BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berakhirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. PNPM-MP pada mulanya resmi diluncurkan pada tahun 2007 di bawah Kementerian Dalam Negeri. Program tersebut merupakan program utama pemerintah untuk mewujudkan pembangunan berbasis masyarakat. Tujuan utama PNPM-MP adalah pengentasan kemiskinan dengan masyarakat sebagai perancang agenda pembangunan mereka sendiri. Di samping itu memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial kaum miskin dan memperluas kesempatan kerja mereka melalui konsultasi masyarakat, pemberdayaan, dan pembangunan kapasitas pada tingkat lokal. 1 Visi yang ingin dicapai PNPM-MP secara umum adalah terwujudnya masyarakat mandiri dan sejahtera. 2 Mandiri dalam hal ini adalah mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada sedangkan sejahtera berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. PNPM-MP tidak dapat diterapkan kembali setelah diberlakukannya UU Desa. Program tersebut dirasa kurang tepat dikarenakan bersifat mendikte desa. PNPM-MP yang merupakan program dari pusat mengharuskan desa terikat 1 Pembangunan Berbasis Masyarakat di Indonesia pada 19 Mei Ibid 1 Diakses 1

2 dengan aturan yang ada pada petunjuk teknis operasional. Hal tersebut berpengaruh pula terhadap agenda pembangunan yang kurang sesuai dengan kehendak masyarakat itu sendiri. PNPM-MP sebagai jiwa pemberdaya seharusnya lebih mempertimbangkan dan menghargai kehendak masyarakat bukan justru mendikte atau memaksakan kehendak sesuai dengan aturan teknis. Hal tersebut dikarenakan aturan teknis dari pusat tidak selalu bisa diterapkan pada setiap tipe masyarakat. Berhentinya PNPM-MP sebagai pengelola dana pinjaman (bergulir) telah digantikan oleh program-program di bawahnya. Salah satu program bentukan PNPM-MP yang masih ada saat ini adalah Unit Pengelola Kegiatan (UPK). UPK dibentuk pada setiap kecamatan yang menerima Program PNPM-MP. Keberadaan UPK dilindungi secara legal di bawah payung Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD). 3 Hal ini tertera dalam penjelasan XI Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MD 2008 bahwa keberadaan lembaga pengelola di kecamatan/antar desa dikuatkan secara legal dalam bentuk BKAD sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Tujuan UPK secara umum adalah untuk mengelola dana kegiatan khususnya dana bergulir yang bersumber dari PNPM-MP. 4 Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan tahun 2014 memiliki sejumlah 56 unit UPK. 5 Salah satu kecamatan yang disoroti dalam penelitian ini terkait dengan UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan 3 Penjelasan XI Petunjuk Teknis Operasional PNPM-MD Ibid 3 5 Isfahani, 2015, Analisis Transformasi Unit Pengelola Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan menjadi Lembaga Keuangan Mikro (Studi pada UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Tesis, Yogyakarta. 2

3 Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. UPK di Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul berdiri sejak tahun UPK Kecamatan Patuk selain merupakan program bentukan PNPM-MP juga dijadikan sebagai program bantuan yang diberikan pemerintah yaitu Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Pasca Gempa. 7 Program tersebut merupakan upaya dari pemerintah untuk memberantas permasalahan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan dengan memberdayakan masyarakat pedesaan. Pada mulanya, UPK di Kecamatan Patuk sebatas bertanggung jawab meminjamkan modal, namun hal tersebut dirasa kurang efektif untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Maka dari itu, UPK Kecamatan Patuk mulai melakukan peran berupa pendampingan terhadap kelompok masyarakat dalam melakukan wirausaha mandiri serta memfasilitasi keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dalam melakukan pendampingan, UPK Kecamatan Patuk bekerjasama dengan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Kader Ekonomi Desa (KED). 8 Pengelola UPK Patuk menyampaikan bahwa salah satu urgensi munculnya pendampingan yaitu dikarenakan sebagian besar masyarakat desa khususnya di Kecamatan Patuk merasa tidak percaya diri akan potensinya dalam menciptakan sebuah peluang usaha. Seringkali dalam permasalahan ini dialami oleh kaum perempuan khususnya ibu rumah tangga yang tidak memiliki profesi tetap atau setengah pengangguran. Sebelum adanya pendampingan dari UPK, masyarakat di Kecamatan Patuk cenderung tidur dan belum memiliki keberanian untuk 6 Profil UPK Kecamatan Patuk 7 Hasil wawancara pada tanggal 6 Februari 2017 dengan karyawan UPK 8 Ibid 6 3

