Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Transkripsi

1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2013 sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding; Menurut Terbanding : bahwa pengujian arus piutang Tahun Pajak 2013 diperoleh koreksi penjualan yang belum dilaporkan senilai Rp ,00 yang terdiri dari : Penerimaan kas masuk pada Rekening. Koran Bank Panin IDR senilai Rp ,00; Penerimaan kas pada kas/bank selain Bank Panin IDR senilai Rp ,00; bahwa sesuai dengan Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan Nomor BA 082A/WPJ.24/BD.06/2016 tanggal 16 Mei 2016, diketahui bahwa Pemohon Banding sudah dijelaskan oleh Terbanding pada saat Pemeriksaan, namun Pemohon Banding tidak sependapat dengan perhitungan penghasilan dari pengujian arus piutang dan Pemohon Banding tidak memberikan sanggahan terkait dengan data pada perhitungan pengujian piutang oleh Pemeriksa; bahwa terkait dengan pengujian arus piutang dan hasilnya serta tidak adanya data dari Pemohon Banding pada saat keberatan, maka Terbanding tetap mempertahankan koreksi pemeriksa atas pengakuan ratarata penghasilan/ penjualan yang belum dilaporkan sebesar Rp ,00 (Rp ,00 dibagi 12 bulan untuk setiap bulan / Masa Pajak pada Tahun 2013; bahwa berdasarkan seluruh uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP00188/KEB/WPJ.24/2016 tanggal 26 Juli 2016 sudah tepat; koreksi yang dilakukan oleh Terbanding menggunakan dokumen pendukung yang sesuai; bahwa merujuk pada penjelasan tertulis nomor S5096/PJ.07/2017 tanggal 28 Agustus 2017 bahwa koreksi positif atas penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00 dilakukan Terbanding berdasarkan hasil pengujian arus piutang untuk menguji besarnya Peredaran Usaha sekaligus besarnya penyerahan yang PPNnya harus dipungut sendiri dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Penerimaan Bank Panin Rupiah ( sebesar Rp ,00 bahwa berdasarkan penelitian sebagaimana dimaksud di atas diketahui bahwa uang masuk pada rekening Bank Panin Rupiah ( bukanlah merupakan pembayaran utang dari pemegang saham karena tidak ada kesesuaian informasi antara pembukuan dan keterangan yang disampaikan oleh Pemohon Banding terkait pemberian utang piutang dimaksud; bahwa selain itu, utang piutang tersebut juga tidak didukung dengan perjanjian yang pada umumnya menerangkan nama debitur, nama kreditur, nominal pinjaman, jatuh tempo pelunasan serta kesepakatan lainnya yang dibutuhkan oleh pihakpihak yang terlibat dalam perjanjian utang piutang dimaksud; bahwa oleh sebab itu, sesuai dengan hasil pengujian arus piutang dalam menentukan besarnya Peredaran Usaha sekaligus besarnya Penyerahan yang PPNnya harus Dipungut Sendiri yang telah dilakukan oleh Terbanding, Penerimaan Bank Panin Rupiah ( sebesar Rp ,00 dimaksud merupakan penerimaan yang berasal dari penjualan yang merupakan objek PPN, mengingat kegiatan usaha Pemohon Banding adalah produksi kayu lapis dan kayu untuk lantai yang merupakan Barang Kena Pajak dan pengujian arus piutang melibatkan rekening koran Pemohon Banding yang digunakan untuk kegiatan usaha. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1 huruf a dan Pasal 11 ayat (1 huruf a UU PPN. b. Penerimaan Lain selain Bank Panin sebesar Rp ,00 bahwa penerimaan lain selain Bank Panin merupakan penerimaan lain yang tidak bisa dijelaskan oleh Pemohon Banding bahwa penerimaan tersebut bukan berasal dari penjualan sehingga sesuai dengan hasil pengujian arus piutang dalam menentukan besarnya Peredaran Usaha sekaligus besarnya Penyerahan yang PPNnya harus Dipungut Sendiri yang telah dilakukan oleh Terbanding, Penerimaan Lain selain Bank Panin sebesar Rp ,00 dimaksud merupakan penerimaan yang berasal dari penjualan yang merupakan objek PPN, mengingat kegiatan usaha Pemohon Banding adalah produksi kayu lapis dan kayu untuk lantai

