METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Adanya perbedaan volume didalam dokumen tender antara BQ dan

dokumen-dokumen yang mirip

DAFTAR PUSTAKA. Abdulrasyid,Priyatna Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta : PT.

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak

BAB II DASAR TEORI. Dalam kegiatan kontrak, dikenal istilah pre contract dan post contract.

TINJAUAN STANDAR/SISTIM KONTRAK KONSTRUKSI INTERNASIONAL (AIA, FIDIC, JCT, SIA) (RINGKASAN) Oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2

ANALISIS KONTRAK DAN NILAI KLAIM PADA PELAKSANAAN SUB-PAKET PEKERJAAN STRUKTUR. (Studi Kasus: Proyek Ciputra World Apartment and SOHO)

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI

STUDI PERBANDINGAN STANDAR DAN PROSEDUR DOKUMEN KONTRAK FIDIC DENGAN STANDAR MENTERI PEKERJAAN UMUM. Abstrak

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila.

Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyekproyek. konstruksi. Berbagai masalah tersebut meliputi kesalahan prosedur

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

SEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management


PENYELESAIAN PERSELISIHAN MELALUI BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA Study kasus A Yani Mega Mall Project

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam

Yohana Natalia [ ]

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut ini adalah alur pikir dari metodologi penelitian tentang Variation

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

Bab III Metodologi Penelitian

TUGAS AKHIR PRE CONTRACT DAN POST CONTRACT STUDI KASUS PROYEK AD-PREMIER OFFICE JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

BAB II DATA PROYEK. Proyek INDONESIA 1 adalah proyek dengan pemilik China Sonangol Media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk

Laporan Implementasi Management Trainee 2012 BAB I PENDAHULUAN

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI


BAB II DASAR TEORI. 2.1 Variation Order. Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang

Owner (Pemilik Proyek)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan Program S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PENYEBAB DAN AKIBAT CONTRACT CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pada umumnya sistem kontrak konstruksi yang paling banyak

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan bangunan atau suatu Konstruksi adalah suatu proses interaksi yang

KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB II DATA PROYEK. masyarakat megapolitan untuk memiliki hunian yang modern dan ekonomis. Maka

BAB 3 PROYEK PEMBANGUNAN FLYOVER PEMUDA PRAMUKA DAN FLYOVER SOEPRAPTO. 3.1 Proyek Flyover Pemuda Pramuka dan Flyover Soeprapto

BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Konstruksi

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pelelangan/Pengadaan Barang atau Jasa Kosntruksi. sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

BAB II DATA PROYEK DAN SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB II DATA PROYEK. menyeimbangkan demand masyarakat dengan supply lahan yang tersedia. Seiring

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Adanya perbedaan volume didalam dokumen tender antara BQ dan gambar sangat berpengaruh terhadap perubahan biaya. Selain itu diperparah lagi dengan adanya perubahan design ketika pe;aksanaan konstruksi berlangsung. Hal tersebut diatas menyebabkan adanya klaim penambahan biaya yang diajukan oleh kontraktor kepada owner. Pengajuan klaim penambahan biaya harus disiapkan dengan data data yang valid dan lengkap agar dapat diterima oleh owner dan untuk mencegah perselisihan. Pada proyek pembangunan Cirebon Super Blok (CSB) Mall ada beberapa masalah diantaranya perbedaan volume pekerjaan di BQ dan gambar, selain itu banyaknya perubahan design yang terjadi ketika pelaksanaan konstruksi berlangsung. Pekerjaan konstruksi baja merupakan salah satu pekerjaan yang volumenya berbeda antara BQ dan gambar, selain itu terjadi perubahan design ketika proses pelaksanaan. Perubahan design tersebut menyebabkan adanya penambahan biaya sekitar delapan ratus jutaan sesuai data estimasi kontraktor. Selain pekerjaan konstruksi baja, ada juga pekerjaan pekerjaan lain yang mengalami perubahan design yang cukup signifikan seperti pekerjaan plafon,pekerjaan railing dan pekerjaan pengecatan. Banyak juga pekerjaanpekerjaan kecil yang diinstruksikan oleh owner untuk dikerjakan. Pekerjaanpekerjaan tersebut tidak tercantum di BQ ataupun di gambar tender. III 1