4 bangun dan berinovasi dalam berwirausaha. 9 Salah satu penyebab ketidakberdayaaan masyarakat tersebut dikarenakan sumber daya manusia di daerah tersebut cenderung rendah. Di samping itu, banyaknya kemiskinan menjadi salah satu penyebab terbatasnya kepemilikan modal bagi masyarakat. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2014 masih tergolong tinggi yaitu mencapai 20,83% atau orang dari keseluruhan penduduk sebanyak orang. 10 Selain itu jumlah keluarga miskin di Kecamatan Patuk pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel Jumlah Keluarga Miskin di Kecamatan Patuk Tahun 2011 No Nama Desa KK Miskin Jumlah Jiwa 1 Semoya Pengkok Beji Bunder Nglegi Putat Salam Patuk Ngoro-oro Nglanggeran Terbah Total Sumber : Pengelola UPK Patuk menyatakan bahwa warga Patuk khususnya ibu rumah tangga sebenarnya memiliki potensi yang besar dalam berwirausaha. Hal tersebut dibuktikan dengan ketelatenan dan kecakapan mereka dalam menciptakan 9 Hasil wawancara pada tanggal 18 Mei 2016 dengan karyawan UPK Patuk 10 BPS Gunung Kidul diakses pada 20 Mei

5 suatu produk, tentunya setelah dilakukan pelatihan. 11 Permasalahan lain yang muncul terkait dengan peminjaman modal yaitu masih adanya warga yang meminjam modal ke rentenir. Berdasarkan penjelasan dari Camat Patuk, terdapat salah satu warganya yang terjerat hutang dengan lintah darat sehingga rela kehilangan sebidang tanah dan rumah yang diakibatkan karena kesalahan diri dalam mengelola keuangan. 12 Maka dari itu, pemerintah kecamatan menggandeng Unit Pengelola Kegiatan (UPK) untuk menyalurkan program pinjaman ke masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki kelompok usaha (UMKM). Pinjaman modal yang diberikan kepada pelaku UMKM pada mulanya berasal dari dana perguliran PNPM-MP berupa dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diturunkan pusat ke kecamatan untuk dikelola. Dana perguliran tersebut difokuskan dalam bentuk Program Simpan Pinjam Perempuan. Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan program andalan UPK Kecamatan Patuk yang dikhususkan untuk kelompok perempuan atau UMKM yang beranggotakan perempuan. Permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak berhenti dengan sekedar diberikannya pinjaman melalui program SPP. Kelompok perempuan dalam hal ini sangat perlu didampingi dan diberdayakan mengingat banyaknya penganggur perempuan yang sebenarnya memiliki potensi untuk membuka usaha. Pemberdayaan terhadap UMKM yang beranggotakan perempuan tersebut ditujukan supaya perempuan mampu berdaya dan memiliki peran penting di keluarga, masyarakat maupun negara. Adanya SPP dan kemauan untuk berwirausaha, menjadikan perempuan lebih mandiri dan tidak terpuruk apabila 11 Hasil wawancara pada tanggal 18 Mei 2016 dengan karyawan UPK Patuk 12 Hasil wawancara pada tanggal 18 Mei 2016 dengan Camat Patuk 5

