BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Seperti yang terlah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa terdapat 3 (tiga) metode pengajuan pendapatan. Yaitu: metode selesai produksi, metode proporsional, dan metode pada saat pembayaran. Masing-masing metode memiliki karakteristik yang berbeda dalam penerapannya disesuaikan dengan jenis usaha perusahaan. Metode selesai produksi digunakan untuk mengakui pendapatan yang dihasilkan dengan serangkaian tindakan di mana yang terakhir sangat pending dalam hubungannnya dengan total tansaksi jasa di mana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Misalnya, perusahaan menghasilkan pendapatan jasa hanya setelah pengiriman barang, meskipun pengepakan, muat barang dan transportasi mendahului pengiriman. Metode proporsional digunakan untuk mengakui pendapatan yang dihasilkan oleh lebih dari transaksi dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi. Dalam metode ini, pendapatan diakui berdasarkan kinerja proposional setiap tindakan. Metode kinerja proporsional dari akuntansi untuk pendapatan sama dengan metode persentase penyelesaian. 35

2 Metode pada saat pembayaran digunakan untuk pendapatan ketika ketidakpastian penagihan sangat tinggai atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Berdasarkan jenis perusahaan yang diteliti, yaitu PT. Juvanindo Utama, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor bidang mekanikal dan elektrikal, maka metode yang cocok digunakan untuk perusahaan adalah 2 metode, yaitu kontrak selesai dan metode proporsional yaitu berdasarkan persentase dari biaya dan berdasarkan persentase penyelesaian secara fisik. Dalam pembahasan selanjutnya, metode kontrak selesai akan digunakan sebagai alternative dari metode proposional yang diterapkan oleh perusahaan dan akan dikaji mengenai kelemahan dan keunggulan dari kedua metode tersebut. 1. Data Proyek Hotel The Stones - Bali Pada bulan Oktober 2011 perusahaan mendapatkan tender dari PT. Trakindo utama untuk proyek pengadaan dan pemasangan mekanikal dan elektrikal proyek Hotel The Stones Bali untuk rentang tahun Besarnya nilai kontrak sebesar Rp (satu milyar empat ratus dua puluh juta rupiah), termasuk PPh dan PPN 10%. Kontrak ini disepakati sesuai dengan perjanjian sebagai berikut: 36

3 1. Pihak pertama (PT Trakindo Utama atau employer) dengan Pihak Kedua (PT Juvanindo Utama atau contractor) menyepakati bahwa pembayaran terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek. 2. Pihak kedua menyerahkan jaminan pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh Bank Umum atau perusahaan asuransi yang memiliki kriteria tertentu. 3. Jika terjadi keterlambatan penyerahan akibat kelalaian pihak kedua, sehingga melampau batas waktu yang disepakati, maka setiap keterlambatan akan dikenakan denda yang selanjutkan akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua (kontrak proyek terlampir). 2. Metode Pengakuan Pendapatan Perusahaan Dari kebijakan akuntansi perusahaan mengenai metode pengakuan pendapatannya, jenis pengakuan pendapatan yang diterapkan di PT. Juvanindo Utama adalah metode pengakuan pendapatan proposional berdasarkan persentase biaya dan berdasarkan penyelesaian pekerjaan secara fisik. Metode pengakuan pendapatan proporsional digunakan untuk mengakui pendapatan yang dihasilkan oleh lebih dari aksi transaksi dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi. Dalam metode ini, pendapatan diakui berdasarkan kinerja proporsional ini hampir sama dengan metode persentase penyelesaian pada perusahaan manufaktur atau produk. 37

4 Prosedur pengakuan pendapatan sebagai berikut: a. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 12 Desember 2011, menyatakan bahwa jumlah bobot prestasi kerja (progress) dari seluruh pelaksanaan pekerjaan telah mencapai 7,85%. 1) Pada tanggal 14 Desember 2011, PT Juvanindo Utama mencatat pengakuan pendapatan berdasarkan progress dengan menerbitkan Invoice serta melakukan penagihan kepada pihak PT Trakindo Utama sebesar 7,85% dari nilai kontrak dengan retensi 5%: - Progress: 7,85% x Rp = Rp Retensi: 5% x Rp = Rp Penagihan: Rp = Rp Dilakukan pencatatan sebagai pendapatan 2) Pada tanggal 22 Desember 2011, PT Trakindo Utama melakukan pembayaran pada PT Juvanindo Utama sebesar Rp , maka dilakukan pencatatan. b. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 02 38

