Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB VII HUBUNGAN ANTARA REPRESENTASI SOSIAL PROGRAM SPP PNPM TERHADAP PERILAKU RESPONDEN DALAM MENGIKUTI PROGRAM SPP PNPM

BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

(PNPM : : PJOK,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia yang tergolong miskin. Bagi mereka mencari kredit mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

Oleh: Elfrida Situmorang

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN TERHADAP KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI DI KOTA BENGKULU

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ANITA RAHAYU NIM F Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

Prosedur Persetujuan, Pencairan Dana, Dan Pengelolaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank BTN Cabang Bekasi Kranji

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

III. METODE PENELITIAN. Lebak yang merupakan wilayah pelaksana Program Nasional Pemberdayaan

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendidikan juga bergerak dalam bidang perekonomian. Sesuai dengan tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Limehe Timur adalah salah satu dari sembilan desa di Kecamatan

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BAB III PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum KSP Kasih Sentosa Kota Surakarta. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kasih Sentosa kota Surakarta di

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB III DESKRIPSI TENTANG UP2K (USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA) DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum OLEH: HUSAINI

BAB III METODE PENELITIAN. 2001;Saunders, Lewis & Thornhill 2007 dalam Sarosa, 2011). Penelitian kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Letak dan Keadaan Fisik

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM MANDIRI PERDESAAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

FAKTOR-FAKTOR PENGHINDAR PEMERKASAAN MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan keluarganya. Wijono(2004). Sedangkan menurut Bank. mempunyai hasil penjualan paling banyak Rp.100 juta per tahun.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA WINUMURU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

Panduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP. 1. Kebijakan yang diberikan PT. Bank Nagari Cabang Sijunjung dalam. a. Kredit Kepada Masyarakat yang Berpenghasilan Tetap (Kredit

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KANTOR CABANG CIANJUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, pendamping, pelatihan, serta peminjaman dana. Program ini juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

POLA KEBIJAKAN TAHUN BUKU 2016 KOPDIT PADAT ASIH

POLA KEBIJAKAN TAHUN BUKU 2017 KOPDIT PADAT ASIH

BUPATI PAKPAK BHARAT

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

POLA KEBIJAKAN KOPDIT BERCA HARAPAN PERSADA ( CU B H P ) GEDUNG BERCA Jl. Abdul Muis No. 62 Jakarta 10160

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 08/Per/M.KUKM/II/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

Transkripsi:

Tabel Triangulasi Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP 1. M.Basuki Sutopo (ketua UPK) 2. Kholidah (Kader SPP) 3. Suranti (Ketua Badan Pengawas UPK) Dana yang dikeluarkan untuk pinjaman kepada kaum Buku panduan PTO perempuan harus membuat kelompok dan diluar kelompok dan proposal tidak menerima pinjaman dari SPP. Cara penyaluran dana pengajuan kegiatan SPP ini yaitu dengan mensurvey dan memverifikasi data SPP dilaksanakan kelompok apakah benar adanya dan apakah sesuai dengan prosedural. kebutuhannya, setelah tim verifikasi melakukan survey dan semua data-data yang diberikan kelompok itu benar, maka dana akan segera dicairkan seminggu setelah verifikasi dengan jangka waktu pengembalian duabelas bulan. Dana yang diterima yaitu perkelompok, tetapi setelah itu dibagikan per anggota kelompok dengan bagian masingmasing yang sudah ditentukan berapa besar dana yang dipinjam. Maksimal dana yang diterima per anggota yaitu lima juta rupiah. Pengembaliannya dibayarkan perkelompok juga, sesuai angsuran yang ditetapkan beserta bunganya. Kriteria kelompok SPP yaitu, kelompok minimal sudah terbentuk selama satu tahun. Kelompok yang mengajukan sebelumnya telah melakukan kegiatan simpan pinjam, dan Pelaksanaan kegiatan SPP dialkukan di kantor UPK, dan secara