6 kelak harus hidup mandiri. Selain itu, dengan keterlibatan perempuan dalam UMKM diharapkan mereka dapat dengan mandiri mengembangkan usaha, memanajemen keuangan serta mampu menambah penghasilan keluarganya. UPK Patuk dalam hal ini dinilai layaknya bank perkreditan yang pro rakyat dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan. Hal tersebut dikarenakan dalam meminjamkan modal tidak perlu mengikutsertakan jaminan seperti halnya meminjam uang di bank. UPK Kecamatan Patuk bersedia meminjamkan modal dengan syarat bahwa peminjam memiliki usaha sehingga dapat dijadikan jaminan untuk mengangsur pinjaman setiap bulannya. Saat ini jumlah UMKM yang terbentuk adalah 147 kelompok perempuan dengan jumlah pemanfaat perempuan sejumlah 1306 orang. 13 Pada mulanya, UPK Kecamatan Patuk memiliki alokasi dana sebesar Rp Dana tersebut berasal dari pusat yang disebut sebagai Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang pada mulanya diturunkan melalui PNPM-MP di setiap kecamatan untuk dikelola. Dua puluh lima persen dari dana tersebut dialokasikan ke Simpan Pinjam Perempuan. Tujuh puluh lima persen lainnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan fasilitas pendukung lainnya. 14 Peminjaman modal dengan melalui SPP tersebut termasuk sebagai hutang sehingga wajib dibayar setiap bulan dengan bunga sebesar 18% setiap tahunnya. Apabila dalam pengembalian pinjaman tersebut tepat waktu maka kelompok peminjam akan mendapatkan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW) sebesar 15% dari 13 Profil UPK Kecamatan Patuk 14 Hasil wawancara pada tanggal 18 Mei 2016 dengan karyawan UPK Kecamatan Patuk 6

7 bunga. 15 Lima belas persen dari bunga tersebut disalurkan kembali kepada UMKM salah satunya berupa peralatan pendukung produksi bagi UMKM yang masih dibawah standar mampu. Hasil pengembangan dana perguliran SPP oleh UPK Kecamatan Patuk yang disimpan di bank memperoleh surplus yang sebagian dialokasikan untuk dana sosial bagi masyarakat miskin di Kecamatan Patuk. Pemanfaatan dana surplus untuk alokasi dana sosial tersebut diputuskan dalam MAD (Musyawarah Antar Desa) sebagai pertanggungjawaban kelembagaan yang dilaksanakan setiap tahun. Pemanfaatan dana sosial UPK Kecamatan Patuk diantaranya untuk : 1. Pemberian sembako bagi masyarakat miskin, 2. Pemberian kambing bagi masyarakat miskin, 3. Pemberian pelatihan seperti pelatihan tata rias, tata boga, menjahit, dan pelatihan dalam rangka mendapatkan (Sertifikasi Produk Industri Rumah Tangga) SPIRT bagi pemanfaat SPP yang merupakan masyarakat miskin dan, 4. Pemberian sarana sanitasi (Sumber : Profil UPK Kecamatan Patuk) Sejauh ini berdasarkan penjelasan dari pengelola UPK, pemanfaat SPP atau pelaku UMKM cenderung rajin mengangsur dikarenakan adanya perasaan sungkan apabila tidak membayar tepat waktu. Pemilik UMKM menganggap mengembalikan modal tepat waktu sebagai bentuk balas budi terhadap pihak UPK karena telah mendampingi mereka dalam melakukan usaha hingga berhasil. 15 Ibid 14 7