5 Pebruari 2012, menyatakan bahwa jumlah bobot prestasi kerja (progress) dari seluruh pelaksanaan pekerjaan telah mencapai 35,28% dari seluruh pekerjaan. 1) Pada tanggal 04 Pebruari 2012, PT Juvanindo utama mencatat pengakuan pendapatan berdasarkan progress dengan menerbitkan Invoice serta melakukan penagihan kepada pihak PT Trakindo Utama sebesar 35,28% dari nilai kontrak dengan retensi 5%: - Progress: 35,28% x Rp = Rp Retensi: 5% x Rp = Rp Penagihan: Rp = Rp Dilakukan pencatatan sebagai pendapatan. 2) Pada tanggal 16 Maret 2012, PT Trakindo Utama melakukan pembayaran pada PT Juvanindo Utama sebesar Rp , maka dilakukan pencatatan. c. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 02 April 2012, menyatakan bahwa jumlah bobot prestasi kerja (progress) dari seluruh pelaksanaan pekerjaan telah mencapai 67,46% dari seluruh pekerjaan. 1) Pada tanggal 27 April 2012, PT Juvanindo Utama mencatat pengakuan pendapatan berdasarkan progress dengan menerbitkan Invoice serta 39

6 melakukan penagihan kepada pihak PT Trakindo Utama sebesar 67,46% dari nilai kontrak dengan retensi 5%: - Progress: 67,46% x Rp = Rp Retensi: 5% x Rp ,96 = Rp Penagihan: Rp , = Rp Dilakukan pencatatan sebagai pendapatan. 2) Pada tanggal 30 Mei 2012 PT Trakindo Utama melakukan pembayaran pada PT Juvanindo Utama sebesar Rp , maka dilakukan pencatatan. d. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 25 Juli 2012, menyatakan bahwa jumlah bobot prestasi kerja (progress) dari seluruh pelaksanaan pekerjaan telah mencapai 90,34% dari seluruh pekerjaan. 1) Pada tanggal 26 Juli 2012, PT Juvanindo Utama mencatat pengakuan pendapatan berdasarkan progress dengan menerbitkan Invoice serta melakukan penagihan kepada pihak PT Trakindo Utama sebesar 90,34% dari nilai kontrak dengan retensi 5%: - Progress: 90,34% x Rp = Rp Retensi: 5% x Rp ,51= Rp Penagihan: Rp , = Rp

7 Dilakukan pencatatan sebagai pendapatan. 2) Pada tanggal 28 Agustus 2012, PT Trakindo Utama melakukan pembayaran pada PT Juvanindo Utama sebesar Rp , maka dilakukan pencatatan. e. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 25 Nopember 2012, menyatakan bahwa jumlah bobot prestasi kerja (progress) dari seluruh pelaksanaan pekerjaan telah mencapai 100% dari seluruh pekerjaan. 1) Pada tanggal 27 Nopember 2012, PT Juvanindo Utama mencatat pengakuan pendapatan berdasarkan progress dengan menerbitkan Invoice serta melakukan penagihan kepada pihak PT Trakindo Utama sebesar 100% dari nilai kontrak. - Progress: 100% x Rp = Rp Penagihan: Rp Dilakukan pencatatan sebagai pendapatan. 2) Pada tanggal 29 Desember 2012, PT Trakindo Utama melakukan pembayaran pada PT Juvanindo Utama sebesar Rp , maka dilakukan pencatatan. 41