biaya yang diusulkan cukup wajar sesuai dengan kebutuhan usaha. Dana yang telah diterima oleh kelompok disalurkan dan kelompok melakukan kegiatan simpan pinjam di dalam kelompok tersebut yang dinamakan usaha bersama (UB) dan dipinjamkan kembali kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pinjaman, jadi semacam koperasi kecil yang dibuat oleh kelompok. Kesimpulan: Dari hasil wawancara di atas maka dapat dikatakan bahwa bahwa pinjaman SPP diberikan secara terorganisir, yaitu diberikan kepada kelompok kemudian diolah dan diberikan secara merata kepada setiap anggotanya. b. Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat 1. Tingah (Masyarakat) 2. Yuli (Ketua Kelompok Mawar) Saya tidak tahu kalau ada PNPM yang memberikan pinjaman kepada masyarakat. Kalau mendengar saya pernah mendengar PNPM, tapi tidak SPP. Mungkin hanya orang-orang yang ada di sekitar tempat-tempat usaha seperti pasar dan yang rumahnya dekat dengan balai desa tempat pihak UPK memberikan sosialisai yang mengetahui program SPP ini. Masyarakat di sekitar tempat tinggal saya memang jauh dari kelurahan, dan agak terpencil jadi tetangga saya banyak yang tidak tahu apa itu SPP. Pertemuan yang kami lakukan yaitu untuk membahas atau mengevaluasi tentang simpan pinjam yang dilakukan kelompok itu sendiri. Jadwal rutin Foto kelompok mawar yang sedang melakukan pertemuan. Banyak masyarakat yang belum mengetahui program SPP, karena sosialisai yang dilakukan kurang maksimal.

pertemuan kami adalah satu bulan sekali. Namun dalam pertemuan masih ada anggota yang tidak bisa atau jarang menghadiri pertemuan karena sibuk. Kesimpulan: Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, khusunya di daerah masyarakat yang berada di pelosok atau terpencil. Namun, walaupun begitu, masyarakat sudah banyak yang berpartisipasi dalam kegiatan SPP, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan program ini. Fokus 2. Evaluasi Proses (Evaluation Process) a. Kemudahan 1. M. Basuki Sutopo (Ketua UPK) 2. Suranti (Ketua Badan Pengawas UPK) Syarat untuk mendapatkan pinjaman dana SPP yaitu Data jumlah Dalam pengajuan masyarakat mengajukan proposal khususnya kaum kelompok SPP di proposal sudah ada perempuan dengan membuat kelompok minimal anggotanya Kecamatan Kalirejo. prosedur yang dibuat lima orang. Untuk meminjam dana SPP ini tidak oleh pihak pengelola menggunakan agunan jadi sangat mudah sekali untuk yaitu UPK, sehingga masyarakat mendapatkan pinjaman dari SPP. Dana yang masyarakat hanya dipinjam minimal 10 juta dan maximal lima juta perorang mengisi data-data dengan suku bunga yang sangat rendah yaitu 1,5 persen dari yang sudah ada dan pinjaman. menjelaskan alasan Syarat yang dibutuhkan untuk mengajukan pinjaman sangat mudah yaitu hanya dengan membuat kelompok minimal 5 orang, fotokopi KTP, dan membuat proposal pengajuan pinjaman. Membuat proposal pengajuan pinjaman pun kagiatan SPP.

