PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

Perkembangan Nilai Tukar Petani

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

Transkripsi:

No.23/05/36/ Th.XI, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2017 SEBESAR 98,69 ATAU NAIK 0,51 PERSEN NTP Banten April 2017 sebesar 98,69 atau naik 0,51 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang naik sebesar 0,90 persen dibandingkan laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani yang naik 0,38 persen. Pada April 2017 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,39 persen terutama disebabkan oleh inflasinya indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,23 persen. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Banten April 2017 sebesar 103,82 atau naik 0,43 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada Bulan April 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 15 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 106,00 yang diikuti oleh Provinsi Gorontalo sebesar 105,09 dan Provinsi Bali sebesar 104,98. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,15. NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada April 2017, NTP secara umum naik 0,51 persen dibandingkan NTP Maret, yaitu dari 98,19 menjadi 98,69. Kenaikan NTP pada April 2017 dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,90 persen dibandingkan laju kenaikan pada Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,38 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017 1

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Banten Bulan April 2017 (2012=100) Subsektor Maret Bulan April Persentase Perubahan (1) (2) 3) (4) Gabungan / Banten a. Indeks yang diterima (It) 123,74 124,85 0,90 b. Indeks yang dibayar (Ib) 126,02 126,50 0,38 c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128,43 128,93 0,39 d. Indeks BPPBM 119,70 120,25 0,46 e. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,19 98,69 0,51 Kenaikan NTP April 2017 disebabkan oleh naiknya NTP pada tiga (3) subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 0,88 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang meningkat 0,98 persen, dan subsektor perikanan yang naik 0,19 persen. Sedangkan pada dua subsektor lainnya justru terjadi penurunan, yakni subsektor hortikultura yang turun 0,22 persen dan subsektor peternakan yang turun 0,08 persen. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (I t ) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2017, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen dibanding It Maret, yaitu naik dari 123,74 menjadi 124,85. Kenaikan It pada April 2017 disebabkan naiknya It pada semua subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 1,28 persen, It subsektor hortikultura naik 0,13 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,41 persen, subsektor peternakan naik 0,27 persen dan It subsektor perikanan yang naik 0,45 persen. Grafik 2 Perubahan Indeks Harga Yang Diterima Petani Maret - April 2017 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00-0.50-1.00 Mar-17 Apr-17 1.89 1.28 1.41 0.90 0.79 0.45 0.19 0.27 0.50 0.13 0.10-0.56 T. pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (I b ) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2017 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,39 persen dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen. Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya seluruh kelompok yakni kelompok bibit 0,12 persen; kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,12 persen; biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,25 persen; kelompok transportasi naik 0,35 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,50 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 0,87 persen. Grafik 3 Perubahan Indeks Harga Yang Di bayar Petani Bulan April 2017 Ib Konsumsi RT BPPBM 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 0.86 0.55 0.51 0.40 0.41 0.43 0.37 0.38 0.35 0.39 0.35 0.34 0.33 0.46 0.26 0.15 0.14 0.13 T. Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 3. Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan April 2017 NTP-P mengalami kenaikan indeks sebesar 0,88 persen atau naik dari 97,26 menjadi 98,11. Hal ini karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) sebesar 1,28 persen lebih cepat dibandingkan laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,40 persen. Kenaikan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena naiknya indeks pada subkelompok padi sebesar 1,29 persen dan subkelompok palawija juga mengalami kenaikan 1,00 persen sehingga mempercepat laju kenaikan pada It subsektor tanaman pangan. Kenaikan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh naiknya harga gabah sebesar 1,29 persen. Sementara kenaikan indeks pada subkelompok palawija dipengaruhi naiknya harga jagung, ubi jalar, dan ketela pohon. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen karena pengaruh naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing masing sebesar 0,37 persen dan 0,55 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok yakni kelompok bibit naik 0,08 persen, kelompok pupuk dan obat-obatan naik 0,20 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lainn naik 0,52 persen, kelompok transportasi naik 0,51 persen, dan kelompok penambahan barang modal naik 0,90 persen, serta upah buruh naik 0,73 persen Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017 3

