Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

dokumen-dokumen yang mirip
Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63]

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Dhammacakka Pavattana Sutta!

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG]

6. Pattidāna. (Pelimpahan Kebajikan) hp , pin bb.2965f5fd

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Sutta Maha-Saccaka: Ajaran Kepada Saccaka (Maha-Saccaka Sutta: The Longer Discourse to Saccaka) Majjhima Nikaya 36

Sutta Cula- hatthipadopama: Perumpamaan Singkat Jejak Gajah (Cula- hatthipadopama Sutta: The Shorter Elephant Footprint Simile) [Majjhima Nikaya 27]

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

62 Pandangan Salah (6)

TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh: Eka Liliana. Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Abstrak

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

D. ucapan benar E. usaha benar

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran

Sutta Nalakalapiyo: Ikatan Rumput (Nalakalapiyo Sutta: Sheaves of Reeds) [SN 12.67]

KOMUNITAS. B. Nyanabhadra Sesi ke-8 11 Mei 2016

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

Sampul & Tata Letak: Jimmy Halim, Leonard Halim Tim Dana: Laura Perdana. Diterbitkan Oleh:

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

Ketika Cinta Mulai Bertanya

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

~24 SELINGAN DALAM HIDUP~

PANDANGAN BENAR : Upa. Jayagandho Willy Yandi Wijaya Proof Reader : Upa. Sasanasanto Seng Hansun

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

THE FIVE ILLUSIONISTS LIMA PENGHALUSINASI

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Kalender Doa Januari 2016

Anak Perempuan yang hidup dua kali

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Gatha Dasar Jalan Tengah (Mulamadhyamakakarika) The Fundamental Wisdom of the Middle Way oleh Arya Nagarjuna. Pengantar

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Anak Perempuan yang Hidup Dua Kali

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Anak Perempuan yang hidup dua kali

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum

Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

agenda special events regular events contents puja bhakti minggu olahraga pagi minggu latihan meditasi kamis

Pertobatan Sejati Suatu Syarat

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Anak Perempuan yang hidup dua kali

KEKUATAN AFIRMASI. By J. Donald Walters

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur.

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

Anak Perempuan yang Hidup Dua Kali

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA

The Buddha s View On Meat Eating Pandangan Sang Buddha Tentang Makan Daging

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Kelahiran dan Kematian

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

FAMILY TRANSFORMATION #4 - TRANSFORMASI KELUARGA #4 RESOLVING FAMILY CONFLICTS - MENYELESAIKAN MASALAH KELUARGA

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005

Lima Daya Pengendali. Pañcindriya. Dhammavihārī Buddhist Studies

PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA

1. Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab. (HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

Hidup Tidak Selalu Berwarna

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

I. PENDAHULUAN. Patch Adam adalah film yang menceritakan tentang kisah nyata. perjalanan seorang dokter Amerika bernama Hunter Patch Adam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

SINOPSIS FILM PREMONITION

NEIL KEENAN UPDATE Pengenalan / Ikhtisar: Teknologi Healing Computer (Komputer Penyembuhan)

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 12 August :25 - Last Updated Friday, 09 December :45

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Kalender Doa Februari 2017

Dharmayatra tempat suci Buddha

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Tidak Ada. Ajahn Chah

Abhidhammatthasaṅgaha

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Transkripsi:

1 Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] [Buddha]: Menghampiri para Nigantha yang mengajarkan demikian, saya bertanya kepada mereka, Sahabat- sahabat Nigantha, apakah benar kalian mengajarkan dan berpandangan demikian: Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, apakah semua penderitaan dan dukkha akan berakhir? Ditanyakan demikian oleh saya, para Nigantha mengaku, Ya. [Buddha]: Jadi sahabat- sahabat, tampaknya kalian tidak mengetahui apakah kalian eksis di masa lalu dan apakah kalian tidak eksis kalian tidak tahu apa itu meninggalkan kualitas mental yang tidak bajik (akusala) dan mendapatkan kualitas mental yang bajik (kusala) di sini dan sekarang. Dengan demikian, tidaklah pantas kalian menyatakan bahwa, Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Namun jika kalian tahu apakah kalian eksis di masa lalu dan apakah kalian tidak eksis; jika kalian tahu apakah kalian melakukan kamma tidak bajik di masa lalu, dan apakah kalian bukan tidak melakukan kamma tidak bajik; jika kalian tahu apakah kalian melakukan kamma tidak bajik ini dan itu di masa lalu; kalian tidak tahu apakah sekian banyak dukkha telah berakhir, atau sekian banyak dukkha masih harus diakhiri, atau apakah dengan berakhirnya sekian banyak dukkha, maka semua dukkha akan berakhir; jika kalian tahu apa itu meninggalkan kualitas mental yang tidak bajik dan mendapatkan kualitas mental yang bajik di sini dan sekarang dengan demikian, pantaslah kalian menyatakan bahwa, Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha,

