BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di bagian bangsal bedah Rumah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN...

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

Distribusi antara waktu Debridemen dan Insiden Terjadinya Infeksi pada Pasien Patah Tulang Panjang Terbuka

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian Dilakukan selama 5 bulan, terhitung dari tanggal 1 November 2013 31 Maret 2014. 3.3. Populasi Penelitian Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien laki-laki dan perempuan bangsa Indonesia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H. Adam Malik Medan dengan fraktur terbuka 12 jam setelah trauma.

3.4. Sampel Penelitian 3.4.1. Cara Pengambilan Sampel Penelitian Cara pemilihan sampel yaitu consecutive sampling dimana semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. 3.4.2. Besar Sampel Besar sampel dihitung berdasarkan rumus : (16) Zα² PQ n = d² dimana n = besar sampel minimum Zα = tingkat kemaknaan (1,96) P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari Q = 1 - P d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki (0,2) n = (1,96)² (0,3) (0,7) (0,2)² (3,84)(0,21) n = 0,04 = 20,16 Jadi besar sampel minimum pada penelitian ini setara dengan 20 sampel.

3.5. Kriteria Penelitian 3.5.1. Kriteria Inklusi 1) Laki laki dan perempuan dengan fraktur terbuka pada ekstremitas atas dan atau bawah kurang dari atau sama dengan 12 jam 2) Dirawat di rumah sakit minimal 7 hari 3) Bersedia ikut dalam penelitian 3.5.2. Kriteria Ekslusi 1) Pasien dengan fraktur terbuka yang disertai trauma lain 2) Pasien dengan infeksi traktus urinarius, infark micardial, pneumonia dan gejala infeksi yang terdeteksi lainnya 3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Pasien yang setuju untuk ikut serta dalam penelitian harus mengisi lembar informed consent. 3.7. Variabel Penelitian 3.7.1. Variabel Bebas 1) Fraktur terbuka 2) CRP

3.7.2. Variabel Terikat 1) Luka infeksi 2) Luka tidak infeksi 3.8. Definisi Operasional 1) Jenis kelamin: keadaan tubuh yang dibedakan secara fisik dan biologis berdasarkan organ genitalia eksterna, dibedakan antara laki-laki dan perempuan 2) Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun. Usia responden digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu a. Kelompok 1: 5 15 tahun b. Kelompok 2: 16 25 tahun c. Kelompok 3: 25 55 tahun 3) Fraktur terbuka Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen fraktur dengan dunia luar, baik ujung fragmen fraktur tersebut yang menembus dari dalam hingga kepermukaan kulit atau kulit dipermukaan yang mengalami penetrasi suatu objek yang tajam dari luar hingga kedalam. Penderita yang masuk dalam kriteria penelitian ini adalah penderita dengan fraktur terbuka tipe I, tipe II, tipe IIIA, tipe IIIB dan tipe IIIC menurut klasifikasi Gustilo-Anderson. 4) Lokasi fraktur Lokasi fraktur adalah lokasi patah tulang terbuka pada tulang panjang. Di bagi menjadi 4 lokasi yaitu : a. Humerus b. Radius ulna c. Femur

d. Tibia fibula 5) Infeksi luka Infeksi luka adalah apabila secara klinis di temukan salah satu dari kriteria di bawah ini : (21) Dijumpai adanya pus pada luka Pasien harus memiliki 4 atau lebih dari gejala atau tanda sebagai berikut : Demam >38º dan atau terdapat gangguan kesadaran Bengkak pada daerah luka Kemerahan pada daerah luka Peningkatan nyeri pada daerah luka Hangat pada daerah luka Luka memproduksi cairan serous 6) Luka tidak infeksi Luka tidak infeksi adalah tidak ditemukan tanda atau gejala yang sesuai dengan kriteria luka infeksi. 7) CRP CRP adalah protein fase akut yang dapat menggambarkan suatu respon fase akut pada inflamasi. Kadar CRP normal Kadar CRP meningkat : < 6 mg/ dl : apabila dijumpai adanya peningkatan kadar CRP pada hari ke 4 dibandingkan hari ke 2 Kadar CRP tetap Kadar CRP menurun : apabila kadar CRP hari ke 2 dan ke 4 sama : apabila dijumpai adanya penurunan kadar CRP pada hari ke 4 dibandingkan hari ke 2

