Psikometri NORMA 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

dokumen-dokumen yang mirip
Psikometri NORMA 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Psikometri. Reliabilitas 1

Psikometri Validitas 1

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri Reliabilitas 2

Psikometri. Analisis Item 1

Psikometri Validitas 2

Modul ke: Psikometri. Norma 1. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Psikometri. Pengantar Psikometri. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikometri NORMA 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 2. Modul ke: Uji-t. Fakultas Psikologi. (t-test) Program Studi Psikologi

Statistika Psikologi 2

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pengantar Psikodiagnostik

Psikometri. Statistika untuk Psikometri. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 1

Panduan Penggunaan AnBuso 2015

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTELEGENSI (CFIT) DAN POTENSI PERFORMA KERJA (DARI HASIL KRAEPELIN TEST) PADA CALON KARYAWAN BANK SWASTA DI JAWA TIMUR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 1

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

MODUL PRAKTIKUM KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI. Overview dan RKPS

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Overview : Pengantar Psikodiagnostik. Kuliah 1 Pengantar Psikodiagnostik

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2

Dasar-dasar Metode Penelitian

Psikodiagnostik 1. Marcia Martha Siahay

Statistika Psikologi 1

PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK)

89 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA SMP YLPI PERHENTIAN MARPOYAN PEKANBARU

SILABI. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran. : memahami dan menjelaskan definisi pengukuran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : INVENTORI KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

Tes Inventori: SSCT. Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 1

Pengantar Psikodiagnostik

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST

Statistika Psikologi 2

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. 4. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4. A.1. Gambaran jenis kelamin subjek penelitian

Statistika Psikologi 2

BAB 6 KATEGORISASI BERDASARKAN INTERVAL NILAI

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan

Cabang-cabang psikologi perkembangan fungsionalisme

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 2

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

24/02/2011. Psikologi Klinis. Dr. Sofia Retnowati. Measurement issues. Measurements Source of variation Classification Health measurements

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

BAB III METODE PENELITIAN

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Psikometri. Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RATIH DEWI PUSPITASARI K

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson

A= kelompok A, B = kelompok B, C = kelompok C, D = kelompok D.

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Pokok Bahasan 9 INTELIGENSI. Psikologi Umum By Hiryanto, M.si.

Groebner, Mark, (2009). Business Statistics: A Decision- Making Approach, 7e 2008 Prentice-Hall, Inc.

PENILAIAN ACUAN PATOKAN dan PENILAIAN ACUAN NORMATIF

KURIKULUM PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP SURYA. Kode: SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES

Jadi, psikodiagnostik adalah ilmu yang mempelajari/ mencari tahu masalah perilaku yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. psikologi dituntut harus mampu mengungkap aspek-aspek psikologis dengan

ASSESSMENT LITERACY (ASESMEN LITERASI) MUTMAINNA EKAWATI

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2

NORMA KREATIVITAS MENGGUNAKAN TORRANCE TEST OF CREATIVITY THINKING UNTUK ANAK USIA 6-12 TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

TEORI PENGUKURAN. Wahyu Widhiarso [ Fakultas Psikologi UGM ] LOGO

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAHAN KULIAH ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN OLEH: ASEP SUPENA. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2010

KESTABILAN ESTIMASI PARAMETER KEMAMPUAN PADA MODEL LOGISTIK ITEM RESPONSE THEORY DITINJAU DARI PANJANG TES

BAB II KAJIAN TEORITIK

Bab 3. Metodologi Penelitian

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

Gambaran Kecerdasan dan Minat Remaja Panti Asuhan X

Transkripsi:

Psikometri Modul ke: 11 NORMA 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Arie Suciyana S., S.Si., M.Si.

