan pangan, maka akan cenderung untuk memiliki persepi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo. Konsumen yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai keamanan pangan tentu akan lebih peduli terhadap produk-produk yang mengandung zat-zat yang berbahaya

bagi kesehatan sehingga akan mendorong konsumen untuk mencari kebenaran informasi mengenai isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan keamanan pangan dikategorikan menjadi sedang (0), rendah (1), dan tinggi (2). 5. Tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo. Pengetahuan konsumen merupakan salah satu indikator pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen memiliki pengetahuan mengenai produk Oreo, maka cenderung akan memiliki persepsi dan sikap yang positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Oleh karena itu sebelum melihat persepsi perlu diketahui tingkat pengetahuan responden. Tingkat pengetahuan responden terhadap produk Oreo akan mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo. Konsumen yang mengetahui mengenai produk Oreo dan memahami kebenaran isu melamin yakni bahwa produk Oreo buatan dalam negeri bebas melamin akan bersikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo dikategorikan menjadi sedang (0), rendah (1), dan tinggi (2). 7. Tingkat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin Tingkat persepsi merupakan salah satu indikator pengukuran sikap responden. Semakin baik persepsi seseorang terhadap sesuatu maka cenderung akan memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu tersebut. Konsumen yang memiliki persepsi yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin maka kemungkinan akan memiliki sikap yang positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dikategorikan menjadi persepsi buruk (0) dan persepsi baik (1). Dengan demikian model logit untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dengan variabel tak bebas (Y) yang menjadi pilihan responden, yaitu persepsi baik (1) atau persepsi buruk (0). Dengan demikian model regresi logistik dalam penelitian ini adalah :

π(x) = е β0+β1x1+β2x2+ +β6x6 /1+ е β0+β1x1+β2x2+ +β6x6 Setelah ditransformasikan kedalam logit (g(x)), model berubah menjadi : g(x) = In π ( X ) 1 π ( X ) = β 0 + β 1 X 1 +β 2 X 2 + +β 5 X 5 = β 0 + β 1 jenis kelamin +β 2 usia +β 3 uang saku +β 4 tingkat pengetahuan keamanan pangan +β 5 tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo Dengan keterangan : X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 Β 0 = jenis kelamin = jenis kelamin responden (0=laki-laki, 1=perempuan) = usia = usia responden = uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya (0=<500.000, 1=500.000-1.000.000, 2=>1.000.000) = tingkat pengetahuan keamanan pangan (0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi) = tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo (0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi) = konstanta (intersept) Β 1 - β 6 = koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi (logits) Sedangkan untuk model logit sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah sebagai berikut : π(x) = е β0+β1x1+β2x2+ +β7x7 /1+ е β0+β1x1+β2x2+ +β7x7 Setelah ditransformasikan kedalam logit (g(x)), model berubah menjadi : g(x) = In π ( X ) 1 π ( X ) = β 0 + β 1 X 1 +β 2 X 2 + +β 6 X 6 = β 0 + β 1 jenis kelamin +β 2 usia +β 3 uang saku +β 4 tingkat pengetahuan keamanan pangan +β 5 tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo +β 6 tingkat persepsi tehadap produk Oreo. Dengan keterangan : X 1 X 2 = jenis kelamin = jenis kelamin responden (0=laki-laki, 1=perempuan) = Usia = usia responden

