Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum. A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No BAB 9 FORMAT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONEASIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

2013, No.710 6

SOSIALISASI PERATURAN KEPALA BADAN POM BIDANG PANGAN 2011

Etika Periklanan. Kaitan Peraturan Pemerintah dengan Periklanan MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Modul ke: ETIKA PERIKLANAN. Overview. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Kartika, SIP, M.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan adalah terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab;

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA

- Beri tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat. - Pertanyaan berupa isian, harap dijawab dengan singkat dan jelas

2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

INFORMASI NILAI GIZI

FORM PENILAIAN IKLAN PANGAN. Nama produk Jenis produk. (lihat kategori pangan ) : Cetak/elektrobik/luar ruang. Tanggal terbit media

SPESIFIKASI PENGADAAN BARANG PROYEK PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT TAHUN 2011 UNTUK BALITA KURANG GIZI

Lampiran 1. Checklist Survei Pencantuman Label pada Produk Susu Formula dan Makanan Bayi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KLAIM PENURUNAN RISIKO PENYAKIT

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Lembaga Pemberi Kode Halal Asing yang Disahkan Oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

TINJAUAN PUSTAKA Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI )

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Iklan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

Advertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Grup I- Label Pangan

Menimbang : Mengingat :

8.9 VITAMIN, MINERAL DAN ZAT GIZI LAIN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI FORMULA LANJUTAN. 1.1 Ketentuan ini berlaku untuk Formula Lanjutan dalam bentuk cair atau bubuk.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

2016, No Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Neg

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 237/MENKES/SK/IV/1997

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

GIZI SEIMBANG BALITA OLEH : RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PERIKLANAN PANGAN OLAHAN

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PRODUK SUPLEMENTASI GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

STATUS GIZI, ANGKA KECUKUPAN GIZI, DAN PENILAIAN KONSUMSI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

Mencermati Label dan Iklan Pangan. Purwiyatno Hariyadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA LANJUTAN

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejumlah zat gizi wajib dicantumkan dalam Informasi Nilai Gizi berkenaan dengan beberapa kondisi berikut :

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

PERSYARATAN PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

Transkripsi:

Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menggunakan kata-kata seperti aman, tidak berbahaya, tidak mengandung risiko atau efek sampingan? (Pasal 9 ayat 1 poin j UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen) Apakah terdapat keterangan yang lengkap tentang kata-kata tersebut? Q2 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat keterangan atau pernyataan bahwa pangan tersebut adalah sumber energi yang unggul dan segera memberikan kekuatan? (Pasal 50 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan, Bab IX Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Q3 Apakah iklan pangan yang dievaluasi dimuat dengan ilustrasi peragaan maupun kata-kata yang berlebihan sehingga dapat menyesatkan konsumen? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-8 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman, dan Bab IX Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Q4 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menyalahgunakan istilahistilah ilmiah, statistik, dan grafik untuk menyesatkan khalayak atau menciptakan kesan yang berlebihan dan tak bermakna? (Bab IX Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Q5

Q5 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menggunakan pernyataan bahwa produk pangan tersebut dapat meningkatkan kecerdasan atau meningkatkan IQ? (Bab IX Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan penggunaan kata-kata atau ilustrasi yang berlebihan B. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Norma Kesusilaan dan Penggunaan Model Iklan Anak-Anak Berusia di Bawah Lima Tahun Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi bertentangan dengan norma-norma kesusilaan dan ketertiban umum? (Pasal 44 ayat 2 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan) Q2 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menampilkan anak-anak berusia dibawah 5 (lima) tahun dalam bentuk apapun? (Pasal 47 ayat 2 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan) Apakah pangan tersebut diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia dibawah 5 (lima) tahun? Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan norma kesusilaan dan penggunaan model iklan anak-anak berusia di bawah lima tahun 125

C. Larangan Iklan Pangan yang Mendiskreditkan atau Merendahkan Pangan Lain Baik Secara Langsung Maupun Langsung Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa lain (Pasal 9 ayat 1 poin i UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen) atau dengan kata lain mendiskreditkan produk pangan lainnya? (Pasal 47 ayat 1 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan) Q2 Apakah iklan pangan yang dievaluasi dengan sengaja menyatakan seolah-olah makanan yang berlabel gizi mempunyai kelebihan dari makanan yang tidak berlabel gizi? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-13 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan pendiskreditan atau kesan merendahkan baik secara langsung mapupun tidak langsung pangan lain D. Larangan Iklan Pangan yang Mengarah Bahwa Pangan Seolah- Olah Sebagai Obat Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat pernyataan atau keterangan dalam bentuk apapun bahwa pangan yang bersangkutan seolah-olah dapat berfungsi sebagai obat? (Pasal 53 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan dan Petunjuk Teknis Umum poin ke-10, Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (h) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman, dan Bab IX Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan iklan pangan yang mengarah bahwa pangan seolah-olah sebagai obat 126