2 yang merupakan Barang Kena Pajak dan pengujian arus piutang melibatkan rekening koran Pemohon Banding yang digunakan untuk kegiatan usaha. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1 huruf a dan Pasal 11 ayat (1 huruf a UU PPN; bahwa merujuk pada penjelasan tertulis nomor S5802/PJ.07/2017 tanggal 15 September 2017 bahwa Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER04/PJ/2012 tanggal 03 Februari 2012 tentang Pedoman Penggunaan Metode dan Teknik Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan merupakan ketentuan pelengkap dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER09/PJ/2010 tanggal 01 Maret 2010 tentang Standar Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan yang memberikan panduan metode dan teknik pemeriksaan; bahwa Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER04/PJ/2012 tanggal 03 Februari 2012 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER09/PJ/2010 tanggal 01 Maret 2010 merupakan turunan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan; bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tanggal 07 Januari 2013 sehingga untuk menggantikan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER04/PJ/2012 tanggal 03 Februari 2012 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER09/PJ/2010 tanggal 01 Maret 2010 diterbitkanlah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER23/PJ/2013 tentang Standar Pemeriksaan beserta turunannya, yaitu Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE65/PJ/2013 tentang Pedoman Penggunaan Metode dan Teknik Pemeriksaan; bahwa oleh karena sudah tidak berlaku lagi, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER 04/PJ/2012 tanggal 03 Februari 2012 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER09/PJ/2010 tanggal 01 Maret 2010 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER07/PJ/2014 tanggal 10 Maret 2014; bahwa pada saat pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2013, ketentuan pemeriksaan yang berlaku adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tanggal 07 Januari 2013, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER23/PJ/2013 tentang Standar Pemeriksaan, dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE65/PJ/2013 tentang Pedoman Penggunaan Metode dan Teknik Pemeriksaan yang di dalamnya diatur pengujian keterkaitan pengujian arus piutang; bahwa oleh sebab itu, pernyataan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa teknik pemeriksaan yang dilakukan oleh Terbanding terkait uji arus piutang telah tidak berlaku adalah tidak benar; bahwa Terbanding tidak meyakini sanggahan Pemohon Banding yang disampaikan pada persidangan tanggal 22 September 2017 karena tidak pernah disampaikan pada saat proses pemeriksaan maupun keberatan serta dengan pertimbangan sebagai berikut: a. tidak terdapat dokumen pendukung (perjanjian, buku besar piutang dagang lengkap setahun, buku besar Bak Panin USD lengkap setahun, rekening koran lengkap setahun, dan bukti lain yang mendasari adanya kesalahan posting yang masuk ke piutang ekspor dengan jurnal nomor JU3639 tanggal 8 September 2013 sebesar Rp ,00 tersebut. Selain itu, nilai piutang akhir yang disajikan Pemohon Banding pada SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2013 adalah sebesar Rp ,00 sesuai dengan nilai piutang akhir yang diakui oleh Terbanding; b. tidak terdapat dokumen pendukung (invoice/kontrak, bukti pembayaran, buku besar uang muka penjualan lengkap setahun, buku besar Bank Panin Rupiah lengkap setahun, rekening koran lengkap setahun, dan bukti lain yang mendasari adanya pengembalian uang muka penjualan sebesar Rp ,00 tersebut; c. Pemohon Banding tidak dapat menyanggah sisanya sebesar Rp ,00 yang merupakan penjualan; bahwa untuk tahun pajak 2013, sengketa banding terdiri dari: Masa Pajak Penerimaan Bank Panin Rupiah ( Penerimaan Lain selain Bank Panin Total Penerimaan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