Tabel 2 Indeks Diterima & Dibayar Petani Banten Per Subsektor & Perubahannya Februari April 2017 (2012=100) Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Persentase perubahan Februari Maret April April 2017 thd Maret (1) (2) (3) (4) (5) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 124,31 124.54 126,13 1,28 - Padi 124,20 124.50 126,11 1,29 - Palawija 126,34 125.33 126,59 1,00 b. Indeks Dibayar Petani 127,72 128.05 128,56 0,40 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 128,68 128.87 129,34 0,37 - Indeks BPPBM 122,92 124.02 124,70 0,55 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 97.33 97.26 98,11 0,88 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 124,95 125.94 126,10 0,13 - Sayur-sayuran 126,56 128.54 128,03-0,40 - Buah-buahan 124,01 124.43 125,00 0,46 - Tanaman Obat 120,49 118.57 119,95 1,16 b. Indeks Dibayar Petani 124,29 124.72 125,15 0,35 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 127,42 127.69 128,22 0,41 - Indeks BPPBM 115,66 116.53 116,71 0,15 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 100,53 100.98 100,76-0,22 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 118,85 121.09 122,80 1,41 - Tanaman Perkebunan Rakyat 118,85 121.09 122,80 1,41 b. Indeks Dibayar Petani 126,34 126.60 127,14 0,43 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 128,13 128.46 128,90 0,35 - Indeks BPPBM 117,72 117.64 118,65 0,86 c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 94,07 95.65 96,59 0,98 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 121,35 120.68 121,00 0,27 - Termak Besar 130,88 131.31 131,46 0,12 - Ternak Kecil 128,91 129.85 130,21 0,28 - Unggas 114,73 113.08 114,15 0,95 - Hasil Ternak 116,31 114.88 113,54-1,16 b. Indeks Dibayar Petani 121,54 121.56 121,98 0,34 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 127,57 128.06 128,71 0,51 - Indeks BPPBM 115,13 114.66 114,82 0,14 c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 99,85 99.27 99,20-0,08 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 131,13 131.27 131,85 0,45 - Penangkapan 148,58 148.20 148,03-0,12 - Budidaya 117,54 118.07 119,25 0,99 b. Indeks Dibayar Petani 123,68 123.95 124,27 0,26 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 128,46 128.72 129,15 0,33 - Indeks BPPBM 116,16 116.46 116,61 0,13 c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 106,03 105.90 106,10 0,19 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan April 2017 mengalami penurunan sebesar 0,22 persen dari 100,98 menjadi 100,76. Hal ini terjadi karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,13 persen, lebih lambat dari laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik 0,35 persen. Penurunan It pada subsektor hortikultura disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok sayur-sayuran sebesar 0,40 persen. Sementara itu, kelompok buah-buahan dan tanaman obat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,46 persen dan 1,16 persen. Penurunan indeks pada kelompok sayur-sayuran disebabkan oleh turunnya harga bawang merah, cabai merah, terung panjang, ketimun, cabai rawit, petsai/sawi, kacang panjang, tomat, dan kangkung. Sedangkan kenaikan indeks pada kelompok buah-buahan disebabkan naiknya harga pisang dan belimbing. Sementara itu, kenaikan indeks yang terjadi pada kelompok tanaman obat terutama disebabkan oleh kenaikan harga lengkuas dan kencur. Di sisi lain, kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya Indeks KRT sebesar 0,41 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,15 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan April 2017 NTP-R sebesar 96,59 atau mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,41 persen, lebih cepat dari laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,43 persen. Kenaikan It terjadi karena naiknya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,41 persen yakni dari 121,09 menjadi 122,80 persen yang dipengaruhi oleh naiknya harga lada/merica, cengkeh, dan kakao. Di sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 0,35 persen dan diperkuat oleh kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,86 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan April 2017 NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,08 persen yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yaitu 0,27 persen lebih lambat dibanding laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani, sebesar 0,34 persen. Penurunan yang terjadi pada It karena turunnya indeks pada kelompok hasil ternak sebesar 1,16 persen. Sedangkan pada tiga kelompok lainnya terjadi kenaikan indeks, yakni kelompok ternak besar yang naik 0,12 persen, kelompok ternak kecil yang naik 0,28 persen, dan kelompok unggas naik 0,95 persen. Penurunan indeks pada kelompok hasil ternak dipengaruhi oleh turunnya harga telur, baik telur ayam ras, ayam buras maupun telur itik/bebek. Sedangkan kenaikan indeks pada ternak besar dan ternak kecil dipengaruhi oleh kenaikan harga sapi potong, babi, dan kambing. Sementara itu kenaikan indeks yang terjadi pada kelompok hasil unggas dipengaruhi oleh naiknya harga ayam ras petelur dan ayam ras pedaging. Kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,34 persen dipengaruhi oleh naiknya Indeks KRT 0,58 persen dan indeks BPPBM yang naik 0,14 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan April 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen dari 105,90 menjadi 106,10 persen. Hal ini karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,45 persen lebih cepat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017 5

harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,26 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks kelompok budidaya sebesar 0,99 persen meskipun diperlambat oleh penurunan kelompok penangkapan sebesar 0,12 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,26 persen disebabkan naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing-masing sebesar 0,33 persen dan 0,13 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada April 2017, NTN turun sebesar 0,49 persen dari 119,52 menjadi 118,93. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,12 persen, sementara Ib justru mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: julung-julung, tongkol, cakalang, cumi-cumi dan lainnya. Sedangkan kenaikan pada Ib disebabkan karena KRT mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen dan BPPBM naik 0,45 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada April 2017, NTPi naik sebesar 0,83 persen atau naik dari 95,28 persen menjadi 96,08 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan It yang sebesar 0,99 persen, lebih cepat dari laju kenaikan Ib yang naik sebesar 0,16 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 1,89 persen yakni harga ikan lele, mas, nila, dan mujair meski diperlambat dengan penurunan kelompok budidaya air payau sebesar 0,20 persen yang disebabkan turunnya harga bandeng. Sementara itu, Ib mengalami kenaikan karena IKRT yang naik sebesar 0,33 persen dan diperlambat oleh penurunan indeks pada BPPBM sebesar 0,13 persen. 4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan April 2017 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi infllasi di perdesaan sebesar 0,39 persen. Pemicu infllasi tertinggi adalah inflasi pada makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,23 persen, yang dikuti kelompok sandang 1,19 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,47 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,28 persen, kelompok kesehatan 0,79 persen, kelompok perumahan 0,22 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen dan kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi 0,21 persen. Tabel 3 IKRT, Inflasi Perdesaan Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan April 2017 (2012=100) KELOMPOK IKRT IKRT Maret IKRT April Inflasi Perdesaan (persen) UMUM 128.43 128,93 0,39 1. Bahan Makanan 131.42 131,14-0,21 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 129.65 131,25 1,23 3. Perumahan 130.75 131,04 0,22 4. Sandang 122.00 123,46 1,19 5. Kesehatan 123.21 123,44 0,19 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 115.81 116,13 0,28 7. Transportasi & Komunikasi 122.43 123,01 0,47 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017

5. Perbandingan antar Provinsi di Indonesia Pada Bulan April 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 16 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 106,00 yang diikuti oleh Provinsi Gorontalo sebesar 105,09 dan Provinsi Bali sebesar 104,98. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,15. NTP nasional sebesar 100,01 yang mengalami penurunan sebesar 0,06 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 99,95. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Seluruh Provinsi di Indonesia April 2017 (2012=100) Provinsi NTP Perubahan Perubahan Rangking Provinsi NTP (%) (%) Rangking Sulawesi Barat 106,00 0,53 1 Kalimantan Tengah 98,98-1,16 18 Gorontalo 105,09 0,64 2 Sumatera Barat 98,71 0,53 19 Bali 104,98 0,25 3 Banten 98,69 0,51 20 Lampung 104,09 0,26 4 Kepulauan Riau 98,12-0,03 21 NTB 104,02-0,66 5 Jawa Tengah 97,81 0,33 22 Riau 103,10-0,38 6 Bangka Belitung 97,67-0,48 23 Jawa Barat 102,87 0,49 7 Kalimantan Timur 97,21-1,06 24 Jawa Timur 101,84 0,18 8 Kalimantan Selatan 96,73-0,67 25 Yogyakarta 101,64 0,32 9 Kalimantan Barat 96,06-1,40 26 NTT 101,18 0,34 10 Papua 95,76-0,32 27 Jambi 101,02 0,03 11 NAD 95,05-0,07 28 Maluku Utara 100,87-0,13 12 Bengkulu 95,02-0,37 29 Papua Barat 100,57-0,75 13 Sulawesi Tenggara 94,91-1,30 30 Maluku 100,43 0,04 14 Sulawesi Tengah 94,79-0,60 31 Sulawesi Selatan 100,11-0,62 15 Sumatera Selatan 94,57-0,39 32 Sumatera Utara 99,56-0,21 16 Sulawesi Utara 92,15 0,55 33 DKI 99,22 0,27 17 Nasional 100,01 0,06 6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada April 2017 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,43 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan pada It sebesar 0,90 persen masih lebih cepat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks BPBBM yang naik sebesar 0,46 persen. Jika dilihat per subsektor, kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada empat subsektor yakni subsektor tanaman pangan naik 0,72 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,55 persen, subsektor peternakan naik 0,12 persen, dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,32 persen. Sementara itu, pada subsektor hortikultura terjadi penurunan NTUP sebesar 0,02 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, April 2017 (2012=100) Subsektor Maret April Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 100.42 101,15 0,72 2. Hortikultura 108.08 108,05-0,02 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 102.94 103,50 0,55 4. Peternakan 105.25 105,38 0,12 5. Perikanan 112.72 113,07 0,32 a. Tangkap 127.00 126,28-0,56 b. Budidaya 101.55 102,69 1,12 Gabungan 103.37 103,82 0,43 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017 7