E. Larangan Iklan Pangan Berkaitan Pencantuman Logo, Tulisan, atau Referensi Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan kata halal (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-7 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) atau logo halal? (Bab VI Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Q2 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan logo yang menyinggung perasaan etnis atau kelompok sosial tertentu? (Bab II Ketentuan Umum Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Q3 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat pernyataan dan/atau menampilkan nama, logo, atau identitas lembaga yang melakukan analisis dan mengeluarkan sertifikat terhadap pangan? (Bab IX Ketentuan Umum Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Pedoman Periklanan Pangan) Q4 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat referensi, nasehat, peringatan, atau pernyataan dari tenaga kesehatan (antara lain dokter, ahli farmasi, perawat, bidan), tenaga profesi lain (antara lain psikolog, ahli gizi, tenaga analisis laboratorium), organisasi profesi, atau orang dengan profesi keagamaan? (Bab IX Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan pencantuman logo, tulisan, atau referensi 127

F. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Klaim Gizi, Manfaat Kesehatan dan Keamanan Pangan Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat pernyataan atau keterangan bahwa pangan telah diperkaya dengan vitamin, mineral, atau zat penambah gizi lainnya? (Pasal 56 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan, Petunjuk Teknis Umum poin ke-6 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah dalam pengelolaan pangan tersebut benar dilakukan pengayaan zat yang dimaksud? Apakah pada sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi satu hari terdapat paling sedikit ½ dari jumlah yang dianjurkan (RDA/AKG)? Q2 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan pernyataan makanan berkalori? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-7 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah makanan tersebut dapat memberikan mimimun 300 Kcal per hari? Q3 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat pernyataan nilai khusus pada makanan (misalkan nilai kalori)? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-14 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) 128

Q3 Apakah nilai tersebut seluruhnya berasal dari makanan tersebut (bukan sebagian diberikan oleh makanan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama)? Q4 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menyatakan bahwa makanan seolah-olah merupakan sumber protein? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-15 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah 20% kandungan kalorinya berasal dari protein dan atau jumlah yang wajar dikonsumsi per hari mengandung tidak kurang 10 gram protein? Q5 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim kandungan zat gizi? (Pasal 9 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Apakah sesuai dengan persyaratan pada Lampiran 1 peraturan tersebut (persyaratan sumber atau tinggi )? Q6 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim rendah... (nama komponen pangan) atau bebas... (nama komponen pangan)? (Pasal 9 ayat 2 dan 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) 129

Q6 Apakah berupa pangan olahan yang telah mengalami proses tertentu sehingga kandungan zat gizi atau komponen pangan tersebut menjadi rendah atau bebas dan harus sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan? Q7 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat klaim perbandingan zat gizi? (Pasal 10 Ayat 2 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Apakah pangan olahan yang dibandingkan adalah pangan sejenis, tetapi dengan varian yang berbeda dari produsen yang sama? Apakah perbedaan kandungan dinyatakan dalam persentase, pecahan atau dalam angka mutlak terhadap pangan sejenis? Apakah perbedaan relatif kandungan zat gizi yang dibandingkan sekurang-kurangnya 10 % ALG (lebih tinggi atau lebih rendah) untuk zat gizi mikro, sedangkan untuk energi dan zat gizi lain sekurang-kurangnya 25 % (lebih tinggi atau lebih rendah)? Apakah perbedaan mutlak sekurangkurangnya memenuhi persyaratan rendah atau sumber sebagaimana ditetapkan dalam klaim kandungan zat gizi? Q8 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim fungsi zat gizi? (Pasal 11 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) 130

Q8 Apakah pangan olahan tersebut sekurangkurangnya memenuhi persyaratan sumber? Q9 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim untuk pangan olahan yang diperuntukkan bagi bayi? (Pasal 29 Ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Apakah diatur dalam peraturan lain? Q10 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim fungsi lain atau klaim penurunan risiko penyakit? (Pasal 12, 13 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Apakah pangan diperuntukkan bagi anak berusia 1-3 tahun? (Pasal 29 ayat 2) Apakah diatur dalam peraturan lain? Apakah memenuhi persyaratan dalam Lampiran peraturan tersebut? Q11 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim yang memuat pernyataan bahwa konsumsi pangan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua zat gizi esensial? (Pasal 29 Ayat 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Q12 131