3.9. Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode yang digunkan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan pemeriksaan kadar CRP pada pasien pasien dengan fraktur terbuka 12 jam paska trauma yang memenuhi criteria inklusi yang masuk melalui Instalasi Gawat Darurat RSUP.H. Adam Malik Medan. Kemudian dilakukan debridement maksimal 40 jam paska trauma. Semua pasien mendapatkan antibiotik prophylaxis golongan cephalosporine. Dilakukan X ray pada extremitas yang telibat, suhu tubuh diukur dan dilakukan pengambilan sampel darah rutin termasuk CRP dari vena perifer pada saat pasien masuk ke IGD, hari ke 2 dan hari ke 4 paska operasi. Pengukuran kadar CRP dilakukan secara semi kwantitatif denganmenggunakan metode Latex agglutinasi. 3.10. Analisis Data Analisis data menggunakan software SPSS for Windows versi 15. Tahapan analisis meliputi : 1) Analisis univariat untuk mengetahui gambaran karakteristik untuk distribusi masing-masing variabel. 2) Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan antara kadar setiap CRP digunakan uji Anova. Dan untuk mengetahui perbedaan antara kadar CRP pasien tidak infeksi dengan pasien infeksi di gunakan uji Independent Samples T Test.

3.11. Alur Penelitian Gambar 4. Alur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data diperoleh dari pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang kemudian dirawat di ruang perawatan Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian sejak bulan Januari 2014 Maret 2014. Penilaian yang dilakukan adalah ditribusi sampel meliputi karakteristik demografik jenis kelamin, usia, diagnosa, kadar CRP 12 jam paska trauma, kadar CRP hari ke 2 dan ke 4, insidensi kejadian infeksi serta perbedaan kadar CRP. 4.1.1. Karakteristik Responden Terjadinya patah terbuka pada penelitian ini seluruhnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Pada penelitian ini menunjukkan distribusis jenis kelamin pasien didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 16 orang (76,2%) sedangkan perempuan sebanyak 5 orang (23,8 %) (tabel 1). Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 16 76,2 Perempuan 5 23,8 Total 21 100,0 Populasi penelitian memiliki rentang umur antara 7 tahun hingga 54 tahun. Kelompok umur dibagi menjadi tiga kelompok umur (5-15 tahun, 16-25 tahun,

26-55 tahun). Responden dalam penelitian ini paling banyak berasal dari kelompok umur 26-55 tahun yaitu sebesar 57,2 % (tabel 2). Tabel 2. Distribusi Umur Umur (tahun) Frekuensi Persentase 5-15 5 23,8 16-25 4 19,0 26-55 12 57,2 Total 21 100,0 Tabel 3. Distribusi Lokasi Fraktur Lokasi Frekuensi Persentase Humerus 0 0 Radius ulna 2 9,5 Femur 5 23,8 Tibia fibula 14 66,7 Total 21 100,0 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa kejadian fraktur terbuka paling banyak adalah pada daerah ekstremitas bawah, dengan lokasi yang paling sering adalah tungkai bawah (tibia fibula) yaitu sebanyak 66,7 %. Sedangkan derajat fraktur terbuka yang paling banyak berdasarkan klasifikasi Gustilo-Anderson adalah fraktur terbuka grade IIIa sebanyak 14 kasus (66,7) (tabel 4). Tabel 4. Distribusi Derajat Fraktur dan Hasil Setelah Debridement Derajat Tidak Infeksi Infeksi Total I 0 (0 %) 0 (0 %) 0 (0 %) II 2 (9,53%) 0 (0 %) 2 (9,53) IIIa 13 (61,91%) 1 (4,76 %) 14 (66,7) IIIb 1 (4,76%) 1 (4,76 %) 2 (9,52) IIIc 0 (0 %) 3 (14,28 %) 3 (14,28) Total 16 (76,2 %) 5 (23,8 %) 21 (100 %) Pada tabel 5 dapat dilihat distribusi kadar CRP pada 12 jam paling banyak pada 24 mg/dl (33,3 %), pada hari ke 2 paska debridement paling banyak adalah

48 mg/dl (47,6 %). Sedangkan pada hari ke 4 paska debridement paling banyak pada < 6 mg/dl (23,8 %). Sedangkan kadar rerata CRP secara keseluruhan yang diukur pada saat 12 jam kejadian adalah 14,29 ± 12,219 mg/dl dan terjadi peningkatan setelah 2 hari pasca debridement yaitu 40,86 ± 23,053 mg/dl dan mengalami penurunan pada hari ke 4 yaitu 27,71 ± 32,615 mg/dl. Tabel 5. Distribusi Kadar CRP Kadar CRP (mg/dl) 12 jam Pre op Hari ke 2 post Debridement Hari ke 4 post Debridement < 6 5 (23.8 %) 0 (0 %) 5 (23,8 %) 6 2 (9,5 %) 1 (4,8 %) 3 (14,3 %) 12 6 (28,6 %) 1 (4,8 %) 3 (14,3 %) 24 7 (33,3 %) 7 (33.3 %) 4 (19,0 %) 48 1 (4.8 %) 10 (47,6 %) 3 (14,3 %) 96 0 (0 %) 96 (9,5 %) 3 (14.3 %) Mean ± SD 14,29 ± 12, 219 40,86 ± 23,053 27,71 ± 32,615 Total 21 (100 %) 21 (100 %) 21 (100 %) 4.1.2. Kadar CRP pada pasien infeksi dan pasien tidak infeksi pada fraktur terbuka di RSUP H. Adam Malik Medan Sebelum dilakukan uji statistic, dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji Kolmogorov- Smirnov pada penelitian ini didapati bahwa nilai signifikansi untuk data CRP pada pasien tidak infeksi adalah sebesar 0,062 dan nilai signifikansi untuk data pasien infeksi adalah sebesar 0,384. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk mengukur perbedaan rata rata kadar CRP dilakukan analisis dengan menggunakan uji One Way Annova, dan uji independent sample T-test untuk mengukur perbedaan rata rata CRP antara pasien tidak infeksi dengan pasien infeksi.

