BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak sekoyong-koyong. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Menurut

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir tidak pernah lepas dari aktivitas kehidupan manusia sehari-hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

MODUL HIDROLISIS. Modul Hidrolisis Page 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Belajar dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Kimia. mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan, baik

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan merupakan kemampuan

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keterampilan Berkomunikasi Sebagai Bagian Dari Keterampilan Proses

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

BAB II KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan

2. Keterampilan Berpikir Kritis

Hidrolisis Garam. Model Problem Based Learning (PBL)

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka 8

BAB II. A. Keterampilan Proses Sains Melalui Pendekatan POGIL (Process Oriented Guided Inqury Learning) pada Materi Asam Basa dan Larutan Penyangga

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Larutan Penyangga XI MIA

Teori Asam-Basa Arrhenius

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan nama lain

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

BAB II KAJIAN TEORI A.

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.7

BAB III METODE PENELITIAN

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

wanibesak.wordpress.com 1

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan

LOGO TEORI ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan kualitas mutu pendidikan menentukan

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi atau

DERAJAT KEASAMAN (ph)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

LAMPIRAN 1 NAMA : NIP : INSTANSI : TANGGAL :

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... Error! Bookmark not defined. B. Perumusan Masalah... Error! Bookmark not defined.

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan berpikir seseorang dapat mengolah berbagai informasi yang diterimanya dan mengembangkannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Secara umum, berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif dan proses mental untuk memperoleh pengetahuan (Presseissen, 1985). Sejalan dengan Presseissen, Arifin (2003) mengemukakan bahwa dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran. Purwanto (2004) mengemukakan bahwa berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan sedangkan Monalisa (2007) menyatakan bahwa berpikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri khas yang membedakan antara manusia dan hewan. Berpikir adalah salah satu proses aktif pribadi manusia yang mengakibatkan ditemukannya suatu pengetahuan. Sebagai fasilitator dalam proses mengajar, guru memiliki kemampuan mengajukan pertanyaan yang merangsang siswa berpikir kritis, karena salah satu tujuan dari seorang pendidik adalah untuk menjadikan pemikir yang baik bagi peserta didiknya, serta membantu peserta didik memahami keterbatasannya. Kemamapuan berpikir bukanlah kemampuan yang diberikan, akan tetapi kemampuan yang dapat diolah, dilatih dan dipelajari. Penner (1995) mengatakan bahwa meskipun berpikir itu merupakan suatu proses mental, namun keterampilan 10

11 berpikir dapat dilatih. Seperti halnya seorang atlit yang harus berlatih terus menerus untuk meningkatkan kemampuannya dan mencapai prestasi yang diharapkannya. B. Keterampilan Berpikir Kritis Berfikir kritis adalah suatu proses bagi seseorang atau individu yang dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ( Pery & Potter, 2005). Sedangkan menurut Ennis (2000), Berpikir kritis adalah suatu kegiatan mental yang bersifat reflektif dan berdasarkan penalaran untuk Menentukan apa yang diyakini dan dilakukan. Berpikir kritis merupakan suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi, dan menilai/ memutuskan. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan proyek. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik

12 pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka semakin baik pula pemecahan masalah-masalah yang dihadapi. Menurut Setiono (2007) Berpikir kritis meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut: 1. Memperhatikan detil secara menyeluruh 2. Identifikasi kecenderungan dan pola, seperti memetakan informasi, identifikasi kesamaan dan ketidaksamaan, dll 3. Mengulangi pengamatan untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan 4. Melihat informasi yang didapat dari berbagai sudut pandang 5. Memilih solusi-solusi yang lebih disukai secara obyektif 6. Mempertimbangkan dampak dan konsekuensi jangka panjang dari solusi yang dipilih Bagi siswa, berpikir kritis dapat berarti: 1. Mencari dimana keberadaan bukti terbaik bagi subyek yang didiskusikan 2. Mengevaluasi kekuatan bukti untuk mendukung argumen-argumen yang berbeda 3. Menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditentukan 4. Membangun penalaran yang dapat mengarahkan pendengar kepada kesimpulan yang telah ditetapkan berdasarkan pada bukti-bukti yang mendukungnya 5. Memilih contoh yang terbaik untuk lebih dapat menjelaskan makna dari argumen yang akan disampaikan 6. Dan menyediakan bukti-bukti untuk mengilustrasikan argumen tersebut Orlich, et al. (dalam Ibrahim, 2007) mengemukakan bahwa kemampuan yang berasosiasi dengan berpikir kritis yang efektif meliputi: (1) mengobservasi; (2) mengidentifikasi pola, hubungan, hubungan sebabakibat, asumsi-kesalahan alasan, kesalahan logika dan bias; (3) membangun kriteria dan mengklasifikasi; (4) membandingkan dan membedakan, (5) menginterpretasikan; (6) meringkas; (7) menganalisis, mensintesis dan menggeneralisasi; mengemukakan hipotesis; (8) membedakan data yang relevan dengan yang tidak relevan, data yang dapat diverifikasi dan yang tidak, membedakan masalah dengan pernyataan yang tidak relevan.