Q12 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim yang memanfaatkan ketakutan konsumen? (Pasal 29 Ayat 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Q13 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim yang menyebabkan konsumen mengkonsumsi suatu jenis pangan olahan secara tidak benar? (Pasal 29 Ayat 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Q14 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan klaim yang menggambarkan bahwa suatu zat gizi atau komponen dapat mencegah, mengobati atau menyembuhkan penyakit? (Pasal 29 Ayat 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan) Q15 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan informasi bebas bahan tambahan pangan berupa pernyataan dan atau tulisan dengan menggunakan kata bebas, tanpa, tidak mengandung atau kata semakna lainnya? Bahan tambahan pangan yang dimaksud meliputi: antioksidan, antikempal, pengatur keasaman, pemanis buatan, pemutih, pengemulsi, pemantap dan pengental, pengawet, pengeras, pewarna, penyedap rasa dan perisa, penguat rasa, dan sekuestran. (Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor HK.00.06.1.52.6635 tahun 2007 tentang Larangan Pencantuman Informasi Bebas Bahan Tambahan Pangan pada Label dan Iklan) Q16 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan adanya vitamin dan mineral? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-4 (e) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) 132

Q16 Apakah pada sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi satu hari terdapat vitamin atau mineral tidak kurang dari 1/6 dari jumlah yang dianjurkan (AKG)? Q17 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan mengandung lebih dari satu vitamin atau mineral? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-4 (f) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah vitamin atau mineral tersebut terdapat dalam proporsi yang sesuai (AKG)? Q18 Apakah iklan pangan yang dievaluasi mencantumkan pernyataan dapat membantu melangsingkan? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (i) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah nilai kalorinya 25% lebih rendah dibandingkan dengan makanan sejenisnya? Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan klaim gizi, manfaat kesehatan, dan keamanan pangan 133

G. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Proses, Asal, dan Sifat Bahan Pangan Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat pernyataan atau keterangan bahwa pangan yang bersangkutan seluruhnya dibuat dari bahan alamiah? (Pasal 54 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan dan Petunjuk Teknis Umum poin ke-11 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah pangan menggunakan bahan baku alamiah secara keseluruhan? Q2 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat pernyataan atau keterangan bahwa pangan tersebut dibuat dari bahan yang segar? (Pasal 55 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan dan Petunjuk Teknis Umum poin ke-12 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah pangan tersebut dibuat dari bahan segar atau belum mengalami pengolahan? Q3 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat pernyataan atau keterangan bahwa dibuat atau berasal dari bahan alamiah tertentu? (Pasal 57 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan dan Petunjuk Teknis Umum poin ke-4 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q4 * 134

* Apakah pangan tersebut mengandung bahan alamiah yang disebutkan tidak kurang dari pernyataan minimal yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia dan standar yang ditetapkan Menteri Kesehatan? Q4 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menyerupai atau dimaksudkan sebagai pengganti jenis makanan tertentu? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-5 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah pangan tersebut menyebutkan nama bahan yang digunakan? Contoh: susu kedelai. Q5 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat kata-kata segar? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-9 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah makanan tersebut diproses, berasal dari satu ingredien, dan belum mengalami penurunan mutu secara keseluruhan? Apakah kata segar dimaksudkan untuk minuman dingin? Q6 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat kata-kata alami? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-9 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) 135

Q6 Apakah pangan tersebut berupa bahan mentah, produk yang tidak dicampur dan tidak diproses? Q7 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat kata-kata murni? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-9 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah produk tersebut tidak ditambah apa-apa? Q8 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat kata-kata dibuat dari? (Petunjuk Teknis Umum poin ke-9 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah produk yang bersangkutan seluruhnya terdiri dari satu bahan? Q9 Apakah iklan pangan yang dievaluasi memuat kalimat, kata-kata, pernyataan, atau ilustrasi yang menyesatkan, dan atau menimbulkan penafsiran yang salah berkaitan dengan asal dan sifat bahan pangan? (Bab V Ketentuan Umum Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan proses, asal, serta sifat bahan 136

H. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penyertaan Undian, Sayembara, dan Hadiah Q1 Apakah iklan pangan yang dievaluasi menyertakan undian, sayembara, atau hadiah langsung? (Bab VIII Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Apakah secara jelas dan lengkap menyebutkan syarat-syarat keikutsertaan, jenis dan jumlah hadiah yang ditawarkan, serta cara-cara penyerahannya (untuk undian dan sayembara)? Apakah mencantumkan tanggal penarikan dan cara pengumuman pemenangnya serta menyebutkan izin yang berlaku (untuk undian dan sayembara) atau periode/masa berlaku (untuk hadiah langsung)? Apakah pada pencantuman hadiah langsung mensyaratkan selama persediaan masih ada atau ungkapan lain sejenisnya? Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan penyertaan undian, sayembara, dan hadiah I. Larangan Iklan Pangan yang Mengandung Bahan Tertentu atau Untuk Kelompok Orang Tertentu Q1 Apakah iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak? (Pasal 47 ayat 3 dan Pasal 52 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan) Q2 * 137

