SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

dokumen-dokumen yang mirip
Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

1. Tinjauan Umum

SURVEI KONSUMEN. September 2006

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Analisis Perkembangan Industri

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Herdiansyah Eka Putra B

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SISTEM EKONOMI INDONESIA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2005

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

Transkripsi:

SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap sebagai saat yang tepat untuk melakukan investasi Responden optimis kondisi ekonomi 2007 akan membaik dibanding 2006 Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan I-2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I-2006 diperkirakan sama dengan triwulan IV-2005 Berdasarkan hasil Survei Persepsi Pasar (SPP) triwulan IV-2005, kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I-2006 secara umum diperkirakan relatif sama dibandingkan dengan hasil survei triwulan III-2005 yang memperkirakan kondisi ekonomi akan memburuk. Kondisi yang relatif belum berubah tersebut dicerminkan oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi yang relatif tetap (5,1%-6,0%) dan nilai tukar Rp/USD yang relatif stabil (kisaran Rp9.501-Rp10.000). Adapun pertumbuhan ekspor dan impor barang diperkirakan masih tinggi (kisaran 22,5%-3), tingkat inflasi diperkirakan masih melampaui 8,0% (atau secara rata-rata sebesar 13,27%), dan surplus transaksi berjalan terhadap PDB menurun (berada pada kisaran 0,1%- ). No. Tabel 1 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan Realisasi Tw. I-2005 *) Realisasi Tw. II-2005 *) Realisasi Tw. III-2005 *) Perkiraan Tw. IV-2005 Perkiraan Tw. I-2006 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,12% 5,84% 5,34% 5,1% - 6,0% 5,1% - 6,0% 2. Inflasi (y-o-y) 8,81% 7,42% 9,06% > 8,0% > 8,0% 3. Nilai Tukar Rp/USD 9.281 9.556 10.013 > 10.000 9.501-10.000 4. Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 0,18% -0,17% -0,02% 0,1% - 0,1% - 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 33,84% 18,59% 13,14% 22,5% - 3 22,5% - 3 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 31,01% 39,14% 31,07% 22,5% - 3 22,5% - 3 Keterangan: *) Angka sementara Indikator Ekonomi Perkiraan Kondisi Ekonomi 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada 2005 diperkirakan memburuk Kondisi ekonomi makro Indonesia pada 2006 secara umum diperkirakan akan membaik dibanding 2005. Perkembangan sebagian besar indikator ekonomi makro diperkirakan masih berada pada kisaran yang sama dengan perkiraan realisasi 2005, seperti pertumbuhan ekonomi (5,1%-6,0%), tingkat inflasi (>8,0% atau secara rata-rata sebesar 9,5%), nilai tukar Rp/USD (pada kisaran Rp9.501-Rp10.000), surplus transaksi berjalan terhadap PDB (0,1%- terhadap PDB), pertumbuhan ekspor dan impor barang (pada kisaran 22,5%- 3), dan tingkat pengangguran (10,1%-11,0%). Adapun defisit anggaran pemerintah terhadap PDB diperkirakan berkurang (<= 1,0%). Membaiknya kondisi perekonomian 2006 ditunjukkan oleh perkiraan perkembangan beberapa indikator ekonomi sbb.: Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-2001 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah 94 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Bandarlampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun e-mail. Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak). Tim Statistik Sektor Riil 1