8 Upaya pendampingan dalam rangka memberdayakan UMKM ternyata tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Permasalahan klasik yang masih muncul yaitu terdapat beberapa anggota UMKM khususnya pemanfaat SPP yang tidak bertanggungjawab mengembalikan pinjaman modal. Beberapa diantaranya menyalahgunakan pinjaman modal untuk kebutuhan rumah tangga yang tidak terlalu penting atau perilaku konsumtif. Terdapat warga yang sengaja membentuk kelompok usaha supaya memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman padahal uang pinjaman tersebut tidak digunakan sesuai semestinya. 16 Maka dari itu, perlunya peran pendampingan dari UPK untuk memantau dan memberikan arahan mengenai manajemen keuangan supaya modal yang dipinjamkan digunakan sesuai semestinya. Kegiatan UPK Kecamatan Patuk selain menggulirkan dana SPP kepada kelompok produktif juga memberikan fasilitas, sarana dan prasarana untuk meningkatkan usaha kelompok atau UMKM. Beberapa hal yang sudah dilakasanakan UPK Kecamatan Patuk diantaranya sebagai berikut : 1. Memberikan pelatihan kepada kelompok berkaitan dengan usaha para anggota kelompok seperti : pelatihan dalam hal meningkatkan nilai jual produk kelompok, pelatihan administrasi dan pelatihan manajemen. 2. Memberikan pelatihan kelompok dalam usaha meningkatkan kapasitas anggota kelompok seperti pelatihan keterampilan, dengan tujuan agar anggota kelompok yang tidak memiliki keterampilan dapat mengaplikasikan dan lebih produktif. 16 Hasil wawancara pada tanggal 29 September 2016 dengan Pengelola UPK Kecamatan Patuk 8

9 3. Membantu memfasilitasi anggota kelompok untuk medapatkan SPIRT (Sertifikasi Produk Industri Rumah Tangga) 4. Menyediakan peralatan packing guna memfasilitasi anggota kelompok yang membutuhkan proses packing produk industri rumah tangga supaya memiliki nilai jual tinggi 5. Membantu kelompok dalam memasarkan produk-produk kelompok melalui event-event, pameran, dan display di kantor UPK Kecamatan Patuk (Sumber : Profil Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Patuk) Upaya pendampingan yang dilakukan oleh UPK Kecamatan Patuk tersebut ditujukan untuk mendukung keberdayaan UMKM. Perlunya pendampingan dalam berwirausaha tersebut dimaksudkan supaya UMKM Patuk tidak hanya bergantung pada modal yang dipinjami UPK saja tetapi mampu menjadi berdaya secara mandiri dengan bantuan dan pembinaan dalam berwirausaha. Dalam mewujudkan UMKM yang berdaya melalui peran pendampingan oleh UPK, camat Patuk mulai merilis One Village One Product pada tahun 2013 sebagai bentuk dukungan pendampingan oleh UPK. One Village One Product ini merupakan salah satu program andalan bahwa setiap satu desa di Kecamatan Patuk harus memiliki satu produk unggulan. Dicetuskannya One Village One Product bertujuan supaya setiap UMKM di Kecamatan Patuk tergerak untuk berkompetisi menciptakan produk unggulan dari desanya. Sehingga bagi masyarakat khususnya perempuan yang belum memiliki usaha akan ikut serta bergabung dalam UMKM untuk menyalurkan kreativitasnya. One Village One Product yang telah diterapkan 9

10 kurang lebih tiga tahun ini bisa dikatakan efektif. Hal tersebut dibuktikan dengan semangat UMKM yang berlomba-lomba menunjukkan kreativitas dari produknya di setiap kesempatan (event). 17 UPK Kecamatan Patuk selalu berupaya mengapresiasi hasil produk dari UMKM di setiap desa, sekalipun produk tersebut belum layak tampil. Melalui pembinaan dan pendekatan yang intensif oleh UPK, akhirnya muncul perubahan pada produk sehingga menjadi layak tampil. UPK Kecamatan Patuk sendiri telah memiliki gerai yang didalamnya khusus berisi contoh-contoh produk hasil usaha dari UMKM. Apabila terdapat pameran pada suatu event, maka UPK selalu menawarkan UMKM untuk ikut serta memamerkan produknya. Produk tersebut bermacam-macam baik dalam bentuk makanan, aksesoris dan produk unggulan dari masing-masing desa. Pada setiap event tertentu, camat Patuk meminta UMKM untuk terus menonjolkan produk lokalnya, misalnya saat rapat di kecamatan, sajian makanan harus berasal dari produk lokal. Di samping itu, setiap ada kunjungan dari daerah lain, UPK Patuk menghimbau tamu kunjungan untuk membeli oleh-oleh langsung dari warga Patuk. Adanya peran UPK Kecamatan Patuk dalam men-sounding produk-produk UMKM tersebut akan mampu menambah penghasilan warga serta meningkatkan perekonomian khususnya di wilayah Kecamatan Patuk. Beberapa kelompok usaha telah berhasil, namun masih banyak masyarakat penganggur yang belum tergerak untuk membentuk UMKM. Terdapat beberapa warga yang belum memiliki kehendak untuk melakukan wirausaha mandiri. Di 17 Hasil wawancara pada tanggal 18 Mei 2016 dengan Camat Patuk 10

