SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

dokumen-dokumen yang mirip
SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

: PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put.50166/PP/M.XII/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put.50171/PP/M.XII/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.55378/PP/M.VIA/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

K e t e r a n g a n D e b i t / H u t a n g L a i n n y a P T E q u a t o r C a p i t a l P a r t n e r s ( k r e d i t )

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut:

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

: bahwa pokok sengketa adalah Koreksi Positif atas Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp ;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Nilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

kaitannya sebagai pengurang peredaran usaha;

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-49303/PP/M.VI/12/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Adjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp

: 1. Sengketa Dasar Hukum Penerbitan SKPKB Berdasarkan Verifikasi

1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36124/PP/M.I/16/2012. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2006

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak;

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013

Pertambahan Nilai sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

November 2011 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tanggal 05 April 2010;

1. Koreksi atas Piutang tak tertagih sebesar Rp ,00,

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang mana atas pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp ,00;

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

Bulan Penerimaan Arus Uang/Piutang Pelunasan

Penggantian ke 2 (dua) :

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2009 sebesar Rp

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP- 105/WPJ.07/2015 tanggal 12 Januari 2015;

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

BAB IV ANALISIS. Daftar Pajak Penghasilan Pasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero) Area Garut Periode Tahun 2010

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.43780/PP/M.XII/13/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2007

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. utusan Nomor : PUT.73816/PP/M.XIIA/99/2016. enis Pajak : Gugatan. ahun Pajak : 2015

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Transkripsi:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 berupa Sewa dan Penghasilan Lain sebesar Rp1.212.272.145,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding; Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan penelitian terhadap Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 yang telah dilaporkan Pemohon Banding diketahui pada Masa Pajak Maret 2009, Mei 2009, Agustus 2009, Oktober 2009 dan Desember 2009, Pemohon Banding telah melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas sewa kendaraan/truk kepada KUD AAA. Berdasarkan data dan fakta tersebut di atas maka Terbanding berpendapat dengan pertimbangan bahwa Pemohon Banding telah melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas sewa kendaraan/truk kepada KUD AAA maka pembayaran biaya angkut TBS kepada KUD AAA pada bulan September 2009 termasuk dalam kategori sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta sesuai Pasal 23 ayat (1) huruf angka 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang merupakan objek pajak yang terutang Pajak Penghasilan Pasal 23 dengan alasan antara biaya ongkos angkut TBS dan biaya sewa angkutan kepada KUD AAA pada dasarnya adalah sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang terutang Pajak Penghasilan Pasal 23 sehingga seharusnya tidak ada perbedaan perlakuan atas pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23; Menurut Pemohon : bahwa biaya angkut tersebut bukan merupakan transaksi yang termasuk sebagai objek pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 23 ayat 1 c.1 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 7 tahun 1983 yang terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 yaitu perihal sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, atau pun sebagai transaksi yang termasuk dalam daftar positif (positive list) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 244/PMK.03/2008 tentang jenis jasa lain sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 7 tahun 1983 yang terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008; Menurut Majelis : bahwa Terbanding menetapkan objek Pajak Penghasilan Pasal 23 berupa sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta dan Jasa Konsultan sebesar Rp1.803.316.434,00 sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 1 dan angka 2 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang terdiri dari: a. Ongkos angkut TBS sebesar Rp954.370.591,00 bahwa berdasarkan General Ledger, dokumen pendukung seperti invoice, faktur pajak, bukti pembayaran dan Surat Perjanjian Pengangkutan Tandan Buah Segar Nomor: 001/RAP-KUD/TBS/2009 antara Pemohon Banding dengan KUD AAA diketahui terdapat pembayaran ongkos angkut TBS dengan menggunakan truk yang dibayarkan secara bulanan dengan perincian sebagai berikut : Nomor Akun Uraian Nilai (Rp) 10.211.000.000 Ongkos angkut TBS kpd KUD AAA Desember 2008 568.952.676,00 10.210.000.000 Ongkos angkut TBS kpd KUD AAA Desember 2008 112.623.000,00 12.810.000.000 Subsidi ongkos angkut TBS Januari 2009 76.879.091,00 30.300.010.044 Sewa angkutan/truk KUD AAA 31.940.700,00 Jumlah 954.370.591,00 bahwa terhadap subsidi ongkos angkut TBS sebesar Rp76.879.091,00 karena Pemohon Banding tidak memberikan dokumen pendukung dan tidak dapat membuktikan bahwa biaya tersebut tidak termasuk objek Pajak Penghasilan Pasal 23 maka Terbanding meyakini bahwa subsidi ongkos angkut tersebut merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 23; bahwa terhadap biaya sewa angkutan/truk kepada KUD AAA senilai Rp31.940.700,00 (Akun Nomor: 30.300.010.044) baik Terbanding dan Pemohon Banding sama-sama setuju bahwa biaya tersebut merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 23 berupa sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta sehingga Terbanding berpendapat tidak terdapat sengketa atas biaya tersebut; b. Ongkos angkut Solar sebesar Rp8.050.000,00 bahwa terdapat pembayaran jasa angkut solar sebesar Rp8.050.000,00 menggunakan truk pengangkut BBM kepada PT. Sukses Bangun Persada yang pada dasarnya termasuk dalam kategori sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; c. Ongkos Angkut Pupuk sebesar Rp551.205.000,00 bahwa terdapat pembayaran ongkos angkut pupuk kepada PT. Sentana Adidaya Pratama sebesar Rp551.205.000,00 merupakan yang pada dasarnya termasuk dalam kategori sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; d. Sewa alat berat sebesar Rp274.570.843,00