Pekerjaan pekerjaan tersebut antara lain pekerjaan pembobokan, penambahan chemical angkur pada balok dan kolom, penambahan besi, beton dan bekisting. Menurut data dari kontraktor, klaim pekerjaan tambah yang sudah diajukan sampai bulan oktober dan belum diakui oleh owner sudah mencapai nominal 1.3 milyar rupiah dan pekerjaan tambah yang belum diajukan mencapai 2 milyar rupiah. Sehingga total pekerjaan tambah sudah mencapai 3.5 milyar rupiah. Karena hal tersebut diatas maka kontraktor harus mengajukan klaim penambahan biaya kepada owner agar terhindar dari kerugian. Pengajuan klaim penambahan biaya dan waktu telah diatur didalam kontrak kerja antara kontraktor dan owner. Namun pasal pasal dalam kontrak tersebut tidak mengakomodir masalah pengajuan klaim penambahan biaya pekerjaan tambah oleh kontraktor. FIDIC adalah singkatan dari Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils, dan berkedudukan di Geneva, Switzerland. Pada tahun 1999, diterbitkan FIDIC General Conditions of Contract for Construction versi baru yang telah diterbitkan didalam bahasa Indonesia. Dalam kajian ini akan ditinjau masalah pengajuan klaim penambahan biaya berdasarkan kontrak kerja yang telah disepakati oleh kontraktor dan owner dan akan dibandingkan dengan FIDIC General Condition of Contract for Construction. Sehingga akan diketahui perbedaan perbedaan klausul atau III 2

pasal yang akan mengakomodir proses pengajuan klaim penambahn biaya oleh kontraktor. Dibawah ini adalah flowchart kerangka berfikir kajian : III 3

Penjelasan flowchart adalah sebagai berikut : 1. Proyek Pembangunan Cirebon Super blok (CSB) mall dibangun pada lahan seluas 20.286,00 m2 yang terdiri dari mall 4 lantai dengan luas 50.365,56 m2, dan gedung parkir 6 lantai dengan luas 22.970,6 m2. Proses pembangunan Cirebon Super blok (CSB) mall dimulai tanggal 14 Februari 2011 sampai dengan 11 Desember 2011. Data data tersebut diatas diambil dari buku perencanaan proyek yang dibuat oleh kontraktor. 2. Proses tender dilakukan secara fight bukan penunjukan. Tender diikuti oleh beberapa kontraktor local dari kontraktor swasta dan kontraktor BUMN. Prosese tender terdiri dari tender pekerjaan arsitek dan struktur, kemudian tender pekerjaan mekanikal elektrikal. 3. Proses pelaksanaan konstruksi dimulai pada bulan maret 2012. Yang terdiri dari paket pekerjaan struktur arsitek dan mekanikal elektrikal. Pekerjaan struktur dan arsitek dilaksanakan oleh kontraktor utama dan pekerjaan mekanikal dilaksanakan oleh direct contractor (DC). Dimulai dengan pekerjaan lantai ground floor dilanjutkan kelantai satu dan dua. 4. Masalah yang muncul pada saat tender adalah adanya perbedaan volume pekerjaan dari dokumen tender. Seperti perbedaan antara gambar tender dan BQ. Seperti yang terjadi pada pekerjaan struktur baja. 5. Masalah yang muncul pada saat pelaksanaan konstruksi adalah adanya perubahan gambar design. Gambar pelaksanaan yang dikeluarkan oleh owner berbeda dengan gambar tender dan BQ. Ada penambahan volume pekerjaan berdasarkan gambar pelaksanaan. III 4

6. Adanya permasalahan pada saat tender dan saat pelaksanaan konstruksi seperti yang dijelaskan diatas berdampak munculnya pekerjaan tambah bagi kontraktor. Setelah adanya perubahan design berdasarkan gambar pelaksanaan baru, MK dengan persetujuan owner memberikan Site Instruksi (SI) kepada kontraktor agar segera melaksanakan pekerjaan tambah. SI merupakan dasar bagi kontraktor untuk mengajukan klaim pekerjaan tambah kepada owner. 7. Dengan adanya pekerjaan tambah yang dilaksanakan kontraktor, selanjutnya kontraktor akan mengajukan klaim biaya pekerjaan tambah. Klaim diajukan kepada owner dengan dasar gambar pelaksanaan terakhir dan Site Instruksi (SI). Data klaim terdiri dari item pekerjaan tambah yang dilaksanakan kontraktor dan biaya pekerjaanya. 8. Proses pengajuan klaim biaya pekerjaan tambah kontraktor dlakukan menurut klausul kontrak kerja antara owner dan kontraktor. Dimana kontrak kerja tersebut tidak mengakomodir masalah pengajuan klaim biaya pekerjaan tambah. Hal ini bisa dilihat setelah mempelajari pasal pasal dikontrak kerja. 9. Kontrak kerja yang tidak mengakomodir masalah pengajuan klaim pekerjaan tambah menyebabkan kerugian bagi kontraktor. Menurut pasal didalam kontrak kerja, setelah kontraktor menerima Site Intruksi (SI) dari MK dan owner, kontraktor harus segera melaksanakan pekerjaan tambah. Tetapi proses pengajuan klaim biaya pekerjaan tambahnya tidak ada dipasal pasal dalam kontrak. III 5