* Apakah media yang digunakan secara khusus ditujukan untuk anak-anak? (Pasal 47 ayat 3) Apakah iklan tersebut memuat peringatan tentang dampak negatif pangan tersebut bagi pertumbuhan dan kesehatan anak? (Pasal 52) Q2 Apakah iklan yang dievaluasi tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 (satu) tahun? (Pasal 47 ayat 4 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan) Apakah iklan tersebut dimuat dalam media cetak khusus tentang kesehatan dan telah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan? Apakah terdapat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI? Q3 Apakah iklan yang dievaluasi menyatakan bahwa pangan tersebut adalah pangan yang diperuntukkan bagi orang yang menjalankan diet khusus? (Pasal 49 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan) Apakah iklan tersebut mencantumkan unsur-unsur dari pangan yang mendukung pernyataan tersebut? (Ayat 1 ) Q4 * 138

* Apakah iklan tersebut memuat kandungan gizi pangan serta dampak yang mungkin terjadi apabila pangan tersebut dikonsumsi oleh orang lain yang tidak menjalankan diet khusus? (Ayat 2) Q4 Apakah iklan yang dievaluasi tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun? (Pasal 51 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan) Apakah iklan tersebut memuat keterangan mengenai peruntukkannya? (Ayat 1 ) Apakah iklan tersebut memuat peringatan mengenai dampak negatif pangan yang bersangkutan bagi kesehatan? (Ayat 2) Q5 Apakah iklan pangan yang dievaluasi dinyatakan khusus untuk penderita diabetes? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (j) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah produk pangan tersebut mengandung karbohidrat? Apakah berat karbohidrat pada komposisinya sangat kurang dibandingkan dengan makanan sejenisnya untuk penderita diabetes? # * 139

# * Apakah iklan tersebut menyatakan tidak mengandung gula? (poin ke-6 (k)) Iklan yang dievaluasi memenuhi peraturan berkaitan dengan pangan yang mengandung bahan tertentu atau untuk kelompok tertentu Apakah iklan pangan yang dievaluasi termasuk iklan produk pangan khusus (hasil olah susu jenis susu krim penuh, susu kental manis, susu skim dan filled milk, pengganti air susu ibu (PASI) atau susu bayi atau infant formula, vitamin, makanan pelengkap (food suplement) dan mineral, makanan diet, atau minuman beralkohol)? perlu dilakukan evaluasi dengan decision tree produk pangan kategori khusus Perlu dilakukan evaluasi dengan decision tree produk pangan kategori khusus 140

Lampiran 2. Decision tree kelompok pelanggaran kategori pangan khusus A. Decision Tree Kategori Hasil Olah Susu (Jenis Susu Krim Penuh, Susu Kental Manis, Susu Skim dan Filled Milk ) Q1 Apakah iklan tersebut mencantumkan klaim kesehatan tentang DHA dan ARA (untuk formula lanjutan)? (Pasal 7 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09657 tahun 2011 Tentang Persyaratan Penambahan Zat Gizi dan Zat Non Gizi dalam Pangan Olahan) Q2 Apakah iklan pangan yang dievaluasi berupa produk jenis 1 (susu krim penuh) atau jenis 2 (susu kental manis, susu skim dan filled milk )? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-1 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Jenis 1 Jenis 2 Apakah mencantumkan spot peringatan yang berbunyi Perhatian! cocok untuk bayi berumur di bawah 6 bulan MK Apakah diiklankan untuk bayi (sampai dengan 12 bulan) Apakah mencantumkan spot peringatan yang berbunyi Perhatian! cocok untuk bayi MK 141

B. Decision Tree Kategori Pengganti Air Susu Ibu (PASI) atau Susu Bayi (Infant Formula) Q1 Apakah iklan pengganti Air Susu Ibu (PASI) atau susu bayi atau infant formula yang dievaluasi dimuat dalam media jurnal kesehatan? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-2 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q2 Apakah iklan tersebut mencantumkan klaim kesehatan tentang DHA dan ARA (untuk susu bayi/infant formula)? (Pasal 7 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.23.11.11.09657 tahun 2011 Tentang Persyaratan Penambahan Zat Gizi dan Zat Non Gizi dalam Pangan Olahan) MK C. Decision Tree Kategori Vitamin Q1 Apakah iklan vitamin tersebut dalam konteks sebagai suplemen makanan pada keadaan tubuh tertentu, misalnya keadaan sesudah sakit/operasi, masa kehamilan dan menyusui, serta lanjut usia? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-4 (a) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q2 Apakah iklan tersebut terkesan memberikan anjuran bahwa vitamin dapat menggantikan makanan (subtitusi), atau vitamin mutlak dibutuhkan sehari-hari pada keadaan di mana gizi makanan sudah cukup? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-4 (b) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q3 142