- nilai tukar diperkirakan relatif stabil pada kisaran Rp9.501-Rp10.000 per dollar Amerika (sebelumnya pada SPP Tw. III-2005 diperkirakan melampaui Rp10.000 per dollar Amerika) - pertumbuhan ekspor dan impor barang yang tinggi pada kisaran 22,5%- 3-2006 diperkirakan sebagai waktu yang tepat untuk melakukan investasi, dengan perkiraan PMA dan PMDN akan meningkat. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 2004, Perkiraan 2005 dan 2006 Realisasi Perkiraan 2005 Perkiraan 2006 No. Indikator Ekonomi Tahun 2004 Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Triwulan I-2005 Triwulan II-2005 Triwulan III-2005 Triwulan IV-2005 1. Pertumbuhan Ekonomi 5,13% 5,1% - 6,0% 5,1% - 6,0% 5,1% - 6,0% 5,1% - 6,0% 2. Inflasi 6,40% 6,1% - 7,0% 7,1% - 8,0% > 8,0% > 8,0% 3. Nilai Tukar Rp/USD 8.940 9.001-9.500 9.001-9.500 9.501-10.000 9.501-10.000 4. Transaksi Berjalan (% surplus dari PDB) 1,03% <= 3,0% <= 3,0% 0,1% - 0,1% - 5. Pertumbuhan Ekspor Barang 11,28% 10,1% - 15,0% 5,1% - 1 7,6% - 15,0% 7,6% - 15,0% 6. Pertumbuhan Impor Barang 21,51% > 15% > 15% 22,5% - 3 22,5% - 3 7. Anggaran (% defisit dari PDB) 1,30% 1,1% - 1,1% - 1,1% - <= 1,0% 8. Tingkat Pengangguran 9,80% 9,1% - 1 9,1% - 1 10,1% - 11,0% 10,1% - 11,0% Tabel 3 Perkiraan Beberapa Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi 2005 No. Faktor Penghambat Sangat Lemah Sedang Kuat Sangat Lemah Kuat FAKTOR DOMESTIK (INTERNAL) 1. Laju Inflasi XY 2. Tingkat suku bunga dalam negeri XY 3. Meningkatnya volatilitas nilai tukar Rupiah XY 4. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil Y X 5. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas XY 6. Penurunan kapasitas produksi terpakai XY 7. Inkonsistensi kebijakan pemerintah XY 8. Tingginya upah XY 9. Situasi perburuhan yang belum kondusif X Y 10. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) XY 11. Permasalahan restrukturisasi utang swasta dan pemerintah (termasuk yang dikelola BPPN) XY 12. Lemahnya penegakan dan kepastian hukum Y X 13. Korupsi XY 14. Koordinasi dalam kabinet X Y 15. Hubungan Eksekutif dan Legislatif XY 16. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah XY 17. Dukungan militer terhadap pemerintah XY 18. Tingkat keyakinan konsumen XY 19. Tingkat pengangguran XY 20. Tingkat kemiskinan XY 21. Kemudahan prosedur/perizinan untuk melakukan investasi XY 22. Kemudahan melakukan repatriasi keuntungan XY 23. Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) XY 24. Ancaman disintegrasi Y X 25. Unjuk rasa yang bersifat anarkis Y X 26. Gangguan hubungan diplomatik XY 27. Tekanan Internasional XY 28. Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) XY 29. Sumber Daya Manusia yang bersih dan profesional XY 30. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan XY 31. Konflik SARA XY FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu Y X 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang XY 3. Tingginya tingkat suku bunga internasional Y X 4. Wabah Penyakit XY Keterangan : X = Perkiraan Tahun 2005 berdasarkan hasil Survei Triwulan III-2005 Y = Perkiraan Tahun 2005 berdasarkan hasil Survei Triwulan IV-2005 Tim Statistik Sektor Riil 2

Pertumbuhan ekonomi 2006 diperkirakan mengalami hambatan disebabkan oleh faktor internal (domestik) antara lain: tingginya laju inflasi, tingkat suku bunga dalam negeri, meningkatnya volatilitas nilai Rupiah, inkonsistensi kebijakan pemerintah, korupsi, tingkat pengangguran, dan tingkat kemiskinan. Sementara itu, kondisi perekonomian dunia diperkirakan tidak terlalu menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2006 (Tabel 3). Perkiraan Kondisi Ekonomi 2006 Hasil Survei Persepsi Pasar (SPP) Tw. IV-2005 memperkirakan kondisi ekonomi makro Indonesia pada 2007 secara umum akan membaik dibanding perkiraan 2006. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan melampaui 6,0%, tingkat inflasi yang stabil (pada kisaran 7,1%-8,0%) yang terutama diakibatkan oleh kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan, ekspektasi kenaikan harga, dan pergerakan nilai tukar Rupiah. Adapun nilai tukar Rp/USD diperkirakan berada pada kisaran Rp9.001 Rp9.500, dan tingkat pengangguran pada kisaran 10,1%-11,0%. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 2007 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 2007 Menurut Hasil Survei Triwulan IV-2005 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) > 6,0% 2. Inflasi (y-o-y) 7,1% -8,0% 3. Nilai Tukar Rp/USD 9.501-10.000 4. Tingkat Pengangguran 10,1% - 11,0% Tim Statistik Sektor Riil 3

PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULAN I-2006 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi Indonesia pada triwulan I-2006 diperkirakan oleh sebagian besar responden (55,9%) tumbuh (y-o-y) pada kisaran 5,1%-6,0% (Grafik 1). Perkiraan Inflasi Pada triwulan I-2006, 70,6% responden memperkirakan inflasi secara kumulatif akan melampaui 8,0% atau secara rata-rata mencapai 13,3%. Angka inflasi yang relatif tinggi tersebut menurut sebagian besar responden terutama disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan dan ekspektasi adanya kenaikan harga (Grafik 2). Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Grafik 2 Perkiraan Inflasi Triwulanan 2,9% > 6,0% 6,9% 4,8% 55,9% 5,1% - 6,0% 59,7% 66,1% 33,8% 4,1% - 5,0% 22,2% 25,8% 7,4% 3,1% - 4,0% 9,7% <= 3,0% 1,4% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% > 8,0% 52,8% 19,1% 7,1% - 8,0% 36,1% 5 6,1% - 7,0% 9,7% 35,5% 5,1% - 6,0% 8,1% <= 5% 1,4% 4,8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Sebagian besar responden (79,4%) memperkirakan nilai tukar Rp/USD pada triwulan I-2006 akan berada pada kisaran Rp9.501-Rp10.000 (Grafik 3). Perkiraan Transaksi Berjalan (persentase dari PDB) Pada triwulan I-2006, sebagian besar responden (78,0%) memperkirakan transaksi berjalan Indonesia akan mengalami surplus pada kisaran 0,1%- terhadap PDB (Grafik 4). Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan Grafik 4 Perkiraan Surplus Transaksi Berjalan Triwulanan (persentase dari PDB) 8,8% > 10.000 56,9% 79,4% 9.501-10.000 41,7% 10,3% 9.001-9.500 1,4% 66,1% 8.501-9.000 <= 8.500 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% > 4,6% 3,3% 1,7% 3,1% - 4,5% 2,0% 77,1% 20,3% - 3,0% 13,7% 19,7% 78,0% 0,1% - 76,5% < 0,1% 7,8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Tim Statistik Sektor Riil 4

Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Ekspor barang (migas dan non migas) Indonesia pada triwulan I-2006 diperkirakan oleh sebagian besar responden (41,2%) akan tumbuh pada kisaran 22,5%-3 (y-o-y). Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Impor barang (migas dan non migas) pada triwulan I-2006 diperkirakan oleh 38,8% responden akan tumbuh pada kisaran 22,5%-3 (y-o-y), bahkan sebanyak 26,9% responden memperkirakan impor barang akan tumbuh melebihi 3. Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Triwulanan Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Triwulanan > 3 > 3 26,9% 27,8% 22,5% - 3 41,2% 35,6% 56,9% 22,5% - 3 38,8% 4 53,2% 15,1% - 22,5% 11,9% 33,8% 29,2% 15,1% - 22,5% 3,2% 13,4% 19,4% 7,6% - 15,0% 19,1% 12,5% 17,0% 7,6% - 15,0% 8,3% 4,8% 16,4% <= 7,5% 1,4% 35,6% <= 7,5% 4,5% 38,7% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Perkiraan Kegiatan Investasi Sebagian besar responden (62,1%) memperkirakan bahwa triwulan I-2006 belum merupakan saat yang tepat untuk melakukan kegiatan investasi. Kondisi ekonomi yang belum stabil akibat naiknya harga bahan bakar minyak, tingkat suku bunga yang tinggi, dan menurunnya konsumsi rumah tangga menjadi faktor utama penyebab kurangnya minat investor baik asing maupun dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Grafik 7 Perkiraan Kegiatan Investasi Triwulanan 62,1% Tidak 80,6% 37,9% Ya 19,4% 67,7% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Tim Statistik Sektor Riil 5

PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2006 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Sebagian besar responden (61,8%) memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2006 akan tumbuh (y-o-y) berada pada kisaran 5,1%-6,0% (Grafik 8). Perkiraan Inflasi Pada 2006, 52,9% responden memperkirakan inflasi akan melampaui 8,0% atau secara rata-rata diperkirakan akan mencapai 9,50%. Tekanan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh dampak kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan dan adanya ekspektasi meningkatnya harga umum (Grafik 9). Grafik 8 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2006 Grafik 9 Perkiraan Inflasi 2006 17,7% > 6,0% 4,3% 61,8% 5,1% - 6,0% 7 53,2% 16,2% 4,1% - 5,0% 25,7% 14,5% 3,1% - 4,0% <= 3,0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 52,9% > 8,0% 26,4% 8,1% 36,8% 7,1% - 8,0% 62,5% 30,7% 7,4% 6,1% - 7,0% 8,3% 37,1% 2,9% 5,1% - 6,0% 2,8% 24,2% <= 5% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Sebagian besar responden (67,6%) memperkirakan nilai tukar Rp/USD akan berada pada kisaran Rp9.501-Rp10.000 per USD, relatif sama dibanding perkiraan pada survei triwulan III-2005. Bahkan sebanyak 17,5% responden memperkirakan nilai tukar Rp akan menguat pada kisaran Rp9.001-Rp9.500 per USD. Perkiraan Tingkat Pengangguran Persepsi sebagian besar responden survei (50,7%) terhadap perkiraan angka pangangguran Indonesia untuk 2006 berada pada kisaran 10,1%-11,0%, dan sebanyak 31,3% responden memperkirakan tingkat pengangguran pada 2006 akan melampaui 11,0% atau secara rata-rata mencapai 12,3%. Grafik 10 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 2006 Grafik 11 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2006 11,8% > 10.000 23,9% 3,2% 67,7% 9.501-10.000 63,4% 11,3% 17,7% 9.001-9.500 9,9% 71,0% 2,9% 8.501-9.000 2,8% 12,9% <= 8.500 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 31,3% > 11,0% 6,9% 3,2% 50,8% 10,1% - 11,0 5 33,9% 14,9% 9,1% - 1 36,1% 8,1% - 9,0% 6,9% 29,0% <= 8,0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Tim Statistik Sektor Riil 6