10. Sebagai perbandingan, akan dikaji masalah pengajuan klaim biaya pekerjaan tambah menurut standar kontrak yang dikeluarkan oleh FIDIC yaitu FIDIC General Condition of Contract for Construction. FIDIC sebagai suatu organisasi konsultan internasional telah menghasilkan banyak pedoman dan standar dokumen kontrak yang diakui oleh institusi pemberi pinjaman sebagai adil dan berimbang dan oleh karenanya disyaratkan untuk dipergunakan bagi setiap proyek yang dibiayai dengan pendanaan yang dipinjam dari institusi pendanaan luar negri seperti World Bank, ADB, JBIC dan masih banyak lagi yang lain (FIDIC, 2007: i). 11. FIDIC General Condition of Contract for Construction telah mengatur masalah pengajuan klaim biaya pekerjaan tambah oleh kontraktor. Bisa diketahui dari beberapa pasal yang khusus mengatur dan mengakomodir masalah klaim tersebut. Sehingga dapat mencegah kerugian kontraktor karena klaim biaya pekerjaan tambah yang tidak berhasil. 12. Kesimpulan yang bisa diambil adalah kontrak kerja antara owner dan kontraktor tidak mengakomodir masalah pengajuan klaim biaya pekerjaan tambah sehingga menyebabkan kerugian bagi kontraktor. Oleh karena itu, untuk perbandingan diadakan kajian terhadap standar kontrak FIDIC yang pasal pasalnya sudah mengakomodir masalah pengajuan klaim biaya pekerjaan tambah. Sehingga bisa diketahui kerugian yang bisa dihindari oleh kontraktor karena klaim biaya pekerjaan tambah yang tidak berhasil. III 6

3.2 Metode Penelitian. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamikahubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logi ka ilmiah.hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara cara berfikir formal dan argumentatif.banyakpenelitian kualitatif yang merupakan penelitian sample kecil. Sampel yang diambil didalam kajian ini adalah pekerjaanpekerjaan tambah seperti pekerjaan struktur baja, pekerjaan plafond, pekerjaan railing, pekerjaan cat dan pekerjaan pembobokan seperti yang telah diuraikan diatas. 3.3. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan (CSB) Mall Cirebon. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena adanya permasalahan yang bisa dijadikan sampel yaitu perubahan design yang menyebabkan adanya pekerjaan tambah sehingga kontraktor harus mengajukan klaim penambahan biaya kepada owner. Sedangkan kontrak kerja antara owner dan kontraktor tidak mengakomodir permasalahan klaim pekerjaan tambah kontraktor kepada owner. III 7

3.4. Study kasus Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Kasus yang diambil adalah klaim penambahan biaya pekerjaan tambah oleh kontraktor di proyek CSB Mall Cirebon. 3.5. Perbandingan ilmiah Perbandingan yang didasarkan pada sumber ilmiah dalam hal ini adalah dokumen kontrak kerja antara owner dan kontraktor di proyek CSB Mall cirebon dan standar kontrak yang dikeluarkan oleh FIDIC yaitu FIDIC General Condition of Contract for Construction. Kajian difokuskan kedalam pasalpasal kontrak yang mengatur tentang perubahan design, pekerjaan tambah dan pengajuan klaim pekerjaan tambah. Sehingga akan diketahui dampak kerugian yang dialami kontraktor karena tidak terakomodirnya masalah pengajuan klaim kerja tambah didalam kontrak kerja proyek CSB Mall cirebon. Dan dapat diketahui kerugian yang dapat dihindari apabila memakai acuan standar kontrak FIDIC General Condition of Contract for Construction. Kajian ini menghasilkan kesimpulan yang objektif dan berdasar dengan landasan yang kuat dan ilmiah. III 8