2 berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Sahabat- sahabat Nigantha, seperti halnya seseorang terkena panah yang sangat beracun. Karena terkena panah, dia mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa. Teman- teman dan rekan- rekannya, sanak saudara dan keluarganya akan membawa seorang dokter bedah. Dokter akan membedah sekeliling luka dengan pisau. Dikarenakan pembedahan di sekeliling luka dengan pisau, orang itu akan mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa. Dokter bedah akan memeriksa panah dengan suatu alat. Dikarenakan pemeriksaan panah dengan alat, orang itu akan mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa. Dokter bedah kemudian mencabut panah. Dikarenakan pencabutan panah oleh dokter bedah, orang itu akan mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa. Dokter bedah kemudian akan mengoles obat yang perih pada luka. Dikarenakan pengolesan obat yang perih pada luka, orang itu akan mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa. Namun di kemudian hari, setelah lukanya sembuh dan tertutup kulit, orang itu akan merasa sehat dan bahagia, bebas, menjadi tuan bagi dirinya sendiri, bisa pergi ke mana pun sekehendak hatinya. Akan muncul pemikiran demikian dalam dirinya, Sebelumnya saya terkena panah yang sangat beracun. Karena terkena panah, saya mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa. Teman- teman dan rekan- rekan, sanak saudara dan keluarga saya membawa seorang dokter bedah Dokter bedah tersebut membedah sekeliling luka dengan pisau memeriksa panah dengan suatu alat mencabut panah mengoles obat yang perih pada luka. Dikarenakan pengolesan obat yang perih pada luka, saya mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa. Namun sekarang luka telah sembuh dan tertutup kulit, saya merasa sehat dan bahagia, bebas, menjadi tuan bagi diri saya sendiri, bisa pergi ke mana pun sekehendak hati saya. Begitu pula, sahabat- sahabat Nigantha, jika kalian tahu apakah kalian eksis di masa lalu dan apakah kalian tidak eksis jika kalian tahu apa itu meninggalkan kualitas mental yang tidak bajik dan mendapatkan kualitas mental yang bajik di sini dan sekarang maka pantaslah kalian menyatakan bahwa, Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Tetapi karena kalian tidak tahu apakah kalian eksis di masa lalu kalian tidak tahu apa itu meninggalkan kualitas mental yang tidak bajik dan mendapatkan kualitas mental yang bajik di sini dan sekarang dengan demikian, tidaklah pantas kalian menyatakan bahwa, Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke

3 masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Ketika hal ini disampaikan, para Nigantha berkata kepada saya, Sahabat (avuso), Nigantha Nataputta mengetahui semuanya, melihat semuanya, dan mengklaim dirinya mempunyai pengetahuan dan pandangan menyeluruh demikian: Baik ketika saya sedang berjalan atau berdiri, tidur atau dalam keadaan terjaga, pengetahuan dan pandangan terus- menerus dan senantiasa ada dalam diri saya. Dia mengatakan kepada kami, Para Nigantha, ada kamma tidak bajik yang telah kalian lakukan di masa lalu. Akhirilah kamma tersebut melalui pertapaan ekstrim yang menyakitkan. Jika saat ini kalian mengendalikan tubuh, mengendalikan ucapan, dan mengendalikan pikiran, maka kalian tidak melakukan kamma tidak bajik untuk masa depan. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Kami menyetujui, menyukai dan bergembira atas ajaran tersebut. Ketika hal ini disampaikan, saya berkata kepada para Nigantha, Sahabat- sahabat Nigantha, ada lima hal yang bisa membawa salah satu dari dua kemungkinan di sini dan sekarang. Apakah kelima hal tersebut? Keyakinan, ketertarikan, tradisi yang turun- temurun, penalaran melalui analogi, dan persetujuan berdasarkan pertimbangan tertentu. Inilah lima hal yang dapat membawa salah satu dari dua kemungkinan di sini dan sekarang. Lalu keyakinan seperti apa yang kalian miliki terhadap guru kalian sehubungan dengan masa lalu? Ketertarikan seperti apa? Tradisi turun- temurun yang seperti apa? Penalaran melalui analogi yang seperti apa? Persetujuan berdasarkan pertimbangan tertentu yang seperti apa? Dan ketika saya menyampaikan hal ini, saya tidak melihat para Nigantha mempunyai alasan yang berdasar mengenai ajaran mereka. Jadi saya bertanya kepada mereka lebih lanjut, Sahabat- sahabat Nigantha, bagaimana menurut kalian: Ketika ada perjuangan yang keras, pengerahan upaya yang keras, apakah kalian mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa dari perlakuan yang keras? Dan ketika tidak ada perjuangan yang keras, pengerahan upaya yang keras, apakah kalian tidak mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa dari perlakuan yang keras? Ya, sahabat Dengan demikian, tidaklah tepat kalian menyatakan bahwa, Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan,