8 Tabel 2.1 Keterangan Piutang Proyek Rp Pendapatan Proyek Rp (Mencatat penagihan 7, 85%) Kas/Bank Rp Piut Piutang Proyek Rp (Mencatat penerimaan pembayaran 7, 85%) Piutang Proyek Rp Pendapatan Proyek Rp (Mencatat penagihan 35,28%) Kas/Bank Rp Piutang Proyek Rp (Mencatat penerimaan pembayaran 35,28%) Piutang Proyek Rp Pendapatan Proyek Rp (Mencarat penagihan 67,46%) Kas/Bank Rp Piutang Proyek Rp (Mencatat penerimaan pembayaran 67,46%) Piutang Proyek Rp Pendapatan Proyek Rp (Mencatat penagihan 90,34%) Kas/Bank Rp Piutang Proyek Rp (Mencatat penerimaan pembayaran 90,34%) Piutang Proyek Rp Pendapatan Proyek Rp (Mencatat penagihan 100%) Kas/Bank Rp Piutang Proyek Rp (Mencatat penerimaan pembayaran 100%) Sumber : Data yang telah diolah Dari prosedur pengakuan pendapatan tersebut, maka dapat diketahui atau ditentukan besarnya pendapatan proyek per tahun yang diakui oleh PT Juvanindo 42

9 Utama per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012 dari proyek Hotel The Stones Bali sebagai berikut: Tabel 2.2 PERHITUNGAN TAKSIRAN PENDAPATAN Pendapatan diakui tahun : Progress 7,85% x Rp Rp 111,470,000 Retensi : 5% x Rp Rp 5,573,500 Pendapatan tahun 2011 Rp 105,896, : Progress 35,28% x Rp Rp 463,615,715 Retensi : 5% x Rp Rp 23,180,786 Rp 440,434, : Progress 67,46% x Rp Rp 589,376,818 Retensi : 5% x Rp ,96 Rp 29,468,841 Rp 559,907, : Progress 90,34% x Rp Rp 283,451,321 Retensi : 5% x Rp ,51 Rp 14,172,566 Rp 269,278, : Progress 100% x Rp Rp 44,481,839 Pendapatan tahun 2012 Rp 1,314,103,500 Sumber : Kieso (2010), Akuntasi Intermediate 3. Pengakuan Biaya Berikut ini adalah pengakuan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada proyek Hotel The Stones Bali. Hal ini penting untuk dibahas untuk melihat pengaruh metode pengakuan pendapatan dikaitkan dengan pengakuan biaya terhadap laporan keuangan perusahaan. 43

10 PT Juvanindo Utama melaksanakan proyek Hotel The Stones Bali dengan menerapkan pengakuan biaya berdasarkan bobot prestasi kerja nyata (progress) atau proporsional, maka prosedur pencatatan biaya proyek yang diakui sebagai berikut: a. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 12 Desember 2011, menyatakan bahwa biaya proyek berdasarkan progress yang dikeluarkan adalah sebesar Rp yang terdiri dari: - Biaya Transportasi & Acc Rp Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Biaya Operasional Proyek Rp Biaya Consumable & Tool Rp Rp Dari biaya proyek yang dikeluarkan sebesar Rp , maka prosedur pencatatan pengakuan sebagai biaya proyek. b. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 02 Pebruari 2012, menyatakan bahwa biaya proyek berdasarkan progress yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 437,506, yang terdiri dari: 44

11 - Biaya Transportasi & Acc Rp Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Biaya Operasional Proyek Rp Biaya Consumable & Tool Rp Rp Dari biaya proyek yang dikeluarkan sebesar Rp , maka prosedur pencatatan pengakuan sebagai biaya proyek. c. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 02 April 2012, menyatakan bahwa biaya proyek berdasarkan progress yang dikeluarkan adalah sebesar Rp , yang terdiri dari: - Biaya Transportasi & Acc Rp Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Biaya Operasional Proyek Rp Biaya Consumable & Tool Rp Rp Dari biaya proyek yang dikeluarkan sebesar Rp , maka prosedur pencatatan pengakuan sebagai biaya proyek. 45

12 d. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 25 Juli 2012, menyatakan bahwa biaya proyek berdasarkan progress yang dikeluarkan adalah sebesar Rp , yang terdiri dari: - Biaya Transportasi & Acc Rp Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Biaya Operasional Proyek Rp Biaya Consumable & Tool Rp Rp Dari biaya proyek yang dikeluarkan sebesar Rp , maka prosedur pencatatan pengakuan sebagai biaya proyek. e. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani Pengawas Lapangan (Site Engineering), Pimpinan Lokasi (Manager Engineering) dan Pimpinan Proyek (Project Engineering) pada tanggal 25 Nopember, menyatakan bahwa biaya proyek berdasarkan progress yang dikeluarkan adalah sebesar Rp , yang terdiri dari: 46