Tabel 6. Kadar CRP pada 21 pasien No pasien Jenis kelamin/ Umur (thn) 12 jam Pre op CRP (mg/dl) Hari ke 2 post Debridement Hari ke 4 post debridement Pasien tidak infeksi 1 M/26 12 48 <6 3 M/49 6 48 24 4 P/7 < 6 24 <6 5 M/54 < 6 24 12 8 M/24 12 48 48 9 M/14 < 6 24 <6 11 M/40 24 24 6 13 M/26 12 24 12 14 P/14 <6 48 <6 15 M/32 24 48 24 16 M/9 12 48 24 17 M/21 24 48 <6 18 M/39 48 48 24 19 M/24 12 24 12 20 P/35 6 6 0 21 M/18 <6 12 6 Mean ± SD 12,00 ±12,961 34,12 ± 15,134 12,38 ±13,411 Pasien infeksi 2 M/43 24 96 96 6 M/23 12 24 48 7 P/32 24 48 96 10 M/15 24 96 96 12 P/26 24 48 48 Mean ± SD 21,60 ±5,367 62,40 ± 32,199 76,80 ± 26,291 Dari hasil uji statistik Anova pada pasien tidak infeksi didapati bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kadar CRP preoperatif dengan kadar CRP hari ke 2 paska debridement (p = 0,000), dan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan kadar CRP paska debridement hari ke 4 (p = 0,000). Namun tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operatif dan kadar CRP paska debridement hari ke 4 (p = 0,939) (tabel 7). Tabel 7. Hasil uji statisik One way Anova pada pasien tidak infeksi Pasien tidak Infeksi Sig. CRP 12 jam CRP post debri hari ke 2 0,000 CRP post debri hari ke 4 0,939 CRP post debri hari ke 2 CRP 12 jam 0,000 CRP post debri hari ke 4 0,000 CRP post debri hari ke 4 CRP 12 jam 0,939 CRP post debri hari ke 2 0,000 Pada pasien yang infeksi dijumpai adanya perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operatif dengan kadar CRP paska debridement hari 2 (p=0,021) dan perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operatif dan paska debridement hari ke 4 (p = 0,004). Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan paska debridement hari ke 4 (p = 0,365) (tabel 8). Tabel 8. hasil uji statisik One way Anova pada pasien infeksi

Pasien infeksi Sig. CRP 12 jam CRP post debri hari ke 2 0,021 CRP post debri hari ke 4 0,04 CRP post debri hari ke 2 CRP 12 jam 0,021 CRP post debri hari ke 4 0,365 CRP post debri hari ke 4 CRP 12 jam 0,04 CRP post debri hari ke 2 0,0365 Dari hasil uji Independent Samples T Test, Perbedaan kadar CRP 12 jam antara pasien yang tidak infeksi dan pasien yang infeksi menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,128). Demikian pula halnya dengan perbedaan kadar CRP hari kedua paska debridement antara pasien yang tidak infeksi dan pasien yang infeksi (p=0,121). Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar CRP paska debridement hari ke 4 antara pasien yang tidak infeksi dan pasien yang infeksi (p=0,004) (tabel 9).

Tabel 9. Hasil uji statisik dengan Independent SamplesT Test pada pasien tidak infeksi dan pasien infeksi Pasien tidak infeksi & Pasien infeksi N Mean Sd Independent SamplesT Test CRP 12 jam, pasien tidak infeksi 16 12,00 12,961 CRP 12 jam, pasien infeksi 5 21,60 5,367 Sig. 0,128 CRP post debri hari ke 2 pasien tidak infeksi CRP post debri hari ke 2 pasien infeksi 16 34,13 15,134 5 62,40 32,199 0,121 CRP post debri hari ke 4 pasien tidak infeksi 16 12,38 13,411 CRP post debri hari ke 4 pasien infeksi 5 76,80 26,291 0,004 4.2. Pembahasan Dari hasil penelitian ini dijumpai bahwa penyebab terjadinya fraktur terbuka adalah kecelakaan lalu lintas (100%) dengan karakteristik pasien yang mengalami fraktur terbuka lebih sering terjadi pada laki laki yaitu sebanyak 16 orang (76,2 %) dengan kelompok umur 26th -55 th yaitu sebesar 57,2%. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas laki laki dengan usia produktif memiliki mobilitas yang lebih tinggi. Selain itu kejadian fraktur terbuka pada penelitian ini lebih banyak terjadi pada ekstremitas bawah yaitu pada tulang tibia fibula (66,7 %) dengan grade fraktur terbuka berdasarkan Gustilo anderson yang terbanyak adalah grade IIIa (66,7 %). Jason dkk melakukan perbandingan kadar CRP pada pasien pasien paska total hip replacement dan total knee replacement dan menemukan bahwa kadar