sangat mudah, format proposal sudah disediakan dari UPK sehingga masyarakat hanya tinggal mengisi data-data yang sudah ditentukan 3. Warsini (Anggota Kelompok Mawar) 4. Nuraini (Masyarakat miskin) Syarat untuk mendapatkan pinjaman dana SPP tidak sulit dan sangatlah mudah karena tidak menggunakan anggunan, hanya menggunakan fotokopi KTP,lalu membuat kelompok yang beranggotakan minimal lima orang dan membuat proposal dan bunganya pun sangat rendah hanya 1,5 persen. Dana yang dicairkan mudah dan cepat, namun memang membutuhkan proses yaitu di survey dan di verifikasi dulu apakah kelompok yang dibuat itu benar adanya atau hanya manipulasi saja. Persyaratan untuk mendapatkan dana SPP sebenarnya tidaklah sulit, hanya dengan menggunakan fotokopi KTP dan membuat proposal saja, namun saya tidak mengajukan proposal dan saya tidak mampu untuk membuat kelompok sebanyak lima orang, tidak ada yang mau menjadi ketua kelompok sehingga saya tidak berani untuk meminjam uang di SPP walaupun bunganya sangat rendah dan saya membutuhkan uang pinjaman itu. Hal ini terjadi karena pendapatan saya yang kecil sehingga takut tidak bisa mengembalikan uang pinjaman tersebut. Pihak pengelola program SPP khususnya UPK sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya perempuan, mereka sudah menjelaskan bagaimana cara mengajukan proposal, bagaimana prosesnya dan lain-lain

Kesimpulan: Dari hasil wawancara di atas maka dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan dari PNPM SPP memiliki prosedur dalam pengajuan dana pinjaman SPP cukup mudah, tidak berbelit-belit, dan tidak memberatkan masyarakat, yaitu hanya dengan membuat kelompok berjumlah minimal lima orang, mengajukan proposal, fotokopi KTP dan tanpa agunan, sehingga masyarakat banyak yang ikut serta dalam kegiatan SPP. Akan tetapi terdapat pengelompokan terhadap masyarakat mampu dan tidak mampu, sehingga dana pinjaman lebih banyak diberikan kepada masyarakat yang mampu dan kurangnya keikutsertaan masyarakat tidak mampu karena kurangnya rasa percaya terhadap masyarakat tidak mampu untuk dapat membayar cicilan. b. Pengembangan 1. Girah (Masyarakat penerima program SPP) Arsip rencana kegiatan pengajuan proposal kegiatan SPP. Setelah menerima dana SPP usaha yang saya miliki semakin meningkat dan berkembang, karena modal saya bertambah sehingga barang dagangan saya juga ikut bertambah dan pendapatan saya pun meningkat. Karena pendapatan saya meningkat sekarang saya lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti membayar biaya sekolah anak, membeli peralatan sekolah anak, dan kebutuhan seharihari saya juga. Kaum perempuan pendapatan bertambah karena usaha mereka yang semakin berkembang, sehingga dapat,memenuhi kebutuhan rumah tangga.

2. Ana (Penjual kue keliling) Tadinya saya bekerja menjadi buruh pabrik di jakarta, tetapi karena saya mau mengurus anak saya dirumah jadi saya ingin mandiri bekerja mencari uang sendiri di rumah tanpa tergantung dengan orang lain, maka saya berniat untuk berjualan kue dan sayur kepada tetangga-tetangga. Uang sisaan saya bekerja hanya sedikit sehingga tidak mencukupi untuk membeli bahan dagangan saya. Saya diajak bergabung dengan tetangga saya untuk meminjam uang di SPP, setelah uang pinjaman SPP itu cair, langsung saya gunakan untuk membuat daganga, seperti kue-kue tradisional, nasi uduk, dan sayur yang sudah dimasak. Alhamdulillah saya pun mempunyai pendapatan tetap sekarang dan saya bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga saya. Kesimpulan: Dari wawancara di atas menunjukkan bahwa masyarakat penerima dana SPP mengalami pengembangan, mulai dari usaha maupun yang baru akan memulai usaha. Selain itu, mereka dapat meningkatkan perekonomiannya yakni meningkatkan modal usaha dan meningkatkan pendapatan, dan masyarakat sudah bisa membuat usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan perekonomian keluarga. c. Akuntabilitas 1. Suranti (Ketua BPUPK) Dana yang pinjaman diberikan secara berkelanjutan kepada masyarakat, jika ingin melanjutkan pinjaman, kelompok tidak perlu memverifikasi ulang hanya dengan membuat proposal Data Laporan keuangan SPP. Arsip kertas Pengelolaan dana yang dilakukan oleh UPK atau kelompok