13 - Biaya Transportasi & Acc Rp Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Biaya Operasional Proyek Rp Biaya Consumable & Tool Rp Rp Dari biaya proyek yang dikeluarkan sebesar Rp 103, , maka prosedur pencatatan pengakuan sebagai biaya proyek. 47

14 Tabel 3.1 Keterangan Biaya transportasi & Acc Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya operasional proyek Biaya consumable & tool Kas/Bank (Mencatat biaya 12/12/2011) HPP-Biaya transportasi & Acc HPP-Biaya bahan baku HPP-Biaya tenaga kerja HPP-Biaya operasional proyek HPP-Biaya consumable & tool Biaya transportasi & Acc Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya operasional proyek Biaya consumable & tool (Mencatat biaya yang dialokasikan ke HPP) Biaya transportasi & Acc Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya operasional proyek Biaya consumable & tool Kas/Bank (Mencatat biaya 02/02/2012) HPP-Biaya transportasi & Acc HPP-Biaya bahan baku HPP-Biaya tenaga kerja HPP-Biaya operasional proyek HPP-Biaya consumable & tool Biaya transportasi & Acc Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya operasional proyek Biaya consumable & tool

15 Keterangan Biaya transportasi & Acc Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya operasional proyek Biaya consumable & tool Kas/Bank (Mencatat biaya 02/04/2012) HPP-Biaya transportasi & Acc HPP-Biaya bahan baku HPP-Biaya tenaga kerja HPP-Biaya operasional proyek HPP-Biaya consumable & tool Biaya transportasi & Acc Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya operasional proyek Biaya consumable & tool (Mencatat biaya yang dialokasikan ke HPP) Biaya transportasi & Acc Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya operasional proyek Biaya consumable & tool Kas/Bank (Mencatat biaya 25/07/2012) 49

16 Keterangan HPP-Biaya transportasi & Acc 5,982,166 HPP-Biaya bahan baku 93,888,120 HPP-Biaya tenaga kerja 11,547,710 HPP-Biaya operasional proyek 23,211,264 HPP-Biaya consumable & tool 16,451,849 Biaya transportasi & Acc 5,982,166 Biaya bahan baku 93,888,120 Biaya tenaga kerja 11,547,710 Biaya operasional proyek 23,211,264 Biaya consumable & tool 16,451,849 (Mencatat biaya yang dialokasikan ke HPP) Biaya transportasi & Acc 5,041,724 Biaya bahan baku 62,213,594 Biaya tenaga kerja 7,504,179 Biaya operasional proyek 20,490,435 Biaya consumable & tool 7,850,742 Kas/Bank 103,100,674 (Mencatat biaya 25/11/2012) HPP-Biaya transportasi & Acc 5,041,724 HPP-Biaya bahan baku 62,213,594 HPP-Biaya tenaga kerja 7,504,179 HPP-Biaya operasional proyek 20,490,435 HPP-Biaya consumable & tool 7,850,742 Biaya transportasi & Acc 5,041,724 Biaya bahan baku 62,213,594 Biaya tenaga kerja 7,504,179 Biaya operasional proyek 20,490,435 Biaya consumable & tool 7,850,742 (Mencatat biaya yang dialokasikan ke HPP) Sumber : Data yang telah diolah 50

17 Dari prosedur biaya proyek tersebut, maka dapat diketahui atau ditentukan besarnya biaya proyek per tahun yang diakui oleh PT Juvanindo Utama per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012 sebagai berikut: Tabel 3.2 PERHITUNGAN TAKSIRAN BIAYA Biaya diakui tahun : Biaya Progress I Rp 95,095,479 Biaya tahun 2011 Rp 95,095, : Biaya Progress II Rp 437,506,201 Biaya Progress III Rp 530,552,744 Biaya Progress IV Rp 151,081,109 Biaya Progress V Rp 103,100,674 Biaya tahun 2012 Rp 1,222,240,728 Sumber : Kieso (2010), Akuntansi Intermediate 4. Pengakuan Pendapatan dan Biaya dalam Rangka Penentuan Laba Kotor Setelah pendapatan proyek dan biaya proyek diakui oleh PT Juvanindo Utama, maka besarnya laba kotor perusahaan per 31 Desember 2011 dan per 31 Desember 2012 dapat ditentukan, sehingga laporan laba kotor akan diperoleh sebagai berikut: 51