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada April dibandingkan keadaan Maret, untuk Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan 5,11 persen dan untuk Gabah di luar kualitas naik sebesar 6,24 persen. Rata-rata harga gabah bulan April 2017 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKP Rp. 4.200 per kg,- dan kualitas rendah Rp. 3.879,- per kg. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.400- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.800,- per kg untuk kualitas GKP dengan varietas ciherang Pada April 2017, dari seluruh observasi yang dilakukan ditemukan kualitas GKP sebanyak 86,79 persen, dan kualitas rendah/di luar kualitas 13,21 persen. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 3.400,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.800,- per kg untuk kualitas GKP dengan varietas ciherang. Tabel 5 Banyaknya Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, April 2017 Kelompok Kualitas Persentase Jumlah Obser-vasi Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.) Terendah Tertinggi Rata-Rata Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) G K P 86,79% 3.700 4.800 4.059 4.200 Gabah Kualitas Rendah 13,21% 3.400 4.300 3.779 3.879 Petani 3.700 Penggilingan 3.750 - Keterangan: GKG: kadar air 14 persen dan kadar lain 3 persen. GKP: kadar air (14,01-25persen) dan kadar lain (3,01-15persen).Kualitas rendah: kadar air > 25 persen atau kadar lain > 15persen * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TANGGAL 17 April 2015 2. Rata rata Komponen Mutu Untuk rata rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKP KA nya sebesar 14,35 persen dan KH nya 5,98 persen; sedangkan untuk Kualitas rendah KA nya 21,04 persen dan KH 17,97 persen. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017

Kelompok Kualitas Tabel 3 Rata rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas Gabah Februari - April 2017 Kadar Air (persen) Kadar Hampa/Kotoran (persen) Februari Maret April Februari Maret April (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKG - - - - - - GKP 16,50 15,99 14,35 5,08 5,78 5,98 Kualitas Rendah 20,93 21,75 21,04 11,06 11,73 17.97 4. Rata rata Harga Gabah Menurut Kualitas Rata-rata harga harga gabah kualitas kering panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 4.200,- per kg sementara di tingkat petani rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar Rp. 4.059,- per kg. Untuk gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan mengalami kenaikan rata-rata harga sebesar 5,03 persen dan di tingkat petani juga mengalami kenaikan rata-rata harga yakni sebesar 5,11 persen. Tabel 5 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Februari April 2017 T in gk a t P e ng gili n ga n ( Rp/ Kg ) T in gk a t P e t an i (Rp / Kg ) Ku a li t a s F e b 17 M ar 17 Apr 17 P er s en t s s e P er u b ah a n Kol ( 4 ) t h d ( 3 ) F e b 17 M ar 17 Apr 17 P er s en tase P er u b ah a n Kol ( 8 ) thd ( 7 ) (1) ( 2 ) (3) (4) (5) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) (9) G KG - - - - - - - - G KP 3.927 3.999 4.200 5,03 3.802 3.862 4.059 5,11 Ku a li t a s r en da h 3.493 3.646 3.879 6,38 3.368 3.557 3.779 6,24 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017 9

C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN APRIL 2017 SEBESAR Rp 47.430,- Upah nominal buruh tani pada April 2017 dibanding upah buruh tani Maret mengalami kenaikan sebesar 3,51 persen atau naik dari Rp. 45.824,- per hari menjadi Rp. 47.430,- per hari. Secara riil*) mengalami kenaikan 3,10 persen yakni naik dari Rp. 35.680,- per hari menjadi Rp. 36.788,- per hari *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100) Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada April 2017 dibanding upah buruh tani Maret mengalami kenaikan sebesar 3,51 persen atau naik dari Rp. 45.824,- per hari menjadi Rp. 47.430,- per hari. Secara riil mengalami kenaikan 3,10 persen atau naik dari Rp. 35.680,- per hari menjadi Rp. 36.788,- per hari Tabel 6 Ringkasan Upah Buruh Tani Provinsi Banten Per Hari (rupiah) Februari - April 2017 Rincian Jenis Upah Bulan Februari 17 Maret 17 April 17 % Perubahan April 2017 thd Maret (1) (2) (3) (4) (5) (6) Provinsi Upah Nominal 45.240 45.824 47.430 3,51 Upah Riil *) 35.301 35.680 36.788 3,10 *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100) 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017

Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017 11

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id; pst3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 23/05/36/Th.XI, 2 Mei 2017