13 Sehubungan dengan itu, Zeidler, et al (dalam Ibrahim, 2007) menyatakan ciri-ciri orang yang mampu berpikir kritis adalah: (a) memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk mendekati gagasannya, dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah, (b) bersikap skeptis yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali dia sudah dapat membuktikan kebenarannya Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang terampil penalarannya, memiliki kecenderungan untuk mempercayai dan bertindak sesuai dengan penalarannya. Siswa tersebut mempunyai kemampuan untuk menggunakan penalarannya dalam suatu konteks dimana penalarannya digunakan sebagai dasar pemikirannya. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan (Hanawasti, 2000). Orang-orang yang berpikir kritis tidak puas dengan hanya satu pendapat atau jawaban tunggal tapi akan selalu berusaha mencari hal-hal apa yang dihadapinya, sehingga menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar. Terdapat 12 indikator berpikir kritis menurut Ennis (2000) yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1.

14 Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis No Kelompok Indikator Sub Indikator 1 Memberikan penjelasan sederhana Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban Menjaga kondisi berpikir 2 Membangun keterampilan dasar Menganalisis argumen Bertanya dan menjawab pertanyaan Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak Mengidentifikasi kesimpulan Mengidentifikasi kalimatkalimat pertanyaan Mengidentifikasi kalimatkalimat bukan pertanyaan Mengidentifikasi dan menangani suatu ketidaktepatan Melihat struktur dari suatu argumen Membuat ringkasan Memberikan penjelasan sederhana Menyebutkan contoh Mempertimbangkan keahlian Mempertimbangkan kemenarikan konflik Mempertimbangkan kesesuaian sumber Mempertimbangkan reputasi Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat Mempertimbangkan risiko untuk reputasi Kemampuan untuk memberikan alasan Kebiasaan berhati-hati

15 Lanjutan Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis No Kelompok Indikator Sub Indikator Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi Melibatkan sedikit dugaan Menggunakan waktu yang singkat antara observasi dan laporan Melaporkan hasil observasi Merekam hasil observasi Menggunakan bukti-bukti yang benar Menggunakan akses yang baik Menggunakan teknologi Mempertanggungjawabkan hasil observasi 3 Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan menentukan hasil pertimbangan Siklus logika Euler Mengkondisikan logika Menyatakan tafsiran Mengemukakan hal yang umum Mengemukakan kesimpulan dan hipotesis 1.Mengemukakan hipotesis 2.Merancang eksperimen 3.Menarik kesimpulan sesuai fakta 4.Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang fakta-fakta Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan dan masalah

16 Lanjutan Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis No Kelompok Indikator Sub Indikator 4 Memberikan penjelasan lanjut Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi Membuat bentuk definisi Strategi membuat definisi 1.Bertindak dengan memberikan penjelasan lanjut 2.Mengidentifikasi dan menangani ketidakbenaran yang disengaja Membuat isi definisi Mengidentifikasi asumsi-asumsi Penjelasan bukan pernyataan Mengonstruksi argument 5 Mengatur strategi taktik dan Menentukan suatu tindakan Mengungkap masalah Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin Merumuskan solusi alternatif Menentukan tindakan sementara Mengulang kembali Mengamati penerapannya Berinteraksi dengan orang lain Menggunakan argumen Menggunakan strategi logika Menggunakan strategi retorika Menunjukkan posisi, orasi, atau tulisan C. Praktikum sebagai Wahana Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan praktikum berarti siswa melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan pembanding atau kontrol, dan penggunaan alat-alat praktikum. Dalam proses belajar mengajar