18 Tabel 3.3 PT. JUVANINDO UTAMA PERHITUNGAN LABA KOTOR METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Laporan Laba-Rugi: Pendapatan: Pendapatan dari Kontrak Jangka panjang Rp 105,896,500 Rp 1,314,103,500 Harga Pokok Proyek: Transportasi & Acc 5,398,211 29,097,623 Bahan baku 70,493, ,183,211 Tenaga kerja 5,407,380 48,613,798 Biaya operasional proyek 8,584,381 99,651,915 Consumable & tool 5,211,538 58,874,181 Total Biaya 95,095,479 1,222,420,728 LABA KOTOR Rp 10,801,021 Rp 91,682,772 Sumber : Data yang telah diolah Dari penyusunan laporan laba kotor untuk proyek Hotel The Stones - Bali yang dilakukan oleh PT Juvanindo Utama berdasarkan metode proporsional (persentase biaya dan penyelesaian secara fisik), maka diperoleh laba kotor pada tahun 2011 sebesar Rp dan pada tahun 2012 sebesar Rp , yang dapat dijumlahkan laba kotor perusahaan dari proyek tersebut berjumlah Rp

19 Tabel 3.4 Perhitungan persentase penyelesaian Harga kontrak Pendapatan dari Kontrak Taksiran biaya: Taksiran biaya penyelesaian Taksiran Laba Kotor ( ) Persentase penyelesaian 7,85% 35,28% 67,46% 90,34% 100% Sumber : Kieso (2010), Akuntansi Intermediate B. Perbandingan dengan Metode Pendapatan Kontrak Selesai Perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat penjualan, yaitu ketika kontrak telah diselesaikan. Dengan metode ini perusahaan mengakumulasi kas kontrak jangka dalam proses, namun tidak perlu melakukan pengakuan periodic untuk pendapatan, kas dan laba kotor Pencatatan yang dilakukan oleh PT Juvanindo Utama atas transaksi-transaksi tersebut di atas dengan menggunakan metode kontrak selesai adalah sebagai berikut : 53

20 1. Proyek Hotel The Stones Bali Tabel 3.5 Keterangan Biaya dibayar dimuka 1,317,516,207 Kas 1,317,516,207 (Mencatat pengeluaran biaya) Piutang Usaha 1,417,775,908 Uang Muka Proyek 1,417,775,908 (Mencatat penagihan proyek) Kas/Bank 1,417,775,908 Piutang Usaha 1,417,775,908 (Mencatat penagihan proyek) Harga Pokok Proyek 1,317,516,207 Biaya dibayar dimuka 1,317,516,207 (Mencatat penyelesaian proyek) Sumber : Data yang telah diolah Dari rincian pengakuan pendapatan dan biaya dengan metode kontrak selesai di atas, maka dapat disusun laporan penyusunan laba kotor untuk proyek Hotel The Stones Bali yang dikerjakan oleh PT Juvanindo Utama sebagai berikut: 54

21 Tabel 3.6 PT. JUVANINDO UTAMA PERHITUNGAN LABA KOTOR METODE KONTRAK SELESAI Laporan Laba-Rugi: Pendapatan: Pendapatan dari Kontrak Jangka panjang Rp 1,417,775,908 Harga Pokok Proyek: Transportasi & Acc 34,495,834 Bahan baku 1,056,677,180 Tenaga kerja 54,021,178 Biaya operasional proyek 108,236,296 Consumable & tool 64,085,719 Total Biaya - 1,317,516,207 LABA KOTOR Rp - Rp 100,259,701 Sumber : Data yang telah diolah 55