Karakteristik Norma Menunjukkan posisi/kedudukan seseorang dalam kelompok patokan, acuan Unit skala sama atau tidak Penggunaan norma tergantung tujuan tes. Didasarkan pada suatu kelompok yang representatif mewakili populasi 2

NORMA Hasil pengukuran psikologis: data (skor) / skor mentah / Raw score standard score Raw score bisa berupa: Jumlah soal yang dijawab benar Jumlah waktu untuk mengerjakan soal Jumlah jawaban yang mengindikasikan suatu ciri (jawaban ya ) tes kepribadian 3

Mengapa diperlukan Norma? Raw Score (RS) yang dihasilkan dari pengukuran tidak mempunyai arti apa-apa karena masih harus dihubungkan dengan jumlah soal dan derajat kesulitan soal Contoh:Bambang Pada tes Arithmatik 1, dapat RS 15 dari 60 soal Pada tes Arithmatik 2, dapat RS 30 dari 40 soal Pada tes Arithmatik 3, dapat RS 8 dari 10 soal Apa arti raw score di atas? Tidak bisa langsung diinterpretasi karena tidak ada patokan nilai Jenis, tingkat kesulitan, dan jumlah berbeda interpretasi berbeda Karakteristik partisipan berbeda interpretasi berbeda 4

Mengapa diperlukan Norma? Pengukuran psikologis tidak mempunyai titik nol mutlak. Seseorang yang mendapat skor 80 tidak berarti 2 kali kemampuan skor 40 selalu skala interval Perbedaan raw score tidak mencerminkan jarak yang sesungguhnya antarindividu yang sesungguhnya Untuk dapat dimaknai, raw score individu harus diubah ke dalam bentuk Norma (raw score harus dikonversi menjadi scaled score/derived score) 5

PENGERTIAN NORMA performance by defined group on particular test (Kaplan & Saccuzzo) a set of values descriptive of the performance on a test on some specified group. Usually showed as a table giving equivalent values on some derived score for each raw score on a test (Lyman, 1971) the test performance data of a particular group of testtakers that are designed for use as a reference when evaluating or interpreting individual test scores. (Cohen & Swerdlik) 6

PENGERTIAN NORMA Penyebaran skor dari suatu kelompok standar yang dirancang sebagai acuan untuk mengevaluasi atau menginterpretasi skor yang diperoleh individu dalam suatu pengukuran. Patokan yang dipakai untuk menilai hasil tes (raw score) seseorang. Tidak harus dari kelompok peserta tes; bisa jadi dari teori yang digunakan. Jika norma didapatkan dari jumlah sampel yang besar dan representatif, norma tersebut bisa digunakan untuk tes serupa. 7

Norma The performances by defined groups on particular tests. How to express norms Z scores, percentiles, means, etc Norms are used to give information about performance relative to what has been observed in a standardization sample. 8

Karakteristik Norma Dalam standarisasi tes psikologi norma dan distribusi skor dipengaruhi oleh keterwakilan populasi sampel: proporsi dari setiap jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), distribusi geografis, status sosial-ekonomi, dan distribusi usia 9

Karakteristik Norma Dalam merancang tes prestasi pendidikan, faktorfaktor yang mempengaruhi data normatif, sebagai tambahan dari data sebelumnya: kualitas sekolah, dan jenis kurikulum (standardisasi populasi). 10

Karakteristik Norma Norma-norma tes bakat, seperti menulis atau pekerjaan mekanis, dipengaruhi oleh: tingkat pengalaman, jenis pekerjaan yang pernah mereka lakukan, dan keterwakilan dari kelompok. 11

Sampel harus merepresentasikan populasi distribusi normal, tidak boleh skewed

Contoh tabel norma (tes Weschler) 13

FUNGSI NORMA Menginterpretasikan skor yang diperoleh dari alat ukur Membandingkan posisi individu dengan individu lain Memaknai skor yang diperoleh individu dan membandingkannya dengan skor kelompok dalam tes yang sama Mengambarkan kinerja individu di beberapa tes (intraindividu) Menggambarkan kinerja tes dari sampel yang sudah terstandardisasi Acuan untuk interpretasi/evaluasi skor

KELOMPOK STANDAR/NORMATIF Representatif mewakili populasi N cukup besar semakin besar N, semakin stabil norma; karena penyebaran mendekati normal dan tidak dipengaruhi oleh faktor kebetulan Sesuai dengan tujuan pengukuran 15