bahwa Terbanding melakukan koreksi negatif sewa alat berat senilai Rp316.473.446,00 dikarenakan objek pajak tersebut telah dilaporkan oleh Pemohon Banding pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Masa Pajak November 2008 dan Desember 2008 sehingga tidak diperhitungkan dalam penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang terutang untuk Masa Pajak November 2009; e. Jasa Konsultan sebesar Rp15.120.000,00 bahwa koreksi Biaya konsultan senilai Rp15.120.000,00 berdasarkan equalisasi dengan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Masa Pajak Februari 2009 dimana terdapat pembayaran jasa konsultan kepada PT. Sarana Inti Pratama senilai Rp15.120.000,00; bahwa Pemohon Banding setuju dengan koreksi Terbanding atas Sewa alat berat, dan setuju sebagian dengan koreksi atas Jasa Konsultan sebagai objek Pajak Penghasilan Pasal 23; bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan objek Pajak Penghasilan Pasal 23 berupa sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang ditetapkan oleh Terbanding dengan alasan sebagai berikut: - bahwa biaya Transport kendaraan pihak ke-3 merupakan biaya pengangkutan TBS/Solar maupun pupuk yang dibayarkan kepada pihak pemberi jasa angkutan dari lokasi ke tempat yang sudah disepakati dan ongkos angkutnya dihitung berdasarkan volume/berat yang diangkut; bahwa sesuai Pasal 1548 KUH Perdata (Lex Generalis) sewa didefinisikan: suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri untuk memberikan kepada pihak lainnya berupa kenikmatan dari suatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi pembayarannya; maka esensi sewa adalah : Hak milik tidak berpindah Penguasaan atas barang yang disewa ada di tangan penyewa Penyewa bebas memanfaatkan atau menikmati barang yang disewa; bahwa armada pengangkutan tersebut digunakan tidak didasarkan oleh jangka waktu tertentu (seperti harian, mingguan, bulanan); bahwa hak atas penguasaan armada pengangkutan tersebut tetap berada pada pihak transportir (tidak berpindah tangan dari pemilik ke Pemohon Banding); bahwa biaya angkut tersebut bukan merupakan transaksi yang termasuk sebagai objek pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 23 ayat 1 c.1 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 7 tahun 1983 yang terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 yaitu perihal sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, atau pun sebagai transaksi yang termasuk dalam daftar positif (positive list) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 244/PMK.03/2008 tentang jenis jasa lain sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 7 tahun 1983 yang terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008; bahwa atas pembayaran Pemohon Banding kepada KUD AAA yang dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 karena merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 23 yaitu sewa angkutan truk untuk mengangkut material sedangkan untuk mengangkut TBS, Solar dan Pupuk Pemohon Banding tidak menyewa truk tetapi menggunakan kendaraan pihak ke-3 termasuk juga truk KUD AAA dengan membayar ongkos angkut yang dihitung berdasarkan volume/berat yang diangkut; bahwa pembayaran Pemohon Banding lakukan secara bulanan kepada KUD tersebut karena mempertimbangkan keefektifan dan keefesienan dalam transaksi ini sehingga tidak dilakukan pembayaran per angkutan atau per hari, pembayaran secara bulanan berdasarkan rekapan dari beberapa ongkos angkut yang ditentukan dengan total TBS atau barang yang diangkut dikalikan dengan tarif per kilogram (kg); - bahwa atas subsidi ongkos angkut yang dijadikan objek Pajak Penghasilan Pasal 23 menyebabkan terjadinya dobel koreksi bahwa objek Pajak Penghasilan Pasal 23 menurut Terbanding atas subsidi ongkos angkut diambil fiskus dari AKUN 12.810.000.(akun piutang Plasma) sisi kredit yang mana sebetulnya koreksi tersebut sudah tercakup dalam koreksi objek Pajak Penghasilan Pasal 23 atas ongkos angkutnya sendiri yang diambil dari akun Bank BRI sisi kredit yang jika diilustrasikan dengan jurnal maka dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa pencatatan saat pembayaran ongkos angkut TBS (contoh:jumlah pembayaran Ongkos angkut untuk TBS Plasma sebesar Rp.500 juta dengan asumsi harga ongkos angkut Rp.200/kg TBS, maka berat TBS adalah sebanyak 2.5 juta kg); bahwa jurnalnya adalah : Piutang Plasma 500.000.000 Bank BRI 500.000.000 bahwa sesuai kesepakatan dengan Pembeli TBS, bahwa Pemohon Banding akan menerima subsidi ongkos angkut dari Pembeli sebesar Rp 30/kg TBS, maka saat Plasma menerima subsidi tersebut; bahwa jurnalnya adalah (Rp.30 x 2.5 juta kg = Rp.75.000.000) Piutang PT BBB 75.000.000