22 C. Perbandingan Dari perbandingan pengakuan pendapatan antara metode proporsional dan kontrak selesai yang telah dilakukan di atas, terlihat bahwa metode pengakuan pendapatan proporsional untuk kasus PT Juvanindo Utama memiliki hasil yang lebih kecil daripada metode kontrak selesai. Dengan metode proporsional pendapatan dibagi pada setiap tahun sehingga laba kotor menjadi kecil, hal ini akan mempengaruhi terhadap besarnya pajak yang harus dikeluarkan. Sedangkan pada metode kontrak selesai diakumulasi hingga kontrak selesai sehingga pendapatan metode kontrak selesai memiliki hasil sebesar Rp , sedangkan metode proporsional pada tahun yang sama memiliki hasil laba kotor Rp Secara lebih jelas perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: 56

23 Tabel 3.7 Perbandingan Pengakuan Biaya dan Pendapatan Berdasarkan Metode Proporsional dan Kontrak Selesai No. Tahun Uraian Metode Proposional Metode Kontrak Selesai (Rp) (Rp) Pendapatan Proyek 105,896,500 Tidak diakui Biaya 95,095,479 Tidak diakui Laba 10,801,021 Tidak diakui Pendapatan Proyek 1,314,103,500 1,417,775,908 Biaya 1,222,420,728 1,317,516,207 Laba 91,682, ,259,701 3 TOTAL 102,483, ,259,701 Sumber : Data yang telah diolah Adanya perbedaan tersebut, dikarenakan pada metode proporsional pendapatan diakui sesuai dengan periode kontrak. Sedangkan pada metode kontrak selesai, pendapatan diakui setelah kontrak selesai. Dengan demikian, pemilihan suatu metode pengakuan pendapatan sangat berpengaruh terhadap penyajian laporan keuangan. Hal ini jelas akan menentukan penilaian terhadap kinerja perusahaan. Karena kinerja perusahaan dinilai baik atau buruknya adalah dari laporan keuangan. Bagi pemegang saham, dan bagi pihak manajemen yang sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan, hal itu sangat penting. Laporan keuangan yang baik akan mencerminkan kinerja perusahaan. Pada kasus PT Juvanindo Utama, ternyata perusahaan dalam pemilihan metode pengakuan pendapatannya telah tepat, karena berdasarkan perbandingan yang telah dilakukan ternyata pengakuan pendapatan melalui metode proporsional lebih baik dibanding dengan metode kontrak selesai. Karena pada tahun 2011 pendapatan 57

24 diakui sedangkan pada metode kontrak selesai tidak diakui. Dengan demikian, hal ini telah sesuai dengan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya, di mana pemilihan metode pengakuan pendapatan penting dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan kinerja perusahaan terutama dalam laporan keuangan dari proyek-proyek yang dikerjakan. 58

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. TBP Tbk PT. Total Bangun Persada Tbk ( PT.TBP Tbk ) menerapkan metode persentase penyelesaian untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana PT. Mekarindo Mitrasarana menerapkan metode persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi. ditandatangani oleh direktur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi. ditandatangani oleh direktur. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja Konstruksi PT. X 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Rukan komplek malibu Blok J No. 5 City Resort Jl. Kamal raya Outer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Rukan komplek malibu Blok J No. 5 City Resort Jl. Kamal raya Outer BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di kantor PT. Juvanindo Utama, Jakarta yang beralamat di Rukan komplek malibu Blok J No. 5 City Resort Jl. Kamal raya

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam penelitian ini. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan efektif merupakan kondisi yang diinginkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan efektif merupakan kondisi yang diinginkan oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen perusahaan berperan penting dalam merencanakan masa depan perusahaan agar dapat berkembang dengan baik. Sehingga manajemen yang baik dan efektif merupakan

Lebih terperinci

Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi)

Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi) Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi) Nama : Dessi Amelia NPM : 49211415 Program Studi : D III / Bisnis dan Kewirausahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam suatu

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI

EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI Volume 13, Nomor 1, Hal. 19-24 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 EVALUASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA JAMBI Fitrini Mansur Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman memaksa setiap perusahaan berlombalomba untuk terus berinovasi dalam mengembangkan bisnisnya agar dapat tetap bertahan di jaman yang semakin maju

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PIBS adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pemborong bangunan dan kontraktor umum (general contractor) sebagai perencana,