Q3 Apakah iklan tersebut Q3 memberi kesan bahwa pemeliharaan kesehatan (umur panjang, awet muda, kecantikan) dapat tercapai hanya dengan penggunaan vitamin? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-4 (c) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q4 Apakah iklan tersebut memberi informasi secara langsung atau tidak langsung bahwa penggunaan vitamin dapat menimbulkan energi, kebugaran, peningkatan nafsu makan, dan pertumbuhan, mengatasi stres, ataupun peningkatan kemampuan seks? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-4 (d) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) MK D. Decision Tree Kategori Makanan Pelengkap (Food Suplement) dan Mineral Q1 Apakah iklan tersebut bermaksud untuk pencegahan dan mengatasi kekurangan makanan pelengkap dan mineral, misalnya sesudah operasi, sakit, wanita hamil dan menyusui, serta lanjut usia? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-5 Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) MK 143

E. Decision Tree Kategori Makanan Diet Q1 Apakah iklan tersebut berupa makanan diet rendah natrium? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (a) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah kadar natrium pada pangan tersebut tidak lebih dari setengah kandungan natrium yang terdapat pada produk normal yang sejenis, dan tidak lebih dari 120 mg/100g produk akhir? MK Q2 Apakah iklan tersebut berupa makanan diet sangat rendah natrium? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (b) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah kadar natrium tidak lebih dari 40 mg/100 g produk akhir? MK Q3 Apakah iklan tersebut berupa makanan diet kurang kalori? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (c) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q4 * 144

* Apakah mengandung tidak lebih dari setengah jumlah kalori produk normal jenis yang sama? MK Q4 Apakah iklan tersebut berupa makanan diet rendah kalori? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (d) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah mengandung tidak lebih dari 15 kalori pada setiap porsi rata-rata dan tidak lebih dari 30 kalori pada jumlah yang wajar dimakan setiap hari? MK Q5 Apakah iklan tersebut berupa makanan diet kurang laktosa? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (e) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Apakah diperoleh dengan cara mengurangi jumlah laktosa dengan membatasi penggunaan bahan-bahan yang mengandung laktosa? MK Q6 Apakah iklan tersebut berupa makanan diet rendah laktosa? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (f) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) 145

Q6 Apakah mengandung laktosa tidak lebih dari 1/20 bagian dari produk normal? MK Q7 Apakah iklan tersebut berupa makanan diet bebas gluten? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-6 (f) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Makanan diet jenis lain tidak diatur dalam PP MK Apakah diperoleh dari serealia yang dihilangkan glutennya? F. Decision Tree Kategori Minuman Keras (Minuman Beralkohol) Q1 Apakah iklan minuman beralkohol yang dievaluasi berkadar etanol (C 2 H 5 OH) lebih dari atau sama dengan 1% (satu perseratus)? (Pasal 58 ayat 1 dan 2 PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan, Bab VII Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.1831 Tentang Pedoman Periklanan Pangan) Q2 146

Q2 Apakah iklan tersebut atau merangsang orang untuk mulai minum minuman keras? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-3 (a) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q3 Apakah iklan tersebut menggambarkan penggunaan minuman keras dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-3 (b) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Q4 Apakah iklan tersebut ditujukan terhadap anak dibawah usia 16 tahun dan atau wanita hamil, atau menampilkan mereka dalam iklan? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-3 (c) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) Q5 Apakah iklan tersebut merupakan produk minuman keras golongan C (kadar alkohol 20% sampai dengan 55%)? (Petunjuk Teknis Khusus poin ke-3 (d) Peraturan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan dan Minuman) MK 147