3.6. Definisi Operasional, Konsep, dan Variabel Penelitian Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas. Dalam penelitian konsep harus didefinisikan dahulu untuk selanjutnya dijabarkan menjadi variabel variabel. Fenomena yang diteliti dalam studi ditetapkan sebagai variabel penelitian. Variabel penelitian adalah sesuatu hal berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Konsep dan item rancangan variabel penelitian didapat dari kajian teoritis dan empiris. Konsep dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagaiberikut. 3.6.1 Klaim Secara konseptual klaim adalah tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (untuk memiliki atau mempunyai) atas sesuatu. Dari definisi diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa klaim adalah suatu tuntutan ataupun permohonan atas suatu keadaan dan apabila dihubungkan dengan pengertian dalam dunia jasa konstruksi maka dapat diartikan secara sederhana bahwa klaim konstruksi adalah permohonan atau tuntutan yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara owner dan kontraktor atau antara kontraktor utama dengan sub kontraktor atau pemasok bahan atau antara pihak luar dengan owner / kontraktor yang bisaanya mengenai permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi lain. Dalam kajian ini klaim III 9

yan dibahas adalah klaim kontraktor kepada owner atas penambahan biaya akibat pekerjaan tambah. 3.6.2 Sasaran Proyek Secara konseptual sasaran proyek merupakan kondisi yang ingin dicapai proyek di akhir masa pelaksanaan proyek dan dijadikan acuan selama proses pelaksanaan proyek. Dalam operasional dimensi sasaran proyek adalah pencapaian sasaran proyek. Indikator tercapainya sasaran proyek adalah diselesaikannya proyek dengan tepat biaya. tepat waktu, dan tepat mutu. Dalam kajian ini sasaran yang dibahas adalah diselesaikanya proyek dengan tepat biaya, dimana tidak ada kerugian biaya yang disebabkan oleh adanya pekerjaan tambah yang tidak berhasil. 3.7. Data dalam Penelitian Pengertian data adalah fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai. Data dapat berubah menjadi informasi yang berarti apabila diproses. 3.7.1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama. Yaitu data data yang diperoleh dari kontraktor proyek CSB Mall Cirebon. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung ke kontraktor. Disamping itu untuk lebih memperdalam kajian digunakan pula teknik wawancara dengan nara sumber atau key person. Nara III 10

sumbernya adalah team engineering kontraktor proyek, baik itu Proyek Engineering Mnager (PEM), DCC, QS, dan Planner. Data Data primer yang didapat adalah sebagai berikut: 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi 3.7.2 Data sekunder Data sekunder adalah data berbentuk naskah tertulis atau dokumen yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pihak tertentu. Data sekunder dalam kajian diperoleh dari data data yang tersedia di kontraktor. Data Data Skunder yang didapat adalah sebagai berikut: 1. Dokumen kontrak antara kontraktor dan owner dengan lampiran BQ, gambar tender, dan RKS. 2. Surat menyurat seperti surat masuk, surat keluar, site instruksi, memo dll. 3. Shop drawing atau gambar kerja. 4. Kontrak standar FIDIC general condition of Contract for Construction yang telah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia. III 11

3.8. Pengolahan Data. Ada beberapa langkah dalam proses pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan permasalahan dalam kajian ini sebagaimana yang dijelaskan dibawah ini. 3.8.1. Identifikasi Penyebab Klaim Dengan menganalisa data data dari kontraktor baik itu melalui wawancara atau data data tertulis seperti dokumen tender diperoleh beberapa sebab terjadinya klaim. Sebab ini pula sesuai dengan yang telah disampaikan oleh prof. H. Priatna Abdulrasyid dalam bukunya, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa suatu pengantar yang diterbitkan oleh PT. Fikahati Aneka dalam halaman 214 215 tentang beberapa sebab terjadinya klaim. Sebab sebab itu antara lain : 1. Informasi desain yang tidak tepat ( delayed design information ) 2. Informasi design yang tidak sempurna ( Inadequate design information ) 3. Investigasi lokasi yang tidak sempurna ( Inadequate site insvetigation ) 4. Reaksi klaim yang lambat ( Slow client response ) 5. Administrasi kontrak yang tidak sempurna ( Inadequate contract administration ) 6. Informasi tender yang tidak lengkap ( incomplete tender information ) 7. Keterlambatan ingkar membayar ( Lateness non payment ) III 12