Lebih terperinci

Pengakuan Pendapatan

Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Pengakuan Pendapatan Lingkungan Terkini Pengakuan Pendapatan saat Penjualan Pengakuan Pendapatan sebelum Pengiriman Pengakuan Pendapatan setelah Pengiriman Pedoman Pengakuan Pendapatan

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.163, 2017 KEMEN-KOMINFO. Layanan Pos Universal. Mekanisme Kontribusi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Latar Belakang PT ABC. PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Latar Belakang PT ABC. PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang PT ABC PT ABC yang merupakan salah satu klien dari KKP Agustinus Mujianto merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI 1 PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Titi Sari titi_sari89@yahoo.co.id Astri Fitria Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perusahaan kontraktor terdapat beberapa pembatasan pada area bisnis. Pembatasan area bisnis

Lebih terperinci

2016, No Service Obligation sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; c. bahwa d

2016, No Service Obligation sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; c. bahwa d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1444, 2016 KEMENKOMINFO. PNBP. Pelayanan Universal. Tarif. Juklak. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan

Lebih terperinci

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, B A B IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan, sehingga

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA AKUNTANSI BIAYA BAGIAN III SISTEM ADMINISTRASI PABRIK DAN AKUMULASI BIAYA Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA ARUS BIAYA PERUSAHAAN PABRIKASI a. Tahap pencatatan dan klasifikasi biaya b. Tahap pengelompokkan

Lebih terperinci

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak .KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI Sri Supadmini *) Abstrak Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian yang serius untuk kegiatan-kegiatan dan kemajuan. tertentu maupun hasil operasinya selama satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian yang serius untuk kegiatan-kegiatan dan kemajuan. tertentu maupun hasil operasinya selama satu periode. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan badan perusahaan milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa perkeretaapian. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

Lebih terperinci

BAB I. Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya

BAB I. Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya perusahaan yang berorientasi pada laba (profit motive) mempunyai tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan bagi masyarakat dalam memahami

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

GUBERNUR BENGKULU, PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

GUBERNUR BENGKULU, PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU 1 GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU PADA PT. BANK BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Pendapatan Kontrak Konstruksi PSAK 34 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Metode presentase penyelesaian untuk kontrak jangka panjang

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

Nomor : 03/BA/PAN-PGR/2013 Tanggal : 08 Maret 2013

Nomor : 03/BA/PAN-PGR/2013 Tanggal : 08 Maret 2013 BERITA ACARA PENJELASAN KUALIFIKASI PENGADAAN UMUM PASCAKUALIFIKASI PEMBANGUNAN PAGAR DAN HALAMAN KANTOR INDUK JAYAPURA TAHUN ANGGARAN 2013 Nomor : 03/BA/PAN-PGR/2013 Tanggal : 08 Maret 2013 Pada hari

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Suci Anggreani   Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING, Tbk. DAN ENTITAS ANAK TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI BERDASARKAN PSAK NO. 23 & NO. 34 ABSTRAK Suci Anggreani email : sucianggreani17@yahoo.com

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TARIF ATAS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DARI PUNGUTAN BIAYA HAK PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - KONSULTASI PUBLIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME KONTRIBUSI PENYELENGGARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna

TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islamic Banking and Accounting Disusun Oleh : 1. DYAH PUSPASARI (2010160435) 2. MAULIDA DWI INDAH S. (2010160437)

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing : KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: LAPORAN KEUANGAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME KONTRIBUSI PENYELENGGARAAN LAYANAN POS UNIVERSAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa kondisi Pasar Legi Parakan sudah sangat tidak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi atas Pendapatan Perusahaan Pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama terbagi menjadi tiga, yaitu pendapatan jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan unsur penting bagi kelangsungan suatu perusahaan mengharapkan laba bagi kegiatan operasionalnya. Besar kecilnya laba perusahaan ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

Siti Maimunah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Deta Uli Anggreni Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