Lampiran 3. Form penilaian iklan pangan FORM PENILAIAN IKLAN PANGAN Kode evaluasi iklan : Nama produk iklan pangan : (nama merek dagang) No. Registrasi Produk : (registrasi yang dikeluarkan BPOM) Nama Media : Edisi / Tanggal terbit media : Kategori produk : (lihat kategori pangan) Jenis Produk : Identitas produsen / distributor : ada / tidak ada Analisa pelanggaran : Golongan Pelanggaran Pelanggaran Kata-kata atau ilustrasi yang menunjukkan pelanggaran Kesimpulan : MK / Iklan yang dievaluasi memenuhi decision tree Kategori umum golongan A mengenai penggunaan kata-kata atau ilustrasi yang berlebihan sebanyak =... % Kategori umum golongan B mengenai norma kesusilaan dan penggunaan model iklan anak-anak berusia di bawah lima tahun sebanyak =... % Kategori umum golongan C mengenai pendiskreditan atau kesan merendahkan baik secara langsung maupun tidak langsung pangan lain sebanyak =... % Kategori umum golongan D mengenai iklan pangan yang mengarah bahwa pangan seolah-olah sebagai obat sebanyak =... % Kategori umum golongan E mengenai pencantuman logo, tulisan, atau referensi sebanyak =... % Kategori umum golongan F mengenai klaim gizi, manfaat kesehatan, dan keamanan pangan sebanyak =... % Kategori umum golongan G mengenai proses, asal, serta sifat bahan sebanyak =... % Kategori umum golongan H mengenai penyertaan undian, sayembara, dan hadiah sebanyak =... % Kategori umum golongan I mengenai pangan yang mengandung bahan tertentu atau untuk kelompok tertentu =... % Kategori khusus golongan... sebanyak =... % Total compliance iklan yang dievaluasi terhadap peraturan perundang-undangan berdasarkan decision tree =... % 148

Lampiran 4. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi orang Indonesia No Kelmpok Umur Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Energi (Kkal) Protein (g) Vit.A (RE) Vit D (ug) Vit E (mg) Vit K (ug) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Asam folat (ug) Piridoksin (mg) Vit. B12 (ug) Vit.C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Magnesium (mg) Besi (mg) Yodium (ug) Seng (mg) Sele nium (ug) Mang an (mg) Fluor (mg) Anak 1 0-6 bl 6 60 550 10 375 5 4 5 0,3 0,3 2 65 0,1 0,4 40 200 100 25 0,5 90 1,3 5 0,003 0,01 2 7-12 bl 8,5 71 650 16 400 5 5 10 0,4 0,4 4 80 0,3 0,5 40 400 225 55 7 90 7,5 10 0,6 0,4 3 1-3 th 12 90 1000 25 400 5 6 15 0,5 0,5 6 150 0,5 0,9 40 500 400 60 8 90 82 17 1,2 0,6 4 4-6 th 17 110 1550 39 450 5 7 20 0,6 0,6 8 200 0,6 5 45 500 400 80 9 120 9,7 20 1,5 0,8 5 7-9 th 25 120 1800 45 500 5 7 25 0,9 0,9 10 200 1 1,5 45 600 400 120 10 120 11,2 20 1,7 1,2 Laki-laki 6 10-12 th 35 138 2050 50 600 5 11 35 1 1 12 300 1,3 1,8 50 1000 1000 170 13 120 14 20 1,9 1,7 7 13-15 th 46 150 2400 60 600 5 15 55 1,2 1,2 14 400 1,3 2,4 75 1000 1000 220 19 150 17,4 30 2,2 2,3 8 16-18 th 55 160 2600 65 600 5 15 55 1,3 1,3 16 400 1,3 2,4 90 1000 1000 270 15 150 17 30 2,3 2,7 9 19-29 th 56 165 2550 60 600 5 15 65 1,2 1,3 16 400 1,3 2,4 90 800 600 270 13 150 12,1 30 2,3 3 10 30-49 th 62 165 2350 60 600 5 15 65 1,2 1,3 16 400 1,3 2,4 90 800 600 300 13 150 13,4 30 2,3 3 11 50-64 th 62 165 2250 60 600 10 15 65 1,2 1,3 16 400 1,7 2,4 90 800 600 300 13 150 13,4 30 2,3 3 12 60+ th 62 165 2050 60 600 15 15 65 1 1,3 16 400 1,7 2,4 90 800 600 300 13 150 13,4 30 2,3 3 Wanita 13 10-12 th 37 145 2050 50 600 5 11 35 1 1 12 300 1,2 1,8 50 1000 1000 180 20 120 12,6 20 1,6 1,8 14 13-15 th 48 153 2350 57 600 5 15 55 1,1 1 13 400 1,2 2,4 65 1000 1000 230 26 150 15,4 30 1,6 2,4 15 16-18 th 50 154 2200 50 600 5 15 55 1,1 1 14 400 1,2 2,4 75 1000 1000 240 26 150 14 30 1,6 2,5 16 19-29 th 52 156 1900 50 500 5 15 55 1 1,1 14 400 1,3 2,4 75 800 600 240 26 150 9,3 30 1,8 2,5 17 30-49 th 55 156 1800 50 500 5 15 55 1 1,1 14 400 1,3 2,4 75 800 600 270 26 150 9,8 30 1,8 2,7 18 50-64 th 55 156 1750 50 500 10 15 55 1 1,1 14 400 1,5 2,4 75 800 600 270 12 150 9,8 30 1,8 2,7 19 60+ th 55 156 1600 50 500 15 15 55 1 1,1 14 400 1,5 2,4 75 800 600 270 12 150 9,8 30 1,8 2,7 20 21 22 Hamil (+an) Timester 1 +180 +17 +300 +0 +0 +0 +0.3 +0.3 +4 +200 +0.4 +0.2 +10 +150 +0 +30 +0 +50 +1.7 +5 +0.2 +0.2 Timester 2 +300 +17 +300 +0 +0 +0 +0.3 +0.3 +4 +200 +0.4 +0.2 +10 +150 +0 +30 +0 +50 +1.7 +5 +0.2 +0.2 Timester 3 +300 +17 +300 +0 +0 +0 +0.3 +0.3 +4 +200 +0.4 +0.2 +10 +150 +0 +30 +0 +50 +1.7 +5 +0.2 +0.2 23 24 Menyusui (+an) 6 bl pertama +500 +17 +350 +0 +4 +0 +0.3 +0.4 +3 +100 +0.5 +0.4 +45 +150 +0 +30 +6 +50 +4.6 +10 +0.8 +0.2 6 bl kedua +550 +17 +350 +0 +4 +0 +.03 +0.4 +3 +100 +0.5 +0.4 +45 +150 +0 +30 +6 +50 +4.6 +10 +0.8 +0.2 149