17 dengan metode praktikum ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Rustaman (2005) mengemukakan bahwa dengan melakukan praktikum, siswa akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, juga dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Selain dari pada itu Arifin mengemukakan keuntungan dari penggunaan metode praktikum. Menurut Arifin (2003) keuntungan penggunaan metode praktikum adalah: 1. Dapat memberikan gambaran yang konkret tentang suatu peristiwa 2. Siswa dapat mengamati proses 3. Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri 4. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah 5. Membantu guru untuk mencapai tujuan pengajaran lebih efektif dan efisien Disamping itu sejalan dengan Arifin, Hodson (1996) mengemukakan bahwa penggunaan metode praktikum dalam pembelajaran memiliki beberapa keunggulan di antaranya : 1. Memotivasi siswa dengan merangsang minat dan hobinya 2. Mengajarkan keterampilan-keterampilan yang harus dilakukan di labolatorium 3. Membantu memperoleh dan mengembangkan konsep 4. Mengembangkan sebuah pemahaman terhadap IPA dan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam melaksanakan IPA tersebut 5. Mendorong perkembangan untuk bersosialisasi. Dalam kaitannya dengan berpikir kritis, Schafersman (1991) mengemukakan bahwa kegiatan praktikum merupakan wahana pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis

18 siswa. Ia mengatakan science laboratory exercise are all excellent for teaching critical thinking. Praktikum merupakan bagian penting dalam pembelajaran, yaitu berupa aplikasi dari teori yang dipelajari untuk memecahkan masalah melalui percobaan di laboratorium. Prinsip-prinsip yang dikemukakan dalam teori akan dikaji di dalam praktikum, demikian pula sebaliknya pengalaman yang diperoleh dalam praktikum dapat dicari dasar-dasarnya dalam teori. Karena dalam praktikum peserta didik dituntut untuk lebih terlibat didalamnya, maka secara tidak langsung peserta didikpun dituntut untuk dapat berpikir lebih dalam mengenai apa yang dilakukannya. Peserta didik akan bertanya-tanya mengenai hal-hal yang tidak difahaminya sehingga peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya melalui praktikum tersebut. D. Hidrolisis Garam Garam merupakan senyawa ion yang terdiri dari kation dan anion. Kation garam dapat berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya dapat berasal dari suatu asam. Jadi setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion). Berdasarkan asam dan basa pembentuknya, maka garam-garam dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu; a) Garam dari asam kuat dan basa kuat b) Garam dari asam kuat dan basa lemah c) Garam dari asam lemah dan basa kuat,

19 d) Garam dari asam lemah dan basa lemah Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis garam, hidrolisis garam merupakan istilah umum yang digunakan untuk reaksi ion dengan air (Hydro berarti air dan lysis berarti peruraian). Menurut konsep ini, komponen garam berupa ion (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah, sifat kation dan anionnya lebih kuat daripada air sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation akan menghasilkan asam konjugat dan ion hidronium ( H 3 O + ) sedangkan hidrolisis anion akan menghasilkan basa konjugat dan ion hidroksida (OH - ). Oleh sebab itu yang dimaksud dengan hidrolisis adalah reaksi ion dengan air membentuk asam konjugat dan ion hidroksida atau membentuk basa konjugat dan ion hidronium. (Sunarya, 2003). Jika suatu garam dilarutkan ke dalam air, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu garam tidak terhidrolisis dan garam terhidrolisis. 1. Garam Tidak Terhidrolisis Garam- garam yang tidak akan terhidrolisis adalah garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat. Baik anion ataupun kation yang berasal dari asam kuat dan basa kuat keduanya tidak mengalami hidrolisis, karena sifat dari anion (basa konjugat) dan kation (asam konjugat) nya lemah sehingga tidak mampu bereaksi dengan air. Contoh: NaCl(aq) Na + (aq) + Cl - (aq) Na + (aq) + H 2 O(l) (tidak ada reaksi) Cl-(aq) + H 2 O(l) (tidak ada reaksi)

20 Natrium klorida (NaCl) terdiri dari kation Na + dan anion Cl -. Baik kation Na + maupun anion Cl - merupakan asam dan basa konjugasi yang lebih lemah dari pada air, sehingga keduanya tidak dapat bereaksi dengan air. Maka garam NaCl tidak mengubah perbandingan ion H 3 O + dan OH - dalam air, dengan kata lain larutan NaCl bersifat netral. 2. Garam Terhidrolisis Garam garam yang terhidrolisis adalah garam-garam yang memiliki kation (asam konjugat) atau anion (basa konjugat) yang lebih kuat daripada air. Sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis). Garam-garam yang dapat terhidrolisis tersebut berasal dari ; a. Garam yang berasal dari Asam Kuat dan Basa lemah Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial /sebagian yaitu hidrolisis kation. Contoh: NH 4 Cl(aq) NH 4 + (aq) + Cl - (aq) NH 4 + (aq) + H 2 O(aq) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq) Cl - (aq) + H 2 O(l) (tidak ada reaksi) Ammonium klorida (NH 4 Cl) terdiri dari kation (NH 4 + ) dan anion (Cl - ). Kation NH 4 + berasal dari basa lemah NH 3 dan merupakan asam konjugat yang lebih kuat daripada air, sehingga kation NH 4 + dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis). Sedangkan anion Cl - berasal dari asam kuat HCl dan merupakan basa konjugat yang lebih lemah daripada air, sehingga anion Cl - tidak dapat bereaksi dengan air. Maka garam NH 4 Cl dapat terhidrolisis, namun yang