3 Total Sengketa bahwa informasi yang disampaikan oleh Pemohon Banding pada dokumen yang dilampirkan pada matriks sengketa kolom "Keterangan" bukanlah keterangan yang tercantum pada Rekening Koran Bank Panin Nomor XXX; bahwa terdapat perbedaan informasi yang disampaikan oleh Pemohon Banding antara pada saat pemeriksaan dan keberatan maupun banding. Pada saat pemeriksaan, posisi Pemohon Banding adalah sebagai debitur, tetapi pada saat keberatan dan banding berubah menjadi kreditur; bahwa informasi yang disampaikan oleh Pemohon Banding terkait posisinya sebagai kreditur tidak sesuai dengan Buku Besar Hutang LainLain dan Buku Besar Hutang Pemegang Saham yang menyatakan posisinya sebagai debitur; bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan dengan bukti pendukung yang memadai bahwa Koreksi Positif atas Penyerahan yang PPNnya harus Dipungut Sendiri yang dilakukan Terbanding bukanlah Penjualan maupun Penyerahan yang PPNnya hams Dipungut Sendiri; bahwa pengujian pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan metode dan teknik pemeriksaan sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (1 dan Pasal 92 PMK 17, Pasal 4 huruf b dan Pasal 10 ayat (1 PER23, dan SE65; bahwa Koreksi Positif DPP PPN Penyerahan yang PPNnya harus Dipungut Sendiri sebesar Masa Pajak Koreksi Positif DPP PPN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Koreksi telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku; Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak sependapat dengan perhitungan Dasar Pengenaan Pajak (DPP dari Terbanding yang digunakan dalam menghitung pajak terutang atas Pajak Pertambahan Nilai Masa Januari 2013 di karena alasan sebagai berikut : bahwa Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen; bahwa Pemeriksa dalam menghitung jumlah peredaran usaha adalah menggunakan pendekatan arus Piutang Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER04/PJ/2012, yang sebenarnya teknik pemeriksaan ini telah dicabut dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER07/PJ/2014 Tanggal 10 Maret 2014, sehingga teknik yang digunakan oleh pemeriksa adalah tidak berdasarkan pada ketentuan perpajakan yang berlaku; bahwa akibat dari teknik pemeriksaan yang dilakukan pada nomor 2 di atas maka terjadi ketidakbenaran materi terkait dengan hasil pemeriksa terkait jumlah peredaran usaha yang telah di laporkan oleh wajib pajak; bahwa menurut Pemohon Banding Jumlah Peredaran Usaha yang tidak dilaporkan adalah tidak benar terkait dengan pengujian arus Piutang yang dilakukan oleh Pemeriksa, menurut Pemohon

4 Banding bahwa Semua Peredaran Usaha telah dilaporkan oleh Pemohon Banding dan tidak ada yang tidak dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa PPn Untuk Masa Januari 2013, perhitungan menurut Pemohon Banding adalah Sebagai Berikut : Pengujian Arus Piutang PT. DSM Tahun 2013 Jenis Pemeriksa Wajib Pajak Selisih Piutang Akhir Penerimaan Kas : Kas (Kas Kecil Kas (Kas Besar Mandiri (Bisnis IDR Mandiri (Bisnis US$ Mandiri (Giro IDR Mandiri (Goro US$ Bank Panin IDR Bank Panin US$ Jumlah ( Piutang Awal ( ( Silang Kas Dan Jasa Giro Kas (Kas Kecil ( ( Kas (Kas Besar ( ( Mandiri (Bisnis IDR ( ( Mandiri (Bisnis US$ ( ( Mandiri (Giro IDR ( ( Mandiri (Giro US$ ( ( Bank Panin IDR ( ( Bank Panin US$ ( ( Jumlah ( ( Penolakan Cek ( ( Saldo Awal Uang Muka Penjualan ( ( Saldo Akhir Uang Muka Penjualan Pendapatan Selisih Kurs ( ( Biaya Selisih Kurs Jumlah Total Peredaran Usaha PPn Dipungut ( ( Peredaran Usaha Exclude PPN Peredaran Usaha CFM WP Selisih * Jumlah Sebesar Rp Merupakan Penarikan Uang Yang Dipinjam Oleh DA Tetapi Kemudian Dikembalikan Ke Perusahaan, Waktu Pengembalian Ke Perusahaan Inilah Yang Dianggap Sebagai Penjualan Oleh Pemeriksa Dengan Perincian Sebagai Berikut : Tanggal Nilai Keterangan 06/05/2013 ( Transfer PT. DSM Ke DA 10/05/ Transfer DA Ke PT. DSM 14/05/ Transfer DA Ke PT. DSM 07/06/2013 ( Transfer PT. DSM Ke DA 11/06/2013 ( Transfer PT. DSM Ke DA 14/06/ Transfer DA Ke PT. DSM 12/08/2013 ( Transfer PT. DSM Ke DA 19/08/ Transfer DA Ke PT. DSM 07/10/2013 ( Transfer PT. DSM Ke DA