11 samping itu masih terjadinya penyalahgunaan uang pinjaman oleh anggota. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu diketahui apakah peran pendampingan yang diselenggarakan UPK cenderung kurang efektif. Kemudian, bagaimana upaya UPK Patuk dalam memberikan solusi yang tepat guna mewujudkan keberhasilan pendampingan ditengah banyaknya faktor penghambat. UPK dalam hal ini terus berperan mendampingi dan berusaha merubah mindset masyarakat khususnya setengah penganggur untuk meberanikan diri dalam menciptakan UMKM dan cara pengelolaannya. Upaya UPK tersebut dilakukan dengan tekad untuk menciptakan kesejahteraan warganya melalui terbentuknya UMKM. Dalam upaya mewujudkan keberdayaan UMKM, UPK diharapkan sebagai solusi khususnya dalam memfasilitasi kebutuhan UMKM. Sehingga nantinya dapat diketahui sejauh mana keberhasilan pendampingan UPK dalam memberdayakan UMKM. Harapan nantinya UPK Patuk dapat bekerjasama dengan pihak eksternal baik pemerintah, swasta, atau perguruan tinggi dalam mewujudkan keberdayaan UMKM di Kecamatan Patuk. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana keberhasilan pendampingan Unit Pengelola Kegiatan PNPM-MP Kecamatan Patuk dalam mewujudkan keberdayaan UMKM? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk : 1. Mengetahui seberapa jauh keberhasilan pendampingan UPK Kecamatan Patuk dalam mewujudkan keberdayaan UMKM 11

12 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Untuk Penulis Sebagai tambahan pengetahuan mengenai keberhasilan pendampingan UPK Patuk dalam mewujudkan keberdayaan UMKM. Adanya penelitian mengenai UPK Kecamatan Patuk menjadikan penulis mengerti dan belajar bahwa upaya pendampingan untuk mewujudkan keberdayaan UMKM membutuhkan ketelatenan dan ketulusan dari pihak pemberdaya. 2. Untuk UPK Patuk Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi UPK Patuk dalam mewujudkan keberdayaan UMKM. Di samping itu, adanya penelitian ini mampu menjadikan UPK Patuk untuk terus menciptakan pelayanan yang optimal serta mampu menciptakan ideide kreatif yang menarik minat masyarakat Patuk untuk berpartisipasi mensukseskan visi dan misi UPK. 3. Untuk Pemerintah Kecamatan Patuk Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi dan sarana untuk pemerintah dalam memutuskan suatu kebijakan. Adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai dorongan bagi pemerintah Kecamatan Patuk untuk memperhatikan UMKM yang belum berkembang supaya terwujudnya keberdayaan UMKM yang merata. 4. Untuk masyarakat Kecamatan Patuk 12

13 Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi bagi masyarakat Patuk untuk turut serta dalam menciptakan praktik kewirausahaan. Selain itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan berupa keuntungan dalam melakukan aktivitas ekonomi. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Patuk dalam melakukan pendampingan terhadap UMKM. Fokus penelitian ini difokuskan kepada sejauh mana keberhasilan pendampingan oleh UPK Patuk dalam mewujudkan keberdayaan UMKM 13