SCALED /CONVERTED SCORE Untuk mengetahui posisi individu, Raw Score (RS) diubah ke dalam skor relatif / Scaled Score/Converted Score/Derived Score Tujuannya: Untuk menunjukkan posisi relatif individu dalam kelompok normatif, sehingga performa (skor) dapat dibandingkan dengan orang lain (Antar-individu) Untuk memberikan ukuran yang memungkinkan perbandingan langsung performa (skor) individu pada berbagai tes yang berbeda( Intra-individu) 16

Cara umum untuk mengonversi RS Norma perkembangan (Developmental norms) bagaimana perkembangan individu dibandingkan dengan kelompok sampel tertentu Norma Kelompok (Within Group Norms) membandingkan skor tes dengan performa kelompok subyek pada tes 17

Cara umum mengkonversikan RS Norma perkembangan (Developmental norms) Ada 3 macam : Mental Age Umur Grade Equivalents Kelas Ordinal Scale Tahap perkembangan (Gesell, Piaget) Norma Kelompok (Within Group Norm) 18

Cara umum mengkonversikan RS Norma perkembangan (Developmental norms) Norma Kelompok (Within Group Norm) Prestasi kelompok standardisasi ini dinyatakan dalam skala : Quartil, Desil, Persentil Standard score Z-score True Score 19

DEVELOPMENTAL NORMS 20

DEVELOPMENTAL NORMS Suatu cara untuk menafsirkan skor tes berdasarkan tingkat perkembangan pada domain tertentu. Skor mentah yang dihubungkan dengan suatu norma perkembangan memperlihatkan sejauh mana perkembangan seseorang pada domain tersebut Terdiri dari 3 macam: i. Mental Age, ii. Grade Equivalent, dan iii. Ordinal Scales 21

Mental Age Yang menjadi norma adalah nilai rata-rata yang diperoleh kelompok umur sampel standar pada tes tersebut Contoh terdapat pada skala Binet Simon Item-item dikelompokkan menurut tingkat umur Dalam tingkat umur 8 tahun terdapat item-item yang dapat dikerjakan oleh sebagian besar anakanak berusia 8 tahun pada sampel standar Skor yang dicapai seseorang anak memperlihatkan tingkat umur perkembangannya 22

Mental Age Skor yang dicapai seorang anak memperlihatkan tingkat umur perkembangannya misal nilai rata-rata umur 8 tahun pada tes X = 23 Jika seorang anak berusia 6 tahunmendapat skor 23 maka MA-nya = 8 Kemampuan subyek usia 6 tahun setara dengan kemampuan anak usia 8 tahun 23

Mental Age Bentuk test Soal soal dikelompokkan menurut tingkat umur. Test Binet - Simon (1908): 3 th 13 th Soal soal untuk tingkat umur 7 th, adalah soal soal yang dapat dibuat oleh sebagian besar kelompok anak berumur 7 th (kelompok standardisasi) 24

Mental Age Cara menghitung MA Hitung Basal Age (BA), yaitu usia tertinggi di mana pada usia itu dan di bawah usia tsb semua item tes dapat dijawab dengan benar Hitung kredit tambahan, yaitu jumlah item yang dapat dijawab betul di atas Basal Age MA = Basal age + Kredit tambahan IQ = MA / CA x 100 25

Contoh Perhitungan MA Umur Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 6 + + + + 7 - - + + 8 + + - - 9 - + + + 10 + - + + 11 + - + - 12 - - - - Basal Age 6 tahun Setiap tanda + dihitung sebagai ¼ thn (3 bln) Jadi MA = 6 + 12/4 = 9 (12 = jawaban benar setelah BA) Jika CA = 10.5 maka IQ = 9 / 10.5 x 100 = 85,7 86 26

Kelemahan Mental Age Satuan MA tidak konstan, cenderung mengecil / menyusut dengan meningkatnya usia Contoh : Anak usia 4 tahun IQ 75 = anak 12 tahun IQ 75 o Usia 4 tahun 1 tahun keterbelakang mental o Usia 12 tahun 3 tahun keterbelakang mental MA = 3 IQ = 3/4 x 100 = 75 CA = 4 MA = 9 IQ = 9/12 x 100 = 75 CA = 12 27