5 09/10/ Transfer DA Ke PT. DSM Total Debet RK Panin Total Kredit RK Panin ( Dewi Pinjam PT DSM Dewi Mengembalikan Dana Kepada PT DSM bahwa Terkait Selisih Penjualan yang merupakan perincian lainlain sebesar Rp ,00 merupakan dasar yang tidak benar karena hanya merupakan angka selisih penyeimbang yang tidak diketahui dengan pasti oleh pemeriksa Pajak; bahwa berdasarkan Argumentasi Argumentasi dan pertimbangan hukum tersebut di atas maka menurut Pemohon banding, Dasar Pengenaan Pajak yang dipergunakan oleh Terbanding telah keliru sehingga menurut Pemohon Banding Jumlah Pajak Yang Seharusnya Terutang adalah sebagai berikut : Uraian Semula (Rp Ditambah/ Dikurangi (Rp Menjadi (Rp a. PPN Kurang Bayar ( b. Sanksi Bunga Ps 13 (2 KUP ( c. Sanksi Kenaikan Ps 13 (3 KUP ( d. Jumlah PPN yang masih harus dibayar ( Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas berkas banding dan keterangan para pihak dalam persidangan, diketahui bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi positif Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai (DPP PPN masa Desember 2013 sebesar Rp ,00, yang tidak disetujui Pemohon Banding; bahwa koreksi DPP PPN a quo dilakukan Terbanding berdasarkan uji arus piutang, dimana dari hasil uji arus piutang tersebut diketahui adanya peredaran usaha yang belum dilaporkan; bahwa perincian uji arus piutang menurut Terbanding adalah sebagai berikut: Saldo Akhir Piutang Rp Penerimaan Kas/Bank Rp Rp Saldo Awal Piutang Rp Rp Penyesuaian Rp Peredaran Usaha termasuk PPN Rp PPN Rp Peredaran Usaha cfm. Terbanding Rp Peredaran Usaha cfm. Pemohon Banding Rp Selisih Rp bahwa atas Selisih Peredaran Usaha sebesar Rp ,00, Terbanding menemukan bahwa selisih tersebut karena adanya penerimaan di Bank Panin akun sebesar Rp ,00 dan penerimaan di Bank selain Bank panin sebesar Rp ,00 yang belum dilaporkan dalam peredaran usaha Pemohon Banding; bahwa rincian penerimaan dari Bank Panin akun adalah sebagai berikut: Tanggal Nilai (Rp 10 Mei Mei Juni Agustus Oktober Total atas rincian tersebut Terbanding melakukan koreksi Dasar pengenaan Pajak PPN berdasarkan masa dimana penerimaan tersebut diterima; bahwa atas selisih penerimaan dari bank selain Bank Panin sebesar Rp ,00 (Rp ,00 Rp ,00, Terbanding membagi koreksi DPP PPN nya rata kedalam setiap masa, dengan perhitungan selisih sebesar Rp ,00 dibagi dengan 12 sehingga menghasilkan nilai koreksi per masa sebesar Rp ,00;

6 bahwa dengan demikian menurut Terbanding koreksi peredaran usaha per Masa Pajak adalah sebagai berikut: Masa Pajak Rincian Koreksi DPP PPN Bank Panin Lain selain Total Koreksi Tanggal Nominal Bank Panin Januari Februari Maret April Mei 10/05/ /05/ Juni 14/06/ Juli Agustus 19/08/ September Oktober 09/10/ November Desember Total Koreksi bahwa menurut Pemohon Banding selisih sebesar Rp ,00 disebabkan karena adanya: 1. Penerimaan uang pinjaman dari pemegang saham sebesar Rp ,00; 2. Adanya kesalahan posting yang masuk ke piutang ekspor dengan jurnal nomor JU3639 tanggal 8 September 2013 yang merupakan penambahan piutang bukan penjualan sebesar Rp ,00; 3. Adanya pengembalian uang muka penjualan yang bukan merupakan pelunasan piutang usaha sebesar Rp ,00; dan 4. Selisih sebesar Rp ,00 yang belum diketahui sumbernya; bahwa berdasarkan informasi dari rekening Koran a quo diketahui bahwa Pemohon Banding selama bulan Mei sampai dengan Oktober 2013 terdapat mutasi uang keluar dan masuk dari pemegang saham dalam rangka pinjaman meminjam kepada pemegang saham; bahwa berdasarkan data di atas, Majelis telah memeriksa rekening Koran dan buktibukti terkait, diketahui bahwa selisih sebesar Rp ,00 bukan merupakan penerimaan dari piutang usaha tetapi merupakan penerimaan dari pengembalian pinjaman pemegang saham, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa selisih sebesar Rp ,00 merupakan uang masuk dari pengembalian pinjaman pemegang saham sehingga koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan; bahwa berdasarkan buku besar Piutang Dagang akun 1104 dan buku besar Bank Panin USD akun , diketahui bahwa dalam mutasi kredit buku besar Bank Panin terdapat pengkreditan (pengeluaran non Kas sebesar Rp ,00; bahwa berdasarkan data di atas Majelis telah memeriksa rekening Koran, buku besar, dan buktibukti terkait yang disampaikan, menurut Majelis, Pemohon Banding hanya menjelaskan sisi pengeluaran dari Buku Besar Bank Panin sebesar Rp ,00 dan menjelaskan adanya penambahan piutang karena jurnal JU3639, namun tidak menjelaskan sisi penerimaan dari Buku Besar Bank Panin tersebut (mutasi kredit rekening koran, sehingga