pinjaman yang baru.dalam pengembalian dana, masyarakat rutin dan teratur mengembalikan dana pinjaman tepat pada waktunya dan ada juga yang telat dalam pengembalian, tetapi tidak banyak.bagi kelompok yang tepat mengembalikan dana tepat waktunya, di akhir pengembalian terakhir kelompok mendapatkan intensif sebanyak tujuh persen dari bunga pinjaman, dan jika kelompok menunggak dalam pengembalian, maka dikenakan denda. angsuran pinjaman, Surat pernyataan tanggung renteng, rencana angsuran kredit. dengan jelas dapat dilihat transparasinya, yaitu dengan adanya surat-surat yang telah dibuat. 2. Saminah (Ketua Kelompok Mawar) Kalau sudah lunas dan tidak menunggak bayar angsuran pinjaman SPP, semua kelompok mendapatkan intensif sebesar 7,5% dari jumlah bunga, dan jika telat membayar angsuran dikenakan denda 10%. Kami juga diberikan buku panduan, dilatih pembukuan, dan sosialisasi agar dana yang diberikan, angsuran yang dibayarkan dan intensif yang diberikan jelas pembukuannya, jadi kami tidak perlu takut ada yang slah dalam pengelolaan dana pinjaman kami. Kesimpulan: Dapat dikatakan pelaksanaan program SPP dilaksanakan secara akuntabilitas dikarenakan setiap informasi tentang laporan keuangan diberitahukan secara transparan dan setiap kelompok juga memeiliki proposal pengajuan pinjaman yang berisikan rencana kegiatan kelompok, rencana angsuran kelompok, rencana angsuran kredit (anggota), sehingga setiap anggota kelompok dapat dengan jelas mengetahui berapa angsuran yang harus dibayarkan, jumlah bunga dan mendapatkan intensif.

Fokus 3 Evaluasi keluaran (output evaluation) a. Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar 1. M. Basuki Dengan adanya dana SPP masyarakat dapat meningkatkan Usulan Kegiatan Kaum perempuan Sutopo perekonomian rumah tangga dan dapat meningkatkan usaha Ekonomi, Rencana lebih cepat (Ketua UPK) mereka. Dana pinjaman ini digunakan benar-benar digunakan untuk kegiatan usaha dan memenuhi kebutuhan kehidupan Kegiatan Kelompok mendapatkan tambahan dana untuk masyarakat. Akan tetapi tidak semua atau keseluruhan menambah modal perekonomian masyarakat meningkat, karena hanya usaha dan masyarakat yang membuat kelompok dan meminjam dana SPP yang meningkat dan karena alasan pribadi sehingga meningatkan pendapatan untuk maereka tidak mau meminjam dana SPP. memenuhi kebutuhan rumah tangga. 2. Masyarakat penerima program SPP Dana yang diberikan oleh SPP sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan rumah tanggga. Dana pinjaman di gunakan untuk menambah modal usaha yang kurang, untuk menambah pendapatan sehingga bisa lebih memenuhi kebutuhan rumah tangga.ya, dengan adanya kegiatan SPP ini masyarakat perempuan di Kecamatan Kalirejo menjadi lebih aktif lagi dalam melakukan kegiatan usahanya ataupun membuat perkumpulan-perkumpulan para perempuan sehingga kelembagaan perempuan menjadi semakin kuat. Kesimpulan: dengan adanya program SPP dapat meningkatkan perekonomian rumah tangga dan dapat meningkatkan usaha dan pendapatan masyarakat kaum perempuan. Dana pinjaman digunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan masyarakat sehingga taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik.

b. Memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha 1. Saminah (Masyarakat penerima Data masyarakat miskin Kecamatan Kalirejo program SPP) 2. Sandimin (Kepala Desa Kalirejo) Dana yang diberikan oleh SPP sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan rumah tanggga. Dana pinjaman di gunakan untuk menambah modal usaha yang kurang, untuk memulai usaha baru kaum perempuan yang tidak mempunyai pekerjaan. Yang modalnya kurang untuk membangun usaha, sekarang bisa mendapatkan pendapatan sehingga ekonomi pun meningkat. Keadaan ekonomi di Kecamatan Kalirejo tergolong sudah mapan, dibandingkan tiga atau lima tahun yang lalu. Presentase jumlah perempuan miskin di kecamatan Kalirejo sekarang cenderung menurun setelah adanya PNPM SPP. Jelas dengan adanya kegiatan SPP berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kaum perempuan, tidak hanya kaum perempuan saja, tetapi keluarga juga ikut sejahtera karena pendapatan juga bertambah. Sekarang masyarakat lebih banyak yang membuka usaha dalam skala kecil maupun usaha dalam skala besar. Banyak kaum perempuan yang meminjam dana SPP untuk meningkatkan ekonomi rumah tangganya namun pada kenyataannya jumlah masyarakat miskin di Kecamatan Kalirejo semakin meningkat. Kesimpulan: Dari hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa program SPP tersebut telah digunakan hampir dari setiap kelompok yang mendapatkan dana pinjaman digunakan untuk pendanaan modal usaha untuk membuat usaha, menambah modal untuk mengembangan usaha dan menambah pendapatan sehingga meningkatkan perekonomian keluarga. Namun dilihat dari data dokumentasi dari pihak kecamatan Kalirejo, hanya sebagian masyarakat miskin yang meningkat ekonominya, bahkan kemiskinan semakin meningkat selama dua tahun terakhir.

c. Mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan 1. Indri Masyarakat sudah secara terlembagakan berperan aktif Data kelompok Adanya pelatihan dan (Bendahara UPK) dalam kegiatan SPP yang sudah berjalan sejak tahun 2003 peminjam dana SPP perkumpulan para untuk dapat meningkatkan ekonomi kaum perempuan anggota kelompok tersebut sehingga dapat menambah nilai guna dan kualitas untuk lebih kaum perempuan di kecamatan Kalirejo. meningkatkan ilmu dalam pengelolaan 2. Suranti Kaum perempuan dilatih dan dibina supaya kegiatan SPP dana pinjaman seperti (Kepala BPUPK) menjadi produktif dan bertambah jumlahnya untuk pembukuan dll, dan penyediaan kebutuhan pendanaan masyarakat miskin. Ada kegiatan rutin yang dilakukan oleh ibu-ibu di setiap perkumpulan kelompok untuk bulannya, seperti percobaan untuk pembuatan produk meningkatkan makanan kemudian adanya acara pameran dari hasil buatan kegiatan dan menjadi produk dari setiap kelompok dari hasil pinjaman dan kelompok yang kegiatan-kegiatan lainnya. Salah satu kegiatannya yakni kaum perempuan dapat membentuk perkumpulan yang dilakukan guna meningkatkan hasil dari dana pinjaman yakni kegiatan mengumpulkan ide-ide gagasan tentang pembuatan produk untuk kegiatan usaha kemudian saling berinteraktif secara lebih terbuka dan aktif. kreatif. Kesimpulan: Dari pihak pengelola program kaum perempuan dilatih dan dibina supaya kegiatan SPP menjadi produktif dan bertambah jumlahnya untuk penyediaan kebutuhan pendanaan masyarakat miskin. Kelompok membentuk perkumpulanperkumpulan dan pertemuan rutin guna meningkatkan hasil dari dana pinjaman yakni kegiatan mengumpulkan ide-ide gagasan tentang pembuatan produk untuk kegiatan usaha kemudian saling berinteraktif secara lebih terbuka dan aktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dari manfaat adanya program SPP tersebut.