Lampiran 5. Acuan Label Gizi produk pangan No Zat Gizi Satuan Umum Bayi 0-6 bulan Nilai Acuan Label Gizi untuk Kelompok Konsumen Anak 7-23 bulan Anak 2-5 tahun Ibu Hamil Ibu Menyusui 1 Energi Kal 2000 550 800 1300 2160 2425 2 Lemak Total g 62 35 27 40 60 67 3 Lemak Jenuh g 18 - - - 19 22 4 Kolesterol mg < 300 - - - < 300 < 300 5 Asam Linoleat g - 2,0 3,0 4,0 6 7 6 Protein g 60 10 20 35 81 91 7 Karbohidrat Total g 300 50 120 200 324 364 8 Serat Makanan g 25 - - - 25 25 9 Vitamin A *) RE 600 375 400 440 800 850 Setara Karoten mcg 7200 4500 4800 5280 9600 10200 Total *) Setara Beta Karoten *) mcg 3600 2250 2400 2640 4800 5100 10 Vitamin D mcg 10 5 5 5 5 5 11 Vitamin E mg 15 4 6 7 15 19 12 Vitamin K mcg 60 5 12 18 55 55 13 Thiamin mg 1,0 0,3 0,5 0,7 1,3 1,3 14 Riboflavin mg 1,2 0,3 0,5 0,6 1,4 1,5 15 Niasin mg 15 2 5 7 18 17 16 Asam Folat mcg 400 65 90 185 600 500 17 Asam Panthotenat mg 7 1,4 2,0 3,0 7 7 18 Piridoksin mg 1,3 0,1 0,4 0,6 1,7 1,8 19 Vitamin B12 mcg 2,4 0,4 0,6 1,0 2,6 2,8 20 Vitamin C mg 90 40 40 45 90 100 21 Kalium mg 4700 400 700 3400 4700 5100 22 Natrium mg < 2300 120 370 1100 1500 < 2300 23 Kalsium mg 800 200 480 500 950 950 24 Fosfor mg 600 100 320 400 600 600 25 Magnesium mg 270 25 60 80 270 270 26 Besi mg 26 0,3 8 8 33 32 27 Yodium mcg 150 90 90 110 200 200 28 Zink mg 12 5,5 8 9,4 14,7 13,9 29 Selenium mcg 30 5 13 19 35 40 30 Mangan mg 2 0,003 0,8 1,4 2 2,6 31 Fluor mg 2,5 0,01 0,6 0,8 2,7 2,7 (Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Repbulik Indonesia Nomor: HK.00.05.52.6291 Tentang Acuan Label Gizi Produk Pangan 2007) 150

Lampiran 6. Contoh iklan yang tidak memenuhi peraturan perundangundangan A. Iklan pangan yang menggunakan kata-kata atau ilustrasi yang berlebihan (1) Menggunakan kata-kata seperti aman, tidak berbahaya, tidak mengandung risiko atau efek sampingan

(2) Memuat keterangan atau pernyataan bahwa pangan tersebut adalah sumber energi yang unggul dan segera memberikan kekuatan 152

(3) Memuat ilustrasi peragaan maupun kata-kata yang berlebihan sehingga dapat menyesatkan konsumen. 153

(4) Menggunakan pernyataan bahwa produk pangan tersebut dapat meningkatkan kecerdasan atau meningkatkan IQ 154

B. Iklan pangan yang mendiskreditkan atau merendahkan pangan lain baik secara langsung maupun tidak langsung (1) Secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa lain atau dengan kata lain mendiskreditkan produk pangan lainnya 155