3.8.2. Klaim Pekerjaan Tambah Adanya klaim pekerjaan tambah kontraktor bisa diketahui dari data data dokumen tender dan site intruksi yang dikeluarkan oleh owner melalui MK. Menurut data data terebut dapat disimpulkan sebab sebab adanya klaim pekejaan tambah yaitu : 1. Adanya perbedaan volume antara BQ dan gambar tender, dimana volume gambar tender lebih banyak dibandingkan volume BQ. 2. Adanya perubahan gambar design ketika konstruksi berlangsung. Perubahan gambar tersebut berdampak kepada perubahn volume pekerjaan. 3. Informasi design yang tidak sempurna, sehingga ada item item pekerjaan yang tidak terbackup oleh BQ. 4. Investigasi lokasi yang tidak sempurna, sehingga ada item item pekerjaan baru yang awalnya tidak diprediksi ketika proses tender. 3.8.3. Pengaturan Klaim Pekerjaan Tambah Menurut Kontrak Kerja Didalam kontrak kerja antara owner dan kontraktor telah diatur masalah perubahan perubahan dan pekerjaan tambah kurang. Seperti didalam Syarat Administrasi Umum (SAU) pasal 10 yang isinya menerangkan hak MK sebagai wakil owner untuk memberikan site intruksi kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tambah. Selain itu ada juga didalam Syarat Administrasi Khusus (SAK) pasal 5 tentang cara pembayaran pekerjaan tambah. III 13

Didalam kontrak kerja tidak diatur masalah pengajuan klaim penambahan biaya akibat pekerjaan tambah secara rinci. Kontrak kerja hanya mengatur kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan tambah dan cara pembayaranya. Sehingga tidak ada jaminan bagi kontraktor bahwa klaimnya akan diakui oleh owner. Atau seandainya klaimnya sudah diakui oleh owner tidak ada jaminan tentang waktu pembayaranya. 3.8.4. Pengaturan Klaim Pekerjaan Tambah Menurut FIDIC General Condition of Contract for Construction Didalam FIDIC General Condition of Contract for Construction Sudah diatur secara rinci tentang klaim pekerjaan tambah. Mulai dari proses pengajuan klaim, persetujuan klaim sampai pembayaran klaim. Didalam pasal 1.9 mengatur tentang keterlambatan gambar rencana atau instruksi karena masalah ini merupakan salah satu penyebab adanya klaim pekerjaan tambah. Dalam pasal 14 diatur secara detail tentang pembayaran klaim pekerjaan tambah. Sedangkan pasal 20 mengatur tentang klaim yang diajukan kontraktor kepada owner. Pasal pasal tersebut diatas tentunya lebih mengakomodir pengajuan klaim pekerjaan tambah oleh kontraktor dibandingkan dengan kontrak kerja antara owner dan kontraktor. III 14

3.9. Hipotesa Dari kerangka berfikir dan metode penelitian yang telah diuraikan diatas mengenai klaim pekerjaan tambah dapat dibuat hipotesa sebagai berikut : Adanya perbedaan volume pekerjaan antara BQ dan gambar tender serta adanya perubahan design yang terjadi di proyek CSB Mall Cirebon telah menyebabkan adanya pekerjaan tambah bagi kontraktor senilai 3.3 milyar rupiah. Selanjutnya kontraktor harus mengajukan klaim biaya pekerjaan tambah kepada owner. Didalam kontrak kerja antara owner dan kontraktor telah diatur masalah pekerjaan tambah, tetapi belum bisa mengakomodir proses klaim pekerjaan tambah kontraktor. Sehingga bisa mengakibatkan kerugian bagi kontraktor. Didalam pasal pasal FIDIC General Condition of Contract for Construction telah mengatur masalah klaim pekerjaan tambah secara lebih rinci dibandingkan dengan kontrak kerja proyek CSB Mall. Kedudukan owner dan kontraktor didalam hak dan kewajiban lebih setara. Sehingga akan lebih mengakomodir masalah klaim pekerjaan tambah oleh kontraktor dan menghindari kerugian yang dialami oleh kontraktor. Kajian dilakukan terhadap pasal pasal yang mengatur klaim pekerjaan tambah didalam kontrak kerja. Sehingga dapat diketahui dampak kerugian yang dialami kontraktor akibat tidak terakomodirnya masalah klaim pekerjaan tambah. Selanjutnya kajian dilakukan terhadap pasal pasal FIDIC General Condition of Contract for Construction yang mengatur klaim pekerjaan III 15

tambah. Sehingga akan diketahui kerugian yang dapat dihindari akibat klaim pekerjaan tambah karena pasal pasalnya bisa mengakomodir masalah tersebut. III 16