Piutang Plasma (subsidi ongkos angkut) 75.000.000 bahwa dengan melihat ilustrasi di atas, bahwa Terbanding menentukan objek Pajak Penghasilan Pasal 23 dengan mengambil akun BANK sisi kredit Rp 500.000.000,00 lalu ditambah akun piutang plasma sisi kredit (subsidi ongkos angkut) Rp.75.000.000,00 maka sangat jelas terdapat dobel koreksi dalam menetapkan objek Pajak Penghasilan Pasal 23; bahwa berdasarkan uraian dari Terbanding dan Pemohon Banding tersebut di atas, Majelis berkesimpulan sengketa banding ini adalah apakah pembayaran ongkos angkut TBS, ongkos angkut solar dan Subsidi ongkos angkut TBS serta ongkos angkut pupuk merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 23 atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta untuk Masa/Tahun Pajak 2009; bahwa berdasarkan penelitian Majelis sampai dengan sebelum tanggal 1 Januari 2009 ketentuan terakhir yang mengatur pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta adalah sebagai berikut: Pasal 23 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (1) Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan : c. sebesar 15% (lima belas persen) dari perkiraan penghasilan neto atas : 1) sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; 2) imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. (2) Besarnya perkiraan penghasilan neto dan jenis jasa lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-70/PJ/2007 tentang Jenis Jasa Lain Dan Perkiraan Penghasilan Neto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 1 (1) Atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta serta imbalan jasa yang dibayarkan oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya atau oleh orang pribadi yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap dipotong Pajak Penghasilan sebesar 15% (lima belas persen) dari perkiraan penghasilan neto oleh pihak yang wajib membayar. Pasal 3 Besarnya Perkiraan Penghasilan Neto atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Pasal 5 (1) Perkiraan Penghasilan Neto adalah sebesar persentase sebagaimana tercantum dalam lampiran I atau lampiran II kolom (3) dikalikan dengan nilai sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta atau nilai imbalan jasa, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Lampiran I Perkiraan Penghasilan Neto Atas Sewa Dan Penghasilan Lain Sehubungan Dengan Penggunaan Harta No JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO (1) (2) (3) 1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus kendaraan angkutan darat untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis. 10% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN Lampiran III Yang Dimaksud Dengan Sewa Dan Penghasilan Lain Sehubungan Dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Penunjang Di Bidang Penambangan Migas, Jasa Penambangan Dan Jasa Penunjang Di Bidang Penambangan Selain Migas, Jasa Penunjang Di Bidang Penerbangan Dan Bandar Udara, Jasa Maklon,Serta Jasa Penyelenggara Kegiatan 1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus kendaraan angkutan darat adalah : a. Sewa kendaraan angkutan umum berupa bus, minibus, taksi yang disewa atau dicarter untuk jangka waktu tertentu yaitu secara harian, mingguan maupun bulanan, berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis antara pemilik kendaraan angkutan umum dengan Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23; b. Sewa kendaraan milik perusahaan persewaan mobil, perusahaan bus wisata yang bukan merupakan kendaraan angkutan umum yang disewa atau dicarter untuk jangka waktu tertentu yaitu secara harian, mingguan maupun bulanan, berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis kepada Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23; c. Sewa kendaraan berupa milik perusahaan yang disewa atau dicarter untuk jangka waktu tertentu yaitu secara harian, mingguan maupun bulanan, berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis kepada Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23; Perjanjian tertulis maupun tidak tertulis adalah kesepakatan untuk mengikatkan diri pada satu atau lebih pihak lain yang dituangkan secara tertulis maupun lisan.

bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas Majelis berpendapat sebagaimana diatur dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c angka 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 juncto Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-70/PJ/2007 maka sejak tanggal 9 April 2007 sampai dengan sebelum tanggal 1 Januari 2009 yang menjadi objek Pajak Penghasilan Pasal 23 atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus kendaraan angkutan darat adalah sewa dan penghasilan lain untuk jangka waktu tertentu yaitu secara harian, mingguan maupun bulanan berdasarkan kontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis; bahwa namun demikian Majelis berpendapat mulai tanggal 1 Januari 2009 dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 meskipun tidak ada ketentuan yang mencabut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per- 70/PJ/2007 akan tetapi dengan diubahnya bunyi Pasal 23 Ayat (2) maka Peraturan Direktur Jenderal Pajak a quo menjadi tidak mempunyai kewenangan pendelegasian lagi dari Undang-undang sehingga tidak dapat dilaksanakan oleh karenanya ketentuan terakhir yang mengatur pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta adalah sebagai berikut: Pasal 23 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (1) Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan: c. sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas: 1. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); dan 2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21; (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 2 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (1) Imbalan sehubungan dengan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, dipotong Pajak Penghasilan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. bahwa sebelumnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 mendelegasikan kepada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-70/PJ/2007 untuk mengatur lebih lanjut ketentuan Pasal 23 Ayat (1) Huruf c baik angka 1 dan angka 2 namun Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 hanya mendelegasikan kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/PMK.03/2008 untuk mengatur lebih lanjut ketentuan Pasal 23 Ayat (1) Huruf c angka 2 saja sehingga Majelis berpendapat tidak ada lagi ketentuan yang mengatur secara khusus mengenai apa yang dimaksud dengan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta oleh karenanya Majelis berkesimpulan menggunakan pengertian sesuai ketentuan yang bersifat general/umum; bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c baik angka 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta dengan nama dan dalam bentuk apa pun dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto; bahwa berdasar pemeriksaan Majelis terhadap bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding berupa General Ledger, invoice, faktur pajak, bukti pembayaran dan Surat Perjanjian Kerjasama maka pembayaran ongkos angkut TBS dan Solar serta pupuk tidak memenuhi kriteria transaksi sewa sehubungan dengan penggunaan harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1548 KUH Perdata namun memenuhi kriteria penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta dengan nama dan dalam bentuk apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, dengan demikian Pemohon Banding wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto; bahwa dari Ongkos angkut TBS sebesar Rp954.370.591,00 terdapat subsidi ongkos angkut TBS sebesar Rp76.879.091,00 yang ditetapkan oleh Terbanding sebagai DPP PPh Pasal 23 karena tidak adanya bukti pendukung, berdasar pemeriksaan Majelis terhadap bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding berupa Bank Voucher, Debet Nota, General Ledger terbukti merupakan transaksi utang piutang subsidi ongkos angkut dari Pembeli TBS yang kemudian didistribusikan kepada Plasma sehingga bukan merupakan pembayaran kepada pemilik kendaraan sehingga Majelis berpendapat subsidi ongkos angkut TBS sebesar Rp76.879.091,00 bukan merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 23; bahwa berdasarkan penelitian Majelis atas koreksi positif Biaya konsultan senilai Rp15.120.000,00 berdasarkan equalisasi dengan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Masa Pajak Februari 2009 dimana terdapat pembayaran jasa konsultan kepada PT. Sarana Inti Pratama senilai Rp15.120.000,00 dan Pemohon Banding telah menyetujui sebagian koreksi tersebut sehingga Majelis berpendapat atas Biaya konsultan tidak ada sengketa mengenai objek atau bukan objek Pajak Penghasilan Pasal 23, serta oleh karena Pemohon Banding tidak menyampaikan buktibukti yang menyanggah perhitungan Dasar Pengenaan Pajak yang ditetapkan oleh Terbanding dengan demikian Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Biaya konsultan sudah tepat dan dipertahankan;