Grade Equivalents Dipakai pada Educational Achievement Test Skor subyek pada test ini ditafsirkan menurut kelas Yang menjadi norma adalah nilai rata-rata yang diperoleh sampel standar dalam pelajaran tertentu Bentuk test : Soal-soal tidak dikelompokkan menurut kelas (hanya rata-rata skor di kelas tertentu) Contoh: Skor subyek pada test membaca setara dengan ratarata anak kelas 2 SD (skor 48) Kemampuan membaca anak ini setara dengan kemampuan anak kelas 2 SD (GE 2)

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan skor subyek : Guru yang mengajar di setiap kelas berlainan; kecepatan dan mutu pengajaran juga berbeda Yang menjadi norma untuk setiap kelas adalah nilai rata rata dalam kelas Ada anak yang berprestasi di bawah dan di atas rata rata (outliers). Jadi subyek yang mendapat skor lebih tinggi dari rata rata kelas belum berarti ia telah menguasai pelajaran kelas yang lebih tinggi Kelompok standardisasi : murid murid dalam setiap kelas Yang dijadikan norma kelas : Skor rata rata dari kelas pada test tersebut 29

Kelemahan Grade Equivalents Dapat terjadi salah interpretasi Contoh Grade Equivalent matematika seorang anak kelas V = 6,3 tidak berarti ia menguasai materi matematika kelas VI, karena belum menguasai proses aritmatika yang dipelajari di kelas VI. Namun, kemampuannya lebih baik daripada kemampuan anak kelas V 30

Ordinal Scales Tidak sama pengertiannya dengan skala ordinal dalam statistika yang merupakan salah satu skala pengukuran Ordinal scale dibuat dengan tujuan menentukan fase/ tahapan perkembangan yang telah dicapai subyek pada suatu fungsi tingkah laku tertentu (locomotion, diskriminasi sensoris, bahasa, kognisi) 31

Ordinal Scales Dibuat berdasarkan penelitian bahwa perkembangan fungsi-fungsi tingkah laku memperlihatkan pola urutan yang seragam dalam kebudayaan yang berbeda Menjadi norma adalah perilaku yang khas (typical) dalam suatu fase Test Gesell, Test Piaget 32

ORDINAL SCALES CONTOH Gessel Development Schedules Mengukur fungsi motorik, adaptif, dan bahasa Usia 3 bulan tengkurap Usia 6 bulan duduk Usia 1 tahun berjalan Piaget Proses-proses kognitif Object Permanence Conservation 33

WITHIN-GROUPS NORMS 34

Within-Groups Norm Norma Kelompok (Within Group Norms) membandingkan skor tes dengan performa kelompok subyek pada tes Prestasi kelompok standardisasi ini dinyatakan dalam skala : Quartil, Desil, Persentil Standard score Z-score True Score 35

Z-score Z = X- M/SD X sebagai skor individual, M adalah rata-rata dari distribusi dan SD adalah standar deviasi. Contoh asumsi rata-rata Intelligence Quotient (IQ) dari kalompok adalah 100 dengan standar deviasi 14. Pada distribusi ini, individu mencari IQ dari 114 memiliki z-skor +1.0. individu lain memiliki IQ 79 memiliki z-skor -1.5. skor IQ 114, Z = +1 melampaui 84% dari populasi skor 79, Z = - 1,5 berada di 6,68% peringkat terbawah 36

Daftar Pustaka Cohen, R. J., & Swerdlik, M. E. (2010). Psychological testing and assessment: An introduction to test and measurement. (7 th ed.). Boston: McGraw Hill. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS. (3rd ed.). New York: SAGE Publications, Ltd. Kaplan, R.M. & Saccuzzp, D.P. (2009). Psychological testing: Principles, applications, and issues. California: Wadsworth Cengage Learning Urbina, S. (2004). Essentials of psychological testing. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Terima Kasih Arie Suciyana S., S.Si., M.Si.