penjelasan Pemohon Banding tersebut tidak menjelaskan penyebab dari kelebihan penerimaan berdasarkan arus piutang sebesar sebesar Rp ,00, dengan demikian Majelis tidak dapat meyakini kebenaran penjelasan Pemohon Banding; bahwa berdasarkan buku besar Uang Muka Penjualan akun 2102, buku besar Bank Panin IDR akun , dan Buku Besar Bank Mandiri IDR akun diketahui bahwa dalam mutasi kredit (pengeluaran buku besar Bank Panin IDR dan Bank Mandiri IDR terdapat mutasi kredit (pengeluaran dengan keterangan pembayaran komisi sebesar Rp ,00; bahwa berdasarkan data di atas Majelis telah memeriksa rekening Koran, buku besar, dan buktibukti terkait, menurut Majelis, Pemohon Banding hanya menjelaskan sisi pengeluaran dari Buku Besar Bank Panin sebesar Rp ,00 dan menjelaskan adanya pengurangan Uang Muka Penjualan akun 2102, namun tidak menjelaskan sisi penerimaan dari Buku Besar Bank Panin tersebut (mutasi kredit rekening koran, sehingga penjelasan Pemohon Banding tersebut tidak menjelaskan penyebab dari kelebihan penerimaan berdasarkan arus piutang sebesar sebesar Rp ,00, dengan

7 demikian Majelis tidak dapat meyakini kebenaran penjelasan Pemohon Banding; bahwa atas selisih sebesar Rp ,00, Pemohon Banding tidak dapat menjelaskan dan tidak dapat memberikan buktibukti pendukungnya bahwa selisih tersebut bukan merupakan penerimaan dari peredaran usaha, dengan demikian Majelis tetap mempertahankan selisih ini sebagai koreksi Peredaran Usaha; bahwa berdasarkan halhal tersebut di atas Majelis berpendapat bahwa atas koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha sebesar Rp ,00 tetap dipertahankan sebesar Rp ,00 dengan demikian, menurut Majelis koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN untuk setiap bulan menjadi sebesar Rp ,00 (Rp / 12 bulan; bahwa dengan demikian, menurut Majelis koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak PPN masa Desember 2013 sebesar Rp ,00 tetap dipertahankan; bahwa menurut Pasal 5 Ayat (1 Undangundang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman: Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilainilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat ; bahwa menurut Undangundang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak : Pasal 69 ayat (1e: bahwa alat bukti dapat berupa pengetahuan hakim, yang di Pasal 75 disebutkan adalah hal yang olehnya diketahui dan diyakini kebenarannya ; Pasal 78: "Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim"; Penjelasan Pasal 78 : "Keyakinan Hakim didasarkan pada penilaian pembuktian dan sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan ; bahwa berdasarkan buktibukti, dan penjelasan para pihak dalam persidangan serta ketentuanketentuan sebagaimana tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa koreksi positif Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai (DPP PPN masa Desember 2013 sebesar Rp ,00 tetap dipertahankan; Menimbang Menimbang Menimbang Menimbang Mengingat : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak; : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak; : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1 huruf a UndangUndang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, untuk Menolak banding Pemohon Banding; : UndangUndang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; Memutuskan : Menolak Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP00192/KEB/WPJ.24/2016 tanggal 26 Juli 2016, tentang keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2013 Nomor 00004/407/13/643/15 tanggal 05 Mei 2015, atas nama PT DSM; Demikian diputus di Surabaya berdasarkan Musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Kamis, tanggal 12 Oktober 2017dengan susunan Majelis IIIA sebagai berikut: Dr. Sartono, S.H., M.H., M.Si,. M.Z. Arifin, S.H., M.Kn.. Junaidi Eko Widodo, Ak., M.P.P yang dibantu oleh Drs. Tripto Tri Agustono, M.Si. sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti,

8 Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis IIIA Pengadilan Pajak pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Pemohon Banding maupunterbanding;