C. Iklan pangan yang mengarah bahwa pangan seolah-olah sebagai obat (1) Memuat pernyataan atau keterangan dalam bentuk apapun bahwa pangan yang bersangkutan seolah-olah dapat berfungsi sebagai obat 156

D. Iklan pangan yang mencantumkan logo, tulisan, atau referensi (1) Mencantumkan kata halal atau logo halal 157

(2) Memuat pernyataan dan/atau menampilkan nama, logo, atau identitas lembaga yang melakukan analisis dan mengeluarkan sertifikat terhadap pangan 158

E. Iklan pangan yang mencantumkan klaim gizi, manfaat kesehatan dan keamanan pangan (1) Memuat pernyataan atau keterangan bahwa pangan telah diperkaya dengan vitamin, mineral, atau zat penambah gizi lainnya, dan (2) Mencantumkan adanya vitamin dan mineral 159

(3) Mencantumkan klaim kandungan zat gizi 160

(4) Mencantumkan klaim rendah... (nama komponen pangan) atau bebas... (nama komponen pangan) 161

(5) Memuat klaim perbandingan zat gizi 162

(6) Mencantumkan klaim fungsi zat gizi 163

(7) Mencantumkan klaim fungsi lain atau klaim penurunan risiko penyakit, dan (8) Mencantumkan informasi bebas bahan tambahan pangan berupa pernyataan dan atau tulisan dengan menggunakan kata bebas, tanpa, tidak mengandung atau kata semakna lainnya 164

(9) Mencantumkan klaim yang memuat pernyataan bahwa konsumsi pangan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua zat gizi esensial, dan (10) Mencantumkan klaim yang menyebabkan konsumen mengkonsumsi suatu jenis pangan olahan secara tidak benar 165

(11) Mencantumkan mengandung lebih dari satu vitamin dan mineral 166

F. Iklan pangan yang mengandung pernyataan tentang proses dan asal serta sifat bahan pangan (1) Memuat pernyataan atau keterangan bahwa pangan tersebut dibuat dari bahan yang segar 167

(2) Memuat kata-kata segar 168

(3) Memuat kata-kata alami 169

(4) Memuat kata-kata murni 170

(5) Memuat kata-kata dibuat dari 171

(6) Memuat kalimat, kata-kata, pernyataan yang menyesatkan, dan atau menimbulkan penafsiran yang salah berkaitan dengan asal dan sifat bahan pangan 172

G. Iklan pangan yang menyertakan undian, sayembara, dan hadiah (1) Pencantuman sayembara 173

(2) Pencantuman hadiah langsung 174

H. Iklan pangan yang mengandung bahan tertentu atau untuk kelompok orang tertentu (1) Iklan tentang pangan olahan tertentu yang mengandung bahan-bahan yang berkadar tinggi yang dapat membahayakan dan atau mengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak 175

(2) Iklan yang dievaluasi tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan atau anak berumur dibawah lima tahun 176

I. Iklan pangan kategori khusus produk hasil olah susu (jenis susu krim penuh, susu kental manis, susu skim dan filled milk ) (1) Susu jenis susu krim penuh tidak mencantumkan spot peringatan yang berbunyi Perhatian! cocok untuk bayi berumur di bawah 6 bulan 177

J. Iklan pangan kategori khusus vitamin (1) dalam konteks sebagai suplemen makanan pada keadaan tubuh tertentu, misalnya keadaan sesudah sakit/operasi, masa kehamilan dan menyusui, serta lanjut usia, dan (2) Terkesan memberikan anjuran bahwa vitamin dapat menggantikan makanan (subtitusi), atau vitamin mutlak dibutuhkan sehari-hari pada keadaan di mana gizi makanan sudah cukup 178

(3) Memberi kesan bahwa pemeliharaan kesehatan (umur panjang, awet muda, kecantikan) dapat tercapai hanya dengan penggunaan vitamin 179

(4) Memberi informasi secara langsung atau tidak langsung bahwa penggunaan vitamin dapat menimbulkan energi, kebugaran, peningkatan nafsu makan dan pertumbuhan mengatasi stres, ataupun peningkatan kemampuan seks 180

K. Iklan pangan kategori khusus makanan pelengkap (food suplement) dan mineral (1) dalam konteks pencegahan dan mengatasi kekurangan makanan pelengkap dan mineral, misalnya sesudah operasi, sakit, wanita hamil dan menyusui, serta lanjut usia 181

L. Iklan pangan kategori khusus makanan diet (1) Makanan diet rendah natrium 182

Lampiran 7. Contoh iklan pangan yang memenuhi peraturan perundangundangan 183

184