Fokus 4. Evaluasi akibat (outcome evaluation) a. Pemberdayaan Ekonomi 1. M.Basuki (Sutopo ketua UPK) 1. Saminah (Ketua kelompok Mawar) Foto penjual kue Kaum perempuan setelah mendapatkan yang tidak pinjaman SPP. Dana pinjaman SPP diberikan jelas untuk memberdayakan masyarakat miskin, khususnya kaum perempuan. Contohnya yaitu mereka membuat kelompok dan didalam kelompok tersebut tiap pencairan dana diharuskan mempunyai kegiatan, sehingga dana yang telah dipinjam dapat berkembang dan menghasilkan keuntungan. Dari keuntungan tersebut otomatis pendapatan masyarakat bertambah dan diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan dengan begitu masyarakat bisa sejahtera. Dana yang sudah diterima oleh masyarakat 80 persen digunakan untuk manambah modal usaha dan membuat usaha, 20 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dana yang diberikan dari program SPP digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk membeli keperluan sekolah anak, membayar biaya sekolah dan lain sebagainya. Ini khusus untuk saya yang berprofesi sebagai PNS yang berpenghasilan pas-pasan sehingga membutuhkan dana lebih untuk menunjang kebutuhan rumah tangga. Dana pinjaman ini sangat membantu saya dalam menunjang perekonomian, karena bunga yang rendah sehingga kami tidak keberatan dalam mengembalikan uang pinjmana tersebut. mempunyai pekerjaan dapat membuat usaha baru dan kaum perempuan yang mendapatkan pinjaman dapat mempunyai pekerjaan dan peningkatan pendapatan.

2. Lasmiati (Anggota kelompok Mawar) Dana yang diberikan dari program SPP saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan untuk membeli bibit, pupuk untuk memulai saya menanam padi. Dana pinjaman ini sangat membantu saya dalam bertani khususnya untuk pembelian keperluan bertani sehingga saya tidak pusingpusing lagi dalam mencari dana untuk membeli keperluan bertani. Kesimpulan: dengan adanya program SPP, masyarakat kaum perempuan bisa meningkatkan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan dan bisa lebih berdaya karena diberikan latihan dan binaan supaya taraf hidupnya menjadi lebih baik. b. Keberlanjutan Program 1. M. Basuki Sutopo (Ketua UPK) Kalau pada kasus pemberdayaan masyarakat dari program SPP, tingkatan pemberdayaan yang ada masih dalam skala lokal atau mikro saja, dimana belum nampak pengaruh di tingkat desa yang mempengaruhi perkembangan pemberdayaan masyarakat secara lebih luas dalam tingkatan wilayah atau kabupaten/kota, karena program SPP ini hanya bersifat pinjaman dan pinjaman tersebut tidak terlalu besar, sehingga tidak banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Namun, program SPP di Kalirejo ini menjadi program yang paling unggul diantara kecamatan lainnya di Lampung Tengah, sehingga masyarakat telah siap untuk melanjutkan program ini, bahkan untuk jangka panjang. Pemberdayaan yang dilakuakn oleh program SPP masih dalam skala mikro, dan program SPP unggul di kabupaten Lampung Tengah, sehingga masyarakat telah siap untuk melanjutkan program.

2. Mursinah (masyarakat penerima dana SPP) Dana pinjaman yang saya dapat saya gunakan untuk membayar hutang dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga saya yang tidak cukup. Kesimpulan: Dari wawancara di atas menunjukkan bahwa masyarakat penerima dana SPP mempunyai ketergantungan pinjaman dana, karena dana yang didapatkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk keberlanjutan program, karena program SPP menjadi program unggulan di Lampung Tengah, masyarakat Kecamatan Kalirejo sudah siap untuk melanjutkan program SPP.