4 maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Jika ketika ada perjuangan yang keras, pengerahan upaya yang keras, lalu kalian mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa dari perlakuan yang keras; dan ketika tidak ada perjuangan yang keras, tidak ada pengerahan upaya yang keras, kalian tetap mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa dari perlakuan yang keras maka pantaslah kalian menyatakan bahwa, Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Namun karena ketika ada perjuangan yang keras, pengerahan upaya yang keras, lalu kalian mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa dari perlakuan yang keras; dan ketika tidak ada perjuangan yang keras, tidak ada pengerahan upaya yang keras, kalian tidak mengalami rasa yang sangat menyakitkan, menusuk, menyiksa dari perlakuan yang keras maka tidaklah pantas kalian menyatakan bahwa, Apa pun yang dialami seseorang menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan maupun tidak menyenangkan semuanya disebabkan oleh apa yang telah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, dengan menghancurkan kamma masa lalu melalui pertapaan, dan dengan tidak melakukan kamma baru, efeknya tidak akan berlanjut ke masa depan. Dengan efek yang tidak berlanjut ke masa depan, maka kamma berakhir. Dengan berakhirnya kamma, berakhirlah dukkha. Dengan berakhirnya dukkha, berakhirlah sensasi. Dengan berakhirnya sensasi, semua penderitaan dan dukkha akan berakhir. Dan ketika saya menyampaikan hal ini, saya tidak melihat para Nigantha mempunyai pembelaan yang berdasar mengenai ajaran mereka. Jadi saya bertanya kepada mereka lebih lanjut, Sahabat- sahabat Nigantha, bagaimana menurut kalian: Apakah mungkin kamma yang seyogianya dialami di sini dan sekarang, berubah menjadi dialami di kehidupan mendatang dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Apakah mungkin kamma yang seyogianya dialami di kehidupan mendatang, berubah menjadi dialami di sini dan sekarang dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Bagaimana menurut kalian: Apakah mungkin kamma yang seyogianya dialami sebagai sesuatu yang menyenangkan, berubah menjadi tidak menyenangkan dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras?

5 Apakah mungkin kamma yang seyogianya dialami sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, berubah menjadi menyenangkan dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Bagaimana menurut kalian: Apakah mungkin kamma yang seyogianya matang, berubah menjadi tidak matang dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Apakah mungkin kamma yang seyogianya tidak matang, berubah menjadi matang dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Bagaimana menurut kalian: Apakah mungkin kamma yang seyogianya berefek besar, berubah menjadi berefek kecil dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Apakah mungkin kamma yang seyogianya berefek kecil, berubah menjadi berefek besar dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Bagaimana menurut kalian: Apakah mungkin kamma yang seyogianya dialami, berubah menjadi tidak dialami dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Apakah mungkin kamma yang seyogianya tidak dialami, berubah menjadi dialami dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras? Jadi sahabat- sahabat, tampaknya kamma yang seyogianya dialami di sini dan sekarang, tak dapat berubah menjadi dialami di kehidupan mendatang dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras. Kamma yang seyogianya dialami di kehidupan mendatang, tak dapat berubah menjadi dialami di sini dan sekarang dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras Kamma yang seyogianya dialami, tak dapat berubah menjadi tidak dialami dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang

6 keras. Kamma yang seyogianya tidak dialami, tak dapat berubah menjadi dialami dikarenakan perjuangan yang keras dan pengerahan upaya yang keras. Dengan demikian, perjuangan para Nigantha tidaklah membawa hasil, pengerahan upaya mereka tidaklah membawa hasil. Jadi apakah perjuangan yang membawa hasil, apakah pengerahan upaya yang membawa hasil? Ada kejadian dimana seorang bhikkhu yang tak terbebani, dirinya tak terbebani oleh sensasi yang tidak menyenangkan, dia tidak menolak kesenangan yang selaras dengan Dhamma, namun dirinya tak terpaku pada kesenangan tersebut. Dia tahu bahwa Ketika saya mengerahkan [fisik, ucapan atau pikiran] terhadap sumber dukkha ini, maka dari pengerahan upaya muncullah ketidaktertarikan (alobha). Ketika saya mengamati sumber dukkha dengan upekkha, maka melalui pengembangan upekkha, muncullah ketidaktertarikan. Dengan demikian, dia mengerahkan upaya terhadap sumber dukkha sehingga muncullah ketidaktertarikan dikarenakan pengerahan upaya, dan mengembangkan upekkha sehubungan dengan sumber dukkha sehingga muncullah ketidaktertarikan dikarenakan pengembangkan upekkha. Oleh karena itu, berakhirlah dukkha yang berasal dari sumber dukkha karena munculnya ketidaktertarikan diakibatkan pengerahan upaya, dan berakhirlah dukkha yang berasal dari sumber dukkha karena munculnya ketidaktertarikan diakibatkan pengembangkan upekkha. Seandainya seorang pria jatuh cinta pada seorang wanita, pikirannya terjerat oleh ketertarikan yang kuat, nafsu yang kuat. Dia melihat wanita tersebut berdiri di samping pria lain, berbincang- bincang, bergurau dan tertawa. Para bhikkhu, bagaimana menurut kalian: Karena melihat wanita tersebut berdiri di samping pria lain, berbincang- bincang, bergurau dan tertawa, apakah dalam diri pria tersebut akan muncul kesedihan, ratapan, penderitaan, dukkha dan keputusasaan? Ya, Bhagavan. Mengapa demikian? Karena dia jatuh cinta pada wanita tersebut, pikirannya terjerat oleh ketertarikan yang kuat, nafsu yang kuat Lalu seandainya muncul pemikiran demikian dalam dirinya, Saya jatuh cinta pada wanita ini, pikiran saya terjerat oleh ketertarikan yang kuat, nafsu yang kuat. Ketika saya melihat dia berdiri di samping pria lain, berbincang- bincang, bergurau dan tertawa, dalam diriku muncullah kesedihan, ratapan, penderitaan, dukkha dan keputusasaan. Mengapa saya tidak meninggalkan ketertarikan dan nafsu terhadap wanita tersebut? Jadi dia meninggalkan ketertarikan dan nafsu terhadap wanita tersebut, dan setelah itu dia melihat wanita tersebut berdiri di samping pria lain, berbincang- bincang, bergurau dan tertawa. Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu: Sewaktu melihat wanita tersebut berdiri di samping pria lain, berbincang- bincang, bergurau dan tertawa, apakah dalam diri pria itu akan muncul kesedihan, ratapan, penderitaan, dukkha dan keputusasaan? Tidak, Bhagavan. Mengapa demikian? Dia tidak memiliki ketertarikan terhadap wanita tersebut

7 Begitu pula, seorang bhikkhu yang tak terbebani, dirinya tak terbebani oleh sensasi yang tidak menyenangkan, dia tidak menolak kesenangan yang selaras dengan Dhamma, namun dirinya tak terpikat pada kesenangan tersebut. Dia tahu bahwa Ketika saya mengerahkan [fisik, ucapan atau pikiran] terhadap sumber dukkha ini, maka dari pengerahan upaya muncullah ketidaktertarikan (alobha). Ketika saya mengamati sumber dukkha dengan upekkha, maka melalui pengembangan upekkha, muncullah ketidaktertarikan. Dengan demikian, dia mengerahkan upaya terhadap sumber dukkha sehingga muncullah ketidaktertarikan dikarenakan pengerahan upaya, dan mengembangkan upekkha sehubungan dengan sumber dukkha sehingga muncullah ketidaktertarikan dikarenakan pengembangkan upekkha. Oleh karena itu, berakhirlah dukkha yang berasal dari sumber dukkha karena munculnya ketidaktertarikan diakibatkan pengerahan upaya, dan berakhirlah dukkha yang berasal dari sumber dukkha karena munculnya ketidaktertarikan diakibatkan pengembangkan upekkha. Lebih lanjut, bhikkhu tersebut mengetahui demikian: Ketika saya hidup berdasarkan kesenangan, kualitas mental yang tidak bajik meningkat dan kualitas mental yang bajik menurun. Sebaliknya ketika saya mengerahkan upaya untuk mengakhiri dukkha dan penderitaan, kualitas mental yang tidak bajik menurun dan kualitas mental yang bajik meningkat. Mengapa saya tidak mengerahkan upaya untuk mengakhiri dukkha dan penderitaan? Dengan demikian, dia mengerahkan upaya untuk mengakhiri dukkha dan penderitaan, dan selagi dia mengerahkan upaya untuk mengakhiri dukkha dan penderitaan, kualitas mental yang tidak bajik menurun dan kualitas mental yang bajik meningkat. Lalu di kemudian hari, dia tidak lagi mengerahkan upaya untuk mengakhiri dukkha dan penderitaan. Mengapa demikian? Karena dirinya telah merealisasi tujuan dari pengerahan upaya untuk mengakhiri dukkha dan penderitaan. Itulah sebabnya, di kemudian hari dia tidak lagi mengerahkan upaya untuk mengakhiri dukkha dan penderitaan. Demikianlah bagaimana perjuangan membawa hasil, bagaimana pengerahan upaya membawa hasil. *** Sumber: "Devadaha Sutta: At Devadaha" (MN 101), translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu. Access to Insight, 14 January 2013, http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.101.than.html. Diambil intisarinya dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh tim Potowa Center. Mei 2013.