X 3 X 4 X 5 X 6 Β 0 Β 1 - β 6 = uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya (0=<500.000, 1=500.000-1.000.000, 2=>1.000.000) = tingkat pengetahuan keamanan pangan (0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi) = tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo (0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi) = tingkat persepsi (0=persepsi buruk, 1=persepsi baik) = konstanta (intersept) = koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi (logits) Dari keenam variabel diatas, terdapat lima data kategori yang termasuk data nominal dan ordinal yaitu jenis kelamin, uang saku, tingkat pengetahuan keamanan pangan, tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, dan tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Untuk variabel usia tidak dilakukan pengkategorian hal ini dikarenakan rentang usia responden relatif berdekatan. Variabel uang saku dikelompokkan menjadi <Rp 500.000, Rp 500.000-1.000.000, dan >Rp. 1.000.000 berdasar pada besarnya sebaran uang saku responden dimana sebagian besar responden memiliki uang saku yang kurang dari Rp.500.000,-, antara Rp. 500.000-1.000.000,-,dan lebih besar dari Rp.!.000.000,-. Pengkategorian variabel bebas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Peubah Penjelas Beserta Kategorinya Peubah Keterangan Kode (1) (2) pengetahuan oreo Sedang 1 0 Rendah 0 1 Tinggi 0 0 uang saku <500.000 1 0 500.000-1.000.000 0 1 >1.000.000 0 0 pengetahuan pangan Sedang 1 0 Rendah 0 1 Tinggi 0 0 jens kelamin laki-laki 1 Perempuan 0 jenis persepsi persepsi buruk 1 persepsi baik 0 Nilai Odds Ratio Ukuran yang sering digunakan untuk melihat hubungan antara peubah bebas dan peubah tidak bebas dalam model logistk adalah nilai odds ratio (Ψ). Nilai odds ratio menunjukkan peluang Y=1 dan Y=0 yang dipengaruhi oleh variabel tak bebas tertentu. Nilai ini diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi atau exp (β). Odds ratio (Ψi) = [P(xi) / 1-P(xi)] atau exp (β) (Hosmer dan Lameslow (1989) yang diacu dalam Astarina (2007)). Metode Kemungkinan Maksimum (Maximum Likelihood Estimate) Pendugaan parameter logit dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum. Metode ini pada model logisik sama dengan metode yang digunakan pada pendugaan regresi biasa. Metode ini lebih umum digunakan dibandingkan metode lainnyaseperti metode kuadrat terkecil karena metode ini dapat digunakan untuk data berukuran besar dan kompleks. Rasio Odds digunakan untuk mempermudah interprestasi koefisien. Rasio odds adalah ukuran yang memperkirakan berapa besar kecenderungan peubahpeubah penjelas (X) terhadap peubah respon (Y). Jika suatu peubah penjelas memilki tanda koefisien positif maka nilai odds rationya >1, sebaliknya jika tanda

koefisiennya negatif maka nilai odds rationya <1 (Hosmer dan Lameshow,1989 yang diacu dalam Astarina 2007). Interpretasi koefisien dari nilai odds ratio untuk peubah penjelas yang berskala nominal, X=1 memiliki kecenderungan untuk Y=1 sebesar Ψ kali dibandingkan dengan peubah X=0. Sedangkan jika peubah penjelasnya berskala kontinu, untuk Ψ lebih besar atau sama dengan satu, maka semakin besar nilai peubah X akan diikuti pula dengan semakin besarnya kecenderungan untuk Y=1. Pengujian Parameter Pengujuan terhadap parameter-parameter model regresi logistik dilakukan untuk memeriksa pengaruh dari peubah penjelas di dalam model. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu menggunakan statistik uji-g dan wald test. Statistik uju-g adalah ratio kemungkinan maksimum yang digunakan untuk menguji peranan peubah penjelas di dalam model secara bersama-sama (Hosmer dan Lameshow (1989) yang diacu dalam Astarina (2007)). Nilai ini didapat dengan cara membandingkan nilai G hitung dengan nilai Chi-square. G hitung = 2 { nilai log likelihood [n 1 Ln (n 1 ) + n 0 Ln (n 0 ) n Ln (n)]} Dimana : G = nilai ratio likelihood logaritma tanpa variabel tak bebas n 1 = jumlah sampel yang termasuk dalam kategori P(Y=1) n 0 = jumlah sampel yang termasuk dalam kategori P(Y=0) n = jumlah total sampel dengan hipotesis : H o = β o = β 2 = β 3 =..= β p = 0 H 1 = Minimal ada satu nilai β i 0, dimana i=1,2,3,,p Statstik G akan mengikuti sebaran X 2 dengan derajat bebas P, kaidah keputusan yang diambila adalah, jika G=X 2 p(a) maka hipotesis nol ditolak. Selain pengujian parameter secara bersama-sama, ada juga pengujian parameter β i secara parsial (individu) dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasionalkan kesalahan β j dengan keslahan bakunya (standard error). Hipotesa yang akan diuji adalah : H o = variabel ke I tidak berpengaruh terhadap persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin

(β i =0) H o = variabel ke i berpengarh terhadap persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin Β i 0 Model statistik uji Wald : W i =β i /SE(β i ) Dimana : β i = penduga β i SE(β i ) = penduga galat baku β i Nilai kepercayaan yang digunakan pada analisis logit, untuk model persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin menggunakan nilai kepercayaan 85 persen atau α=0,15. Pemilihan ini didasarkan pada tingkat kepercayaan yang lebih tinggi atau α yang lebih rendah, variabel yang signifikan sangat sedikit. Selain itu, untuk penelitian sosial ekonomi, seperti penelitian ini derajat kesalahan sebesar 15 persen masih dapat diterima, dengan pertimbangan banyak variabel lain diluar penelitian ini yang tidak bisa dikendalikan sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil penelitian. 4.6.3 Skala Likert dan Rentang Skala Menurut Kinear dalam Umar (2000), skala likert berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap suatu produk yang memungkinkan konsumen mengekspresikan intensitas perasaan mereka, seperti setuju, tidak setuju, dan lain-lain. Skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden yang lain dalam skala. Skala Likert beserta skor jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Skala Likert dan Skor Jawaban Responden No. Jawaban Responden Skor 1. Sangat tahu, sangat setuju 5 2. Tahu, setuju 4 3. Netral 3 4. Tidak tahu, tidak setuju 2 5. Sangat tidak tahu, sangat tidak setuju 1 Sebelum memberikan interprestasi terhadap penilaian konsumen tersebut, maka ditentukan dahulu rentang nilainya dengan menggunakan rumus : Skala Interval = (m-n)/b Dimana : m = angka tertinggi dalam pengukuran n = angka terendah dalam pengukuran b = banyaknya kelas yang dibentuk jika angka pengukura tertinggi dalam skala likert = 5 dan angka terendahnya =1 dan banyaknya kelas yang dibentuk = 5 maka besarnya range adalah : (5-1)/5 = 0,8 Pembagian kelas berdasarkan tingkat pengetahuan adalah : 1,0 < ei <1,8 = sangat tidak tahu 1,8 <ei < 2, 6 = tidak tahu 2,6 < ei < 3,4 = antara tahu dan tidak tahu (ragu-ragu) 3,4 < ei < 4,2 = tahu 4,2 < ei <5,0 = sangat tahu Pembagian kelas berdasarkan persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah : 1,0 < ei <1,8 = sangat tidak setuju 1,8 <ei < 2, 6 = tidak setuju 2,6 < ei < 3,4 = antara setuju dan tidak setuju (ragu-ragu) 3,4 < ei < 4,2 = setuju 4,2 < ei <5,0 = sangat setuju Dalam analisis tingkat pengetahuan keamanan pangan, pengetahuan terhadap produk Oreo, persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, transformasi data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan statistik deskriptif berupa mean dan persentase. Mean digunakan

karena mean dapat menggambarkan keadaan atau kondisi data secara keseluruhan. Dalam tabel frekuensi, data mentah diatur dalam kelas yang besar interval kelasnya sama. Interval kelas dicari setelah jumlah kelas ditentukan. Nazir (2005) menyebutkan persamaan untuk mencari besar interval kelas yaitu: I = R/k Dimana: I = besar interval kelas R = range atau panjang kelas (nilai maksimum dikurangi nilai minimum) k = jumlah kelas Dalam analsis tingkat pengetahuan keamanan pangan, nilai maksimum adalah 46 dan nilai minimum adalah 28 dengan jumlah kelas adalah tiga (rendah, sedang, tinggi) maka besarnya interval kelas : (46-28)/3 = 6 maka : skor 28-34 = rendah skor 35-41 = sedang skor 42-48 = tinggi Untuk tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, nilai maksimum adalah 28, nilai minimum 6 dengan jumlah kelas adalah tiga (rendah, sedang, tinggi) maka interval kelasnya : (28-8)/3 = 6,67 skor 6-13,3 = rendah skor 13,4-20,7 = sedang skor 20,8-28 = tinggi Untuk tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, nilai maksimum adalah 23, nilai minimum adalah 11, dan jumlah kelas adalah dua (rendah, tinggi) maka interval kelanya : (23-11)/2 = 6 skor 11-17 = buruk skor 18-23 = baik Untuk tingkat sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, nilai maksimumnya adalah 22, nilai minimum adalah 10, dan jumlah kelas adalah dua (rendah, tinggi) maka interval kelasnya : (22-10)/2 = 6 Skor 10-16 = negatif Skor 17-22 = positif

4.7 Definisi Operasional Adapun definisi operasional dari masing-masing vaiabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi produk Oreo baik sebelum adanya isu melamin maupun sesudah adanya isu melamin. 2. Responden adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor jenjang S-1 dari sembilan fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama (TPB) yang pernah mengkonsumsi produk Oreo sebelum adanya isu melamin. 3. Karakteristik responden adalah faktor perbedaan individu atau faktor pribadi yang membedakannya dari responden lain dan akan mempengaruhi keputusan pembeliannya. Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gender, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, dan penghasilan. 4. Umur adalah usia responden pada saat penelitian ini dilakukan yang diukur dari tahun kelahiran sampai penelitian ini dilakukan yang dihitung dengan pembulatan ke tanggal ulang tahun terdekat, diukur dengan skala rasio. 5. Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, diukur dengan skala nominal. 6. Jurusan fakultas adalah jenis program studi yang sedang dijalankan oleh responden. 7. Uang saku adalah sejumlah uang yang diterima reponden setiap bulannya. 8. Tempat tinggal adalah tempat responden untuk tinggal dan menetap. 9. Pengetahuan responden adalah pengetahuan tentang keamanan pangan. 10. Persepsi responden adalah cara pandang responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. 11. Sikap responden adalah sikap dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.