bahwa dengan demikian berdasarkan pendapat Majelis tersebut di atas Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding atas koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 berupa Sewa dan Penghasilan Lain serta Jasa Konsultan sebesar Rp1.212.272.145,00 sehingga Majelis mempertahankan koreksi Terbanding sebesar Rp1.135.393.054,00 dan membatalkan koreksi Terbanding sebesar Rp76.879.091,00 : bahwa dalam sengketa Banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak; : bahwa dalam sengketa Banding ini terdapat sengketa mengenai kredit pajak; : bahwa dalam sengketa Banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; : bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, rekapitulasi pendapat Majelis atas pokok sengketa adalah sebagai berikut : No. Uraian Sengketa Nilai Sengketa (Rp) Dipertahankan Majelis Tidak dapat Dipertahankan Majelis 1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan 1.212.272.145,00 1.135.393.054,00 76.879.091,00 dengan penggunaan harta Jumlah 1.212.272.145,00 1.135.393.054,00 76.879.091,00 Uraian : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding, sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 Masa Pajak Februari 2009 Pemohon Banding sebagai berikut: Pemohon Banding Terbanding Majelis Koreksi Tidak Dipertahankan Rp Rp Rp Rp Dasar Pengenaan Pajak 591.044.289,00 1.803.316.434,00 1.726.437.343,00 76.879.091,00 PPh terutang 17.845.486,00 36.066.329,00 34.528.746,00 1.537.583,00 Kredit Pajak 16.697.281,00 5.793.810,00 5.793.810,00 - PPh yang kurang (lebih) bayar 1.148.205,00 30.272.519,00 28.734.936,00 1.537.583,00 Sanksi administrasi Bunga pasal 13 ayat (2) KUP 551.138,00 14.530.809,00 1.379.277,00 13.151.532,00 Jumlah PPh Yang Masih Harus dibayar 1.699.343,00 44.803.328,00 30.114.213,00 14.689.115,00 Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan peraturan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan sengketa ini; Memutuskan : Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor: KEP-108/WPJ.13/2014 tanggal 25 Februari 2014, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23 Masa Pajak Februari 2009 Nomor: 00002/203/09/706/13 tanggal 4 Maret 2013, atas nama : XXX, sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 Masa Pajak Februari 2009 Pemohon Banding sebagai berikut: Uraian Majelis Dasar Pengenaan Pajak 1.726.437.343,00 PPh terutang 34.528.746,00 Kredit Pajak 5.793.810,00 PPh yang kurang (lebih) bayar 28.734.936,00 Sanksi administrasi Bunga pasal 13 ayat (2) KUP 1.379.277,00 Jumlah PPh Yang Masih Harus dibayar 30.114.213,00 Rp Demikian diputus di Jakarta pada hari Rabu tanggal 3 Juni 2015 berdasarkan musyawarah Majelis XIIA Pengadilan Pajak yang ditunjuk dengan Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor: Pen.01081/PP/PM/X/2014 tanggal 20 Oktober 2014 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut: Drs. R. Arief Boediman, SH., MM., MH. Johantiono, SH. Drs. Djoko Joewono Hariadi, MSi Arif Wijono sebagai Hakim Ketua, sebagai Panitera Pengganti, Putusan Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Senin tanggal 30 Januari 2017 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut: Johantiono, S.H. Drs. Djoko Joewono Hariadi, MSi sebagai Hakim Ketua,

Agus Purwoko, Ak., M.M., C.A. Arif Wijono sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh Pemohon Banding dan tidak dihadiri Terbanding;