21 terhidrolisis hanyalah kationnya, oleh sebab itu garam NH 4 Cl mengalami hidrolisis sebagian (parsial)/ hidrolisis kation. Hidrolisis garam tersebut menghasilkan ion hidronium (H 3 O + ) atau ion H + dalam air, maka larutannya akan bersifat asam (ph<7). Jika larutan tersebut diuji keasamannya dengan indikator, maka indikator akan menunjukkan sifat keasaman dari larutan tersebut. Misalnya menggunakan kertas lakmus biru, maka warna kertas akan berubah menjadi merah, atau dengan fenolftalein yang tetap tidak berwarna saat ditetesi larutan yang bersifat asam. ( Mulyono, 2007). b. Garam yang berasal dari Asam lemah dan Basa Kuat Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian/ parsial, yaitu hidrolisis anion. Contoh : NaCH 3 COO(aq) CH 3 COO - (aq) + Na + (aq) CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) CH 3 COOH(aq) + OH - (aq) Na + (aq) + H 2 O(l) (tidak ada reaksi) Natrium asetat (NaCH 3 COO) terdiri dari kation Na + dan anion CH 3 COO -. Kation Na + berasal dari basa kuat NaOH, dan merupakan asam konjugat yang lebih lemah daripada air, sehingga kation Na + tidak dapat bereaksi dengan air. Sedangkan anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah CH 3 COOH, dan merupakan basa konjugat yang lebih kuat daripada air, sehingga anion CH 3 COO - dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis). Maka garam NaCH 3 COO dapat terhidrolisis, namun yang terhidrolisis hanyalah anionnya, oleh sebab itu garam NaCH 3 COO mengalami hidrolisis sebagian (parsial)/ hidrolisis anion.

22 Hidrolisis garam tersebut menghasilkan ion hidroksida (OH - ) dalam air, maka larutannya akan bersifat basa (ph>7). Jika larutan tersebut diuji keasamannya dengan indikator, maka indikator akan menunjukkan sifat basa dari larutan tersebut. Misalnya menggunakan kertas lakmus merah, maka warna kertas akan berubah menjadi biru, atau dengan fenolftalein yang akan berubah warnanya menjadi merah muda pada saat ditetesi larutan yang bersifat basa. (Mulyono, 2007). c. Garam dari asam lemah dan basa lemah Baik kation maupun anion dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah, akan mengalami hidrolisis sempurna (hidrolisis kation dan anion), sehingga disebut juga sebagai hidrolisis total, yaitu hidrolisis kation dan anion. Contoh : NH 4 CH 3 COO(aq) NH + 4 (aq) + CH 3 COO - (aq) CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq) NH 4 + (aq) + H 2 O(l) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq) Ammonium asetat (NH 4 CH 3 COO) terdiri dari kation NH 4 + dan anion CH 3 COO -. Kation NH 4 + berasal dari basa lemah NH 3 dan merupakan asam konjugat yang lebih kuat daripada air, sehingga kation NH + 4 dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis). Sedangkan anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah CH 3 COOH dan merupakan basa konjugat yang lebih kuat daripada air, maka anion CH 3 COO - dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis). Maka garam NH 4 CH 3 COO dapat terhidrolisis, karena yang terhidrolisis adalah anion dan kationnya, oleh sebab itu garam NH 4 CH 3 COO mengalami hidrolisis sempurna atau total.

23 Hidrolisis garam tersebut menghasilkan ion hidroksida (OH - ) dan ion hidronium (H 3 O + ) atau ion H + dalam air, maka sifat dari larutan garam tersebut akan bergantung pada harga tetapan asam (K a ) dan basa (K b ) yang bersangkutan. Jika asam lebih lemah daripada basa (K a <K b ), maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lebih lemah daripada asam (K b <K a ), maka kation yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika kekuatan asam dan kekuatan basa sama kuatnya (K a =K b ), maka larutan tersebut akan bersifat netral.