CRP akan meningkat mencapai puncaknya pada hari ke 2 dan ke 3 paska operasi. (5) Penelitian yang dilakukan oleh Okafor dan Maclellan pada pasien pasien paska operasi ganti sendi panggul, 8 pasien mengalami infeksi dari toatal 70 pasien sebagai respoden. Hasil penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan kadar CRP pada hari ke 2 paska operasi. Pada pasien yang mengalami infeksi kadar CRP tetap persiten meningkat pada hari ke 7 dan ke 21 paska operasi. Penelitian ini juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan kadar CRP antara pasien yang tidak infeksi dengan pasien yang infeksi (p=0,001). Dari penelitian ini juga diketahui bahwa tidak ada hubungan antara usia dan jenis kelamin terhadap peningkatan kadar CRP. (6) Pada penelitian yang dilakukan oleh Douraiswami dkk, menujukkan bahwa dari 30 pasien dengan fraktur terbuka, 11 pasien mengalami infeksi. Pada pasien yang mengalami infeksi di jumpai perbedaan kadar CRP yang signifikan antara pre operasi dengan kadar CRP hari ke 2 paska operasi (p=0,04), dan perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operasi dengan kadar CRP paska operasi hari ke 4 (p=0,001) namun tidak ada perbedaan yang signifikan antar hari ke 2dan ke 4 paska operasi (p=0,210). (4) Pada pasien pasien yang tidak mengalami infeksi pada penelitian ini dijumpai adanya perbedaan yang signifikan pada kadar CRP 12 jam dan paska debridement hari ke 2, dan perbedaan yang signifikan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan ke 4. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP 12 jam dan kadar CRP paska debridement hari ke 4. Hal ini menunjukan bahwa kadar CRP kembali menurun mulai hari ke 2 paska debridement. Sedangkan pada pasien pasien yang mengalami infeksi dijumpai adanya perbedaan yang signifikan antara kadar CRP 12 jam dengan kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan perbedaanyang signifikan antar kadar CRP 12 jam dengan kadar CRP paska debridement hari ke 4. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan ke 4. Hal ini menunjukan bahwa kadar CRP pada hari ke 2 dan ke 4 paska debridement adalah persisten atau menetap.

Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada kadar CRP 12 jam dan paska debridement hari ke dua antara pasien yang tidak infeksi dan infeksi. Hal ini menunjukan bahwa paska trauma kadar CRP akan meningkat dan mencapai puncak nya pada hari ke 2 paska debridement. Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar CRP hari ke 4 paska debridement antara pasien yang tidak infeksi dengan pasien yang mengalami infeksi. Hal ini menunjukan bahwa pada pasien yang tidak mengalami infeksi kadar CRP akan kembali menurun mulai hari ke 2 paska debridement.namun apabila pasien mengalami infeksi, maka kadar CRP akan menetap mulai hari ke 2 dan hari ke 4. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa kadar CRP akan menetap atau meningkat pada hari ke 4 apabila terjadi infeksi pada pasien fraktur terbuka walaupun tanda klinis infeksi luka seperti pus belum muncul.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 1) Pada penelitian ini ditemukan adanya perbedaan antara kadar CRP pada pasien yang tidak mengalami infeksi dengan pasien yang mengalami infeksi pada fraktur terbuka di RSUP.H.Adam Malik Medan 2) Kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan ke 4 menetap atau meningkat pada pasien yang mengalami infeksi sebelum infeksi luka terlihat secara klinis. 3) CRP dapat digunakan sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi secara dini adanya infeksi pada pasien pasien dengan fraktur terbuka. 5.2. Saran 1) Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan jumlah sampel dan serial pemeriksaan CRP yang lebih banyak sehingga hasil penelitian lebih akurat 2) Dikarenakan pemeriksaan CRP pada awal awal terjadinya fraktur terbuka belum sering dilakukan, diperlukan sosaialisasi untuk melakukan pemeriksaan CRP pada pasiean dengan fraktur terbuka sehingga kemungkinan terjadinya infeksi pada pasien pasien dengan fraktur terbuka dapat ditangani lebih baik dan terencana.