Siti Maimunah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Deta Uli Anggreni Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan TINJAUAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DAN KESESUAIAN DENGAN STANDAR AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI (PSAK TAHUN 2012) PADA PT IMPERIAL MEDIA PANENMAS Siti Maimunah Dosen Tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

pajak atas pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah

pajak atas pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengakuan Kewajiban dan Penentuan Dasar Pengenaan Pajak PPN atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean pada PT. Shindengen Indonesia 1. Evaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA SURAT PERJANJIAN Nomor : Tanggal : Antara PT DWI KARYA MAKMUR Samarinda Dengan PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT DWI DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB V PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2)

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB V PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2) 109 BAB V PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2) PENGERTIAN Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan antara lain melalui pemotongan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERSEROAN TERBATAS BANK KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PERSEROAN TERBATAS BANK SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan suatu negara dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan suatu negara dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan suatu negara dalam mencapai keseimbangan dan keserasian di berbagai bidang, baik fisik maupun non fisik. Indonesia

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENGHASILAN BERBASIS AKRUAL UNTUK TUJUAN FISKAL

PENGAKUAN PENGHASILAN BERBASIS AKRUAL UNTUK TUJUAN FISKAL PENGAKUAN PENGHASILAN BERBASIS AKRUAL UNTUK TUJUAN FISKAL oleh Purwanto, S.E., M.Sc Abstrak Proses pengakuan penghasilan mempunyai peranan penting dalam Pajak Penghasilan. Dalam konteks perpajakan, dikenal

Lebih terperinci

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor. PSAK No. 34 - AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. No.34, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYETORAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang. 3. Selaras dengan prinsip akuntansi yang berlaku

menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang. 3. Selaras dengan prinsip akuntansi yang berlaku JENIS : SURAT EDARAN DIRJEN PAJAK NO : 50 NOMOR : SE-50/PJ/2011 TANGGAL : 3 AGUSTUS 2011 PERIHAL : PENEGASAN SAAT PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK DAN/ATAU JASA KENA PAJAK SEBAGAI DASAR SAAT TERUTANG PAJAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

SE - 81/PJ/2011 INSENTIF JURUSITA PAJAK

SE - 81/PJ/2011 INSENTIF JURUSITA PAJAK SE - 81/PJ/2011 INSENTIF JURUSITA PAJAK Contributed by Administrator Thursday, 10 November 2011 Pusat Peraturan Pajak Online 10 November 2011 SURAT EDARANÂ DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR :Â SE - 81/PJ/2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kesiapan Wajib Pajak saat dilakukan Pemeriksaan Pajak 1. Kelengkapan dokumen umum, dokumen perpajakan dan dokumen pembukuan. Kelengkapan dokumen umum, dokumen

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, peraturan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP PENDAPATAN PT. MEGA TITIAN NUSANTARA

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP PENDAPATAN PT. MEGA TITIAN NUSANTARA ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP PENDAPATAN PT. MEGA TITIAN NUSANTARA Tri Yulidiantika 26210974 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Haryono,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan PT Langgeng Prima Trireka merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang diakui pembaharuan secara

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU SURAT PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU PELAJARAN DAN BUKU PEGANGAN GURU MATA PELAJARAN --------------------------------------

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Nomor: BN.001/POKJA-BRG7/JELAS/II/2013 Tanggal: 6 Februari Pada hari ini Rabu tanggal Enam bulan Februari tahun Dua ribu tiga belas pukul

Nomor: BN.001/POKJA-BRG7/JELAS/II/2013 Tanggal: 6 Februari Pada hari ini Rabu tanggal Enam bulan Februari tahun Dua ribu tiga belas pukul BERITA ACARA PENJELASAN KUALIFIKASI PELELANGAN SEDERHANA PASCAKUALIFIKASI PENGADAAN GENSET DAN INSTALASINYA DI BLK CIMACAN PADA SATKER BIRO UMUM SETJEN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TA 2013 Nomor: BN.001/POKJA-BRG7/JELAS/II/2013

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATl JEMBRANA,

Lebih terperinci

1. Membuka file aplikasi lalu melakukan login

1. Membuka file aplikasi lalu melakukan login Prosedur menjalankan alat/program: 1. Membuka file aplikasi lalu melakukan login Untuk menjalankan aplikasi maka user harus melakukan login terlebih dahulu, jika username dan password cocok, maka aplikasi

Lebih terperinci